Dan Dennett: Cute, sexy, sweet, funny

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Wahyu Perdana Yudistiawan

I’m going around the world giving talks about Darwin,

Saya berkeliling dunia memberikan ceramah tentang Darwin,

and usually what I’m talking about

dan biasanya saya berbicara tentang

is Darwin’s strange inversion of reasoning.

penalaran terbalik Darwin yang aneh.

Now that title, that phrase, comes from a critic, an early critic,

Kini judulnya, frasa itu, berasal dari kritik, kritik awal,

and this is a passage that I just love, and would like to read for you.

dan ini adalah bagian yang saya sukai, dan saya akan membacakannya untuk Anda.

"In the theory with which we have to deal, Absolute Ignorance is the artificer;

"Dalam teori yang harus kita hadapi, ketidaktahuan mutlak adalah penciptanya;

so that we may enunciate as the fundamental principle of the whole system,

sehingga kita dapat mengatakan sebagai prinsip dasar dari seluruh sistem,

that, in order to make a perfect and beautiful machine,

bahwa, untuk membuat mesin yang sempurna dan indah,

it is not requisite to know how to make it.

mengetahui cara membuatnya bukanlah sebuah syarat.

This proposition will be found on careful examination to express,

Bagian ini akan ditemukan dengan pemeriksaan yang teliti, untuk menunjukkan

in condensed form, the essential purport of the Theory,

secara ringkas, arti dasar dari sebuah teori,

and to express in a few words all Mr. Darwin’s meaning;

dan untuk menunjukkan seluruh maksud dari Tuan Darwin dengan beberapa kata:

who, by a strange inversion of reasoning,

yang, dengan penalaran terbalik yang aneh,

seems to think Absolute Ignorance fully qualified

tampak berpikir bahwa ketidaktahuan mutlak benar-benar memenuhi syarat

to take the place of Absolute Wisdom in the achievements of creative skill."

untuk mendapat tempat dalam kebijaksanaan mutlak dalam pencapaian keterampilan kreatif."

Exactly. Exactly. And it is a strange inversion.

Benar. Benar. Dan ini adalah pembalikan yang aneh.

A creationist pamphlet has this wonderful page in it:

Sebuah brosur penciptaan memiliki halaman luar biasa ini:

"Test Two:

"Tes Dua:

Do you know of any building that didn’t have a builder? Yes/No.

Tahukah Anda bangunan apa yang tidak ada pembangunnya? Ya Tidak

Do you know of any painting that didn’t have a painter? Yes/No.

Tahukah Anda lukisan yang tidak ada pelukisnya? Ya Tidak

Do you know of any car that didn’t have a maker? Yes/No.

Tahukah Anda mobil yang tidak ada pembuatnya? Ya Tidak

If you answered 'Yes' for any of the above, give details."

Jika Anda menjawab "YA", berikan rinciannya."

A-ha! I mean, it really is a strange inversion of reasoning.

A-ha! Maksud saya, ini benar-benar penalaran terbalik yang aneh.

You would have thought it stands to reason

Anda akan berpikir bahwa hal ini beralasan

that design requires an intelligent designer.

bahwa suatu disain memerlukan disainer yang cerdas.

But Darwin shows that it’s just false.

Namun Darwin menunjukkan bahwa hal itu salah.

Today, though, I’m going to talk about Darwin’s other strange inversion,

Hari ini, saya akan berbicara tentang pembalikan aneh Darwin lainnya,

which is equally puzzling at first, but in some ways just as important.

yang sama-sama memusingkan pada awalnya, namun dalam beberapa hal sama pentingnya.

It stands to reason that we love chocolate cake because it is sweet.

Inilah alasan mengapa kita menyukai kue coklat karena manis.

Guys go for girls like this because they are sexy.

Pria mengejar gadis-gadis seperti ini karena seksi.

We adore babies because they’re so cute.

Kita menyukai bayi karena mereka imut.

And, of course, we are amused by jokes because they are funny.

Dan tentu saja, kita terhibur oleh lelucon karena lucu.

This is all backwards. It is. And Darwin shows us why.

Semuanya terbalik. Benar. Dan Darwin menunjukkan mengapa demikian.

