Kate Hartman: The art of wearable communication

Translator: Ade Indarta Reviewer: Antonius Yudi Sendjaja

My name is Kate Hartman.

Nama saya Kate Hartman.

And I like to make devices

Saya ingin membuat peralatan

that play with the ways

yang memainkan cara kita

that we relate and communicate.

berhubungan dan berkomunikasi.

So I'm specifically interested in how we, as humans,

Saya terutama tertarik dengan cara kita, sebagai manusia,

relate to ourselves, each other

berhubungan dengan diri kita, dengan orang lain

and the world around us.

dan dengan dunia di sekitar kita.

(Laughter)

(Suara tawa)

So just to give you a bit of context,

Jadi sedikit mengenai konteksnya,

as June said, I'm an artist, a technologist and an educator.

seperti kata June, saya seorang artis, teknolog, dan pengajar.

I teach courses in physical computing

Saya mengajar di bidang komputasi fisik

and wearable electronics.

dan alat-alat elektronik yang bisa dikenakan.

And much of what I do is either wearable

Sebagian besar yang saya buat bisa dikenakan

or somehow related to the human form.

atau terkait dengan bentuk manusia.

And so anytime I talk about what I do,

Jadi setiap kali saya berbicara tentang pekerjaan saya,

I like to just quickly address

saya ingin membahas sedikit

the reason why bodies matter.

tentang mengapa tubuh manusia itu penting.

And it's pretty simple.

Sederhana saja.

Everybody's got one -- all of you.

Semua orang punya -- semuanya.

I can guarantee, everyone in this room,

Saya jamin, semua orang di ruangan ini,

all of you over there, the people in the cushy seats,

semua yang ada di sana, yang duduk di kursi empuk,

the people up top with the laptops --

yang ada di atas dengan laptopnya --

we all have bodies.

kita semua punya tubuh.

Don't be ashamed.

Tidak perlu malu.

It's something that we have in common

Itulah kesamaan kita semua

and they act as our primary interfaces for the world.

dan tubuh berfungsi sebagai antarmuka utama kita dengan dunia.

And so when working as an interaction designer,

Jadi saat bekerja sebagai perancang interaksi,

or as an artist who deals with participation --

atau sebagai seniman yang menggarap masalah partisipasi --

creating things that live on, in or around the human form --

membuat benda yang hidup pada, di dalam, atau di sekitar tubuh manusia --

it's really a powerful space to work within.

tubuh adalah ruang yang sangat dahsyat untuk digarap.

So within my own work,

Jadi dalam karya saya sendiri,

I use a broad range of materials and tools.

saya menggunakan berbagai macam bahan dan peralatan.

So I communicate through everything from radio transceivers

Saya berkomunikasi melalui segalanya, mulai dari pemancar radio

to funnels and plastic tubing.

sampai corong dan tabung plastik.

And to tell you a bit about the things that I make,

Sedikit cerita tentang benda-benda yang saya buat,

the easiest place to start the story

paling mudah untuk memulai cerita ini

is with a hat.

dengan sebuah topi.

And so it all started several years ago,

Hal ini diawali beberapa tahun yang lalu,

late one night when I was sitting on the subway, riding home,

saat itu larut malam, saya duduk di dalam kereta hendak pulang,

and I was thinking.

dan saya berpikir.

And I tend to be a person who thinks too much and talks too little.

Saya orang yang cenderung lebih banyak berpikir daripada berbicara.

And so I was thinking about how it might be great

Jadi saya berpikir, betapa hebatnya

if I could just take all these noises --

kalau saya bisa mengumpulkan suara-suara ini --

like all these sounds of my thoughts in my head --

suara pikiran-pikiran yang ada di kepala saya --

if I could just physically extricate them

jika saya bisa mengeluarkan semua itu

and pull them out in such a form

dan menariknya sedemikian rupa

that I could share them with somebody else.

sehingga saya bisa membagikannya ke orang lain.

And so I went home, and I made a prototype of this hat.

