The quest to understand consciousness | Antonio Damasio

Translator: Agustinus Tukan Reviewer: Irma Amelia

I'm here to talk about

Saya hadir di sini untuk berbicara mengenai

the wonder and the mystery

keajaiban dan misteri

of conscious minds.

dari pikiran sadar.

The wonder is about the fact

Keajaibannya terletak pada fakta

that we all woke up this morning

bahwa kita semua bangun dari tidur pagi ini

and we had with it

dan dengannya kita miliki kembali

the amazing return of our conscious mind.

pemulihan menakjubkan dari pikiran sadar kita.

We recovered minds with a complete sense of self

Kita menyegarkan pikiran kita dengan sebuah kesadaran yang penuh mengenai diri

and a complete sense of our own existence,

dan sebuah kesadaran yang penuh mengenai keberadaan kita

yet we hardly ever pause to consider this wonder.

namun kita hampir tidak pernah berhenti sejenak untuk merenungkan keajaiban ini.

We should, in fact,

Kita harus melakukannya, pada kenyataannya,

because without having this possibility of conscious minds,

karena tanpa memiliki kemungkinan pikiran sadar ini,

we would have no knowledge whatsoever

kita sama sekali tidak punya pengetahuan

about our humanity;

tentang kemanusiaan kita;

we would have no knowledge whatsoever about the world.

kita tidak tahu apa-apa tentang dunia.

We would have no pains, but also no joys.

Kita tidak mengalami rasa sakit, tetapi tidak juga kegembiraan

We would have no access to love

Kita tidak dapat mencinta

or to the ability to create.

atau tidak punya kemampuan mencipta

And of course, Scott Fitzgerald said famously

Dan tentu saja, ungkapan terkenal Scott Fitzgerald,

that "he who invented consciousness

bahwa "siapa yang menemukan kesadaran

would have a lot to be blamed for."

layak mendapat banyak celaan"

But he also forgot

Tetapi dia juga lupa

that without consciousness,

bahwa tanpa kesadaran

he would have no access to true happiness

dia tidak punya akses menuju kebahagiaan sejati

and even the possibility of transcendence.

dan bahkan kemungkinan untuk melampaui diri

So much for the wonder, now for the mystery.

Demikian ajaib, tetapi berikut ini adalah misterinya.

This is a mystery

Ini adalah sebuah misteri

that has really been extremely hard to elucidate.

yang selalu sangat sulit untuk diterangkan.

All the way back into early philosophy

Merunut kembali ke filsafat kuno

and certainly throughout the history of neuroscience,

dan tentu saja sepanjang sejarah ilmu syaraf,

this has been one mystery

ini telah selalu menjadi misteri

that has always resisted elucidation,

yang tidak mempan penjelasan,

has got major controversies.

dan mendapat banyak kontroversi utama

And there are actually many people

Dan sesungguhnya terdapat banyak orang

that think we should not even touch it;

yang berpikir bahwa kita tidak boleh membahasnya;

we should just leave it alone, it's not to be solved.

kita tinggalkan saja karena misteri ini tidak dapat dipecahkan.

I don't believe that,

Saya tidak pecaya pada pendapat seperti ini

and I think the situation is changing.

dan saya pikir situasinya sedang berubah.

It would be ridiculous to claim

Adalah konyol untuk mengklaim bahwa

that we know how we make consciousness

kita tahu bagaimana kita menciptakan kesadaran

in our brains,

dalam otak kita

but we certainly can begin

tetapi kita tentu saja dapat mulai

to approach the question,

mendekati pertanyaan ini

and we can begin to see the shape of a solution.

dan kita dapat mulai melihat bentuk dari sebuah solusi.

And one more wonder to celebrate

Dan satu lagi keajaiban untuk dirayakan

is the fact that we have imaging technologies

adalah fakta bahwa kita punya teknologi-teknologi pemotretan

that now allow us to go inside the human brain

yang kini memampukan kita untuk masuk ke dalam otak manusia

and be able to do, for example,

dan dapat melakukan, sebagai misal,

what you're seeing right now.

apa yang sedang Anda lihat sekarang.

These are images that come from Hanna Damasio's lab,

Ini adalah gambar-gambar dari laboratorium Hanna Damasio

and which show you, in a living brain,

dan yang menunjukkan kepada Anda, di dalam otak aktif

the reconstruction of that brain.

rekonstruksi dari otak itu

And this is a person who is alive.

Dan ini adalah otak dari seorang manusia yang masih hidup

This is not a person

Itu bukan seorang

that is being studied at autopsy.

yang sedang diautopsi

And even more --

Dan bahkan lebih lagi -

and this is something that one can be really amazed about --

dan Anda dapat sungguh takjub karenanya

is what I'm going to show you next,

adalah apa yang hendak saya tunjukkan berikutnya,

which is going underneath the surface of the brain

apa yang sedang terjadi di bawah permukaan otak

and actually looking in the living brain

dan sesungguhnya melihat ke dalam otak aktif

at real connections, real pathways.

pada hubungan-hubungan dan jalur-jalur nyata.

