Shilo Shiv Suleman: Using tech to enable dreaming

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Alia Makki

My story begins right here actually in Rajasthan

Sebenarnya kisah saya dimulai di sini di Rajasthan

about two years ago.

sekitar dua tahun yang lalu.

I was in the desert, under the starry skies

Saya sedang berada di gurun, di bawah langit berbintang

with the Sufi singer Mukhtiar Ali.

dengan sang penyanyi Sufi Mukhtiar Ali.

And we were in conversation

Dan kami berbicara

about how nothing had changed

tentang bagaimana tidak ada yang berubah

since the time of the ancient Indian epic "The Mahabharata."

sejak jaman epos India kuno "Mahabharata."

So back in the day, when us Indians wanted to travel

Saat itu, saat kita, orang India, hendak bepergian

we'd jump into a chariot and we'd zoom across the sky.

kita naik kereta kuda dan melintasi langit.

Now we do the same with airplanes.

Kini kita melakukannya dengan pesawat udara.

Back then,

Saat itu,

when Arjuna, the great Indian warrior prince,

ketika Arjuna, ksatria pangeran India yang luar biasa

when he was thirsty, he'd take out a bow,

merasa haus, dia mengambil busur,

he'd shoot it into the ground and water would come out.

lalu melepaskan anak panah ke tanah dan air akan keluar.

Now we do the same

Kini kita melakukannya

with drills and machines.

dengan bor dan mesin.

The conclusion that we came to

Kesimpulan yang kami ambil

was that magic had been replaced

adalah bahwa keajaiban telah digantikan

by machinery.

oleh mesin-mesin.

And this made me really sad.

Dan hal ini membuat saya sedih.

I found myself becoming a little bit of a technophobe.

Saya menyadari saya menjadi sedikit anti teknologi.

I was terrified by this idea

Saya takut akan gagasan

that I would lose the ability

bahwa saya akan kehilangan kemampuan

to enjoy and appreciate the sunset

untuk menikmati dan menghargai matahari terbenam

without having my camera on me, without tweeting it to my friends.

tanpa kamera saya, tanpa menulis kicauan kepada teman-teman saya.

And it felt like technology

Dan saya rasa seharusnya teknologi

should enable magic, not kill it.

membolehkan adanya keajaiban, bukan membunuhnya.

When I was a little girl,

Saat saya masih kecil,

my grandfather gave me his little silver pocket watch.

kakek saya memberikan jam saku perak kecil ini.

And this piece of 50-year-old technology

Dan kepingan teknologi berusia 50 tahun ini

became the most magical thing to me.

menjadi hal yang paling ajaib bagi saya.

It became a gilded gateway

Jam saku ini menjadi gerbang

into a world full of pirates and shipwrecks

menuju dunia yang penuh bajak laut dan rongsokan kapal

and images in my imagination.

dan gambaran dalam imajinasi saya.

So I felt like our cellphones

Jadi saya merasa ponsel kita,

and our fancy watches and our cameras

jam-jam tangan kita, dan kamera-kamera kita

had stopped us from dreaming.

telah menghentikan kita dari bermimpi.

They stopped us from being inspired.

Semua itu menghentikan kita dari terilhami.

And so I jumped in, I jumped into this world of technology,

Lalu saya masuk ke dalam dunia teknologi ini untuk melihat

to see how I could use it to enable magic

bagaimana saya dapat menggunakannya untuk membolehkan adanya keajaiban

as opposed to kill it.

bukan membunuhnya.

I've been illustrating books since I was 16.

Saya telah mengilustrasi buku sejak berusia 16 tahun.

And so when I saw the iPad,

Lalu saat saya melihat iPad,

I saw it as a storytelling device

saya melihatnya sebagai perangkat untuk bercerita

that could connect readers all over the world.

yang dapat menghubungkan para pembaca di seluruh dunia.

It can know how we're holding it.

iPad bisa tahu bagaimana kita memegangnya,

It can know where we are.

di mana kita berada,

It brings together image and text

dan dapat membawa serta gambar, naskah,

and animation and sound and touch.

animasi, suara, dan sentuhan bersama.

Storytelling is becoming

Bercerita menjadi

more and more multi-sensorial.

semakin multi-indera.

