Elizabeth Pisani: Sex, drugs and HIV -- let's get rational

Translator: Davi Soesilo Reviewer: alex sumadijaya

"People do stupid things.

"Manusia melakukan hal-hal bodoh.

That's what spreads HIV."

yang menyebabkan penyebaran HIV."

This was a headline in a U.K. newspaper,

Inilah berita utama di sebuah koran Inggris,

The Guardian, not that long ago.

The Guardian, baru-baru ini.

I'm curious, show of hands, who agrees with it?

Saya penasaran -- angkat tangan -- siapa yang setuju dengan pernyataan itu?

Well, one or two brave souls.

Terlihat, satu atau dua jiwa yang berani.

This is actually a direct quote from an epidemiologist

Ini adalah kutipan langsung dari seorang ahli epidemiologi, (penyebaran penyakit manusia)

who's been in field of HIV for 15 years,

yang telah bekerja di bidang HIV selama 15 tahun,

worked on four continents,

bekerja di 4 benua,

and you're looking at her.

dan anda sekarang sedang melihatnya.

And I am now going to argue

Dan sekarang saya akan membantahnya

that this is only half true.

dan menyatakan bahwa hal tersebut hanya sebagian saja yang benar.

People do get HIV because they do stupid things,

Manusia terjangkit HIV karena melakukan hal-hal bodoh,

but most of them are doing stupid things

tapi kebanyakan dari mereka melakukan hal bodoh

for perfectly rational reasons.

karena alasan-alasan yang sangat rasional.

Now, "rational" is the dominant paradigm

Sekarang, rasional adalah cara pandang yang dominan

in public health,

di bidang kesehatan masyarakat.

and if you put your public health nerd glasses on,

Dan jikalau anda melihat dari sudut pandang kacamata kesehatan masyarakat anda,

you'll see that if we give people the information that they need

anda akan melihat jika kita memberikan informasi yang mereka butuhkan

about what's good for them and what's bad for them,

tentang apa yang baik dan yang tidak baik bagi mereka,

if you give them the services

Bila anda memberikan bantuan tersebut

that they can use to act on that information,

mereka bisa menggunakan informasi tersebut untuk bertindak,

and a little bit of motivation,

dan dengan sedikit motivasi,

people will make rational decisions

masyarakat akan membuat keputusan yang rasional

and live long and healthy lives.

dan memiliki kehidupan yang lama dan sehat.

Wonderful.

Luar biasa.

That's slightly problematic for me because I work in HIV,

Sebuah masalah bagi saya karena bekerja di bidang HIV,

and although I'm sure you all know

dan meskipun saya yakin anda sekalian tahu

that HIV is about poverty and gender inequality,

bahwa HIV berhubungan tentang kemiskinan dan ketidaksetaraan jenis kelamin,

and if you were at TED '07

dan apabila anda mengikuti TED tahun 2007,

it's about coffee prices ...

itu semua berhubungan dengan harga kopi;

Actually, HIV's about sex and drugs,

sebenarnya, HIV erat kaitannya dengan seks dan narkoba.

and if there are two things that make

Dan ada dua hal yang membuat

human beings a little bit irrational,

manusia bertindak secara tidak masuk akal,

they are erections and addiction.

yaitu hasrat seksual dan kecanduan.

(Laughter)

(Tertawa)

So, let's start with what's rational for an addict.

Jadi, marilah mulai dengan apa yang masuk akal bagi seorang pecandu.

Now, I remember speaking to an Indonesian friend of mine, Frankie.

Sekarang, saya ingat berbicara dengan seorang teman saya dari Indonesia, Frankie.

We were having lunch and he was telling me

Kita sedang makan siang, dan dia mengatakan kepada saya

about when he was in jail in Bali for a drug injection.

bahwa pada saat dia dipenjara di Bali karena menyuntik narkoba.

It was someone's birthday, and they had very kindly

Saat ulang tahun seseorang teman, dan mereka dengan baik hatinya

smuggled some heroin into jail,

menyeludupkan heroin ke dalam penjara,

and he was very generously sharing it out

dan dia berbaik hati dan membagikannya

with all of his colleagues.

dengan semua temannya.

And so everyone lined up,

Jadi semua orang berbaris,

all the smackheads in a row,

semua pecandu di dalam satu baris.

and the guy whose birthday it was

Dan orang yang berulang tahun

filled up the fit,

mempersiapkan suntikannya,

and he went down and started injecting people.

dan menyusuri barisan serta mulai menyuntik orang-orang.

So he injects the first guy,

Dia menyuntik orang pertama,

and then he's wiping the needle on his shirt,

lalu dia menyeka jarum suntiknya dengan bajunya,

and he injects the next guy.

lalu menyuntik orang berikutnya.

And Frankie says, "I'm number 22 in line,

Lalu Frankie berkata, "Aku nomor 22 di dalam barisan,

and I can see the needle coming down towards me,

dan aku bisa melihat jarum suntik menujuku,

and there is blood all over the place.

dan penuh dengan darah.

