Itay Talgam: Lead like the great conductors

Translator: Katherina Allo Reviewer: Imelda Andriany

The magical moment, the magical moment of conducting.

Momen menakjubkan, momen menakjubkan dari memimpin orkestra.

Which is, you go onto a stage. There is an orchestra sitting.

Yaitu, anda naik ke panggung. Sebuah orkestra duduk di sana.

They are all, you know, warming up and doing stuff.

Mereka semua, Anda tahu, bersiap-siap dan lain-lainnya.

And I go on the podium.

Lalu saya naik ke atas podium.

You know, this little office of the conductor.

Anda tahu, kantor kecil seorang konduktor.

Or rather a cubicle, an open-space cubicle,

Atau lebih seperti kubikel, kubikel terbuka,

with a lot of space.

terbuka dengan luas.

And in front of all that noise,

Dan di depan semua bunyi-bunyi itu,

you do a very small gesture.

anda melakukan gerakan-gerakan kecil.

Something like this, not very pomp, not very sophisticated, this.

Seperti ini, tidak terlalu megah, tidak terlalu berkelas, ini.

And suddenly, out of the chaos, order.

Dan tiba-tiba, dari semua kekacauan itu, muncul keteraturan.

Noise becomes music.

Bunyi menjadi musik.

And this is fantastic. And it's so tempting

Dan ini fantastis. Dan sangat menggoda...

to think that it's all about me.

...untuk berpikir bahwa ini semua tentang saya.

(Laughter)

(Tertawa)

All those great people here, virtuosos,

Semua orang-orang hebat disini, para virtuoso,

they make noise, they need me to do that.

mereka membuat bunyi, mereka memerlukan saya untuk melakukan itu.

Not really. If it were that,

Tidak juga. Jika seperti itu,

I would just save you the talk,

saya tidak perlu berkata apa-apa ke anda,

and teach you the gesture.

dan saya ajarkan saja gerakan-gerakan kepada anda.

So you could go out to the world

Jadi anda bisa pergi berkeliling dunia...

and do this thing in whatever company or whatever you want,

...dan anda tinggal melakukan ini di kelompok orkestra manapun atau apa sajalah,

and you have perfect harmony. It doesn't work.

dan anda akan mendapatkan harmoni yang sempurna. Tidak seperti itu.

Let's look at the first video.

Mari kita lihat video pertama.

I hope you'll think it's a good example of harmony.

Saya harap anda berpendapat bahwa ini adalah contoh harmoni yang baik.

And then speak a little bit about how it comes about.

Dan berkomentar sedikit bagaimana itu dapat terjadi.

(Music)

(Musik)

Was that nice?

Apakah itu menyenangkan?

So that was a sort of a success.

Jadi itu mungkin bisa dibilang sukses.

Now, who should we thank for the success?

Sekarang, kepada siapa kita harus berterimakasih atas kesuksesan itu?

I mean, obviously the orchestra musicians

Tentunya para musisi orkestra...

playing beautifully,

...yang bermain dengan sangat indah,

the Vienna Philharmonic Orchestra.

kelompok orkestra Vienna Philharmonic.

They don't often even look at the conductor.

Mereka jarang melihat ke dirigen.

Then you have the clapping audience, yeah,

Kemudian ada penonton yang bertepuktangan, ya,

actually taking part in doing the music.

ikut berperanserta dalam musiknya.

You know Viennese audiences usually don't interfere with the music.

Anda tahu kalau penonton Wina biasanya tidak berinteraksi dengan musik yang digelar.

This is the closest to an Oriental bellydancing feast

Ini yang paling mirip dengan pesta tari perut Oriental...

that you will ever get in Vienna.

...yang paling mungkin anda dapatkan di Wina.

(Laughter)

(Tertawa)

Unlike, for example Israel, where audiences cough all the time.

Tidak seperti di Israel misalnya, dimana penonton batuk setiap waktu.