So all of those colored lines

Jadi semua garis warna warni itu

correspond to bunches of axons,

berhubungan degan gumpalan-gumpalan akson,

the fibers that join cell bodies

yakni serat-serat yang menghubungkan kumpulan-kumpulan sel

to synapses.

dengan sinapsis.

And I'm sorry to disappoint you, they don't come in color.

Dan saya mohon maaf karena mengecewakan anda, mereka sebenarnya tidak berwarna.

But at any rate, they are there.

Tetapi baiklah warna-warna itu tetap di situ.

The colors are codes for the direction,

Warna-warna itu berfungsi sekedar kode kode penunjuk arah

from whether it is back to front

apakah dari belakang ke depan

or vice versa.

atau sebaliknya

At any rate, what is consciousness?

Lalu, apa itu kesadaran?

What is a conscious mind?

Apa itu pikiran sadar?

And we could take a very simple view

Dan kita dapat melihatnya secara sangat sederhana

and say, well, it is that which we lose

dan mengatakan, baiklah, itu adalah apa yang hilang

when we fall into deep sleep without dreams,

ketika kita tertidur lelap tanpa mimpi

or when we go under anesthesia,

atau ketika kita di bawah pengaruh anestesia

and it is what we regain

dan itu adalah apa yang kita dapatkan lagi

when we recover from sleep

ketika kita terbangun dari tidur

or from anesthesia.

atau terbebas dari pengaruh anestesia

But what is exactly that stuff that we lose under anesthesia,

Tetapi apakah sebenarnya sesuatu yang hilang ketika kita dibius,

or when we are in deep, dreamless sleep?

atau ketika kita tertidur pulas tanpa mimpi itu?

Well first of all,

Baiklah, pertama-tama,

it is a mind,

itu adalah sebuah pikiran

which is a flow of mental images.

yang merupakan aliran gambaran-gambaran mental.

And of course consider images

Dan coba pikirkan mengenai gambaran-gambaran

that can be sensory patterns,

yang dapat berupa pola-pola inderawi,

visual, such as you're having right now

penglihatan, sebagaimana yang sedang Anda lakukan sekarang

in relation to the stage and me,

dalam kaitan dengan panggung dan saya,

or auditory images,

atau gambaran-gambaran auditoris

as you are having now in relation to my words.

sebagaimana yang sedang Anda alami sekarang ketika mendengarkan kata kata saya.

That flow of mental images

Aliran gambaran-gambaran mental itu

is mind.

adalah pikiran

But there is something else

Tetapi ada sesuatu yang lain

that we are all experiencing in this room.

yang kita semua sedang alami dalam ruangan ini.

We are not passive exhibitors

Kita bukanlah pelaku-pelaku pasif

of visual or auditory

dari gambaran-gambaran yang kita lihat atau dengar

or tactile images.

atau raba.

We have selves.

Kita memiliki diri.

We have a Me

Kita memiliki kesadaran mengenai seorang Aku

that is automatically present

yang secara otomatis selalu ada

in our minds right now.

dalam pikiran kita pada saat ini.

We own our minds.

Kita memiliki pikiran kita

And we have a sense that it's everyone of us

Dan kita punya sebuah cita rasa bahwa masing-masing dari kitalah

that is experiencing this --

yang mengalami hal ini

not the person who is sitting next to you.

bukan orang yang duduk di samping Anda.

So in order to have a conscious mind,

Maka, untuk dapat memiliki sebuah pikiran sadar,

you have a self within the conscious mind.

Anda memiliki sebuah diri dalam pikiran sadar Anda.

So a conscious mind is a mind with a self in it.

Jadi sebuah pikiran sadar adalah sebuah pikiran dengan sebuah diri di dalamnya.

The self introduces the subjective perspective in the mind,

Diri inilah yang memperkenalkan perspektif subyektif dalam pikiran

and we are only fully conscious

dan kita hanya menjadi sepenuhnya sadar

when self comes to mind.

ketika diri hadir dalam pikiran.

So what we need to know to even address this mystery

Jadi apa yang perlu kita ketahui untuk menyingkap misteri ini

is, number one, how are minds are put together in the brain,

adalah, pertama, bagaimana pikiran dipadukan dalam otak kita

and, number two, how selves are constructed.

dan, kedua, bagaimana diri dikonstruksikan.

