Rethinking infidelity ... a talk for anyone who has ever loved | Esther Perel | TED

Translator: Laksmi Wijayanti Reviewer: Abe Felisa

Why do we cheat?

Mengapa kita berselingkuh?

And why do happy people cheat?

Dan mengapa mereka yang bahagia pun melakukannya?

And when we say "infidelity," what exactly do we mean?

Saat kita menyebut "perselingkuhan," apa sebenarnya yang kita maksud?

Is it a hookup, a love story, paid sex, a chat room,

Apakah itu kencan, kisah cinta, seks berbayar, ruang obrolan,

a massage with a happy ending?

ataukah pijatan dengan akhir yang bahagia?

Why do we think that men cheat out of boredom and fear of intimacy,

Mengapa kita pikir pria berselingkuh karena bosan dan takut keintiman,

but women cheat out of loneliness and hunger for intimacy?

sedangkan wanita berselingkuh karena kesepian dan haus keintiman?

And is an affair always the end of a relationship?

Dan apakah perselingkuhan selalu merupakan akhir dari sebuah hubungan?

For the past 10 years, I have traveled the globe

Selama 10 tahun terakhir, saya berkeliling dunia

and worked extensively with hundreds of couples

dan menangani terapi ratusan pasangan

who have been shattered by infidelity.

yang hubungannya retak akibat peselingkuhan.

There is one simple act of transgression

Ada satu pelanggaran sederhana

that can rob a couple of their relationship,

yang dapat merusak hubungan suatu pasangan,

kebahagiaan dan identitas mereka: perselingkuhan.

their happiness and their very identity: an affair.

And yet, this extremely common act is so poorly understood.

Namun, tindakan yang sangat umum ini sering disalahpahami,

So this talk is for anyone who has ever loved.

Maka, ceramah kali ini diperuntukkan bagi siapa pun yang pernah mencintai.

Adultery has existed since marriage was invented,

Perselingkuhan sudah ada sejak pernikahan diciptakan,

and so, too, the taboo against it.

begitu juga tabu yang menentangnya.

In fact, infidelity has a tenacity that marriage can only envy,

Bahkan, ada kegigihan pada perselingkuhan, lebih daripada pernikahan,

so much so, that this is the only commandment

sampai hanya larangan ini yang diulang dua kali dalam 10 Perintah di Alkitab:

that is repeated twice in the Bible:

once for doing it, and once just for thinking about it.

satu larangan untuk melakukannya, dan satu lagi untuk sekadar memikirkannya.

(Laughter)

(Tawa)

So how do we reconcile what is universally forbidden,

Jadi bagaimana kita menerima apa yang dilarang secara umum,

yet universally practiced?

namun juga umum dilakukan?

Now, throughout history, men practically had a license to cheat

Nah, sepanjang sejarah, pria biasanya lebih lazim untuk berselingkuh

with little consequence,

dengan konsekuensi yang ringan,

and supported by a host of biological and evolutionary theories

dan didukung oleh berbagai teori biologis dan evolusioner

that justified their need to roam,

yang menjadikan pembenaran kebutuhan mereka untuk 'menjelajah',

so the double standard is as old as adultery itself.

karenanya standar ganda ini sama tuanya dengan perselingkuhan itu sendiri.

But who knows what's really going on under the sheets there, right?

Tapi siapa yang tahu apa yang sesungguhnya terjadi, ya kan?

Because when it comes to sex,

Karena jika kita berbicara tentang seks,

the pressure for men is to boast and to exaggerate,

tututan bagi pria adalah menyombong dan melebih-lebihkan,

but the pressure for women is to hide, minimize and deny,

sementara tuntutan bagi wanita adalah menyembunyikan, menutupi, dan mengingkari.

which isn't surprising when you consider that there are still nine countries

yang tidak mengherankan karena ketika Anda melihat masih ada sembilan negara

where women can be killed for straying.

di mana wanita dapat dibunuh karena berselingkuh.

Now, monogamy used to be one person for life.

Nah, monogami dulunya berarti satu orang dalam seumur hidup.

Today, monogamy is one person at a time.

Sekarang ini, monogami artinya satu orang satu kali bersenggama.