But what are we doing with it?

Lalu apa yang akan kita lakukan dengan iPad?

So I'm actually just going to go in and launch Khoya,

Jadi saya akan membuka program Khoya,

an interactive app for the iPad.

aplikasi interaktif pada iPad.

So it says, "Place your fingers

Lalu katanya, "Letakkan jari Anda

upon each light."

pada setiap cahaya."

And so --

Kemudian --

(Music)

(Musik)

It says, "This box belongs to ... "

Katanya "Kotak ini milik ... "

And so I type in my name.

Jadi saya menulis nama saya.

And actually I become a character in the book.

Dan saya menjadi tokoh di dalam buku ini.

At various points, a little letter drops down to me --

Dalam berbagai titik, saya menerima surat singkat --

and the iPad knows where you live because of GPS --

dan iPad tahu di mana saya tinggal dari GPS --

which is actually addressed to me.

yang sebenarnya dialamatkan kepada saya.

The child in me is really excited

Anak kecil dalam diri saya sangat senang

by these kinds of possibilities.

akan kemungkinan-kemungkinan seperti ini.

Now I've been talking a lot about magic.

Kini saya sudah banyak bicara tentang keajaiban.

And I don't mean wizards and dragons,

Maksud saya bukan penyihir dan naga.

I mean the kind of childhood magic,

Maksud saya sejenis keajaiban masa kanak-kanak

those ideas that we all harbored as children.

gagasan yang kita semua pendam sebagai anak-anak.

This idea of fireflies in a jar, for some reason,

Gagasan akan kunang-kunang di dalam toples,

was always really exciting to me.

karena beberapa sebab sangat menyenangkan bagi saya.

And so over here you need to tilt your iPad,

Dan di sini Anda harus memiringkan iPad Anda

take the fireflies out.

dan mengeluarkan kunang-kunangnya.

And they actually illuminate your way through the rest of the book.

Dan kunang-kunang itu menerangi jalan Anda menuju akhir buku.

Another idea that really fascinated me as a child

Gagasan lain yang menarik saya sebagai anak-anak

was that an entire galaxy could be contained

yaitu bahwa seluruh galaksi dapat dimasukkan

within a single marble.

ke dalam sebuah kelereng.

And so over here,

Jadi di sini

each book and each world

setiap buku dan setiap dunia

becomes a little marble

menjadi kelereng kecil

that I drag in

yang saya gerakkan

to this magical device within the device.

menuju perangkat ajaib di dalam perangkat ini.

And it opens up a map.

Dan sebuah peta akan terbuka.

All along, all fantasy books have always had maps,

Selama ini, buku-buku fantasi selalu memiliki peta

but these maps have been static.

namun peta-peta ini tidak bergerak.

This is a map that grows and glows

inilah peta yang tumbuh dan bercahaya

and becomes your navigation for the rest of the book.

menerangi dan memandu Anda menelusuri sisa buku ini.

It reveals itself to you at certain points in the book as well.

Peta ini juga mengungkapkan hal-hal tertentu di dalam buku ini.

So I'm just going to enter in.

Jadi saya akan masuk ke dalamnya.

Another thing that's actually really important to me

Hal lain yang sebenarnya sangat penting bagi saya

is creating content that is Indian

adalah membuat sesuatu yang berbau India

and yet very contemporary.

namun sangat modern.

Over here, these are the Apsaras.

Di sini ada Apsaras.

So we've all heard about fairies and we've all heard about nymphs,

Kita semua telah mendengar tentang peri dan bidadari,

but how many people outside of India

namun berapa banyak orang di luar India

know about their Indian counterparts, the Apsaras?

yang tahu tentang versi Indianya, Apsaras?

These poor Apsaras have been trapped inside Indra's chambers for thousands of years

Apsaras yang malang ini telah terperangkap di India selama ribuan tahun

in an old and musty book.

dalam buku-buku tua dan bulukan.

And so we're bringing them back

Jadi kami membawa mereka kembali

in a contemporary story for children.

dalam kisah-kisah modern bagi anak-anak.

And a story that actually deals with new issues

Dan kisah yang sebenarnya berhubungan dengan isu-isu hangat

like the environmental crisis.

seperti krisis lingkungan.

