A Darwinian theory of beauty | Denis Dutton

Translator: handarmin - Reviewer: Antonius Yudi Sendjaja

Delighted to be here

Sangat senang dapat berada di sini

and to talk to you about a subject dear to my heart,

dan berbicara tentang hal yang saya sukai,

which is beauty.

yaitu keindahan.

I do the philosophy of art, aesthetics,

Saya mengerjakan filosofi seni, estetika

actually, for a living.

untuk mencari nafkah.

I try to figure out intellectually,

Saya berusaha mencari tahu secara intelektual,

philosophically, psychologically,

filosofis, dan psikologi,

what the experience of beauty is,

apa rasa dari keindahan itu,

what sensibly can be said about it

apa yang pantas dikatakan tentang hal itu

and how people go off the rails in trying to understand it.

dan bagaimana orang berusaha keras untuk mencoba mengerti.

Now this is an extremely complicated subject,

Ini adalah hal yang sangat rumit,

in part because the things that we call beautiful

sebagian karena hal-hal yang kita sebut indah

are so different.

sangatlah berbeda.

I mean just think of the sheer variety --

Maksud saya coba pikirkan berbagai macam --

a baby's face,

Wajah seorang bayi,

Berlioz's "Harold in Italy,"

"Harold in Italy" karya Berlioz,

movies like "The Wizard of Oz"

film seperti "The Wizard of Oz",

or the plays of Chekhov,

atau pertunjukan Chekhov,

a central California landscape,

bentang alam California tengah,

a Hokusai view of Mt. Fuji,

Pemandangan Hokusai dari Gunung Fuji,

"Der Rosenkavalier,"

"Der Rosenkavalier",

a stunning match-winning goal

gol kemenangan dari pertandingan hebat

in a World Cup soccer match,

dalam pertandingan sepakbola Piala Dunia,

Van Gogh's "Starry Night,"

"Starry Night" karya Van Gogh,

a Jane Austen novel,

novel Jane Austen,

Fred Astaire dancing across the screen.

Fred Astaire menari di layar.

This brief list includes human beings,

Daftar singkat ini berisi manusia,

natural landforms,

bentang alam alami,

works of art and skilled human actions.

karya seni dan aksi terampil manusia.

An account that explains the presence of beauty

Hal yang menjelaskan adanya keindahan

in everything on this list

dalam semua hal di daftar ini

is not going to be easy.

tidaklah mudah.

I can, however, give you at least a taste

Saya setidaknya dapat memberi gambaran

of what I regard

dari apa yang saya anggap

as the most powerful theory of beauty

sebagai teori keindahan paling kuat

we yet have.

yang kita miliki.

And we get it not from a philosopher of art,

Dan kita mendapatkannya, bukan dari filsuf seni,

not from a postmodern art theorist

bukan dari teori seni postmodern

or a bigwig art critic.

atau pakar kritik seni.

No, this theory

Tidak, teori ini

comes from an expert

datang dari seorang pakar

on barnacles and worms and pigeon breeding,

perkembangbiakan teritip, cacing, dan merpati.

and you know who I mean:

Dan Anda tahu siapa yang saya maksud --

Charles Darwin.

Charles Darwin.

Of course, a lot of people think they already know

Tentu saja, banyak orang berpikir mereka sudah tahu

the proper answer to the question,

jawaban yang pantas untuk pertanyaan,

"What is beauty?"

apakah keindahan itu?

It's in the eye of the beholder.

Itu ada di mata sang empunya.

It's whatever moves you personally.

Apapun yang meggerakkan Anda secara pribadi.

Or, as some people,

Atau, seperti beberapa orang --

especially academics prefer,

terutama akademia -- lebih suka,

beauty is in the culturally conditioned

keindahan itu berada di mata empunya yang

eye of the beholder.

telah dipengaruhi budaya.

People agree that paintings or movies or music

Orang orang setuju bahwa lukisan atau film atau musik

are beautiful

itu indah

because their cultures determine a uniformity of aesthetic taste.

karena budaya mereka menentukan cita rasa estetika yang seragam.

Taste for both natural beauty and for the arts

Cita rasa untuk keindahan alami dan seni

travel across cultures

tersebar ke berbagai budaya

with great ease.

dengan sangat mudah.

Beethoven is adored in Japan.