It's getting blunter and blunter.

Jarumnya semakin tumpul dan tumpul.

And a small part of my brain is thinking,

Dan sebagian kecil otakku berpikir,

'That is so gross

'Ini amat sangat kotor

and really dangerous,'

dan benar-benar berbahaya,'

but most of my brain is thinking,

namun sebagian besar otakku berpikir,

'Please let there be some smack left

'Semoga masih ada sebagian narkoba

by the time it gets to me.

pada saat suntikkan sampai padaku.

Please let there be some left.'"

Semoga saja masih ada sisanya."

And then, telling me this story,

Lalu, saat berbagi cerita ini dengan saya,

Frankie said,

Frankie berkata,

"You know ... God,

"Kamu tahu, astaga

drugs really make you stupid."

narkoba benar-benar membuat orang menjadi bodoh."

And, you know, you can't fault him for accuracy.

Dan, anda tahu, kita tidak dapat menyalahkan dia untuk kelakuannya,

But, actually, Frankie, at that time,

tapi, sebenarnya, Frankie, pada saat itu,

was a heroin addict and he was in jail.

adalah seorang pecandu heroin, dan saat itu dia ada di penjara.

So his choice was either

Jadi pilihannya waktu itu adalah

to accept that dirty needle or not to get high.

menerima suntikan narkoba atau tidak menerimanya.

And if there's one place you really want to get high,

Dan bila ada satu tempat dimana anda benar-benar mau menerima narkoba,

it's when you're in jail.

Tempat itu adalah penjara.

But I'm a scientist

Tapi saya adalah seorang ilmuwan,

and I don't like to make data out of anecdotes,

dan saya tidak suka membuat data dari lelucon,

so let's look at some data.

jadi mari kita lihat beberapa data.

We talked to 600 drug addicts

Kami melakukan wawancara dengan 600 pecandu narkoba

in three cities in Indonesia,

di tiga kota di Indonesia,

and we said, "Well, do you know how you get HIV?"

dan bertanya, "Bagaimana anda bisa terjangkit HIV?"

"Oh yeah, by sharing needles."

"Iya. Dengan berbagi jarum suntik."

I mean, nearly 100 percent. Yeah, by sharing needles.

Maksud saya, hampir 100 persen. Dengan berbagi jarum suntik.

And, "Do you know where you can get a clean needle

Dan, "Anda tahu dimana anda dapat mendapatkan jarum suntik bersih

at a price you can afford to avoid that?"

dengan harga yang terjangkau untuk menghindari HIV?"

"Oh yeah." Hundred percent.

"Iya." 100 persen tahu.

"We're smackheads; we know where to get clean needles."

"Kita pecandu; kita tahu dimana mendapatkan jarum suntik bersih."

"So are you carrying a needle?"

"Jadi kamu saat ini membawa sebuah jarum suntik?"

We're actually interviewing people on the street,

Kita benar-benar mewawancarai orang-orang di jalanan,

in the places where they're hanging out and taking drugs.

di tempat-tempat mereka berkumpul dan menggunakan narkoba.

"Are you carrying clean needles?"

"Apakah kamu membawa jarum suntik bersih?"

One in four, maximum.

Paling banyak, Satu dari empat orang.

So no surprises then that

Jadi tidak mengherankan jika

the proportion that actually used clean needles

proporsi yang menggunakan jarum bersih

every time they injected in the last week

setiap kali mereka menyuntik diri di minggu terakhir

is just about one in 10,

hanya satu dari sepuluh,

and the other nine in 10 are sharing.

dan sembilan sisanya saling berbagi.

So you've got this massive mismatch;

Jadi anda mendapati perbedaan yang nyata.

everyone knows that

Semua orang tahu bahwa

if they share they're going to get HIV,

jika mereka berbagi mereka akan tertular HIV,

but they're all sharing anyway.

namun mereka tetap berbagi.

So what's that about? Is it like you get a better high if you share or something?

Mengapa? Apakah karena lebih baik mendapat kenikmatan bila anda berbagi atau ada sesuatu yang lain?

We asked that to a junkie and they're like, "Are you nuts?"

Kita bertanya demikian ke seorang pecandu dan mereka menjawab, "Apakah kau gila?

You don't want to share a needle anymore than you want

Anda tidak mau berbagi jarum suntik lebih dari yang anda mau

to share a toothbrush even with someone you're sleeping with.

bahkan tidak berbagi sikat gigi dengan seseorang yang tidur dengan anda.

There's just kind of an ick factor there.

itu adalah hal yang menjijikkan

"No, no. We share needles because we don't want to go to jail."

Tidak. Kita berbagi jarum suntik karena kita tidak mau dipenjara."

So, in Indonesia at this time,

Jadi, di Indonesia sekarang,

if you were carrying a needle and the cops rounded you up,

apabila anda membawa jarum suntik, dan polisi menangkap anda,

they could put you into jail.

mereka bisa menaruh anda di penjara.