(Laughter)

(Tawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

I mean, many of you probably have said,

Maksud saya, banyak yang mungkin berkata,

"I am monogamous in all my relationships."

"Saya monogami di semua hubungan saya,"

(Laughter)

(Tawa)

We used to marry,

Dulu kita menikah,

and had sex for the first time.

dan bersenggama untuk pertama kalinya.

But now we marry,

Namun sekarang kita menikah,

and we stop having sex with others.

dan berhenti bersenggama dengan yang lain.

The fact is that monogamy had nothing to do with love.

Padahal monogami tidak ada hubungannya dengan cinta.

Men relied on women's fidelity

Pria mengandalkan kesetiaan wanita

in order to know whose children these are,

agar mereka tahu siapa ayah anak-anak mereka

and who gets the cows when I die.

dan siapa yang mendapat sapi (warisan) ketika saya mati.

Now, everyone wants to know

Nah, semua orang ingin tahu

what percentage of people cheat.

persentase dari kasus perselingkuhan.

I've been asked that question since I arrived at this conference.

Orang terus bertanya sejak saya tiba di konferensi ini.

(Laughter)

(Tawa)

It applies to you.

Ini berlaku untuk Anda.

But the definition of infidelity keeps on expanding:

Namun definisi "perselingkuhan" terus meluas:

sexting, watching porn, staying secretly active on dating apps.

mengirim konten seksual, menonton porno, diam-diam aktif di aplikasi perjodohan.

So because there is no universally agreed-upon definition

Jadi, karena tidak ada definisi yang diakui secara umum

of what even constitutes an infidelity,

mengenai peristiwa seperti apa yang merupakan perselingkuhan,

estimates vary widely, from 26 percent to 75 percent.

kisarannya sangat bervariasi, dari 26% sampai 75%.

But on top of it, we are walking contradictions.

Namun intinya, kita hidup dalam kontradiksi.

So 95 percent of us will say that it is terribly wrong

Jadi 95% dari kita akan berkata bahwa amatlah salah

for our partner to lie about having an affair,

jika pasangan kita berbohong mengenai perselingkuhan

but just about the same amount of us will say

namun jumlah yang sama pun akan berkata

that that's exactly what we would do if we were having one.

bahwa itulah yang akan kita lakukan jika kita berselingkuh.

(Laughter)

(Tawa)

Now, I like this definition of an affair --

Nah, saya menyukai definisi "perselingkuhan" berikut --

it brings together the three key elements:

yang membawa tiga elemen penting di dalamnya:

a secretive relationship, which is the core structure of an affair;

suatu hubungan rahasia, yang merupakan inti utama dari perselingkuhan;

an emotional connection to one degree or another;

suatu hubungan emosional sampai ke tahap tertentu;

and a sexual alchemy.

dan koneksi seksual.

And alchemy is the key word here,

Dan koneksi merupakan kata kuncinya,

because the erotic frisson is such that the kiss that you only imagine giving,

karena gairah erotis dapat membuat sebuah kecupan yang hanyalah sekadar imajinasi

can be as powerful and as enchanting

menjadi sama kuat dan menggairahkannya

as hours of actual lovemaking.

dengan bersenggama selama berjam-jam.

As Marcel Proust said,

Seperti kata Marcel Proust,

it's our imagination that is responsible for love, not the other person.

imajinasilah yang berperan dalam cinta, bukan pasangan kita.

So it's never been easier to cheat,

Jadi, berselingkuh itu mudah,

and it's never been more difficult to keep a secret.

dan menjaga rahasia itu lebih sulit.

And never has infidelity exacted such a psychological toll.

Dan perselingkuhan benar-benar berpengaruh secara psikologis.

When marriage was an economic enterprise,

Apabila pernikahan adalah sebuah perusahaan ekonomi,

infidelity threatened our economic security.

perselingkuhan mengancam keamanan ekonomi.

But now that marriage is a romantic arrangement,

Namun karena pernikahan adalah perjodohan romantis,

infidelity threatens our emotional security.

perselingkuhan mengancam keamanan emosional kita,

Ironically, we used to turn to adultery --

Ironisnya, kita sering berpaling kepada perselingkuhan --

that was the space where we sought pure love.

saat kita mencoba mencari cinta sejati.