Let’s start with sweet. Our sweet tooth is basically an evolved sugar detector,

Mari kita mulai dengan manis. Kesukaan kita pada makanan manis sebenarnya adalah detektor gula yang berkembang

because sugar is high energy, and it’s just been wired up to the preferer,

karena gula kaya energi, dan hal ini terprogram menjadi hal yang disukai,

to put it very crudely, and that’s why we like sugar.

untuk menyebutnya secara sederhana, itulah mengapa kita menyukai gula.

Honey is sweet because we like it, not "we like it because honey is sweet."

Madu manis karena kita menyukainya, bukan "kita menyukai madu karena manis."

There’s nothing intrinsically sweet about honey.

Tidak ada yang manis secara intrinsik pada madu.

If you looked at glucose molecules till you were blind,

Walaupun Anda melihat molekul glukosa sampai buta

you wouldn’t see why they tasted sweet.

Anda tidak akan tahu mengapa molekul itu manis.

You have to look in our brains to understand why they’re sweet.

Anda harus melihat pada otak kita untuk mengerti mengapa molekul itu manis.

So if you think first there was sweetness,

Jadi Anda berpikir terlebih dahulu bahwa hal itu manis

and then we evolved to like sweetness,

dan kemudian kita berkembang untuk menyukai makanan manis,

you’ve got it backwards; that’s just wrong. It’s the other way round.

Anda terbalik, hal itu salah. Sebaliknya,

Sweetness was born with the wiring which evolved.

rasa manis lahir dari program yang berkembang.

And there’s nothing intrinsically sexy about these young ladies.

Dan tidak ada yang seksi secara intrinsik pada wanita muda ini.

And it’s a good thing that there isn’t, because if there were,

Dan hal ini bagus karena jika tidak

then Mother Nature would have a problem:

maka alam akan memiliki masalah.

How on earth do you get chimps to mate?

Bagaimana Anda mengawinkan simpanse?

Now you might think, ah, there’s a solution: hallucinations.

Anda mungkin berpikir, ah, ada jalan keluarnya: halusinasi.

That would be one way of doing it, but there’s a quicker way.

Itu mungkin salah satu caranya, namun ada cara yang lebih cepat.

Just wire the chimps up to love that look,

Programlah simpanse untuk menyukai wajah itu

and apparently they do.

dan tampaknya mereka menyukainya.

That’s all there is to it.

Cukup itu saja.

Over six million years, we and the chimps evolved our different ways.

Selama lebih dari enam juta tahun, kita dan simpanse berkembang dengan cara yang berbeda.

We became bald-bodied, oddly enough;

Bulu tubuh kita menghilang, cukup aneh;

for one reason or another, they didn’t.

karena beberapa alasan, simpanse tidak.

If we hadn’t, then probably this would be the height of sexiness.

Jika bulu kita tidak menghilang, mungkin gambar ini akan terlihat seksi.

Our sweet tooth is an evolved and instinctual preference for high-energy food.

Kesukaan kita akan makanan manis berkembang dari naluri kita yang gemar makanan kaya energi.

It wasn’t designed for chocolate cake.

Bukan didisain untuk kue coklat.

Chocolate cake is a supernormal stimulus.

Kue coklat adalah rangsangan yang supernormal.

The term is owed to Niko Tinbergen,

Istilah ini diperkenalkan oleh Niko Tinbergen,

who did his famous experiments with gulls,

yang melakukan percobaan terkenalnya dengan burung camar

where he found that that orange spot on the gull’s beak --

di mana dia menemukan titik oranye pada paruh burung camar itu --

if he made a bigger, oranger spot

jika dia membuatnya lebih besar, dan lebih berwarna oranye

the gull chicks would peck at it even harder.

camar betina akan mematuknya lebih keras.

It was a hyperstimulus for them, and they loved it.

Itu adalah rangsangan luar biasa bagi mereka, dan mereka menyukainya.

What we see with, say, chocolate cake

Apa yang kita lihat dengan, katakanlah kue coklat

is it’s a supernormal stimulus to tweak our design wiring.

adalah rangsangan yang supernormal untuk memelintir susunan saraf kita.

And there are lots of supernormal stimuli; chocolate cake is one.

Dan ada banyak perangsang supernormal, salah satunya adalah kue coklat.

There's lots of supernormal stimuli for sexiness.

Ada banyak perangsang supernormal untuk keseksian.

And there's even supernormal stimuli for cuteness. Here’s a pretty good example.

Bahkan ada juga perangsang supernormal untuk keimutan. Ini adalah contoh yang cukup bagus.