And that changes the equation slightly, doesn't it?

Dan itu merubah keadaannya, bukankah demikian.

Because your choice now is either

Karena pilihan anda sekarang ada di antara,

I use my own needle now,

Saya menggunakan jarum suntik milik saya sendiri sekarang,

or I could share a needle now

atau saya bisa berbagi jarum suntik

and get a disease that's going to

dan terjangkit penyakit yang

possibly kill me 10 years from now,

mungkin membunuhku 10 tahun dari sekarang,

or I could use my own needle now

atau saya bisa menggunakan jarum suntik pribadi

and go to jail tomorrow.

dan masuk ke penjara tidak lama kemudian.

And while junkies think that

Dan saat para pecandu berpikir bahwa

it's a really bad idea to expose themselves to HIV,

adalah idea buruk untuk terjangkit HIV,

they think it's a much worse idea

Ide yang lebih buruk adalah

to spend the next year in jail

untuk menghabiskan waktu di penjara,

where they'll probably end up in Frankie's situation

dimana mereka mungkin berujung seperti di situasi yang dihadapi Frankie

and expose themselves to HIV anyway.

dan akan membuat diri mereka tetap terjangkit HIV.

So, suddenly it becomes perfectly rational

Dan akhirnya, semuanya menjadi sangat rasional

to share needles.

bila berbagi jarum suntik.

Now, let's look at it from a policy maker's point of view.

Sekarang, mari kita lihat ini dari sudut pandang para pembuat undang-undang.

This is a really easy problem.

Ini adalah masalah sangat mudah.

For once, your incentives are aligned.

Jadi untuk sekali, unsur pendorongnya adalah sama.

We've got what's rational for public health.

Kita memiliki alasan rasional untuk kesehatan masyarakat.

You want people to use clean needles --

Anda mau orang-orang menggunakan jarum suntik bersih,

and junkies want to use clean needles.

dan pecandu mau menggunakan jarum suntik bersih.

So we could make this problem go away

Jadi kita bisa membuat masalah ini hilang

simply by making clean needles universally available

semudah membuat jarum suntik yang bersih tersedia bebas

and taking away the fear of arrest.

dan menghilangkan ketakutan akan dimasukkan penjara.

Now, the first person to figure that out

Sekarang, orang pertama yang memecahkan masalah tersebut

and do something about it on a national scale

dan melakukannya dalam skala nasional

was that well-known, bleeding heart liberal

adalah seorang liberal terkenal, yang welas asih

Margaret Thatcher.

Margaret Thatcher.

And she put in the world's first

Dan dia pertama kali memberlakukan di dunia

national needle exchange program,

program penukaran jarum suntik nasional

and other countries followed suit: Australia, The Netherlands and few others.

dan diikuti oleh negara lainnya, Australia, Belanda, dan beberapa yang lain,

And in all of those countries, you can see,

dan semua negara tersebut, terlihat,

not more than four percent of injectors

tidak lebih dari empat persen

ever became infected with HIV.

yang terjangkit HIV, dari jarum suntik.

Now, places that didn't do this -- New York City for example,

Sekarang, di tempat lain yang tidak melakukannya, seperti kota New York,

Moscow, Jakarta --

Moskow, Jakarta,

we're talking, at its peak,

kita bicara, pada puncaknya,

one in two injectors

satu dari dua pengguna jarum suntik

infected with this fatal disease.

terjangkit penyakit fatal ini.

Now, Margaret Thatcher didn't do this

Sekarang, Margaret Thatcher tidak melakukan ini

because she has any great love for junkies.

karena dia menyayangi para pecandu.

She did it because she ran a country

Dia melakukan itu karena dia memerintah negara

that had a national health service.

yang mempunyai jasa pelayanan kesehatan nasional.

So, if she didn't invest in effective prevention,

Jadi, apabila dia tidak berinvestasi di pencegahan efektif,

she was going to have pick up the costs

dia akan membayar akibatnya

of treatment later on,

dengan perawatan di masa depan,

and obviously those are much higher.

dan jelas sekali harganya akan jauh lebih mahal.

So she was making a politically rational decision.

Jadi dia membuat keputusan politis yang rasional.

Now, if I take out my

Sekarang, jika saya melepaskan

public health nerd glasses here

kacamata kesehatan masyarakat,

and look at these data,

dan melihat data yang ada,

it seems like a no-brainer, doesn't it?

sebetulnya terlihat sangat masuk akal, bukankah demikian.

But in this country,

Tetapi di negara ini,

where the government apparently does not feel compelled

dimana pemerintah ternyata tidak merasa terdorong

to provide health care for citizens, (Laughter)

untuk memberikan layanan kesehatan umum kepada para warganya,

we've taken a very different approach.

kita memilih pendekatan yang sangat berbeda.

So what we've been doing in the United States

Jadi apa yang terjadi di Amerika Serikat

is reviewing the data -- endlessly reviewing the data.

merupakan peninjauan data, selamanya meninjau data.