You know, Arthur Rubinstein, the pianist, used to say

Anda tahu, Arthur Rubinstein, pianis itu, pernah berkata...

that, "Anywhere in the world, people that have the flu, they go to the doctor.

..."Dimana saja di dunia, kalau orang terkena flu, mereka pergi ke dokter.

In Tel Aviv they come to my concerts."

Di Tel Aviv mereka pergi ke konser saya."

(Laughter)

(Tertawa)

So that's a sort of a tradition.

Jadi itu seperti tradisi.

But Viennese audiences do not do that.

Tapi penonton di Wina tidak melakukan itu.

Here they go out of their regular, just to be part of that,

Disini mereka keluar dari kebiasaan mereka, hanya untuk menjadi bagian dari itu,

to become part of the orchestra, and that's great.

menjadi bagian dari orkestra, dan itu luar biasa.

You know, audiences like you, yeah,

Anda tahu, penonton seperti anda, ya,

make the event.

yang membuat pertunjukan.

But what about the conductor? What can you say

Bagaimana dengan dirigen? Apa yang bisa anda katakan...

the conductor was doing, actually?

...tentang apa yang dilakukan seorang dirigen sebetulnya?

Um, he was happy.

Mmm, dia senang.

And I often show this to senior management.

Dan saya sering memperlihatkan ini ke manajemen senior.

People get annoyed.

Orang menjadi jengkel.

"You come to work. How come you're so happy?"

"Anda datang bekerja. Bagaimana anda bisa begitu senang?"

Something must be wrong there, yeah? But he's spreading happiness.

Pasti ada yang salah, ya? Tapi dia menyebarkan kegembiraan.

And I think the happiness, the important thing is this happiness

Dan saya pikir kegembiraan itu, yang penting adalah kegembiraan itu...

does not come from

tidak datang dari...

only his own story and his joy of the music.

...kisahnya sendiri, dan kesenangannya terhadap musik.

The joy is about enabling other people's stories

Kegembiraannya adalah tentang kisah-kisah orang lain...

to be heard at the same time.

...yang terdengar pada saat bersamaan.

You have the story of the orchestra as a professional body.

Ada cerita tentang orkestra itu sendiri sebagai suatu kelompok profesional.

You have the story of the audience as a community. Yeah.

Ada cerita tentang penonton sebagai suatu komunitas. Ya.

You have the stories of the individuals

Ada cerita tentang masing-masing individu...

in the orchestra and in the audience.

...di dalam orkestra dan para penonton.

And then you have other stories, unseen.

Dan ada cerita-cerita lain yang tidak terlihat.

People who build this wonderful concert hall.

Orang-orang yang membangun gedung konser yang mengagumkan ini.

People who made those Stradivarius, Amati, all those beautiful instruments.

Orang-orang yang membuat Stradivarius, Amati, semua instrumen yang indah itu.

And all those stories are being heard at the same time.

Dan semua cerita-cerita itu terdengar pada saat yang bersamaan.

This is the true experience of a live concert.

Ini adalah pengalaman yang sebenarnya dalam suatu pertunjukan konser.

That's a reason to go out of home. Yeah?

Itu adalah alasan untuk keluar rumah. Ya?

And not all conductors do just that.

Dan tidak semua dirigen melakukan hanya itu.

Let's see somebody else, a great conductor.

Mari kita lihat orang yang lain, seorang dirigen yang hebat,

Riccardo Muti, please.

Riccardo Muti, silakan.

(Music)

(Musik)

Yeah, that was very short, but you could see

Ya, itu tadi sangat pendek. Tapi anda bisa lihat...

it's a completely different figure. Right?

...bahwa itu adalah figur yang berbeda. Benar?

He's awesome. He's so commanding. Yeah?

Dia menakjubkan. Sangat memimpin. Ya?

So clear. Maybe a little bit over-clear.

Jelas sekali. Mungkin sedikit terlalu jelas.

Can we have a little demonstration? Would you be my orchestra for a second?