Beethoven disukai di Jepang.

Peruvians love Japanese woodblock prints.

Orang Peru suka akan cetakan kayu Jepang.

Inca sculptures are regarded as treasures

Patung-patung Inca dianggap sebagai harta karun

in British museums,

di museum-museum Inggris,

while Shakespeare is translated

sementara karya Shakespeare diterjemahkan

into every major language of the Earth.

ke semua bahasa utama di dunia.

Or just think about American jazz

Atau pikirkan saja tentang American Jazz

or American movies --

atau film-film Amerika --

they go everywhere.

ada di mana-mana.

There are many differences among the arts,

Ada banyak perbedaan di antara seni,

but there are also universal,

tapi seni juga universal,

cross-cultural aesthetic pleasures

nilai-nilai and kesenangannya

and values.

melintasi budaya.

How can we explain

Bagaimana kita dapat menjelaskan

this universality?

kesamaan ini?

The best answer lies in trying to reconstruct

Jawaban terbaik ada dengan mencoba membangun kembali

a Darwinian evolutionary history

sejarah evolusi Darwin

of our artistic and aesthetic tastes.

tentang cita rasa artistik dan estetika kita.

We need to reverse-engineer

Kita perlu membongkar

our present artistic tastes and preferences

cita rasa artistik dan pilihan kita sekarang

and explain how they came

dan menjelaskan bagaimana mereka sampai

to be engraved in our minds

terukir dalam pikiran kita.

by the actions of both our prehistoric,

Berkat lingkungan prasejarah kita,

largely pleistocene environments,

yang sebagian besar merupakan lingkungan pleistocene,

where we became fully human,

kita menjadi manusia utuh,

but also by the social situations

tapi juga karena situasi sosial

in which we evolved.

tempat kita berkembang.

This reverse engineering

Proses pembongkaran balik ini

can also enlist help

juga dapat dibantu

from the human record

dari rekaman umat manusia

preserved in prehistory.

dari jaman prasejarah yang terawetkan.

I mean fossils, cave paintings and so forth.

Maksud saya adalah fosil, lukisan di gua, dan sebagainya.

And it should take into account

Dan hal itu seharusnya memperhitungkan

what we know of the aesthetic interests

apa yang kita tahu tentang ketertarikan estetika

of isolated hunter-gatherer bands

dari kumpulan pengumpul-pemburu yang terisolasi

that survived into the 19th and the 20th centuries.

yang terus hidup sampai abad ke-19 dan 20.

Now, I personally

Sekarang, saya pribadi

have no doubt whatsoever

tidak ragu sama sekali

that the experience of beauty,

bahwa pengalaman akan keindahan,

with its emotional intensity and pleasure,

dengan intensitas emosi dan kesenangan,

belongs to our evolved human psychology.

merupakan hasil dari perkembangan psikologi manusia.

The experience of beauty is one component

Pengalaman akan keindahan itu adalah salah satu komponen

in a whole series of Darwinian adaptations.

dalam seluruh seri adaptasi Darwin.

Beauty is an adaptive effect,

Keindahan adalah efek adaptif,

which we extend

yang kita buat

and intensify

dan perkuat

in the creation and enjoyment

dalam pembuatan dan penikmatan

of works of art and entertainment.

dari karya seni dan hiburan.

As many of you will know,

Seperti yang diketahui banyak orang di sini,

evolution operates by two main primary mechanisms.

evolusi bekerja melalui dua mekanisme utama.

The first of these is natural selection --

Pertama adalah seleksi alam --

that's random mutation and selective retention --

di mana mutasi acak dan penyimpanan selektif --

along with our basic anatomy and physiology --

bersama dengan anatomi dan psikologi dasar kita --

the evolution of the pancreas or the eye or the fingernails.

evolusi dari pankreas atau mata atau kuku jari.

Natural selection also explains

Seleksi alam juga menjelaskan

many basic revulsions,

banyak perubahan dasar,

such as the horrid smell of rotting meat,

seperti bau busuk menyengat dari daging busuk,

or fears, such as the fear of snakes

atau ketakutan, seperti takut akan ular

or standing close to the edge of a cliff.

atau berdiri di dekat tepi jurang.