So, these are reviews of hundreds of studies

Jadi ini adalah hasil tinjauan ratusan kajian

by all the big muckety-mucks

oleh para ilmuwan besar

of the scientific pantheon in the United States,

dari kewenangan ilmiah tertinggi di Amerika Serikat,

and these are the studies that show

dan hasil kajian ini menunjukkan

needle programs are effective -- quite a lot of them.

program jarum suntik efektif, terlihat cukup banyak.

Now, the ones that show that needle programs aren't effective --

Dan inilah yang menunjukkan program jarum suntik tidak efektif --

you think that's one of these annoying dynamic slides

bila anda berpikir ini adalah tampilan tayangan yang dinamis

and I'm going to press my dongle and the rest of it's going to come up,

ketika saya menekan alat saya maka jawaban lainnya akan tampil,

but no -- that's the whole slide.

tapi tidak, itulah keseluruhan tayangannya.

(Laughter)

(Tertawa)

There is nothing on the other side.

Tidak ada yang disembunyikan.

So, completely irrational,

Jadi, sangat tidak masuk akal,

you would think.

anda akan berpikir,

Except that, wait a minute, politicians are rational, too,

kecuali, tunggu sejenakt, para politisi adalah orang rasional juga,

and they're responding to what they think the voters want.

dan mereka hanya menanggapi apa yang mereka kira para pemilih mereka mau.

So what we see is that voters respond

Jadi apa yang kita lihat sekarang adalah para pemilih menanggapi

very well to things like this

hal tersebut dengan baik

and not quite so well to things like this.

dan kurang baik terhadap hal seperti ini.

(Laughter)

(Tertawa)

So it becomes quite rational

Jadi ini menjadi cukup masuk akal

to deny services to injectors.

untuk tidak memberi pelayanan kepada para penyuntik diri.

Now let's talk about sex.

Sekarang mari kita bicara tentang seks.

Are we any more rational about sex?

Apakah kita lebih rasional tentang seks?

Well, I'm not even going to address

Saya tidak akan membahas

the clearly irrational positions

pendapat tidak masuk akal

of people like the Catholic Church,

dari orang di Gereja Katolik,

who think somehow that if you give out condoms,

yang berpikir kalau kita memberikan kondom,

everyone's going to run out and have sex.

semua orang akan menjadi tak terkendali berhubungan seks.

I don't know if Pope Benedict

Saya tidak tahu apabila Paus Benedict

watches TEDTalks online,

menonton TEDTalks secara online,

but if you do, I've got news for you Benedict --

tapi apabila dia menonton, saya punya berita untuk anda Benedict.

I carry condoms all the time

Saya selalu membawa kondom,

and I never get laid.

dan saya tidak pernah melakukan hubungan seksual.

(Laughter) (Applause)

(Tertawa)

It's not that easy!

Tidak semudah itu.

Here, maybe you'll have better luck.

Ini, mungkin anda lebih beruntung.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Okay, seriously,

Ok, secara serius,

HIV is actually not that easy

HIV sebenarnya tidak semudah itu

to transmit sexually.

tersebarkan secara seksual.

So, it depends on how much virus there is

Jadi, itu semua tergantung berapa banyak virus yang terdapat

in your blood and in your body fluids.

di dalam darah dan di cairan tubuh anda.

And what we've got is a very, very high level of virus

Dan apa yang kita dapat adalah virus yang sangat tinggi tingkatnya,

right at the beginning when you're first infected,

saat awal, pada saat anda pertama kali terinfeksi,

then you start making antibodies,

kemudian tubuh anda mulai membuat antibodi,

and then it bumps along at quite low levels

dan virus tersebut turun ke tingkat yang cukup rendah

for a long time -- 10 or 12 years --

untuk waktu yang lama, 10 atau 12 tahun,

you have spikes if you get another sexually transmitted infection.

tingkat virus tersebut akan meningkat lagi bila anda terkena infeksi menular melalui hubungan seksual,

But basically, nothing much is going on

tapi pada dasarnya, tidak banyak yang terjadi

until you start to get symptomatic AIDS,

sampai anda mulai mendapatkan gejala AIDS.

and by that stage,

Dan pada tingkat itu, terlihat disini,

you're not looking great, you're not feeling great,

anda tidak terlihat sehat, tidak merasa sehat,

you're not having that much sex.

anda tidak melakukan banyak hubungan seksual.

So the sexual transmission of HIV

Jadi penularan seksual dari HIV

is essentially determined by how many partners you have

pada dasarnya ditentukan oleh berapa pasangan yang anda miliki

in these very short spaces of time

dalam waktu yang singkat

when you have peak viremia.

pada saat anda di puncak viremia (virus masuk ke aliran darah dan menjangkiti bagian tubuh lain).