Bisa kita membuat suatu demonstrasi? Bisakah anda menjadi orkestra saya untuk beberapa saat?

Can you sing, please, the first note of Don Giovanni?

Bisakah anda menyanyi, tolong, dari not pertama Don Giovanni?

You have to sing "Aaaaaah," and I'll stop you.

Anda harus menyanyi "Aaaaaah," dan saya akan menghentikan anda.

Okay? Ready?

Ok? Siap?

Audience: ♫ Aaaaaaah ... ♫

Penonton: ♫ Aaaaaaah ... ♫

Itay Talgam: Come on, with me. If you do it without me

Tolong, dengan saya. Kalau anda melakukannya tanpa saya...

I feel even more redundant than I already feel.

...saya akan merasa lebih tidak berguna dari apa yang sudah saya rasakan sekarang.

So please, wait for the conductor.

Jadi tolong, tunggu dirigennya.

Now look at me. "Aaaaaah," and I stop you. Let's go.

Sekarang lihat saya. "Aaaaaah," dan saya hentikan anda. Mari.

Audience: ♫ ... Aaaaaaaah ... ♫

Penonton: ♫ Aaaaaaah ... ♫

(Laughter)

(Tertawa)

Itay Talgam: So we'll have a little chat later.

Jadi kita akan berbincang-bincang sebentar nanti.

(Laughter)

(Tertawa)

But ... There is a vacancy for a ...

Tapi...Ada sebuah lowongan untuk...

But -- (Laughter)

Tapi -- (Tertawa)

-- you could see that you could stop an orchestra with a finger.

-- Anda bisa lihat bahwa anda bisa menghentikan sebuah orkestra dengan satu jari.

Now what does Riccardo Muti do? He does something like this ...

Sekarang lihat apa yang dilakukan Riccardo Muti? Dia melakukan sesuatu seperti ini...

(Laughter)

(Tertawa)

And then -- sort of -- (Laughter)

Dan kemudian -- seperti -- (Tertawa)

So not only the instruction is clear,

Jadi tidak hanya instruksinya saja yang jelas,

but also the sanction, what will happen if you don't do what I tell you.

tapi juga sanksinya, apa yang akan terjadi apabila anda tidak melakukan apa yang saya instruksikan.

(Laughter)

(Tertawa)

So, does it work? Yes, it works --

Jadi, apakah itu berhasil? Ya, itu berhasil --

to a certain point.

untuk waktu tertentu.

When Muti is asked, "Why do you conduct like this?"

Ketika Muti ditanya, "Kenapa anda memimpin seperti ini?"

He says, "I'm responsible."

Dia menjawab, "Saya yang bertanggungjawab."

Responsible in front of him.

Bertanggungjawab dihadapannya.

No he doesn't really mean Him. He means Mozart,

Tidak, dia tidak bermaksud Dia. Yang dia maksud Mozart,

which is -- (Laughter) -- like a third seat from the center.

yaitu -- (Tertawa) -- yang duduk kira-kira tiga kursi dari tengah.

(Laughter)

(Tertawa)

So he says, "If I'm --

Jadi dia mengatakan, " Jika saya --

(Applause)

(Tepuk tangan)

if I'm responsible for Mozart,

Jika saya bertanggungjawab terhadap Mozart,

this is going to be the only story to be told.

ini akan menjadi satu-satunya cerita yang akan disampaikan.

It's Mozart as I, Riccardo Muti, understand it."

Ini adalah Mozart, seperti saya, Riccardo Muti, memahaminya."

And you know what happened to Muti?

Dan anda tahu apa yang terjadi dengan Muti?

Three years ago he got a letter signed by

Tiga tahun yang lalu ia mendapatkan petisi yang ditandatangani...

all 700 employees of La Scala,

...semua 700 staff La Scala,

musical employees, I mean the musicians,

staff musikal, saya maksud para musisi,

saying, "You're a great conductor. We don't want to work with you. Please resign."

yang mengatakan. "Anda seorang dirigen yang hebat. Kami tidak mau bekerja dengan anda. Harap anda mengundurkan diri."

