Lesley Hazleton: A "tourist" reads the Koran

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Anti Antono

Anda mungkin pernah mendengar

You may have heard about the Koran's idea of paradise

tentang gambaran Al-Quran tentang surga

being 72 virgins,

adalah 72 perawan.

Saya berjanji akan kembali ke soal perawan tersebut.

and I promise I will come back to those virgins.

Namun kenyataannya, kita yang tinggal di bagian barat laut (Amerika) ini

But in fact, here in the Northwest, we're living very close

hidup sangat dekat

to the real Koranic idea of paradise,

dengan gambaran Al-Quran yang sesungguhnya tentang surga

defined 36 times as "gardens watered by running streams."

yang disebutkan 36 kali

sebagai "taman yang dialiri air."

Since I live on a houseboat on the running stream of Lake Union,

Karena saya tinggal di rumah perahu di tengah aliran air di Danau Union,

hal ini masuk akal bagi saya.

this makes perfect sense to me.

But the thing is, how come it's news to most people?

Namun, mengapa hal ini menjadi berita baru bagi kebanyakan orang?

I know many well-intentioned non-Muslims

Saya tahu ada banyak non-muslim dengan maksud baik

who've begun reading the Koran, but given up,

mulai membaca Al-Quran, namun menyerah

disconcerted by its "otherness."

karena bingung akan keasingannya.

Sejarawan Thomas Carlyle

The historian Thomas Carlyle considered Muhammad

menganggap Muhammad adalah salah satu pahlawan terhebat di dunia

one of the world's greatest heroes,

yet even he called the Koran

bahkan dia pun menyebut Al-Quran

"Bacaan berat yang pernah saya baca,

"as toilsome reading as I ever undertook; a wearisome, confused jumble."

tulisan campur aduk yang melelahkan."

(Laughter)

(Tawa)

Salah satu masalahnya, menurut saya

Part of the problem, I think, is that we imagine

adalah kita menganggap bahwa Al-Quran dapat dibaca

that the Koran can be read as we usually read a book --

seperti kita membaca buku lainnya --

as though we can curl up with it on a rainy afternoon

ibarat kita dapat membukanya pada saat hujan di sore hari

with a bowl of popcorn within reach,

dengan semangkuk popcorn

as though God --

seolah-olah Tuhan --

and the Koran is entirely in the voice of God speaking to Muhammad --

Al-Quran adalah suara Tuhan yang berbicara melalui Muhammad --

sama dengan pengarang buku terlaris lainnya.

were just another author on the best-seller list.

Yet, the fact that so few people do actually read the Koran

Namun kenyataan bahwa begitu sedikit orang

yang benar-benar membaca Al-Quran

adalah alasan mengapa mudah sekali untuk mengutip --

is precisely why it's so easy to quote -- that is, to misquote.

lebih tepatnya, mengutip dengan keliru

(Laughter)

Frasa-frasa dan potongan-potongan dibawa keluar konteks,

Phrases and snippets taken out of context

in what I call the "highlighter version,"

sesuatu yang saya sebut "versi stabilo",

which is the one favored by both Muslim fundamentalists

yang disukai oleh kaum Muslim garis keras

and anti-Muslim Islamophobes.

dan anti-Muslim yang takut akan Islam.

Jadi musim semi yang lalu

So this past spring,

saat saya bersiap-siap

as I was gearing up to begin writing a biography of Muhammad,

untuk mulai menulis biografi Muhammad,

I realized I needed to read the Koran properly --

saya sadar bahwa saya perlu membaca Al-Quran dengan baik

sebaik yang saya bisa.

as properly as I could, that is.

Bahasa Arab saya sekarang sudah kurang fasih,

My Arabic is reduced by now to wielding a dictionary,

jadi harus menggunakan kamus,

so I took four well-known translations

maka saya ambil empat terjemahan terkenal

and decided to read them side by side, verse by verse,

dan saya putuskan untuk membacanya berdampingan

ayat per ayat

along with a transliteration and the original seventh-century Arabic.

bersama dengan transliterasinya

dan kitab bahasa Arab asli dari abad ketujuh.