But now that we seek love in marriage,

Namun saat kita mencarinya di dalam pernikahan,

adultery destroys it.

perselingkuhan menghancurkannya.

Now, there are three ways that I think infidelity hurts differently today.

Ada tiga cara berbeda bagaimana perselingkuhan menyakiti kita saat ini.

We have a romantic ideal in which we turn to one person

Kita mencari idealisme romantis di mana kita berpaling pada satu orang

to fulfill an endless list of needs:

demi memenuhi kebutuhan tiada akhir:

to be my greatest lover, my best friend,

menjadi kekasih terhebat, sahabat,

the best parent, my trusted confidant,

orang tua terbaik, orang kepercayaan,

my emotional companion, my intellectual equal.

pendamping emosional, teman yang setara secara intelektual.

And I am it: I'm chosen, I'm unique,

Dan sayalah orangnya: Saya terpilih, saya unik,

I'm indispensable, I'm irreplaceable,

saya diperlukan, saya tak tergantikan,

I'm the one.

sayalah orang yang tepat.

And infidelity tells me I'm not.

Dan perselingkuhan mengatakan sebaliknya.

It is the ultimate betrayal.

Perselingkuhan adalah pengkhianatan mutlak.

Infidelity shatters the grand ambition of love.

Perselingkuhan menghancurkan ambisi cinta yang mulia.

But if throughout history, infidelity has always been painful,

Namun apabila perselingkuhan dulu selalu menyakitkan,

today it is often traumatic,

kini perselingkuhan seringnya traumatis,

because it threatens our sense of self.

karena ia mengancam jati diri kita.

So my patient Fernando, he's plagued.

Pasien saya, Fernando, bimbang.

He goes on: "I thought I knew my life.

Dia terus berbicara: "Kukira aku mengenal diriku.

I thought I knew who you were, who we were as a couple, who I was.

Kukira aku mengenal dirimu, diri kita sebagai pasangan, siapa diriku dulu.

Now, I question everything."

Sekarang aku mempertanyakan semua itu."

Infidelity -- a violation of trust, a crisis of identity.

Perselingkuhan -- pelanggaran kepercayaan, krisis identitas.

"Can I ever trust you again?" he asks.

"Bisakah aku mempercayaimu kembali?" dia bertanya.

"Can I ever trust anyone again?"

"Bisakah aku percaya siapapun lagi?"

And this is also what my patient Heather is telling me,

Dan ini juga yang dikatakan pasien saya, Heather,

when she's talking to me about her story with Nick.

ketika ia menceritakan kisahnya dengan Nick.

Married, two kids.

Mereka menikah dengan dua anak.

Nick just left on a business trip,

Nick baru saja pergi berdinas,

and Heather is playing on his iPad with the boys,

dan Heather sedang memainkan iPadnya dengan putra mereka,

when she sees a message appear on the screen:

saat ia melihat sebuah pesan muncul di layar:

"Can't wait to see you."

"Tak sabar untuk bertemu denganmu."

Strange, she thinks, we just saw each other.

Aneh, pikirnya. Kami baru saja bertemu.

And then another message:

Kemudian pesan lain muncul:

"Can't wait to hold you in my arms."

"Tak sabar untuk memelukmu."

And Heather realizes

Dan Heather sadar

these are not for her.

ini bukan ditujukan untuknya.

She also tells me that her father had affairs,

Ia juga bercerita bahwa ayahnya pun berselingkuh.

but her mother, she found one little receipt in the pocket,

Namun Ibunya menemukan sebuah nota di dalam kantong,

and a little bit of lipstick on the collar.

dan bekas lipstik di kerah baju.

Heather, she goes digging,

Sedangkan Heather terus menyelidiki,

and she finds hundreds of messages,

dan menemukan ratusan pesan,

and photos exchanged and desires expressed.

foto yang terkirim serta hasrat yang terungkapkan.

The vivid details of Nick's two-year affair

Detail jelas dua tahun perselingkuhan Nick

unfold in front of her in real time,

tersingkap di hadapannya saat itu juga,

And it made me think:

dan itu membuat saya berpikir:

Affairs in the digital age are death by a thousand cuts.