(Laughter)

(Tertawa)

"Why? Because you don't let us develop.

"Kenapa? Karena anda tidak membiarkan kami berkembang.

You're using us as instruments, not as partners.

Anda memperlakukan kami sebagai instrumen, bukan sebagai partner.

And our joy of music, etc., etc. ..."

Dan kecintaan kami terhadap musik, dsb, dsb...."

So he had to resign. Isn't that nice?

Jadi dia harus mengundurkan diri. Menyenangkan bukan?

(Laughter)

(Tertawa)

He's a nice guy. He's a really nice guy.

Dia orang yang baik. Benar-benar baik.

Well, can you do it with less control,

Jadi, anda bisa melakukannya dengan sedikit kontrol,

or with a different kind of control?

atau dengan kontrol yang berbeda?

Let's look at the next conductor, Richard Strauss.

Mari lihat dirigen yang lain lagi, Richard Strauss.

(Music)

(Musik)

I'm afraid you'll get the feeling that I really picked on him because he's old.

Saya kuatir anda mengira bahwa saya memilih dia karena dia lanjut usia.

It's not true. When he was a young man

Tidak benar. Ketika ia masih muda,

of about 30, he wrote what he called

kira-kira 30 tahun, dia menulis yang ia namakan...

"The Ten Commandments for Conductors."

"10 Perintah bagi Dirigen"

The first one was: If you sweat by the end of the concert

Yang pertama adalah: Jika anda berkeringat di akhir konser...

it means that you must have done something wrong.

...itu berarti anda telah melakukan sesuatu yang salah.

That's the first one. The fourth one you'll like better.

Itu yang pertama. Anda akan lebih senang yang ke empat.

It says: Never look at the trombones --

Yang berbunyi: Jangan pernah melihat ke trombone --

it only encourages them.

itu hanya akan menyemangati mereka.

(Laughter)

(Tertawa)

So, the whole idea is really to let

Jadi, ide keseluruhan sebenarnya adalah untuk membiarkan...

it happen by itself.

...semuanya terjadi dengan sendirinya.

Do not interfere.

Jangan diganggu.

But how does it happen? Did you see

Tapi bagaimana itu bisa terjadi? Apakah Anda lihat...

him turning pages in the score?

...ia membalik halaman partitur?

Now, either he is senile,

Ini, antara dia pikun,

and doesn't remember his own music, because he wrote the music.

dan tidak ingat musiknya sendiri, karena dia yang menulis musiknya.

Or he is actually transferring a very strong message to them, saying,

Atau dia sebenarnya sedang mengirim pesan yang kuat ke mereka, yang mengatakan,

"Come on guys. You have to play by the book.

"Ayo semuanya. Kalian harus bermain sesuai dengan yang tertulis.

So it's not about my story. It's not about your story.

Jadi ini bukan cerita tentang saya. Bukan cerita tentang anda.

It's only the execution of the written music,

Ini hanya eksekusi dari musik yang tertulis,

no interpretation."

tidak ada interpretasi."

Interpretation is the real story of the performer.

Interpretasi adalah cerita yang sebenarnya dari seorang pemain.

So, no, he doesn't want that. That's a different kind of control.

Jadi, bukan, dia tidak mau itu. Itu adalah jenis kendali yang berbeda.

Let's see another super-conductor,

Mari kita lihat lagi dirigen super yang lain,

a German super-conductor. Herbert von Karajan, please.

seorang dirigen super dari Jerman, Herbert von Karajan, silakan.

(Music)

(Musik)

What's different? Did you see the eyes? Closed.

Apa bedanya? Kalian lihat matanya? Terpejam.

Did you see the hands?

Kalian lihat tangannya?

Did you see this kind of movement? Let me conduct you. Twice.