Now the first part, the first problem,

Bagian pertama, masalah pertama,

is relatively easy -- it's not easy at all --

relatif mudah -- sebenarnya, amat sangat tidak mudah --

but it is something that has been approached gradually in neuroscience.

tetapi masalah ini telah secara perlahan-lahan diteliti dalam ilmu syaraf

And it's quite clear that, in order to make minds,

Dan menjadi cukup jelas bahwa, untuk dapat menciptakan pikiran,

we need to construct neural maps.

kita harus membuat peta peta syaraf.

So imagine a grid, like the one I'm showing you right now,

Coba bayangkan sebuah kisi-kisi seperti yang sedang saya tunjukkan,

and now imagine, within that grid,

dan sekarang bayangkan dalam kisi-kisi itu,

that two-dimensional sheet,

dalam lembaran dua dimensi itu,

imagine neurons.

bayangkan neuron-neuron.

And picture, if you will,

Dan bayangkan, jika anda mau,

a billboard, a digital billboard,

sebuah papan iklan, sebuah papan iklan digital

where you have elements

di mana anda punya unsur-unsur

that can be either lit or not.

yang dapat dinyalakan ataupun tidak

And depending on how you create the pattern

Dan tergantung pada bagaimana anda menciptakan pola

of lighting or not lighting,

yang menyala atau tidak menyala,

the digital elements,

unsur-unsur digital itu,

or, for that matter, the neurons in the sheet,

atau, untuk hal ini, neuron-neuron dalam lembaran itu,

you're going to be able to construct a map.

anda akan dapat membangun sebuah peta.

This, of course, is a visual map that I'm showing you,

Ini, tentu saja, adalah sebuah peta visual yang sedang saya tunjukkan kepada anda,

but this applies to any kind of map --

tetapi hal ini dapat diterapkan pada jenis peta lainnya --

auditory, for example, in relation to sound frequencies,

pendengaran, sebagai misal, dalam kaitan dengan frekuensi bunyi,

or to the maps that we construct with our skin

atau dengan peta-peta yang kita buat dengan indra peraba kita

in relation to an object that we palpate.

dalam kaitan dengan sebuah obyek yang kita raba.

Now to bring home the point

Kembali ke poin mengenai

of how close it is --

betapa dekatnya

the relationship between the grid of neurons

hubungan antara kisi-kisi neuron-neuron

and the topographical arrangement

dengan susunan topografis

of the activity of the neurons

dari aktivitas neuron-neuron

and our mental experience --

dan pengalaman mental kita --

I'm going to tell you a personal story.

Saya akan mengisahkan sebuah pengalaman pribadi

So if I cover my left eye --

Jadi apabila saya menutup mata kiri saya --

I'm talking about me personally, not all of you --

Saya sedang bicara tentang diri saya sendiri, bukan tentang Anda sekalian --

if I cover my left eye,

jika saya tutup mata kiri saya,

I look at the grid -- pretty much like the one I'm showing you.

Saya melihat ke kisi-kisi itu --tampak kira-kira seperti yang sedang saya tunjukkan kepada Anda.

Everything is nice and fine and perpendicular.

Semuanya tampak baik, bagus dan tegak lurus.

But sometime ago, I discovered

Tetapi beberapa waktu lalu, saya temukan

that if I cover my left eye,

bahwa jika saya menutup mata kiri saya,

instead what I get is this.

sebaliknya, apa yang saya dapatkan adalah ini.

I look at the grid and I see a warping

Saya melihat ke kisi-kisi itu dan saya melihat sebuah distorsi

at the edge of my central-left field.

pada ujung kiri bagian tengah kisi kisi itu.

Very odd -- I've analyzed this for a while.

Sangat aneh --- saya telah menelaahnya sejenak.

But sometime ago,

Tetapi beberapa waktu yang lalu,

through the help of an opthamologist colleague of mine,

dengan bantuan seorang rekanku yang adalah dokter mata,

Carmen Puliafito,

Carmen Puliafito,

who developed a laser scanner of the retina,

yang mengembangkan sebuah pemindai laser untuk retina,

I found out the the following.

saya temukan hal seperti berikut ini.

If I scan my retina

Apabila saya melakukan scan atas retina saya

through the horizontal plane that you see there in the little corner,

melalui garis horisontal yang anda lihat di sana dalam sudut kecil itu,

what I get is the following.

apa yang saya dapatkan adalah sebagai berikut.

On the right side, my retina is perfectly symmetrical.

Pada sebelah kanan, retina saya adalah sebuah simetri sempurna.

You see the going down towards the fovea

Anda lihat lengkungan ke arah pusat retina

where the optic nerve begins.

dimana syaraf optik mulai.

But on my left retina there is a bump,

Tetapi pada retina kiri saya, ada sebuah benjolan

which is marked there by the red arrow.

yang ditandai anak panah merah itu.