Now, this makes people crazy

Sekarang, ini membuat orang gila

because it means that you have to talk about

karena itu berarti anda harus berbicara tentang

some groups having more sexual partners

sekelompok orang mempunyai lebih banyak pasangan seksual

in shorter spaces of time than other groups,

dalam jangka waktu pendek daripada kelompok lain,

and that's considered stigmatizing.

dan itu dianggap menjadi stigma.

I've always been a bit curious about that

Saya selalu penasaran tentang itu

because I think stigma is a bad thing,

karena saya pikir stigma adalah hal buruk,

whereas lots of sex is quite a good thing,

sebaliknya seks yang banyak merupakan hal baik,

but we'll leave that be.

tapi kita akan membiarkan hal itu.

The truth is that 20 years

Kenyataannya dalam 20 tahun

of very good research

penelitian yang sangat bagus

have shown us that

telah menunjukkan bahwa

there are groups that are more likely to turnover

ada kelompok yang lebih cenderung berganti

large numbers of partners in a short space of time.

banyak pasangan seksual dalam jangka waktu yang pendek,

And those groups are, globally,

dan kelompok tersebutlah yang, secara global,

people who sell sex and their more regular partners.

merupakan penjaja seks dan pasangan biasa mereka,

They are gay men on the party scene

mereka adalah para gay di pesta

who have, on average, three times more partners

yang, rata-rata, tiga kali lebih banyak memiliki pasangan

than straight people on the party scene.

daripada orang normal di pesta,

And they are heterosexuals

dan mereka yang heteroseksual

who come from countries that have

yang datang dari berbagai negara yang mempunyai

traditions of polygamy

tradisi poligami

and relatively high levels of female autonomy,

dan otonomi wanita (tidak menginginkan pria dalam kehidupannya) yang tinggi.

and almost all of those countries are in east or southern Africa.

dan hampir semua negara tersebut ada di Afrika Timur dan Afrika Selatan.

And that is reflected in the epidemic that we have today.

Dan itu semua terlihat dalam epidemi yang kita punya sekarang.

You can see these horrifying figures from Africa.

Jadi anda bisa melihat angka-angka yang menakutkan ini dari Afrika.

These are all countries in southern Africa

Ini semua adalah negara di Afrika Selatan

where between one in seven,

di mana antara satu dari tujuh

and one in three

dan satu dari tiga

of all adults,

dari semua orang dewasa

are infected with HIV.

terinfeksi dengan HIV.

Now, in the rest of the world,

Sekarang, di bagian dunia yang lain,

we've got basically nothing going on in the general population --

kita pada dasarnya tidak mempunyai itu di populasi umum,

very, very low levels --

sangat, sangat rendah,

but we have extraordinarily high levels of HIV

tapi kita mempunyai tingkat HIV sangat tinggi

in these other populations who are at highest risk:

di antara populasi yang punya resiko terjangkit yang paling tinggi,

drug injectors, sex workers

jadi para penyuntik narkoba, pekerja seksual,

and gay men.

dan pria gay.

And you'll note, that's the local data from Los Angeles:

Dan anda bisa memperhatikan data lokal dari Los Angeles.

25 percent prevalence among gay men.

25 persen banyaknya kasus terjadi di antara pria gay.

Of course, you can't get HIV just by having unprotected sex.

Jadi, tentu saja, anda bisa mendapatkan HIV bukan hanya dari hubungan seks yang tidak aman.

You can only HIV by having unprotected sex

Anda hanya bisa mendapatkan HIV dari hubungan seks yang tak dilindungi

with a positive person.

dengan orang yang positif HIV.

In most of the world,

Hampir diseluruh dunia,

these few prevention failures

beberapa langkah pencegahan tersebut gagal

notwithstanding,

yang tidak terelakkan,

we are actually doing quite well these days

kita sebenarnya sedang bertahan cukup baik

in commercial sex:

dalam seks komersial.

condom use rates are between 80 and 100 percent

Penggunaan kondom adalah antara 80 dan 100 persen

in commercial sex in most countries.

dalam dunia seks komersial di kebanyakan negara.

And, again, it's because of an alignment of the incentives.

Dan, lagi, ini karena penyejajaran antara motivasi yang ada.

What's rational for public health

Apa yang masuk akal untuk kesehatan masyarakat

is also rational for individual sex workers

itu juga masuk akal untuk individu yang bekerja sebagai pekerja seksual

because it's really bad for business to have another STI.

karena bisnis akan buruk bila mendapatkan penularan melalui hubungan seksual lagi.

No one wants it.

Tidak ada yang menginginkannya.

And, actually, clients don't want to go home with a drip either.

Dan, sebenarnya, pelanggan tidak mau mendapat penyakit juga.

So essentially, you're able to achieve

Jadi, pada dasarnya, anda bisa mencapai

quite high rates of condom use in commercial sex.

tingkat penggunaan kondom yang tinggi di seks komersial.