Natural selection also explains pleasures --

Seleksi alam juga menjelaskan kenikmatan --

sexual pleasure,

kenikmatan seksual,

our liking for sweet, fat and proteins,

kesukaan kita pada rasa manis, lemak dan protein,

which in turn explains a lot of popular foods,

yang menjelaskan mengapa banyak makanan populer,

from ripe fruits through chocolate malts

dari buah matang sampai minuman gandum coklat

and barbecued ribs.

dan iga panggang.

The other great principle of evolution

Mekanisme evolusi yang lainnya

is sexual selection,

adalah seleksi seksual,

and it operates very differently.

dan cara kerjanya sangat berbeda.

The peacock's magnificent tail

Ekor burung merak yang mengesankan

is the most famous example of this.

adalah contoh paling terkenal.

It did not evolve for natural survival.

Itu tidak berkemang demi kelangsungan hidup.

In fact, it goes against natural survival.

Kenyataanya, hal itu merugikan.

No, the peacock's tail

Tidak, ekor merak

results from the mating choices

ada karena adanya pemilihan pasangan

made by peahens.

oleh merak betina.

It's quite a familiar story.

Ini adalah cerita yang sangat umum.

It's women who actually push history forward.

Wanitalah yang sebenarnya membuat sejarah.

Darwin himself, by the way,

Darwin sendiri,

had no doubts that the peacock's tail

tidak ragu bahwa ekor merak

was beautiful in the eyes of the peahen.

itu indah di mata merak betina.

He actually used that word.

Dia sebenarnya menggunakan kata itu.

Now, keeping these ideas firmly in mind,

Sekarang, dengan ide-ide di benak Anda

we can say that the experience of beauty

kita dapat mengatakan bahwa pengalaman dari keindahan itu

is one of the ways that evolution has

adalah salah satu cara yang

of arousing and sustaining

dimiliki evolusi dalam membangkitkan dan menjaga

interest or fascination,

ketertarikan atau kekaguman,

even obsession,

bahkan obsesi,

in order to encourage us

untuk menyemangati kita

toward making the most adaptive decisions

untuk membuat keputusan yang paling adaptif

for survival and reproduction.

untuk kelangsungan hidup dan reproduksi.

Beauty is nature's way

Keindahan adalah cara alam

of acting at a distance,

yang bekerja pada jarak jauh,

so to speak.

kira-kira seperti itu.

I mean, you can't expect to eat

Maksud saya, Anda tak bisa memakan

an adaptively beneficial landscape.

bentang alam yang berguna.

It would hardly do to eat your baby

Tidak mungkin juga untuk memakan bayi

or your lover.

atau pasangan Anda.

So evolution's trick

Jadi trik evolusi itu

is to make them beautiful,

adalah dengan membuatnya menjadi indah,

to have them exert a kind of magnetism

untuk mengeluarkan semacam daya tarik

to give you the pleasure of simply looking at them.

untuk memberi Anda kesenangan dengan hanya melihatnya.

Consider briefly an important source of aesthetic pleasure,

Pertimbangkan sebentar sebuah sumber kesenangan estetika penting,

the magnetic pull

daya tarik

of beautiful landscapes.

dari bentang alam yang indah.

People in very different cultures

Orang dari budaya berbeda

all over the world

dari seluruh dunia

tend to like a particular kind of landscape,

cenderung menyukai bentang alam tertentu,

a landscape that just happens to be similar

Sebuah bentang alam yang kebetulan sama

to the pleistocene savannas where we evolved.

dengan padang rumput pleistocene di mana kita berkembang.

This landscape shows up today

Bentang alam ini sekarang ada

on calendars, on postcards,

di kalendar, di kartu pos,

in the design of golf courses and public parks

di desain lapangan golf dan taman umum

and in gold-framed pictures

dan di gambar-gambar dengan dibingkai emas

that hang in living rooms

yang digantung di ruang tamu

from New York to New Zealand.

dari New York sampai Selandia Baru.

It's a kind of Hudson River school landscape

Ini seperti bentang alam sekolah Hudson River

featuring open spaces

yang memiliki lapangan terbuka

of low grasses

dengan rumput-rumput pendeknya

interspersed with copses of trees.

diselangi oleh pepohonan

The trees, by the way, are often preferred

Pohon pohon itu sering kali lebih disukai

if they fork near the ground,

jika bercabang dekat dengan tanah,

that is to say, if they're trees you could scramble up

dengan kata lain, jika pohon itu dapat dipanjat

if you were in a tight fix.

ketika Anda berada dalam kesulitan.