Saya memiliki keuntungan.

Now, I did have an advantage.

My last book was about the story behind the Shi'a-Sunni split,

Buku terbaru saya

adalah tentang cerita di balik perpecahan Shia-Sunni,

and for that, I'd worked closely with the earliest Islamic histories,

untuk itu saya telah mempelajari sejarah awal Islam,

so I knew the events to which the Koran constantly refers,

jadi saya mengetahui peristiwa-peristiwa

yang diceritakan dalam Al-Quran terus menerus,

its frame of reference.

kerangka acuannya.

I knew enough, that is, to know that I'd be a tourist in the Koran --

Saya cukup tahu, yaitu untuk mengetahui

bahwa saya adalah turis di dalam Al-Quran --

an informed one,

turis yang telah mendapat informasi,

an experienced one, even,

yang berpengalaman,

but still an outsider,

namun saya tetap orang luar.

an agnostic Jew reading someone else's holy book.

seorang Yahudi yang agnostis

membaca kitab suci orang lain.

(Laughter)

(Tawa)

So I read slowly.

Jadi saya membaca perlahan-lahan

(Laughter)

(Tawa)

I'd set aside three weeks for this project,

Saya menyisihkan tiga minggu untuk proyek ini

and that, I think, is what is meant by "hubris" --

dan hal itu, saya pikir, sebuah kesombongan.

(Tawa)

(Laughter)

Karena ternyata saya menghabiskan tiga bulan.

because it turned out to be three months.

(Laughter)

I did resist the temptation to skip to the back,

Saya benar-benar menahan godaan untuk langsung membaca bagian belakang

di mana surat-suratnya lebih pendek dan lebih mistis.

where the shorter and more clearly mystical chapters are.

Namun setiap saat saya merasa bahwa saya mulai

But every time I thought I was beginning to get a handle on the Koran --

mendapatkan pegangan dalam membaca Al-Quran --

that feeling of "I get it now" --

perasaan "Saya mengerti sekarang" --

rasa itu akan pergi dalam semalam.

it would slip away overnight,

Dan saya akan kembali di pagi hari

and I'd come back in the morning,

wondering if I wasn't lost in a strange land.

bertanya-tanya apakah saya tidak tersesat di daerah asing.

Namun medannya ternyata cukup saya kenal.

And yet, the terrain was very familiar.

The Koran declares that it comes to renew the message

Al-Quran menyatakan bahwa kedatangannya

adalah untuk memperbaharui pesan dari Kitab Taurat dan Alkitab.

of the Torah and the Gospels.

So one-third of it reprises the stories of Biblical figures

Jadi sepertiga dari isinya

mengulang kembali kisah-kisah dari tokoh-tokoh Alkitab

like Abraham, Moses, Joseph, Mary, Jesus.

seperti Abraham (Ibrahim), Musa,

Yusuf, Maria (Maryam), Yesus (Isa Al-Masih).

Tuhan sendiri terdengar akrab

God himself was utterly familiar

from his earlier manifestation as Yahweh,

dari manifestasi awalnya sebagai Yahwe --

jealously insisting on no other gods.

yang cemburu dan bersikeras bahwa tidak ada tuhan yang lain.

The presence of camels, mountains, desert wells and springs

Keberadaan unta, pegunungan,

sumur di padang gurun dan mata air

took me back to the year I spent wandering the Sinai Desert.

membawa saya kembali ke tahun ketika

saya bertualang di Gurun Sinai.

Dan juga tentang bahasanya

And then there was the language, the rhythmic cadence of it,

iramanya

reminding me of evenings spent listening to Bedouin elders

yang mengingatkan saya akan sore hari saat saya mendengarkan para tetua Bedouin

membawakan puisi naratif berjam-jam

recite hours-long narrative poems

tanpa teks

entirely from memory.

Dan saya mulai mengerti

And I began to grasp why it's said

mengapa dikatakan

that the Koran is really the Koran only in Arabic.

bahwa Al-Quran adalah Al-Quran yang sesungguhnya

hanya dalam bahasa Arab.