Kalian lihat pergerakan seperti ini? Biarkan saya memimpin kalian. Dua kali.

Once like a Muti, and you'll -- (Claps) -- clap, just once.

Sekali seperti seorang Muti, dan anda -- (Tepuk tangan) -- tepuk tangan, sekali saja.

And then like Karajan. Let's see what happens. Okay?

Dan kemudian seperti Karajan. Kita lihat apa yang terjadi. Ok?

Like Muti. You ready? Because Muti ...

Seperti Muti. Anda siap? Karena Muti...

(Laughter) Okay? Ready? Let's do it.

(Tertawa) Ok? Siap? Mari kita lakukan.

Audience: (Claps)

Penonton: (Tepuk tangan)

Itay Talgam: Hmm ... again.

Hmm...lagi.

Audience: (Claps)

Penonton: (Tepuk tangan)

Itay Talgam: Good. Now like a Karajan. Since you're already trained,

Bagus. Sekarang seperti seorang Karajan. Karena kalian sudah dilatih,

let me concentrate, close my eyes. Come, come.

biarkan saya berkonsentrasi, saya pejam mata saya. Mari, mari.

Audience: (Claps) (Laughter)

Penonton: (Tepuk tangan) (Tertawa)

Itay Talgam: Why not together? (Laughter)

Kenapa tidak bersama-sama? (Tertawa)

Because you didn't know when to play.

Karena kalian tidak tahu kapan harus mulai bermain.

Now I can tell you, even the Berlin Philharmonic

Sekarang saya bisa beritahukan kepada anda, bahkan Berlin Philharmonic...

doesn't know when to play.

...juga tidak tahu kapan harus mulai bermain.

(Laughter)

(Tertawa)

But I'll tell you how they do it. No cynicism.

Tapi saya akan bilang bagaimana mereka melakukannya. Bukan sinisme.

This is a German orchestra, yes?

Ini adalah orkestra Jerman, ya?

They look at Karajan. And then they look at each other.

Mereka melihat Karajan. Dan mereka melihat satu sama lain.

(Laughter)

(Tertawa)

"Do you understand what this guy wants?"

"Kalian tahu apa yang orang ini mau?"

And after doing that,

Dan setelah melakukan itu,

they really look at each other, and the first players of the orchestra

mereka benar-benar melihat satu sama lain, dan pemain pertama di orkestra...

lead the whole ensemble in playing together.

...memimpin seluruh ansambel untuk bermain bersama-sama.

And when Karajan is asked about it

Dan ketika Karajan ditanya tentang hal ini...

he actually says, "Yes, the worst damage

Dia benar-benar mengatakan, "Ya, kerusakan terburuk...

I can do to my orchestra

...yang saya bisa lakukan terhadap orkestra saya...

is to give them a clear instruction.

...adalah memberikan mereka instruksi yang jelas.

Because that would

Karena itu akan...

prevent the ensemble, the listening to each other

...menghalangi ansambel untuk mendengar satu sama lain...

that is needed for an orchestra."

...yang sebetulnya diperlukan untuk sebuah orkestra."

Now that's great. What about the eyes?

Itu hebat. Bagaimana tentang matanya?

Why are the eyes closed?

Kenapa matanya terpejam?

There is a wonderful story about Karajan conducting in London.

Ada cerita yang bagus tentang Karajan di London.

And he cues in a flute player like this.

Ia memberikan tanda ke pemain flute seperti ini.

The guy has no idea what to do. (Laughter)

Pemain itu tidak mengerti apa yang harus dilakukan. (Tertawa)

"Maestro, with all due respect, when should I start?"

"Maestro, dengan segala hormat, kapan saya harus mulai?"

What do you think Karajan's reply was? When should I start?

Apa menurut anda jawaban dari Karajan? Kapan saya harus mulai?

Oh yeah. He says, "You start when you can't stand it anymore."

Oya. Dia mengatakan, "Kamu mulai waktu kamu sudah tidak tahan lagi."