Perselingkuhan di era teknologi artinya mati tercabik-cabik.

But then we have another paradox that we're dealing with these days.

Namun ada juga paradoks yang kita hadapi akhir-akhir ini.

Because of this romantic ideal,

Karena idealisme romantis ini,

we are relying on our partner's fidelity with a unique fervor.

kita bergantung pada kesetiaan pasangan dengan pemahaman unik.

But we also have never been more inclined to stray,

Namun kita sendiri cenderung berselingkuh,

and not because we have new desires today,

bukan karena kita memiliki hasrat baru,

but because we live in an era

namun karena kita hidup pada jaman

where we feel that we are entitled to pursue our desires,

di mana kita merasa berhak untuk mengejar hasrat dan keinginan kita,

because this is the culture where I deserve to be happy.

karena inilah budaya di saat kita berhak untuk hidup bahagia.

And if we used to divorce because we were unhappy,

Dan apabila kita dulu bercerai karena kita tidak bahagia,

today we divorce because we could be happier.

sekarang kita bercerai agar kita dapat hidup lebih bahagia.

And if divorce carried all the shame,

Dan apabila dulu perceraian membawa malu,

today, choosing to stay when you can leave

sekarang justru memilih bertahan ketika kita dapat bercerai

is the new shame.

adalah rasa hina yang baru.

So Heather, she can't talk to her friends

Heather tidak dapat bercerita kepada teman-temannya

because she's afraid that they will judge her for still loving Nick,

karena ia takut mereka akan menghakiminya karena masih mencintai Nick,

and everywhere she turns, she gets the same advice:

dan kemanapun ia berpaling, ia mendapatkan saran serupa:

Leave him. Throw the dog on the curb.

Tinggalkan dia. Kucilkan dia.

And if the situation were reversed, Nick would be in the same situation.

Dan apabila keadaannya dibalik, Nick akan berada di situasi yang sama.

Staying is the new shame.

Bertahan adalah rasa hina yang baru.

So if we can divorce,

Jadi jika kita bisa bercerai,

why do we still have affairs?

mengapa kita masih berselingkuh?

Now, the typical assumption is that if someone cheats,

Nah, asumsi umum jika seseorang berselingkuh

either there's something wrong in your relationship or wrong with you.

apakah ada yang salah dalam hubungan Anda ataukah dengan Anda sendiri.

But millions of people can't all be pathological.

Namun tidak mungkin jutaan orang semuanya patologis.

The logic goes like this: If you have everything you need at home,

Logikanya seperti ini: Jika semua kebutuhan Anda terpenuhi di rumah,

then there is no need to go looking elsewhere,

maka tak perlu mencarinya ke tempat lain,

assuming that there is such a thing as a perfect marriage

anggap memang ada yang namanya pernikahan sempurna

that will inoculate us against wanderlust.

yang akan membuat kita kebal terhadap nafsu berkelana.

But what if passion has a finite shelf life?

Namun bagaimana jika hasrat memiliki masa kadaluarsa?

What if there are things that even a good relationship

Bagaimana jika ada hal-hal yang bahkan hubungan yang baik

can never provide?

tak dapat memberikannya?

If even happy people cheat,

Jika mereka yang bahagia pun berselingkuh,

what is it about?

apa masalah sebenarnya?

The vast majority of people that I actually work with

Mayoritas orang yang saya tangani

are not at all chronic philanderers.

tidak semuanya tukang rayu akut.

They are often people who are deeply monogamous in their beliefs,

Seringkali mereka adalah orang yang punya prinsip monogami yang cukup dalam

and at least for their partner.

dan setidaknya terhadap pasangan.

But they find themselves in a conflict

Namun kini mereka terlibat konflik

between their values and their behavior.

antara nilai-nilai yang mereka anut dengan perilaku mereka.

They often are people who have actually been faithful for decades,

Seringkali mereka adalah orang yang sungguh setia selama puluhan tahun,

but one day they cross a line

namun suatu hari mereka melanggar batasan

that they never thought they would cross,

yang mereka tak mengira akan mereka langgar,

and at the risk of losing everything.

dan dengan resiko kehilangan segalanya.