It’s important that we love babies, and that we not be put off by, say, messy diapers.

Penting bagi kita untuk menyukai bayi, sehingga kita tidak menolaknya karena, katakanlah, popok yang bau.

So babies have to attract our affection and our nurturing, and they do.

Jadi bayi harus menarik kasih sayang dan pengasuhan kita, dan mereka melakukannya.

And, by the way, a recent study shows that mothers

Dan, sebagai informasi, penelitian terbaru menunjukkan bahwa para ibu

prefer the smell of the dirty diapers of their own baby.

lebih menyukai bau popok kotor dari bayinya sendiri.

So nature works on many levels here.

Jadi alam bekerja dalam banyak tingkatan.

But now, if babies didn’t look the way they do -- if babies looked like this,

Namun sekarang, jika bayi tidak terlihat seperti itu, jika bayi terlihat seperti ini,

that’s what we would find adorable, that’s what we would find --

itulah yang akan kita anggap manis, yang akan kita anggap --

we would think, oh my goodness, do I ever want to hug that.

kita pikir, ya Tuhan, apakah saya ingin memeluknya.

This is the strange inversion.

Ini adalah pembalikan yang aneh.

Well now, finally what about funny. My answer is, it’s the same story, the same story.

Sekarang, yang terakhir adalah tentang lucu. Jawaban saya adalah, ini kisah yang sama.

This is the hard one, the one that isn’t obvious. That’s why I leave it to the end.

Ini bagian yang sulit, hal yang tidak jelas. Itulah mengapa saya membicarakannya di bagian akhir.

And I won’t be able to say too much about it.

Dan saya tidak dapat mengatakan terlalu banyak mengenai hal ini.

But you have to think evolutionarily, you have to think, what hard job that has to be done --

Namun Anda harus berpikir tentang evolusi, Anda harus berpikir, pekerjaan berat apa yang harus dilakukan --

it’s dirty work, somebody’s got to do it --

ini pekerjaan kotor, seseorang harus melakukannya --

is so important to give us such a powerful, inbuilt reward for it when we succeed.

sangat penting agar kita diberi hadiah yang kuat saat kita berhasil.

Now, I think we've found the answer -- I and a few of my colleagues.

Sekarang, saya pikir kita telah menemukan jawabannya, saya dan beberapa rekan saya.

It’s a neural system that’s wired up to reward the brain

Ini adalah sistem saraf yang terprogram untuk memberi imbalan pada otak

for doing a grubby clerical job.

untuk melakukan pekerjaan administrasi kotor.

Our bumper sticker for this view is

Penanda diri kita akan pandangan ini adalah

that this is the joy of debugging.

ini adalah kenikmatan memeriksa kesalahan.

Now I’m not going to have time to spell it all out,

Sekarang saya tidak akan memiliki waktu untuk menjelaskannya

but I’ll just say that only some kinds of debugging get the reward.

namun saya ingin mengatakan bahwa hanya beberapa jenis pemeriksaan kesalahan ini yang menyenangkan.

And what we’re doing is we’re using humor as a sort of neuroscientific probe

Dan yang kita lakukan adalah menggunakan lelucon sebagai semacam penyelidikan ilmu syaraf

by switching humor on and off, by turning the knob on a joke --

dengan menghidupkan dan mematikan saklar lelucon, dengan memutar tombol lelucon --

now it’s not funny ... oh, now it’s funnier ...

sekarang hal ini tidak lucu... oh sekarang lebih lucu ...

now we’ll turn a little bit more ... now it’s not funny --

lalu kita memutarnya sedikit lagi ... sekarang tidak lucu --

in this way, we can actually learn something

Dengan cara ini, kita sebenarnya dapat belajar sesuatu

about the architecture of the brain,

mengenai arsitektur otak,

the functional architecture of the brain.

rancangan fungsional dari otak.

Matthew Hurley is the first author of this. We call it the Hurley Model.

Matthew Hurley adalah penulis yang pertama. Kita menyebutnya Model Hurley.

He’s a computer scientist, Reginald Adams a psychologist, and there I am,

Dia adalah seorang ilmuwan komputer, Reginald Adams seorang psikolog, dan saya juga di sana,

and we’re putting this together into a book.

dan kami memasukkan hal ini ke dalam buku bersama-sama.

Thank you very much.

Terima kasih banyak.