(Laughter)

(Tertawa)

Meaning that you know you have no authority to change anything.

Artinya kamu tahu kamu tidak punya otoritas untuk mengubah apapun.

It's my music. The real music is only in Karajan's head.

Ini adalah musik saya. Musik yang sesungguhnya hanya ada di dalam kepala Karajan.

And you have to guess my mind. So you are under tremendous pressure

Dan kamu harus menebak apa yang ada dalam pikiran saya. Jadi kamu berada dalam tekanan yang kuat...

because I don't give you instruction,

...karena saya tidak memberikan kamu instruksi,

and yet, you have to guess my mind.

walaupun begitu, kamu harus menebak pikiran saya.

So it's a different kind of, a very spiritual but yet

Jadi itu adalah kontrol yang berbeda, sangat spiritual tapi,

very firm control.

suatu kontrol yang kuat.

Can we do it in another way? Of course we can. Let's go back

Bisa kita coba dengan cara yang berbeda? Tentu saja. Coba kita kembali...

to the first conductor we've seen:

..ke dirigen pertama yang sudah kita lihat:

Carlos Kleiber, his name. Next video, please.

Carlos Kleiber namanya. Tolong video berikutnya.

(Music)

(Musik)

(Laughter) Yeah.

(Tertawa) Ya.

Well, it is different. But isn't that controlling in the same way?

Ini berbeda. Tapi itu cara mengontrol yang sama bukan?

No, it's not, because he is not telling them what to do.

Tidak. Karena ia tidak memerintahkan apa yang harus mereka lakukan.

When he does this, it's not,

Kalau ia melakukan ini, itu bukan,

"Take your Stradivarius and like Jimi Hendrix,

"Ambil Stradivarius-mu dan seperti Jimi Hendrix,

smash it on the floor." It's not that.

hancurkan ke lantai." Bukan itu.

He says, "This is the gesture of the music.

Dia mengatakan, "Ini adalah gerakan musik.

I'm opening a space for you

Saya membuka sebuah ruang untukmu...

to put in another layer

...untuk menempatkannya ke lapisan lain...

of interpretation."

...menjadi terjemahan baru."

That is another story.

Itu cerita yang berbeda.

But how does it really work together

Tapi bagaimana itu bekerja sebenarnya...

if it doesn't give them instructions?

...kalau tidak ada yang memberikan instruksi ke mereka?

It's like being on a rollercoaster. Yeah?

Ini seperti di rollercoaster. Ya?

You're not really given any instructions,

Anda tidak pernah benar-benar diberikan instruksi.

but the forces of the process itself keep you in place.

Tapi kekuatan dari prosesnya yang menetapkan anda.

That's what he does.

Itu yang ia lakukan.

The interesting thing is of course the rollercoaster does not really exist.

Yang menarik adalah rollercoaster ini tidak sungguh-sungguh ada.

It's not a physical thing. It's in the players' heads.

Ini bukan yang berbentuk fisik. Hanya ada di kepala para pemain.

And that's what makes them into partners.

Dan itu yang menjadikan mereka partner satu sama lain.

You have the plan in your head.

Anda mempunyai rencana dalam kepala anda.

You know what to do, even though Kleiber is not conducting you.

Anda tahu apa yang harus dilakukan, meskipun Kleiber tidak memimpin anda.

But here and there and that. You know what to do.

Tapi disini dan disana dan itu. Anda tahu apa yang harus dilakukan.

And you become a partner building the rollercoaster,

Dan anda menjadi partner dalam membangun rollercoaster,

yeah, with sound,

ya, dengan suara,

as you actually take the ride.

seperti sekan-akan anda menaiki rollercoaster itu.

This is very exciting for those players.

Ini sangat mengasikkan untuk para pemain itu.

They do need to go to a sanatorium for two weeks, later.

Mereka memang perlu pergi ke sanatorium untuk dua minggu, setelahnya.

(Laughter)

(Tertawa)

It is very tiring. Yeah?