But for a glimmer of what?

Namun untuk apa?

Affairs are an act of betrayal,

Perselingkuhan adalah suatu tindakan pengkhianatan,

and they are also an expression of longing and loss.

dan juga ekspresi rasa rindu dan kehilangan.

At the heart of an affair, you will often find

Sering kali, inti dari sebuah perselingkuhan adalah

a longing and a yearning for an emotional connection,

kerinduan dan keinginan akan hubungan emosional,

for novelty, for freedom, for autonomy, for sexual intensity,

sesuatu yang baru, kebebasan, otonomi, intensitas seksual,

a wish to recapture lost parts of ourselves

keinginan untuk menemukan kembali diri kita yang hilang,

or an attempt to bring back vitality in the face of loss and tragedy.

atau usaha mengembalikan vitalitas di ambang kehilangan dan tragedi.

I'm thinking about another patient of mine, Priya,

Saya teringat pasien saya yang lain, Priya,

who is blissfully married,

yang pernikahannya penuh kebahagiaan.

loves her husband,

Ia mencintai suaminya,

and would never want to hurt the man.

dan tak pernah ingin menyakitinya.

But she also tells me

Namun ia juga bercerita

that she's always done what was expected of her:

bahwa ia selalu memenuhi apa yang diharapkan darinya:

good girl, good wife, good mother,

menjadi gadis baik-baik, istri dan ibu yang baik,

taking care of her immigrant parents.

mengurus orangtuanya yang imigran.

Priya, she fell for the arborist who removed the tree from her yard

Priya jatuh cinta dengan tukang pohon yang mencabut pohon dari halamannya

after Hurricane Sandy.

setelah Badai Sandy.

And with his truck and his tattoos, he's quite the opposite of her.

Dan dengan truk dan tatonya, ia sungguh berlawanan dengan Priya.

But at 47, Priya's affair is about the adolescence that she never had.

Namun di usia ke-47, perselingkuhan Priya adalah masa remaja yang tak ia alami.

And her story highlights for me that when we seek the gaze of another,

Dan bagi saya kisah Priya menunjukkan ketika kita mencari perhatian orang lain,

it isn't always our partner that we are turning away from,

belum tentu pasangan kita yang sedang kita tinggalkan,

but the person that we have ourselves become.

melainkan pribadi kita yang telah berubah.

And it isn't so much that we're looking for another person,

Dan kita bukanlah mencari orang lain,

as much as we are looking for another self.

tapi justru mencari diri kita sendiri.

Now, all over the world,

Nah, di seluruh dunia,

there is one word that people who have affairs always tell me.

ada satu kata yang selalu diucapkan oleh para pasien saya.

They feel alive.

Mereka merasa hidup.

And they often will tell me stories of recent losses --

Dan mereka sering menceritakan kehilangan yang baru terjadi --

of a parent who died,

orangtua yang baru saja meninggal,

and a friend that went too soon,

teman yang pergi sebelum waktunya,

and bad news at the doctor.

dan kabar buruk dari dokter.

Death and mortality often live in the shadow of an affair,

Kematian dan ketidakabadian sering melatarbelakangi perselingkuhan,

because they raise these questions.

karena pertanyaan berikut ini muncul:

Is this it? Is there more?

Apakah hanya ini saja? Apakah ada lagi?

Am I going on for another 25 years like this?

Apakah saya akan terus hidup seperti ini 25 tahun ke depan?

Will I ever feel that thing again?

Apakah saya masih dapat merasakannya lagi?

And it has led me to think that perhaps these questions

Dan ini membuat saya berpikir bahwa mungkin pertanyaan ini

are the ones that propel people to cross the line,

yang membuat orang melanggar batasan tersebut,

and that some affairs are an attempt to beat back deadness,

dan beberapa perselingkuhan merupakan usaha untuk mengalahkan kematian,

in an antidote to death.

suatu obat penawar kematian.

And contrary to what you may think,

Dan mungkin tidak seperti yang Anda pikirkan,

affairs are way less about sex, and a lot more about desire:

inti dari perselingkuhan seringkali bukan seks, tapi lebih kepada keinginan:

desire for attention, desire to feel special,

keinginan untuk diperhatikan, keinginan untuk merasa istimewa,

desire to feel important.

keinginan untuk merasa berarti.