Saya pun pulang ke rumah, dan membuat purwarupa topi ini.

And I called it the Muttering Hat,

Saya menyebutnya Topi Bergumam,

because it emitted these muttering noises

karena topi ini mengeluarkan suara gumaman

that were kind of tethered to you,

yang seakan-akan terikat pada Anda,

but you could detach them

tapi bisa Anda lepaskan

and share them with somebody else.

dan bagikan ke orang lain.

(Laughter)

(Suara tawa)

So I make other hats as well.

Saya membuat topi yang lain juga.

This one is called the Talk to Yourself Hat.

Ini saya sebut Topi Ngobrol Sendiri.

(Laughter)

(Suara tawa)

It's fairly self-explanatory.

Cukup jelas.

It physically carves out conversation space for one.

Topi ini menyediakan ruang fisik untuk bercakap-cakap sendiri.

And when you speak out loud,

Jika Anda berbicara keras,

the sound of your voice is actually channeled back into your own ears.

suara Anda akan disalurkan kembali ke telinga Anda sendiri.

(Laughter)

(Suara tawa)

And so when I make these things,

Jadi ketika saya membuat benda-benda ini,

it's really not so much about the object itself,

tujuannya bukan hanya pada benda ini sendiri,

but rather the negative space around the object.

tapi lebih pada ruang kosong yang ada di sekitar benda itu.

So what happens when a person puts this thing on?

Apa yang terjadi ketika seseorang mengenakan ini?

What kind of an experience do they have?

Apa pengalaman yang akan mereka dapatkan?

And how are they transformed by wearing it?

Bagaimana mereka berubah karena mengenakannya?

So many of these devices

Sebagian besar alat-alat ini

really kind of focus on the ways in which we relate to ourselves.

benar-benar berfokus pada cara kita berhubungan dengan diri sendiri.

So this particular device is called the Gut Listener.

Alat ini disebut Pendengar Kata Hati.

And it is a tool

Ini alat yang membuat

that actually enables one

seseorang mendengarkan

to listen to their own innards.

kata hati mereka sendiri.

(Laughter)

(Suara tawa)

And so some of these things

Sebagian dari alat-alat ini

are actually more geared toward expression and communication.

sebenarnya ditujukan untuk ekspresi dan komunikasi.

And so the Inflatable Heart

Hati Tiup ini

is an external organ

organ eksternal

that can be used by the wearer to express themselves.

yang bisa digunakan untuk berekspresi.

So they can actually inflate it and deflate it

Mereka bisa meniup dan mengempeskannya

according to their emotions.

sesuai emosi mereka.

So they can express everything from admiration and lust

Jadi mereka bisa mengekspresikan semuanya, dari rasa kagum, gairah

to anxiety and angst.

sampai rasa cemas dan marah.

(Laughter)

(Suara tawa)

And some of these are actually meant

Beberapa benda ini sebenarnya dimaksudkan

to mediate experiences.

untuk memediasi pengalaman.

So the Discommunicator is a tool for arguments.

Diskomunikator ini adalah alat untuk berargumen.

(Laughter)

(Suara tawa)

And so actually it allows for an intense emotional exchange,

Sebenarnya alat ini memungkinkan pertukaran emosi yang intensif,

but is serves to absorb

tapi fungsi utamanya untuk menyerap

the specificity of the words that are delivered.

kata-kata tertentu yang diucapkan.

(Laughter)

(Suara tawa)

And in the end,

Sebenarnya,

some of these things just act as invitations.

alat-alat ini hanyalah imitasi.

So the Ear Bender literally puts something out there

Peraih Telinga ini disediakan untuk orang

so someone can grab your ear

yang ingin meraih telinga Anda

and say what they have to say.

dan mengatakan apa yang ingin mereka katakan.

So even though I'm really interested in the relationship

Meskipun saya sangat tertarik dengan hubungan

between people,

antarmanusia,

I also consider the ways

saya juga memikirkan cara kita

in which we relate to the world around us.

berhubungan dengan dunia di sekitar kita.