Sangat melelahkan. Ya?

But it's the best music making, like this.

Tapi itu proses pembuatan musik yang hebat, seperti ini.

But of course it's not only about motivation

Tapi tentunya ini tidak hanya soal motivasi...

and giving them a lot of physical energy.

...dan memberikan mereka energi fisik yang banyak.

You also have to be very professional.

Anda juga harus menjadi profesional.

And look again at this Kleiber.

Dan lihat kembali kesini, Kleiber.

Can we have the next video, quickly?

Bisa segera kita lihat video berikutnya?

You'll see what happens when there is a mistake.

Anda akan lihat apa yang terjadi bila terjadi kekeliruan.

(Music) Again you see the beautiful body language.

(Musik) Lagi-lagi anda melihat bahasa tubuh yang indah.

(Music)

(Musik)

And now there is a trumpet player who

Dan sekarang ada pemain terompet yang...

does something not exactly the way it should be done.

...melakukan sesuatu yang tidak seharusnya.

Go along with the video. Look.

Perhatikan videonya. Lihat.

See, second time for the same player.

Lihat, kedua kalinya untuk pemain yang sama.

(Laughter) And now the third time for the same player.

(Tertawa) Dan sekarang untuk ketiga kalinya untuk pemain yang sama.

(Laughter)

(Tertawa)

"Wait for me after the concert.

"Tunggu saya setelah konser.

I have a short notice to give you."

Ada peringatan singkat dari saya untukmu."

You know, when it's needed, the authority is there. It's very important.

Anda tahu, ketika diperlukan, otoritas itu muncul. Itu sangat penting.

But authority is not enough to make people your partners.

Tapi otoritas tidak cukup untuk membuat orang menjadi partner anda.

Let's see the next video, please. See what happens here.

Mari kita lihat video berikutnya. Lihat apa yang terjadi disini.

You might be surprised having seen Kleiber

Anda mungkin tidak mengira melihat Kleiber...

as such a hyperactive guy.

...sebagai seorang yang hiperaktif.

He's conducting Mozart.

Dia sedang memimpin Mozart.

(Music)

(Musik)

The whole orchestra is playing.

Seluruh orkestra sedang bermain.

(Music)

(Musik)

Now something else.

Sekarang yang lain lagi.

(Music)

(Musik)

See? He is there 100 percent,

Lihat? Dia disana 100 persen,

but not commanding, not telling what to do.

tapi tidak memerintah, tidak memberikan instruksi.

Rather enjoying what the soloist is doing.

Lebih seperti menikmati permainan solo yang ada.

(Music)

(Musik)

Another solo now. See what you can pick up from this.

Lagi permainan solo lainnya. Dan sekarang apa yang bisa anda ambil disini.

(Music)

(Musik)

Look at the eyes.

Lihat matanya.

Okay. You see that?

Ok. Anda lihat itu?

First of all, it's a kind of a compliment we all like to get.

Pertama-tama, itu adalah sebuah pujian yang kita semua ingin dapatkan.

It's not feedback. It's an "Mmmm ..." Yeah, it comes from here.

Itu bukan masukan. Itu adalah "Mmmm..." Ya, itu datang dari sini.

So that's a good thing.

Jadi itu adalah suatu hal yang baik.

And the second thing is

Dan yang kedua adalah...

it's about actually being in control,

...mengenai berada dalam posisi kontrol,

but in a very special way.

tapi dengan cara yang spesial.

When Kleiber does -- did you see the eyes,

Waktu Kleiber melakukan -- anda lihat matanya,

going from here? (Singing)

bergerak dari sini? (Menyanyi)

You know what happens? Gravitation is no more.

Anda tahu apa yang terjadi? Tidak ada lagi gravitasi.

Kleiber not only creates a process,

Kleiber tidak hanya menciptakan sebuah proses,

but also creates the conditions in the world

tapi juga menciptakan kondisi di dunia...

in which this process takes place.