And the very structure of an affair,

Dan pola dari perselingkuhan,

the fact that you can never have your lover,

kenyataan Anda takkan pernah memiliki kekasih Anda,

keeps you wanting.

membuat Anda terus menginginkannya.

That in itself is a desire machine,

Ini merupakan mesin keinginan,

because the incompleteness, the ambiguity,

karena kekosongan dan kerancuannya,

keeps you wanting that which you can't have.

membuat Anda terus mengharapkan yang tak dapat Anda miliki.

Now some of you probably think

Nah, beberapa mungkin berpikir

that affairs don't happen in open relationships,

bahwa perselingkuhan tidak pernah terjadi pada hubungan terbuka,

but they do.

namun ini salah.

First of all, the conversation about monogamy is not the same

Pertama, perbincangan mengenai monogami tidaklah sama

as the conversation about infidelity.

dengan perbincangan mengenai perselingkuhan.

But the fact is that it seems that even when we have

Tapi kenyataannya, bahkan ketika kita mempunyai

the freedom to have other sexual partners,

kebebasan untuk memiliki pasangan seks lain,

we still seem to be lured by the power of the forbidden,

kita masih saja tertarik oleh godaan larangan ini,

that if we do that which we are not supposed to do,

bahwa jika kita melakukan apa yang seharusnya tidak boleh,

then we feel like we are really doing what we want to.

maka kita akan merasa benar-benar melakukan yang kita inginkan.

And I've also told quite a few of my patients

Dan saya juga memberitahu beberapa pasien saya

that if they could bring into their relationships

bahwa jika mereka dapat membawa ke dalam hubungan mereka

one tenth of the boldness, the imagination and the verve

sepersepuluh keberanian, imajinasi dan antusiasme

that they put into their affairs,

seperti saat mereka berselingkuh,

they probably would never need to see me.

mungkin mereka takkan pernah butuh untuk menemui saya.

(Laughter)

(Tawa)

So how do we heal from an affair?

Jadi bagaimana kita pulih dari suatu perselingkuhan?

Desire runs deep.

Hasrat sangatlah dalam.

Betrayal runs deep.

Pengkhianatan sangatlah dalam.

But it can be healed.

Namun ini dapat dipulihkan.

And some affairs are death knells

Dan beberapa perselingkuhan merupakan tanda kematian

for relationships that were already dying on the vine.

dari hubungan yang pada pokoknya sudah mati.

But others will jolt us into new possibilities.

Namun sisanya akan mengejutkan kita dengan kemungkinan baru.

The fact is, the majority of couples

Faktanya, mayoritas pasangan yang telah

who have experienced affairs stay together.

mengalami perselingkuhan terus bersama.

But some of them will merely survive,

Namun beberapa hanya akan terus bertahan,

and others will actually be able to turn a crisis into an opportunity.

sementara yang lain akan dapat mengubah krisis menjadi kesempatan.

They'll be able to turn this into a generative experience.

Mereka akan mampu mengubah hal ini menjadi pengalaman berharga.

And I'm actually thinking even more so for the deceived partner,

Dan saya justru terpikir akan pasangan yang dikhianati,

who will often say,

yang seringkali bertanya,

"You think I didn't want more?

"Kau pikir aku tidak mau lebih?

But I'm not the one who did it."

Tapi bukan aku yang berselingkuh."

But now that the affair is exposed,

Sekarang saat perselingkuhan tersebut tersingkap,

they, too, get to claim more,

mereka juga dapat menuntut lebih,

and they no longer have to uphold the status quo

dan mereka tidak perlu lagi mempertahankan status quo

that may not have been working for them that well, either.

yang mungkin mereka juga tidak melakukannya dengan baik.

I've noticed that a lot of couples,

Saya perhatikan ada banyak pasangan,

in the immediate aftermath of an affair,

segera setelah melewati masa perselingkuhan,

because of this new disorder that may actually lead to a new order,

karena kekacauan yang baru saja terjadi sebenarnya menciptakan pola baru,

will have depths of conversations with honesty and openness

akan mengalami pembicaraan yang dalam dipenuhi dengan kejujuran dan keterbukaan

that they haven't had in decades.

yang telah hilang selama puluhan tahun.