And so when I was first living in New York City a few years back,

Saat pertama kali saya tinggal di New York beberapa tahun lalu,

I was thinking a lot about

saya banyak berpikir tentang

the familiar architectural forms that surrounded me

bentuk-bentuk arsitektur umum yang mengelilingi saya

and how I would like to better relate to them.

dan bagaimana saya bisa lebih baik berhubungan dengan mereka.

And I thought, "Well, hey!

Saya pikir, "Hei!

Maybe if I want to better relate to walls,

Mungkin kalau saya ingin berhubungan lebih baik dengan dinding,

maybe I need to be more wall-like myself."

mungkin saya harus mirip dengan dinding terlebih dulu."

So I made a wearable wall

Jadi saya membuat dinding yang bisa dikenakan

that I could wear as a backpack.

yang bisa saya pakai sebagai tas punggung.

And so I would put it on

Jadi saya mengenakannya

and sort of physically transform myself

dan seolah-olah mengubah fisik saya

so that I could either contribute to or critique

sehingga saya bisa memberi saran atau mengkritik

the spaces that surrounded me.

lingkungan saya tadi.

(Laughter)

(Suara tawa)

And so jumping off of that,

Dari sana,

thinking beyond the built environment into the natural world,

berpikir melampaui lingkungan buatan ke dunia alami,

I have this ongoing project called Botanicalls --

saya punya proyek yang sedang berjalan, Botanicols --

which actually enables houseplants

yang membuat tanaman rumahan

to tap into human communication protocols.

mampu memanfaatkan protokol komunikasi manusia.

So when a plant is thirsty,

Jadi jika haus,

it can actually make a phone call

tanaman bisa menelepon

or post a message to a service like Twitter.

atau mengirim pesan ke layanan seperti Twitter.

And so this really shifts the human/plant dynamic,

Ini akan mengubah dinamika antara manusia dan tanaman secara drastis,

because a single house plant

karena satu tanaman rumahan

can actually express its needs

bisa mengekspresikan kebutuhannya

to thousands of people at the same time.

ke banyak orang pada saat yang sama.

And so kind of thinking about scale,

Berbicara tentang banyak,

my most recent obsession

obsesi terbaru saya

is actually with glaciers -- of course.

adalah glasier -- tentunya.

And so glaciers are these magnificent beings,

Glasier adalah makhluk yang sangat luar biasa,

and there's lots of reasons to be obsessed with them,

dan ada banyak alasan untuk terobsesi dengan glasier,

but what I'm particularly interested in

tapi saya terutama tertarik pada

is in human-glacier relations.

hubungan antara manusia dan glasier.

(Laughter)

(Suara tawa)

Because there seems to be an issue.

Karena sepertinya ada masalah.

The glaciers are actually leaving us.

Glasier saat ini meninggalkan kita.

They're both shrinking and retreating --

Glasier menyusut dan menghilang --

and some of them have disappeared altogether.

beberapa bahkan sudah menghilang sama sekali.

And so I actually live in Canada now,

Saat ini saya tinggal di Kanada,

so I've been visiting one of my local glaciers.

dan saya sudah mengunjungi salah satu glasier di daerah saya.

And this one's particularly interesting,

Dan yang ini paling menarik,

because, of all the glaciers in North America,

karena dari semua glasier di Amerika Utara,

it receives the highest volume of human traffic in a year.

glasier ini menerima kunjungan manusia terbanyak dalam satu tahun.

They actually have these buses that drive up and over the lateral moraine

Di sana bus-bus naik turun melewati gundukan salju

and drop people off on the surface of the glacier.

dan menurunkan orang-orang di permukaan glasier itu.

And this has really gotten me thinking

Ini membuat saya berpikir

about this experience of the initial encounter.

mengenai pengalaman perjumpaan pertama ini.

When I meet a glacier for the very first time,

Jika saya bertemu dengan glasier untuk pertama kalinya,

what do I do?

apa yang harus saya lakukan?