The landscape shows the presence

Bentang alam ini menunjukkan

of water directly in view,

adanya air yang terlihat,

or evidence of water in a bluish distance,

atau bukti adanya air dengan warna kebiru-biruan dari jauh,

indications of animal or bird life

pertanda adanya binatang atau burung

as well as diverse greenery

dan juga tumbuhan yang beragam

and finally -- get this --

dan akhirnya -- lihat ini --

a path

sebuah jalur

or a road,

atau jalan,

perhaps a riverbank or a shoreline,

mungkin tepi sungai atau pesisir pantai

that extends into the distance,

yang berlanjut sampai ke kejauhan

almost inviting you to follow it.

seperti mengundang Anda untuk mengikutinya.

This landscape type is regarded as beautiful,

Jenis bentang alam seperti ini dianggap indah,

even by people in countries

bahkan oleh orang-orang di negara

that don't have it.

yang tidak memilikinya.

The ideal savanna landscape

Bentang alam padang rumput yang ideal

is one of the clearest examples

adalah salah satu contoh paling jelas

where human beings everywhere

di mana semua manusia dari semua tempat

find beauty

menemukan keindahan

in similar visual experience.

dalam pengalaman visual yang sama.

But, someone might argue,

Tapi, seseorang mungkin berpendapat,

that's natural beauty.

bahwa itulah keindahan alami.

How about artistic beauty?

Bagaimana dengan keindahan artistik?

Isn't that exhaustively cultural?

Bukankan itu juga sangat berbudaya?

No, I don't think it is.

Tidak, saya pikir itu bukan seperti itu.

And once again, I'd like to look back to prehistory

Dan sekali lagi, saya melihat kembali pada jaman prasejarah

to say something about it.

untuk mengatakan sesuatu tentang ini.

It is widely assumed

Ini kerap dianggap

that the earliest human artworks

bahwa karya seni manusia paling awal

are the stupendously skillful cave paintings

adalah lukisan gua yang mengagumkan

that we all know from Lascaux

yang kita kenal dari Lascaux

and Chauvet.

dan Chauvet.

Chauvet caves

Gua Chauvet

are about 32,000 years old,

berusia sekitar 32.000 tahun,

along with a few small, realistic sculptures

bersama beberapa patung realis kecil

of women and animals from the same period.

wanita dan binatang dari masa yang sama.

But artistic and decorative skills

Tapi keahlian artistik dan dekoratif

are actually much older than that.

sebenarnya jauh lebih tua dari itu.

Beautiful shell necklaces

Kalung cangkang indah

that look like something you'd see at an arts and crafts fair,

yang terlihat seperti sesuatu yang Anda lihat pada pekan seni dan kerajinan,

as well as ochre body paint,

dan juga cat kuning tua untuk melukis tubuh

have been found

yang telah ditemukan

from around 100,000 years ago.

berasal dari 100.000 ribu tahun yang lalu.

But the most intriguing prehistoric artifacts

Tapi artifak prasejarah yang paling menarik

are older even than this.

bahkan lebih tua dari ini.

I have in mind

Yang ada dalam pikiran saya

the so-called Acheulian hand axes.

adalah kapak tangan Acheulian.

The oldest stone tools are choppers

Alat jaman batu tertua adalah alat pemotong

from the Olduvai Gorge in East Africa.

dari Jurang Olduvai di Afrika Timur

They go back about two-and-a-half-million years.

yang berasal dari dua setengah juta tahun yang lalu.

These crude tools

Alat-alat kasar ini

were around for thousands of centuries,

telah ada selama ribuan abad,

until around 1.4 million years ago

sampai sekitar 1.4 juta tahun yang lalu

when Homo erectus

ketika Homo erectus

started shaping

mulai membentuk

single, thin stone blades,

pisau batu yang tipis,

sometimes rounded ovals,

terkadang berbentuk oval,

but often in what are to our eyes

tapi sering, di mata Anda,

an arresting, symmetrical pointed leaf

adalah sebuah bentuk daun runcing simetris

or teardrop form.

atau tetesan air.