And, partners who were sexually indifferent

Dan pasangan yang acuh secara seksual

find themselves suddenly so lustfully voracious,

tiba-tiba mendapatkan gairah luar biasa

they don't know where it's coming from.

yang entah berasal dari mana.

Something about the fear of loss will rekindle desire,

Ketakutan akan kehilangan juga akan membangkitkan kembali gairah,

and make way for an entirely new kind of truth.

dan membuka kesempatan untuk kebenaran yang baru.

So when an affair is exposed,

Jadi ketika perselingkuhan tersingkap,

what are some of the specific things that couples can do?

apa yang dapat dilakukan oleh para pasangan secara spesifik?

We know from trauma that healing begins

Kita tahu dari trauma bahwa pemulihan dimulai

when the perpetrator acknowledges their wrongdoing.

ketika pelaku mengakui kesalahannya.

So for the partner who had the affair,

Maka bagi para pelaku perselingkuhan,

for Nick,

bagi Nick, hal pertama adalah menghentikan perselingkuhannya,

one thing is to end the affair,

but the other is the essential, important act of expressing

namun yang terpenting dan mendasar adalah mengekspresikan

guilt and remorse for hurting his wife.

rasa bersalah dan penyesalannya karena telah menyakiti istrinya.

But the truth is

Namun sebenarnya

saya telah memperhatikan cukup banyak pasangan yang terlibat perselingkuhan

that I have noticed that quite a lot of people who have affairs

may feel terribly guilty for hurting their partner,

mungkin merasa amat bersalah karena telah melukai pasangannya,

but they don't feel guilty for the experience of the affair itself.

namun mereka tidak menyesali perselingkuhan itu sendiri.

And that distinction is important.

Dan perbedaan ini penting.

And Nick, he needs to hold vigil for the relationship.

Dan Nick perlu menjaga hubungan mereka.

He needs to become, for a while, the protector of the boundaries.

Untuk sementara, ia harus menjadi pelindung batasan.

It's his responsibility to bring it up,

Merupakan kewajiban Nick untuk menyinggung ini,

because if he thinks about it,

karena apabila ia memikirkannya,

he can relieve Heather from the obsession,

ia dapat membebaskan Heather dari obsesinya,

and from having to make sure that the affair isn't forgotten,

dan memastikan bahwa perselingkuhannya tak terlupakan,

and that in itself begins to restore trust.

dan secara otomatis akan mengembalikan kepercayaan.

But for Heather,

Namun bagi Heather,

or deceived partners,

atau pasangan yang diduakan,

it is essential to do things that bring back a sense of self-worth,

mereka perlu melakukan sesuatu yang akan mengembalikan harga diri mereka,

to surround oneself with love and with friends and activities

meliputi diri mereka dengan cinta, sahabat, dan kegiatan

that give back joy and meaning and identity.

yang mengembalikan sukacita, arti, dan identitas mereka.

But even more important,

Namun yang lebih penting,

is to curb the curiosity to mine for the sordid details --

adalah menahan keingintahuan untuk menggali detail yang tidak senonoh--

Where were you? Where did you do it?

Kau pernah ke mana saja? Di mana kau melakukannya?

How often? Is she better than me in bed? --

Seberapa sering? Apakah dia lebih baik dariku di ranjang? --

questions that only inflict more pain,

pertanyaan yang justru akan lebih menyakitkan

and keep you awake at night.

dan membuat Anda tidak tidur.

And instead, switch to what I call the investigative questions,

Justru bertanyalah mengenai pertanyaan yang menyelidik,

the ones that mine the meaning and the motives --

yang menggali maksud dan motifnya --

What did this affair mean for you?

Apa arti perselingkuhan ini bagimu?

What were you able to express or experience there

Pengalaman dan ekspresi apa yang kau dapatkan

that you could no longer do with me?

yang tak lagi kau rasakan denganku?

What was it like for you when you came home?

Apa yang kau rasakan saat kau pulang ke rumah?