Take the Fatihah, the seven-verse opening chapter

Ambil contoh Faatihah,

surat pembuka yang terdiri dari tujuh ayat

that is the Lord's Prayer and the Shema Yisrael of Islam combined.

yang merupakan versi Islamnya doa Bapa Kami (Nasrani) dan doa Shema Israel (Yahudi) digabungkan.

It's just 29 words in Arabic,

Surat Fatihah hanya memiliki 29 kata dalam bahasa Arab,

namun dalam terjemahannya menjadi 65 hingga 72 kata.

but anywhere from 65 to 72 in translation.

Namun semakin anda menambahkan,

And yet the more you add, the more seems to go missing.

semakin banyak yang menghilang.

Bahasa Arab pantasnya didengungkan,

The Arabic has an incantatory, almost hypnotic quality

sifatnya hampir menghipnotis

that begs to be heard rather than read,

lebih ingin didengar daripada dibaca,

dirasakan ketimbang dianalisis.

felt more than analyzed.

It wants to be chanted out loud,

Bahasa yang ingin dibacakan dengan lantang

to sound its music in the ear and on the tongue.

untuk menyuarakan musiknya di telinga dan lidah.

Jadi Al-Quran dalam bahasa Inggris

So the Koran in English is a kind of shadow of itself,

adalah bayangan dari buku itu sendiri

or as Arthur Arberry called his version,

seperti Arthur Arberry menyebut versinya sebagai

"an interpretation."

"sebuah interpretasi."

But all is not lost in translation.

Namun semua tidak hilang di dalam terjemahannya.

Seperti yang dijanjikan Al-Quran, ada hadiah bagi kesabaran,

As the Koran promises, patience is rewarded,

and there are many surprises --

dan ada banyak kejutan --

a degree of environmental awareness, for instance,

sebagai contoh kesadaran lingkungan

and of humans as mere stewards of God's creation,

bahwa manusia hanyalah pengurus dari ciptaan Tuhan,

yang tidak tertandingi di dalam Alkitab.

unmatched in the Bible.

And where the Bible is addressed exclusively to men,

Dan jika Alkitab diarahkan pada pria secara eksklusif

using the second- and third-person masculine,

dengan menggunakan kata ganti orang pria,

Al-Quran mengikutsertakan wanita --

the Koran includes women --

talking, for instance,

sebagai contoh, meyebutkan

of believing men and believing women,

laki-laki yang beriman dan perempuan yang beriman --

honorable men and honorable women.

laki-laki terhormat dan perempuan terhormat.

Or take the infamous verse about killing the unbelievers.

Atau ambil contoh ayat terkenal

tentang pembunuhan kaum kafir.

Ya, Al-Quran mengatakannya,

Yes, it does say that,

but in a very specific context:

namun dalam kasus yang sangat spesifik:

the anticipated conquest of the sanctuary city of Mecca,

untuk mengantisipasi penaklukan

kota suci Mekkah.

where fighting was usually forbidden.

di mana bertempur biasanya dilarang.

And the permission comes hedged about with qualifiers.

Dan ijin itu memiliki beberapa syarat.

Not "You must kill unbelievers in Mecca,"

Bukan Anda harus membunuh orang kafir di Mekkah,

but you can, you are allowed to,

tapi Anda boleh, Anda diijinkan,

but only after a grace period is over,

namun hanya setelah masa tenang berakhir

and only if there's no other pact in place,

dan hanya jika tidak ada lagi perjanjian damai lainnya

and only if they try to stop you getting to the Kaaba,

dan hanya jika mereka mencoba menghentikan Anda dari mendatangi Ka'bah,

and only if they attack you first.

dan hanya jika mereka menyerang Anda terlebih dahulu.

And even then -- God is merciful;

Dan bahkan -- Tuhan Maha Pengampun,

pengampunan itu agung --

forgiveness is supreme --

and so, essentially,

sehingga, pada dasarnya,

better if you don't.

lebih baik Anda tidak melakukannya.