These Acheulian hand axes --

Kapak tangan Acheulian ini --

they're named after St. Acheul in France,

dinamakan dari St.Acheul di Prancis,

where finds were made in 19th century --

di mana kapak ini ditemukan pada abad ke 19 --

have been unearthed in their thousands,

dan telah ditemukan dalam jumlah ribuan,

scattered across Asia, Europe and Africa,

tersebar diseluruh Asia, Eropa, dan Afrika,

almost everywhere Homo erectus

hampir di semua tempat di mana Homo erectus

and Homo ergaster roamed.

dan Homo ergaster bermukim.

Now, the sheer numbers of these hand axes

Sekarang, dari jumlah kapak tangan ini saja

shows that they can't have been made

menunjukkan bahwa kapak ini tidak mungkin dibuat

for butchering animals.

untuk menyembelih binatang.

And the plot really thickens when you realize

Dan kisahnya menjadi lebih rumit ketika Anda menyadari

that, unlike other pleistocene tools,

tidak seperti alat-alat pleistocene lainnya,

the hand axes often exhibit

kapak tangan ini sering tidak

no evidence of wear

menunjukkan bekas-bekas dipakai

on their delicate blade edges.

pada ujung-ujungnya.

And some, in any event, are too big

Dan beberapa, pada beberapa kasus

to use for butchery.

kapak-kapak ini terlalu besar untuk digunakan.

Their symmetry, their attractive materials

Simetri itu, material mereka yang menarik

and, above all,

dan terutama,

their meticulous workmanship

hasilnya yang sangat detail

are simply quite beautiful

sebenarnya sangat indah

to our eyes, even today.

di mata kita, bahkan sampai hari ini.

So what were these ancient --

Jadi apa yang benda kuno ini --

I mean, they're ancient, they're foreign,

Maksud saya, benda ini kuno, dan asing,

but they're at the same time

tapi pada saat yang bersamaan

somehow familiar.

entah mengapa terasa akrab.

What were these artifacts for?

Untuk apa artifak ini dipergunakan?

The best available answer

Jawaban terbaik yang ada

is that they were literally

adalah artifak ini sebenarnya

the earliest known works of art,

adalah hasil karya seni pertama yang diketahui,

practical tools transformed

alat-alat praktis yang berubah

into captivating aesthetic objects,

menjadi objek estetik yang menarik,

contemplated both for their elegant shape

karena bentuk yang anggun

and their virtuoso craftsmanship.

dan hasil kerja yang mengagumkan.

Hand axes mark

Kapak tangan menandai

an evolutionary advance in human history --

sebuah kemajuan evolusioner dalam sejarah manusia --

tools fashioned to function

alat-alat yang dibentuk menurut fungsinya

as what Darwinians call "fitness signals" --

seperti apa yang disebut Darwin sebagai sinyal kemampuan --

that is to say, displays

tampilan

that are performances

yang merupakan pertunjukan

like the peacock's tail,

seperti ekor burung merak,

except that, unlike hair and feathers,

kecuali, tidak seperti rambut dan bulu,

the hand axes are consciously

kapak tangan ini dibuat

cleverly crafted.

dengan sangat pintar.

Competently made hand axes

Kapak tangan yang dibuat dengan cerdas

indicated desirable personal qualities --

menunjukkan kualitas pribadi yang baik --

intelligence, fine motor control,

kepintaran, kontrol fungsi motor yang baik,

planning ability,

kemampuan merencanakan,

conscientiousness

sifat kehati-hatian

and sometimes access to rare materials.

dan terkadang akses terhadap bahan-bahan langka.

Over tens of thousands of generations,

Selama puluhan ribu generasi,

such skills increased the status

kemampuan seperti itu meningkatkan status

of those who displayed them

bagi siapa saja yang menampilkannya

and gained a reproductive advantage

dan memperoleh keuntungan reproduksi

over the less capable.

dibanding yang tidak mampu.

You know, it's an old line,

Anda tahu, ini adalah kalimat kuno,

but it has been shown to work --

tapi telah dibuktikan berhasil --

"Why don't you come up to my cave, so I can show you my hand axes?"

"Mengapa Anda tidak datang ke gua saya, sehingga saya dapat menunjukkan kapak tangan saya."

