A day in the life of an ancient Egyptian doctor - Elizabeth Cox

Translator: Rahayu Nur Hidayah Reviewer: Made Pramana

It’s another sweltering morning in Memphis, Egypt.

Satu pagi yang terik di Memphis, Mesir, seperti hari-hari biasa.

As the sunlight brightens the Nile, Peseshet checks her supplies.

Saat sinar matahari menerangi Sungai Nil, Peseshet memeriksa persediaannya.

Honey,

garlic,

Madu,

bawang putih,

cumin,

jinten,

acacia leaves,

daun akasia,

cedar oil.

minyak cedar.

She’s well stocked with the essentials she needs to treat her patients.

Semua bahan-bahan penting untuk merawat pasiennya sudah ia bawa.

Peseshet is a swnw, or a doctor.

Dia adalah seorang "swnw", atau seorang dokter.

In order to become one,

Untuk menjadi dokter,

she had to train as a scribe

dia harus berlatih sebagai juru tulis

and study the medical papyri stored at the Per Ankh, the House of Life.

dan mempelajari papirus medis yang disimpan di Per Ankh, Rumah Kehidupan.

Now, she teaches her own students there.

Sekarang, dia mengajar muridnya sendiri di sana.

Before teaching, Peseshet has a patient to see.

Sebelum mengajar, Peseshet punya pasien yang akan ditemui.

One of the workers at the temple construction site has injured his arm.

Salah satu pekerja di tempat konstruksi kuil sedang terluka pada tangannya.

When Peseshet arrives,

Ketika Peseshet tiba,

the laborer’s arm is clearly broken,

tangan pekerja itu patah,

and worse, the fracture is a sed, with multiple bone fragments.

dan lebih buruk, patah tulangnya adalah "sed", dengan banyak pecahan tulang.

Peseshet binds and immobilizes the injury.

Peseshet mengikat dan menstabilkan cedera itu.

Her next stop is the House of Life.

Pemberhentian selanjutnya adalah Rumah Kehidupan.

On her way, a woman intercepts Peseshet in the street.

Dalam perjalanannya, seorang wanita mencegat Peseshet di jalan.

The woman’s son has been stung by a scorpion.

Putranya disengat kalajengking.

Peseshet has seen many similar stings and knows exactly what to do.

Peseshet sudah banyak melihat hal serupa dan tahu persis apa yang harus dilakukan.

She must say an incantation to cast the poison out.

Dia harus merapalkan mantra untuk mengeluarkan bisanya.

She begins to recite the spell,

Dia mulai membaca mantranya,

invoking Serqet, patron of physicians and goddess of venomous creatures.

memohon pada Serqet, pelindung para dokter dan dewi makhluk berbisa.

Peseshet recites the spell as if she is Serqet.

Peseshet membacakan mantra seolah-olah dia adalah Serqet.

This commanding approach has the greatest chance at success.

Pendekatan kuat ini memiliki peluang terbesar untuk sukses.

After she utters the last line,

Setelah mengucap baris terakhir,

she tries to cut the poison out with a knife for good measure.

dia mencoba memotong keluar bisanya dengan pisau sebagai langkah berikutnya.

Peseshet packs up to leave, but the woman has another question.

Peseshet berkemas untuk pergi, tapi wanita itu punya pertanyaan lain.

She wants to find out if she is pregnant.

Dia ingin tahu apakah dia sedang hamil.

Peseshet explains her fail-safe pregnancy test:

Peseshet menjelaskan tes kehamilannya yang anti-gagal:

plant two seeds: one barley, one emmer.

tanam dua benih: satu jelai, satu gandum emmer

Then, urinate on the seeds every day.

Lalu, kencingi benih-benih itu tiap hari.

If the plants grow, she’s pregnant.

Jika tanaman itu tumbuh, dia hamil.

A barley seedling predicts a baby boy,

Benih jelai meramalkan bayi laki-laki,

while emmer foretells a girl.

sementara emmer meramalkan anak perempuan.

Peseshet also recommends a prayer to Hathor, goddess of fertility.

Peseshet juga menyarankan doa pada Hathor, dewi kesuburan.

When Peseshet finally arrives at the House of Life,

Ketika Peseshet akhirnya tiba di Rumah Kehidupan,

she runs into the doctor-priest Isesi.

dia bertemu dokter-pendeta bernama Isesi.