...dimana proses ini berlangsung.

So again, the oboe player

Jadi sekali lagi, pemain oboe...

is completely autonomous

...menjadi sepenuhnya otonomus...

and therefore happy and proud of his work,

...dan akibatnya ia bahagia dan bangga akan hasil kerjanya,

and creative and all of that.

dan kreatif dan semua itu.

And the level in which Kleiber is in control is in a different level.

Dan level dimana Kleiber mengontrol ada di level yang berbeda.

So control is no longer a zero-sum game.

Jadi kontrol bukan lagi permainan penihilan.

You have this control. You have this control. And all you put together,

And punya kontrol ini. Anda punya kontrol ini. Dan anda kumpulkan semuanya,

in partnership, brings about the best music.

dengan ber-partner, untuk menghasilkan musik yang terbaik.

So Kleiber is about process.

Jadi Kleiber adalah tentang proses.

Kleiber is about conditions in the world.

Kleiber adalah tentang kondisi di dunia.

But you need to have process and content to create the meaning.

Tapi anda memerlukan proses dan isi untuk menciptakan makna.

Lenny Bernstein, my own personal maestro.

Lenny Bernstein, maestro pribadi saya...

Since he was a great teacher,

...dan karena ia adalah guru yang hebat,

Lenny Bernstein always started from the meaning. Look at this, please.

Lenny Bernstein selalu mulai dari makna. Coba lihat ini.

(Music)

(Musik)

Do you remember the face of Muti, at the beginning?

Anda ingat wajah Muti, di awal?

Well he had a wonderful expression, but only one.

Dia mempunyai ekspresi yang menarik, tapi hanya satu.

(Laughter)

(Tertawa)

Did you see Lenny's face?

Anda lihat wajah Lenny?

You know why? Because the meaning of the music is pain.

Anda tahu kenapa? Karena makna dari musik ini adalah luka.

And you're playing a painful sound.

Dan anda memainkan suara yang menyiksa.

And you look at Lenny and he's suffering.

Dan anda lihat Lenny, ia menderita.

But not in a way that you want to stop.

Tapi tidak membuat anda ingin menghentikannya.

It's suffering, like, enjoying himself in a Jewish way, as they say.

Penderitaan ini, seperti, menikmati suasana dengan cara Yahudi, seperti yang mereka bilang.

(Laughter)

(Tertawa)

But you can see the music on his face.

Tapi anda bisa melihat musik di wajahnya.

You can see the baton left his hand. No more baton.

Anda bisa melihat tongkat sudah tidak lagi di tangannya. Tidak ada lagi tongkat.

Now it's about you, the player,

Sekarang ini tentang kalian, para pemain,

telling the story.

mengisahkan ceritanya.

Now it's a reversed thing. You're telling the story. And you're telling the story.

Ini sesuatu yang terbalik. Anda menceritakan ceritanya. Dan anda menceritakan ceritanya.

And even briefly, you become the storyteller

Dan dalam waktu sesaat, anda menjadi tukang cerita...

to which the community, the whole community, listens to.

yang didengar oleh suatu komunitas, seluruh komunitas.

And Bernstein enables that. Isn't that wonderful?

Dan Bernstein memampukannya. Bukankan itu menakjubkan?

Now, if you are doing all the things we talked about, together,

Sekarang, jika anda melakukan semua yang sudah kita bicarakan, bersama,

and maybe some others,

dan mungkin beberapa orang lain,

you can get to this wonderful point of doing without doing.

anda bisa mencapai titik dimana anda bisa melakukan sesuatu tanpa melakukan apapun.

And for the last video, I think this is simply the best title.

Dan untuk video terakhir, saya pikir ini adalah judul yang terbaik.

My friend Peter says,

Teman saya Peter mengatakan,

"If you love something, give it away." So, please.

"Jika anda mencintai sesuatu, berikanlah." Silakan.

(Music)

(Musik)

(Applause)

(Tepuk tangan)