There's no kind of social protocol for this.

Tidak ada protokol sosial untuk ini.

I really just don't even know

Saya bahkan tidak tahu

how to say hello.

bagaimana harus mengucapkan halo.

Do I carve a message in the snow?

Apakah saya harus memahat pesan di atas salju?

Or perhaps I can assemble one

Atau mungkin menyusun glasier kecil

out of dot and dash ice cubes --

dari potongan-potongan es berbentuk garis dan titik --

ice cube Morse code.

kode Morse dari potongan es.

Or perhaps I need to make myself a speaking tool,

Atau mungkin saya harus membuat alat berbicara,

like an icy megaphone

seperti megaphone dari es

that I can use to amplify my voice

yang bisa mengeraskan suara saya

when I direct it at the ice.

saat diarahkan ke atas es.

But really the most satisfying experience I've had

Tapi pengalaman yang paling berkesan bagi saya

is the act of listening,

adalah mendengarkan,

which is what we need in any good relationship.

yang merupakan hal yang kita perlukan dalam hubungan yang baik.

And I was really struck by how much it affected me.

Saya benar-benar terkejut bagaimana hal ini mempengaruhi saya.

This very basic shift in my physical orientation

Pergeseran mendasar dalam orientasi fisik saya ini

helped me shift my perspective

membantu menggeser sudut pandang saya

in relation to the glacier.

terkait dengan glasier.

And so since we use devices

Karena kita selalu menggunakan peralatan

to figure out how to relate to the world these days,

untuk berhubungan dengan dunia sekarang ini,

I actually made a device called the Glacier Embracing Suit.

Saya membuat sebuah alat yang disebut Setelan Pemeluk Glasier ini.

(Laughter)

(Suara tawa)

And so this is constructed out of a heat reflected material

Jadi ini dibuat dari bahan yang memantulkan panas

that serves to mediate the difference in temperature

yang bertujuan untuk memediasi perbedaan suhu

between the human body and the glacial ice.

antara tubuh manusia dan es glasier.

And once again, it's this invitation

Sekali lagi, undangan inilah

that asks people to lay down on the glacier

yang mengajak orang-orang berbaring pada glasier

and give it a hug.

dan memeluknya.

So, yea, this is actually just the beginning.

Jadi benar, ini memang hanya awal.

These are initial musings for this project.

Inilah inspirasi awal proyek ini.

And just as with the wall, how I wanted to be more wall-like,

Sama seperti dinding tadi, bagaimana saya ingin menjadi seperti dinding,

with this project, I'd actually like to take more a of glacial pace.

dalam proyek ini, saya sebenarnya tertarik pada laju glasier.

And so my intent

Tujuan saya

is to actually just take the next 10 years

adalah dalam 10 tahun ke depan

and go on a series of collaborative projects

saya menjalankan serangkaian proyek kolaborasi

where I work with people from different disciplines --

di mana saya bekerja dengan orang-orang dari berbagai bidang ilmu --

artists, technologists, scientists --

seniman, teknolog, ilmuwan --

to kind of work on this project

untuk bekerja dalam proyek ini

of how we can improve human-glacier relations.

bagaimana kita bisa memperbaiki hubungan antara manusia dan glasier.

So beyond that, in closing,

Sebagai penutup, di samping itu

I'd just like to say that we're in this era

saya hanya ingin mengatakan bahwa kita berada di era

of communications and device proliferation,

perkembangan komunikasi dan peralatan yang sangat pesat,

and it's really tremendous and exciting and sexy,

dan hal ini sangat luar biasa, menggairahkan, dan seksi,

but I think what's really important

tapi menurut saya yang paling penting

is thinking about how we can simultaneously

adalah untuk berpikir bagaimana kita bisa secara simultan

maintain a sense of wonder and a sense of criticality

menjaga rasa kekaguman dan rasa kritis kita

about the tools that we use and the ways in which we relate to the world.

terhadap alat-alat yang kita gunakan dan cara kita berhubungan dengan dunia.

Thanks.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)