But in "intimate" relations

Tapi dalam hubungan yang "intim",

it's much more difficult because,

itu jauh lebih sulit karena,

with your wife or your boyfriend

dengan istri atau pacar anda,

or someone that you hope might turn into one of those things,

seseorang yang anda harapkan menjadi salah satu dari kedua hal itu,

we have this illusion of romance

kita memimpikan hayalan romantis

and trust and intimacy,

dan kepercayaan dan keintiman,

and nothing is quite so unromantic

dan tidak ada yang lebih tidak romantis

as the, "My condom or yours, darling?" question.

daripada, pertanyaan "kondomku atau kondommu, sayang?"

So in the face of that,

Jadi, dihadapi dengan fakta tersebut,

you really need quite a strong incentive

anda membutuhkan motivasi yang kuat

to use condoms.

untuk menggunakan kondom.

This, for example, this gentleman is called Joseph.

Contohnya adalah. Seorang pria bernama Joseph.

He's from Haiti and he has AIDS.

Dia dari Haiti, dan terjangkit AIDS,

And he's probably not having a lot of sex right now,

dan dia mungkin tidak melakukan banyak hubungan sex sekarang,

but he is a reminder in the population,

tapi dia merupakan peringatan bagi masyarakat,

of why you might want to be

kenapa anda sebaiknya mau

using condoms.

menggunakan kondom.

This is also in Haiti and is a reminder

Ini juga di Haiti dan sebagai tawaran

of why you might want to be having sex, perhaps.

kepada anda untuk melakukan hubungan seks, mungkin.

Now, funnily enough, this is also Joseph

Sekarang, cukup lucu, ini juga Joseph

after six months on antiretroviral treatment.

setelah enam bulan menggunakan perawatan antiretroviral.

Not for nothing do we call it the Lazarus Effect.

Itu sebabnya kita menamakannya efek Lazarus.

But it is changing the equation

Tapi merubah kenyataan

of what's rational

tentang apa yang masuk akal

in sexual decision-making.

dalam membuat keputusan seksual.

So, what we've got --

Jadi, apa yang kita punya --

some people say, "Oh, it doesn't matter very much

beberapa orang berkata, " Oh, itu tidak berarti banyak

because, actually, treatment is effective prevention

karena, sebenarnya, pengobatannya adalah pencegahan efektif

because it lowers your viral load and therefore

karena itu menurunkan jumlah virus dan selanjutnya

makes it more difficult to transmit HIV."

membuatnya susah untuk menularkan HIV."

So, if you look at the viremia thing again,

Jadi, kalau anda melihat proses virus masuk ke aliran darah lagi,

if you do start treatment when you're sick,

kalau anda memulai pengobatan pada saat sakit,

well, what happens? Your viral load comes down.

apa yang terjadi, jumlah virus di dalam tubuh berkurang.

But compared to what? What happens if you're not on treatment?

Tapi dibandingkan dengan apa? Apa yang terjadi kalau anda tidak diobati?

Well, you die,

Anda meninggal,

so your viral load goes to zero.

jadi jumlah virusnya menjadi nol.

And all of this green stuff here, including the spikes --

Dan semua yang hijau disini, termasuk ujung-ujung puncaknya,

which are because you couldn't get to the pharmacy,

karena anda tidak bisa ke apotik

or you ran out of drugs, or you went on a three day party binge

atau anda kehabisan obat, atau anda pergi ke pesta selama tiga hari tiga malam

and forgot to take your drugs,

and lupa mengkonsumsi obat-obatannya,

or because you've started to get resistance, or whatever --

atau karena tubuh anda mulai tidak mempan dengan obatnya, atau alasan apa saja,

all of that is virus

itu semua karena virus

that wouldn't be out there, except for treatment.

yang tak akan ada disana, bila ada pengobatan.

Now, am I saying, "Oh, well, great prevention strategy.

Sekarang, saya berkata, oh, strategi pencegahan yang sangat bagus

Let's just stop treating people."

mari kita berhenti mengobati orang-orang yang sakit?

Of course not, of course not.

Tentu tidak. Tentu tidak,

We need to expand antiretroviral treatment as much as we can.

kita perlu memperbanyak pengobatan retroviral semampu kita.

But what I am doing is calling into question

Tapi apa yang saya bahas ini adalah mempertanyakan

those people who say that more treatment

orang-orang yang mengatakan pengobatan

is all the prevention we need.

adalah satu-satunya langkah pencegahan yang kita perlukan.

That's simply not necessarily true,

Itu sama sekali tidak benar,

and I think we can learn a lot from the experience of gay men

dan saya pikir kita bisa belajar banyak dari pengalaman para pria gay

in rich countries where treatment has been widely available

di negara-negara makmur dimana pengobatan telah tersedia bebas

for going on 15 years now.

untuk lebih dari 15 tahun sekarang,

And what we've seen is

dan apa yang kita lihat adalah

that, actually, condom use rates,

sebenarnya, tingkat penggunaan kondom,

which were very, very high --

yang dulunya sangat, sangat tinggi --

the gay community responded very rapidly to HIV,

komunitas gay menanggapi HIV dengan sangat cepat,

with extremely little help

dengan bantuan yang sangat sedikit

from public health nerds, I would say --

dari kacamata kesehatan masyarakat, saya akan berkata --

that condom use rate has come down dramatically since treatment

bahwa penggunaan kondom mulai turun secara dramatis sejak adanya pengobatan

for two reasons really:

untuk dua alasan saja.