What is it about us that you value?

Apa yang berarti bagimu dari hubungan kita?

Are you pleased this is over?

Apa kau lega semua ini berakhir?

Every affair will redefine a relationship,

Setiap perselingkuhan akan menciptakan definisi baru dari sebuah hubungan,

and every couple will determine

dan setiap pasangan akan memutuskan

what the legacy of the affair will be.

pelajaran apa yang akan didapat dari perselingkuhan ini.

But affairs are here to stay, and they're not going away.

Namun perselingkuhan tetap ada, dan tidak akan pergi begitu saja.

And the dilemmas of love and desire,

Dan dilema akan cinta dan hasrat

they don't yield just simple answers of black and white and good and bad,

tidak akan memberikan jawaban sesederhana hitam atau putih dan baik atau buruk,

and victim and perpetrator.

dan korban dan pelaku.

Betrayal in a relationship comes in many forms.

Pengkhianatan di dalam hubungan ada dalam berbagai bentuk.

There are many ways that we betray our partner:

Ada banyak cara mengkhianati pasangan Anda:

with contempt, with neglect,

menghina, menelantarkan,

with indifference, with violence.

mengacuhkan, melakukan kekerasan.

Sexual betrayal is only one way to hurt a partner.

Pengkhianatan seksual hanyalah salah satu cara untuk melukai pasangan..

In other words, the victim of an affair

Dengan kata lain, korban perselingkuhan

is not always the victim of the marriage.

bukan selalu korban pernikahan.

Now, you've listened to me,

Nah, Anda telah mendengarkan saya,

and I know what you're thinking:

dan saya tahu apa yang Anda pikirkan:

She has a French accent, she must be pro-affair.

Ia berbicara dengan aksen Perancis, pasti ia pro-perselingkuhan,

(Laughter)

(Tawa)

So, you're wrong.

Nah, Anda salah.

I am not French.

Saya bukan orang Perancis.

(Laughter)

(Tawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

And I'm not pro-affair.

Dan saya tidak pro-perselingkuhan.

But because I think that good can come out of an affair,

Tapi karena saya berpikir ada kebaikan yang dapat dipetik dari perselingkuhan,

I have often been asked this very strange question:

saya sering ditanya pertanyaan aneh ini:

Would I ever recommend it?

Apakah saya akan menyarankan perselingkuhan?

Now, I would no more recommend you have an affair

Nah, saya takkan pernah menyarankan Anda berselingkuh

than I would recommend you have cancer,

sama seperti saya tidak akan merekomendasikan kanker,

and yet we know that people who have been ill

namun kita tahu bahwa penderita sakit

often talk about how their illness has yielded them a new perspective.

seringkali bercerita akan bagaimana penyakit mereka membawa perspektif baru.

The main question that I've been asked since I arrived at this conference

Pertanyaan utama yang sering saya hadapi sejak tiba di konferensi ini

when I said I would talk about infidelity is, for or against?

ketika saya bilang saya akan berceramah mengenai perselingkuhan, pro atau kontra?

I said, "Yes."

Saya jawab, "Ya."

(Laughter)

(Tawa)

I look at affairs from a dual perspective:

Saya memandang perselingkuhan dari dua sisi:

hurt and betrayal on one side,

luka dan pengkhianatan di satu sisi,

growth and self-discovery on the other --

perkembangan dan pencarian jati diri di sisi lain --

what it did to you, and what it meant for me.

efeknya bagi Anda, dan maknanya bagi saya.

And so when a couple comes to me in the aftermath of an affair

Jadi ketika pasangan menemui saya setelah melewati perselingkuhan

that has been revealed,

yang telah tersingkap,

I will often tell them this:

seringkali saya akan berkata:

Today in the West,

Saat ini di Barat,

most of us are going to have two or three relationships

banyak dari kita yang akan melalui dua atau tiga hubungan

or marriages,

atau pernikahan,

and some of us are going to do it with the same person.

dan beberapa dari kita akan melakukannya dengan orang yang sama.

Your first marriage is over.

Pernikahan pertama Anda berakhir.

Would you like to create a second one together?

Apakah Anda ingin memulai yang kedua bersama-sama?

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)