She greets Isesi politely, but she thinks priests are very full of themselves.

Dia menyapa sopan Isesi, tapi dia pikir pendeta itu sangat sombong

She doesn’t envy Isesi’s role as neru pehut,

Dia tidak iri pada peran Isesi sebagai "neru pehut",

which directly translates to herdsman of the anus to the royal family,

yang secara langsung diterjemahkan sebagai penggembala anus di keluarga kerajaan,

or, guardian of the royal anus.

atau penjaga anus kerajaan.

Inside, the House of Life is bustling as usual with scribes,

Di dalam, Rumah Kehidupan ramai seperti biasa dengan para juru tulis,

priests,

pendeta,

doctors,

dokter,

and students.

dan siswa.

Papyri containing all kinds of records, not just medical information,

Papirus berisi semua jenis catatan, bukan hanya informasi medis,

are stored here.

disimpan di sana.

Peseshet’s son Akhethetep is hard at work copying documents

Putra Peseshet, Akhethetep sedang tekun menyalin dokumen

as part of his training to become a scribe.

sebagai bagian dari pelatihannya menjadi juru tulis.

He’s a particularly promising student,

Dia adalah siswa yang sangat menjanjikan,

but he was admitted to study because Peseshet is a scribe,

tetapi dia diterima untuk belajar karena Peseshet adalah juru tulis,

as was her father before her.

seperti ayah Peseshet sebelumnya.

Without family in the profession,

Tanpa keluarga di profesi itu,

it’s very difficult for boys, and impossible for girls,

sangat sulit untuk anak laki-laki, dan mustahil bagi anak perempuan,

to pursue this education.

untuk mengikuti pendidikan ini.

Peseshet oversees all the female swnws and swnws-in-training in Memphis.

Peseshet mengawasi semua wanita swnws dan swnws yang dalam pelatihan di Memphis.

The men have their own overseer,

Para lelaki punya pengawas mereka sendiri,

as the male doctors won’t answer to a woman.

karena dokter laki-laki tidak akan mendengarkan seorang wanita.

Today, Peseshet teaches anatomy.

Hari ini, Peseshet mengajar anatomi.

She quizzes her students on the metu,

Dia menguji murid-muridnya tentang metu,

the body’s vessels that transport blood,

pembuluh tubuh yang mengangkut darah,

air,

urine,

udara,

air kencing,

and even bad spirits.

dan bahkan roh jahat.

Peseshet is preparing to leave

Peseshet bersiap pulang

when a pale, thin woman accosts her at the door and begs to be examined.

ketika seorang wanita yang pucat dan kurus mendekatinya di pintu dan minta diperiksa.

The woman has a huge, sore lump under her arm.

Wanita itu punya benjolan yang sakit dan besar di bawah lengannya.

Peseshet probes the growth and finds it cool to the touch

Peseshet memeriksa benjolan itu dan rasanya dingin ketika disentuh

and hard like an unripe hemat fruit.

dan keras seperti buah "hemat" yang belum masak.

She has read about ailments like this, but never seen one.

Dia sudah baca tentang penyakit ini, tapi tak pernah melihatnya.

For this tumor there is no treatment, medicine or spell.

Untuk tumor ini tidak ada perawatan, obat ataupun mantra.

All the texts give the same advice: do nothing.

Semua teks memberikan saran yang sama: tidak melakukan apapun.

After delivering the bad news, Peseshet goes outside.

Setelah mengucapkan berita buruk itu, Peseshet pergi ke luar.

She lingers on the steps of the House of Life,

Dia berlama-lama di anak tangga Rumah Kehidupan,

admiring the city at dusk.

mengagumi kota pada senja hari.

In spite of all her hard work,

Terlepas dari semua kerja kerasnya,

there will always be patients she can’t help,

selalu ada pasien yang tidak bisa ia tolong.

like the woman with the tumor.

seperti wanita dengan tumor itu.

They linger with her, but Peseshet has no time to dwell.

Dia memikirkan mereka lama, tapi Peseshet tidak bisa berlama-lama.

In a few short weeks,

Dalam beberapa minggu,

the Nile’s annual flooding will begin,

banjir tahunan Nil akan dimulai,

bringing life to the soil for the next year’s harvest

membawa kehidupan ke tanah untuk panen tahun depan

and a whole new crop of patients.

dan calon pasien baru.