One is the assumption of, "Oh well,

Satu adalah anggapan, "Oh,

if he's infected, he's probably on meds,

kalau dia terjangkit, mungkin dia sedang dalam pengobatan,

and his viral load's going to be low, so I'm pretty safe."

dan jumlah virusnya adalah rendah, jadi saya cukup aman."

And the other thing is that people are simply

Dan hal lainnya adalah orang dengan mudahnya

not as scared of HIV

tidak takut dengan HIV

as they were of AIDS, and rightly so.

daripada dengan AIDS, dan memang seharusnya demikian.

AIDS was a disfiguring disease that killed you,

AIDS adalah penyakit yang merusak tubuh yang membunuh,

and HIV is an invisible virus

dan HIV adalah virus yang tak terlihat

that makes you take a pill every day.

yang membuat anda harus minum pil setiap hari.

And that's boring,

Dan itu membosankan,

but is it as boring as

tapi tidak lebih membosankan bila dibandingkan

having to use a condom every time you have sex,

harus menggunakan kondom setiap kali mau melakukan hubungan seks,

no matter how drunk you are,

tidak peduli seberapa mabuk anda,

no matter how many poppers you've taken, whatever?

tidak mengindahkan berapa pil narkoba anda konsumsi, apa saja.

If we look at the data, we can see that

Kalau kita melihat datanya, kita bisa melihat bahwa

the answer to that question

jawaban untuk pertanyaannya

is, mmm.

adalah mhmm.

So these are data from Scotland.

Jadi ini data dari Skotlandia.

You see the peak in drug injectors

Anda lihat puncak dari para penyuntik narkoba

before they started the national needle exchange program.

sebelum mereka memulai program pertukaran jarum suntik nasional.

Then it came way down.

Lalu turun sangat drastis

And both in heterosexuals -- mostly in commercial sex --

pada keduanya, seperti kaum heteroseksual, kebanyakan dalam seks komersial

and in drug users,

dan pengguna narkoba,

you've really got nothing much going on after treatment begins,

anda tidak mendapatkan apa-apa setelah pengobatan dimulai,

and that's because of that alignment of incentives

dan itu karena penyelarasan motivasi

that I talked about earlier.

yang saya bahas tadi.

But in gay men,

Tapi di antara pria gay,

you've got quite a dramatic rise

anda melihat kenaikan yang cukup dramatis

starting three or four years

antara tiga atau empat tahun

after treatment became widely available.

setelah pengobatan bebas tersedia.

This is of new infections.

Ini adalah infeksi baru.

What does that mean?

Apa artinya?

It means that the combined effect of being less worried

Ini berarti pengaruh kombinasi dari kekuatiran yang rendah

and having more virus out there in the population --

dan memiliki lebih banyak virus di antara populasi,

more people living longer, healthier lives,

lebih banyak orang hidup lebih lama, dan lebih sehat,

more likely to be getting laid

lebih mungkin dapat berhubungan seksual

with HIV --

dengan HIV,

is outweighing the effects of lower viral load,

lebih besar daripada pengaruh jumlah virus yang lebih rendah,

and that's a very worrisome thing.

dan itu hal yang sangat mencemaskan.

What does it mean?

Apa maksudnya?

It means we need to be doing more prevention the more treatment we have.

Itu berarti dengan melakukan lebih banyak pencegahan, berarti lebih banyak pengobatan

Is that what's happening?

Apakah itu yang sedang terjadi?

No, and I call it the "compassion conundrum."

Tidak, dan saya menamakannya misteri dari rasa belas kasihan.

We've talked a lot about compassion the last couple of days,

Kita membahas banyak tentang rasa belas kasihan dalam beberapa hari terakhir.

and what's happening really is that people are

Dan apa yang sebenarnya terjadi adalah orang-orang

unable quite to bring themselves to put in

yang tidak mampu membawa mereka kepada

good sexual and reproductive health services for sex workers,

pelayanan kesehatan reproduksi dan seks yang baik untuk para pekerja seksual,

unable quite to be giving out needles to junkies.

tidak mampu untuk memberikan jarum bersih untuk para pecandu,

But once they've gone from being

tapi setelah mereka beralih status dari

transgressive people whose behaviors we don't want to condone

orang yang tidak kita inginkan, yang kelakuannya tidak mau kita ampuni,

to being AIDS victims,

menjadi korban AIDS,

we come over all compassionate

kita menjadi penuh belas kasihan

and buy them incredibly expensive drugs for the rest of their lives.

dan membelikan obat-obatan yang sangat mahal untuk sisa hidup mereka.

It doesn't make any sense

Ini semua tidak masuk akal

from a public health point of view.

dari sudut pandang pelayanan kesehatan.