(Music)

(Musik)

Speaking of the environmental crisis,

Berbicara mengenai krisis lingkungan,

I think a big problem has been in the last 10 years

saya rasa masalah besar yang ada selama 10 tahun terakhir

is that children have been locked inside their rooms,

adalah anak-anak terkunci di dalam kamar mereka

glued to their PCs, they haven't been able to get out.

melekat pada komputer mereka, dan tidak dapat keluar.

But now with mobile technology,

Namun kini dengan teknologi bergerak,

we can actually take our children outside into the natural world

kita dapat membawa anak-anak kita ke dunia alami

with their technology.

dengan teknologi mereka.

One of the interactions in the book

Salah satu interaksi di dalam buku ini

is that you're sent off on this quest

adalah Anda dikirim ke dalam sebuah petualangan

where you need to go outside,

di mana Anda harus keluar,

take out your camera on the iPad

membawa kamera pada iPad Anda

and collect pictures of different natural objects.

dan mengumpulkan gambar dari berbagai macam objek alami.

When I was a child, I had multiple collections

Ketika saya masih anak-anak, saya memiliki banyak kumpulan

of sticks and stones and pebbles and shells.

ranting, batuan, kerikil, dan kerang.

And somehow kids don't do that anymore.

Dan entah mengapa anak-anak tidak melakukannya lagi.

So in bringing back this childhood ritual,

Jadi untuk mengembalikan kegiatan masa kanak-kanak itu

you need to go out

Anda harus keluar,

and, in one chapter, take a picture of a flower

dan pada satu bab, mengambil gambar bunga

and then tag it.

dan menandainya.

In another chapter, you need to take a picture of a piece of bark

Pada bab yang lain, Anda harus mengambil gambar kulit pohon

and then tag that.

dan menandainya.

And what happens

Dan yang terjadi

is that you actually create a digital collection of photographs

adalah Anda sebenarnya membuat koleksi digital dari foto

that you can then put up online.

yang dapat Anda buat online.

A child in London puts up a picture of a fox

Seorang anak di London mengambil gambar seekor rubah

and says, "Oh, I saw a fox today."

dan berkata, "Oh, saya melihat rubah hari ini."

A child in India says, "I saw a monkey today."

Seorang anak di India berkata, "Saya melihat monyet hari ini."

And it creates this kind of social network

Hal ini menciptakan sejenis jejaring sosial

around a collection of digital photographs

pada koleksi dari foto-foto digital

that you've actually taken.

yang Anda ambil.

In the possibilities of linking together

Dengan membuka peluang untuk menggabungkan

magic, the earth and technology,

keajaiban, tanah, dan teknologi

there are multiple possibilities.

ada berbagai peluang.

In the next book, we plan on having an interaction

Dalam buku berikutnya, kami berencana membuat interaksi

where you take your iPad out with the video on

di mana Anda membawa keluar iPad Anda dengan video

and through augmented reality,

tentang realitas berganda,

you see this layer of animated pixies

Anda melihat lapisan dari peri-peri animasi ini

appear on a houseplant that's outside your house.

muncul pada tanaman di luar rumah Anda.

At one point, your screen is filled up with leaves.

Pada suatu ketika, layar Anda dipenuhi dedaunan.

And so you need to make the sound of wind and blow them away

Sehingga Anda harus membuat suara angin dan meniup daun-daun itu

and read the rest of the book.

dan membaca sisa buku itu.

We're moving, we're all moving here,

Kita berpindah, kita semua berpindah

to a world where the forces of nature

ke dunia di mana kekuatan alam

come closer together to technology,

lebih dekat dengan teknologi

and magic and technology can come closer together.

dan keajaiban dan teknologi dapat menjadi lebih dekat.

We're harnessing energy from the sun.

Kita dapat memanfaatkan energi dari cahaya matahari.

We're bringing our children and ourselves

Kita membawa diri kita dan anak-anak kita

closer to the natural world

lebih dekat kepada dunia alam

and that magic and joy

serta keajaiban dan kegembiraan

and childhood love that we had

dan kecintaan masa kanak-kanak yang kita miliki

through the simple medium of a story.

melalui media bercerita yang sederhana.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)