(Laughter)

(Tawa)

This was perhaps the biggest surprise --

Mungkin ini adalah kejutan yang paling besar --

how flexible the Koran is,

yaitu betapa luwesnya Al-Quran,

at least in minds that are not fundamentally inflexible.

setidaknya bagi pikiran-pikiran yang

pada dasarnya tidak kaku.

"Some of these verses are definite in meaning," it says,

"Beberapa ayat ini memiliki makna yang pasti,

dan ayat lainnya bermakna ambigu.

"and others are ambiguous."

Kebusukan hati

The perverse at heart will seek out the ambiguities,

akan mencari kata-kata ambigu ini

trying to create discord by pinning down meanings of their own.

mencoba menciptakan perselisihan

dengan menyisipkan interpretasi mereka sendiri.

Only God knows the true meaning.

Hanya Tuhan yang tahu arti sesungguhnya."

The phrase "God is subtle" appears again and again,

Frasa "Tuhan itu halus"

muncul berulang-ulang.

and indeed, the whole of the Koran is far more subtle

Dan memang, seluruh isi Al-Quran jauh lebih halus

than most of us have been led to believe.

daripada yang telah diajarkan kepada kita untuk dipercaya.

Sebagai contoh,

As in, for instance, that little matter of virgins and paradise.

hal kecil ini

tentang perawan dan surga.

Old-fashioned orientalism comes into play here.

Budaya oriental kuno bermain di sini.

The word used four times is "houris,"

Kata yang digunakan sebanyak empat kali ini

adalah Houris,

yang diterjemahkan sebagai

rendered as dark-eyed maidens with swelling breasts,

gadis bermata gelap dengan payudara besar,

or as fair, high-bosomed virgins.

atau sebagai perawan cantik berdada besar.

Namun yang ada dalam bahasa Arab aslinya

Yet all there is in the original Arabic is that one word: houris.

hanya satu kata itu: Houris.

Not a swelling breast or high bosom in sight.

Bukan payudara besar ataupun dada besar dalam arti sebenarnya.

(Laughter)

(Tawa)

Now this may be a way of saying "pure beings," like in angels,

Ini mungkin sebuah cara untuk mengucapkan

makhluk suci -- seperti malaikat --

atau seperti kata Yunani "Kouros" atau "Kórē",

or it may be like the Greek "kouros" or "kore,"

kemudaan abadi.

an eternal youth.

But the truth is, nobody really knows.

Namun kenyataannya tidak ada yang benar-benar tahu,

And that's the point.

dan itulah maksudnya.

Because the Koran is quite clear

Karena Al-Quran cukup jelas

when it says that you'll be "a new creation in paradise,"

saat berkata bahwa anda akan menjadi

"ciptaan baru di surga

and that you will be "recreated in a form unknown to you,"

dan anda akan diciptakan kembali

dalam bentuk yang anda tidak ketahui,"

which seems to me a far more appealing prospect

yang bagi saya adalah prospek yang jauh lebih menarik

than a virgin.

daripada perawan.

(Laughter)

(Tawa)

And that number 72 never appears.

Dan angka 72 itu tidak pernah muncul.

There are no 72 virgins in the Koran.

Tidak ada 72 perawan

di dalam Al-Quran.

That idea only came into being 300 years later,

Gagasan itu baru muncul 300 tahun kemudian,

and most Islamic scholars see it as the equivalent

dan kebanyakan sarjana Islam melihatnya sebagai bentuk lain dari

of people with wings sitting on clouds and strumming harps.

orang bersayap yang duduk di awan

dan memetik harpa.

Paradise is quite the opposite.

Surga ternyata adalah hal yang sebaliknya.

Bukan tentang keperawanan,

It's not virginity;

it's fecundity;

Namun tentang kesuburan,

it's plenty.

kelimpahan,

Sebuah taman yang

It's gardens watered by running streams.

dialiri air.

Terima kasih.

Thank you.

(Applause)

(Tepuk tangan)