I want to give what's very nearly the last word to Ines.

Saya mau memberikan, yang hampir menjadi kata-kata terakhir saya, kepada Ines.

Ines is a a transgender hooker on the streets of Jakarta;

Ines adalah seorang pekerja seksual transgender di jalanan di Jakarta.

she's a chick with a dick.

Dia adalah wanita berjenis kelamin pria (waria).

Why does she do that job?

Kenapa dia melakukan pekerjaan itu?

Well, of course, because she's forced into it

Tentunya, karena dia terpaksa melakukannya

because she doesn't have any better option, etc., etc.

karena tidak punya pilihan, dan berbagai hal lainnya,

And if we could just teach her to sew

dan kalau saja kita bisa mengajarinya menjahit

and get her a nice job in a factory, all would be well.

dan mendapatkan pekerjaan baik di pabrik, mungkin semuanya akan terselesaikan.

This is what factory workers earn in an hour in Indonesia:

Inilah yang dihasilkan seorang pekerja pabrik untuk satu jam di Indonesia,

on average, 20 cents.

rata-rata, 20 sen (setara Rp. 2000).

It varies a bit province to province.

Yang bervariasi dari propinsi ke propinsi.

I do speak to sex workers, 15,000 of them

Saya bicara dengan para pekerja seksual, sebanyak 15.000 orang

for this particular slide,

dalam slide ini.

and this is what sex workers

Dan ini yang dihasilkan para pekerja seksual

say they earn in an hour.

menurut mereka dalam satu jam.

So it's not a great job, but for a lot of people

Jadi, ini bukan pekerjaan bagus, tapi bagi banyak orang

it really is quite a rational choice.

ini adalah pilihan yang masuk akal.

Okay, Ines.

Ok, Ines.

We've got the tools, the knowledge and the cash,

Kita memiliki alat-alat, pengetahuan dan uang,

and commitment to preventing HIV too.

dan janji untuk mencegah HIV juga.

Ines: So why is prevalence still rising?

Ines: Jadi kenapa jumlahnya masih bertambah?

It's all politics.

Ini semua politis.

When you get to politics, nothing makes sense.

Pada saat anda masuk dunia politik, tidak ada yang masuk akal.

Elizabeth Pisani: "When you get to politics, nothing makes sense."

Elizabeth Pisani: "Pada saat anda masuk dunia politik, tidak ada yang masuk akal."

So, from the point of view of a sex worker,

Jadi, dari sudut pandang seorang pekerja seksual,

politicians are making no sense.

para politisi tidak melakukan hal yang masuk akal.

From the point of view of a public health nerd,

Dari sudut pandang kesehatan masyarakat,

junkies are doing dumb things.

para pecandu melakukan hal-hal bodoh.

The truth is that everyone has a different rationale.

Yang saya maksud adalah setiap orang memiliki akal sehat yang berbeda.

There are as many different ways of being rational

Ada banyak cara melakukan hal yang masuk akal

as there are human beings on the planet,

sama banyaknya dengan jumlah manusia di planet ini,

and that's one of the glories of human existence.

dan itulah kejayannya dari keberadaan manusia.

But those ways of being rational

Tapi cara-cara untuk menjadi rasional

are not independent of one another,

tidak tergantung satu sama lainnya.

so it's rational for

Jadi masuk akal bagi

a drug injector to share needles

seorang pecandu untuk berbagi jarum suntik

because of a stupid decision that's made by a politician,

karena keputusan bodoh yang dibuat oleh para politisi

and it's rational for a politician

dan cukup masuk akal bagi seorang politisi

to make that stupid decision

untuk mengambil keputusan bodoh tersebut

because they're responding to

karena mereka bereaksi untuk

what they think the voters want.

memenuhi keinginan para pemilih .

But here's the thing:

Tapi inilah kenyataanya:

we are the voters.

Kita adalah para pemilih dalam pemilu.

We're not all of them, of course, but TED is a community of opinion leaders.

Kita bukan semuanya, tentunya, tapi TED adalah komunitas para pemimpin opini,

And everyone who's in this room,

dan semua yang berada di sini,

and everyone who's watching this out there on the web,

dan semua yang menonton ini di dunia maya,

I think, has a duty to demand of their politicians

saya kira mempunyai kewajiban untuk menuntut para politisi

that we make policy based on scientific evidence

untuk membuat undang-undang yang berdasarkan bukti ilmiah

and on common sense.

dan apa yang masuk akal.

It's going to be really hard for us

Ini akan menjadi berat bagi kita

to individually affect what's rational

untuk secara individu merubah apa yang rasional

for every Frankie and every Ines out there,

untuk setiap Frankie dan setiap Ines yang di luar sana.

but you can at least use your vote

Tapi setidaknya anda bisa menggunakan hak pilih

to stop politicians doing stupid things

untuk mencegah para politisi melakukan hal-hal bodoh

that spread HIV.

untuk menyebar HIV.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)