(Laughter)

(Tawa)

Except, of course, what's interesting about this

Kecuali, tentu saja, apa yang menarik tentang ini

is that we can't be sure how that idea was conveyed,

adalah kita tidak bisa memastikan bagaimana ide itu disampaikan,

because the Homo erectus

karena Homo erectus

that made these objects

yang membuat benda-benda ini

did not have language.

tidak memiliki bahasa.

It's hard to grasp,

Ini sulit dimengerti,

but it's an incredible fact.

tapi ini fakta yang kuat.

This object was made

Benda ini dibuat

by a hominid ancestor,

oleh nenek moyang hominid --

Homo erectus or Homo ergaster,

Homo erectus atau Homo ergaster --

between 50,000 and 100,000 years

antara 50.000 hingga 100.000 ribu tahun lalu

before language.

sebelum adanya bahasa.

Stretching over a million years,

Selama lebih dari satu juta tahun,

the hand axe tradition

tradisi kapak tangan

is the longest artistic tradition

adalah tradisi artistik terpanjang

in human and proto-human history.

dalam sejarah manusia dan pendahulu-manusia.

By the end of the hand axe epic, Homo sapiens --

Pada akhir masa kapak tangan, Homo sapiens --

as they were then called, finally --

disebut seperti itu , akhirnya --

were doubtless finding new ways

dengan pasti mencari cara baru

to amuse and amaze each other

untuk menghibur dan mengagumi satu sama lain

by, who knows, telling jokes,

dengan cara, bercanda,

storytelling, dancing, or hairstyling.

bercerita, menari, atau menata rambut.

Yes, hairstyling -- I insist on that.

Ya, menata rambut -- saya yakin akan hal ini.

For us moderns,

Bagi orang orang modern seperti kita,

virtuoso technique

teknik-teknik pintar

is used to create imaginary worlds

digunakan untuk menciptakan dunia imajinatif

in fiction and in movies,

dalam fiksi dan film

to express intense emotions

untuk mengekspresikan emosi yang kuat

with music, painting and dance.

dengan musik, lukisan, dan tarian.

But still,

Tapi tetap saja,

one fundamental trait

satu sifat dasar

of the ancestral personality persists

dari kepribadian nenek moyang kita tetap ada

in our aesthetic cravings:

dalam rasa estetika kita;

the beauty we find

keindahan yang kita temukan

in skilled performances.

dalam pertunjukan-pertunjukan terampil.

From Lascaux to the Louvre

Dari Lascaux sampai Louvre

to Carnegie Hall,

sampai Carnegie Hall,

human beings

umat manusia

have a permanent innate taste

memiliki pembawaan yang permanen

for virtuoso displays in the arts.

terhadap pertunjukan seni yang terampil.

We find beauty

Kita menemukan keindahan

in something done well.

dalam sesuatu yang dibuat dengan baik.

So the next time you pass a jewelry shop window

Jadi jika Anda kelak melewati jendela toko perhiasan

displaying a beautifully cut

yang menampilkan batu berbentuk tetesan air mata yang

teardrop-shaped stone,

dipotong dengan indah.

don't be so sure

jangan terlalu yakin

it's just your culture telling you

itu hanya budaya Anda mengatakan

that that sparkling jewel is beautiful.

bahwa perhiasan yang berkilau itu indah.

Your distant ancestors loved that shape

Nenek moyang Anda menyukai bentuk itu

and found beauty in the skill needed to make it,

dan menemukan keindahan dalam keterampilan untuk membuatnya,

even before

bahkan sebelum

they could put their love into words.

mereka dapat menyatakan kesukaannya dengan kata-kata.

Is beauty in the eye of the beholder?

Apakah keindahan itu ada pada mata sang empunya?

No, it's deep in our minds.

Tidak, itu ada jauh di dalam pikiran kita.

It's a gift handed down from the intelligent skills

Itu adalah hadiah, yang diturunkan dari keterampilan yang pintar

and rich emotional lives

dan hidup yang kaya akan emosi

of our most ancient ancestors.

dari nenek moyang tertua kita.

Our powerful reaction to images,

Reaksi kita yang kuat akan gambar,

to the expression of emotion in art,

sampai pada ekspresi emosi akan seni,

to the beauty of music, to the night sky,

sampai pada indahnya musik, pada langit malam hari,

will be with us and our descendants

akan bersama kita dan keturunan kita

for as long as the human race exists.

selama umat manusia masih ada.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)