And it corresponds to a little cyst

Dan itu berkaitan dengan sebuah kista kecil

that is located below.

yang terletak di bawahnya

And that is exactly what causes

Dan itu tepatnya apa yang menyebabkan

the warping of my visual image.

distorsi pada gambaran visual saya.

So just think of this:

Jadi pikirkan mengenai hal berikut:

you have a grid of neurons,

anda punya sebuah kisi-kisi yang terdiri dari neuron-neuron

and now you have a plane mechanical change

dan kini anda punya sebuah perubahan mekanis

in the position of the grid,

pada posisi dari kisi-kisi itu,

and you get a warping of your mental experience.

dan dapatkan sebuah distorsi pada pengalaman mental anda.

So this is how close

Jadi betapa dekatnya

your mental experience

pengalaman mental anda

and the activity of the neurons in the retina,

dengan aktivitas neuron-neuron di dalam retina,

which is a part of the brain located in the eyeball,

yang adalah bagian dari otak yang terletak di dalam bola mata,

or, for that matter, a sheet of visual cortex.

atau, untuk soal itu, satu lembar dari korteks visual

So from the retina

Jadi dari retina

you go onto visual cortex.

anda pindah ke korteks visual.

And of course, the brain adds on

Dan tentu saja, selanjutnya otak menambahkan

a lot of information

banyak informasi

to what is going on

mengenai apa yang sedang terjadi

in the signals that come from the retina.

di dalam sinyal-sinyal yang datang dari retina.

And in that image there,

Dan di dalam gambar yang ada di sana,

you see a variety of islands

anda lihat berbagai jenis pulau

of what I call image-making regions in the brain.

yang saya istilahkan sebagai wilayah-wilayah pembuatan gambar di dalam otak.

You have the green for example,

Anda lihat wilayah berwarna hijau sebagai contoh,

that corresponds to tactile information,

yang berhubungan dengan informasi pada indera peraba

or the blue that corresponds to auditory information.

atau yang berwarna biru yang berkaitan dengan informasi auditoris.

And something else that happens

Dan sesuatu yang lain yang terjadi

is that those image-making regions

adalah bahwa wilayah-wilayah pembuatan gambar mental itu,

where you have the plotting

dimana anda punya alur

of all these neural maps,

dari semua peta syaraf ini,

can then provide signals

kemudian dapat menyediakan sinyal-sinyal

to this ocean of purple that you see around,

pada hamparan warna ungu yang Anda lihat,

which is the association cortex,

yang adalah korteks untuk membuat hubungan-hubungan,

where you can make records of what went on

dimana Anda dapat membuat catatan mengenai apa yang terjadi

in those islands of image-making.

di dalam wilayah-wilayah pembuatan gambar mental itu.

And the great beauty

Dan hal yang sungguh indah

is that you can then go from memory,

adalah bahwa anda dapat keluar dari memori

out of those association cortices,

keluar dari korteks-korteks pembuat hubungan itu

and produce back images

dan menghasilkan kembali gambar-gambar

in the very same regions that have perception.

di wilayah-wilayah yang sama yang memiliki persepsi.

So think about how wonderfully convenient and lazy

Jadi sungguh menakjubkan betapa santai dan malasnya

the brain is.

otak manusia.

So it provides certain areas

Karena otak menyediakan wilayah-wilayah tertentu

for perception and image-making.

untuk persepsi dan pembuatan-gambar mental.

And those are exactly the same

Dan wilayah-wilayah tertentu itu adalah wilayah yang sama

that are going to be used for image-making

yang akan digunakan untuk pembuatan-gambar mental

when we recall information.

ketika kita mengingat kembali informasi.

So far the mystery of the conscious mind

Kini, misteri pikiran sadar

is diminishing a little bit

sudah tersingkap sedikit

because we have a general sense

karena kita sudah sedikit tahu

of how we make these images.

mengenai bagaimana kita membuat gambar-gambar mental ini.

But what about the self?

Tetapi bagaimana dengan diri?

The self is really the elusive problem.

Diri telah selalu masalah yang rumit.

And for a long time,

Dan dalam jangka waktu yang lama,

people did not even want to touch it,

orang bahkan tidak mau membahasnya,

because they'd say,

karena mereka berkata,

"How can you have this reference point, this stability,

"Bagaimana mungkin Anda punya titik referensi ini, stabilitas ini,

that is required to maintain

yang dibutuhkan untuk mempertahankan

the continuity of selves day after day?"

kontinuitas diri dari hari ke hari?

And I thought about a solution to this problem.

Dan saya berpikir mengenai satu solusi untuk masalah ini.

It's the following.

Solusinya sebagai berikut.

We generate brain maps

Kita melahirkan peta peta pikiran

of the body's interior

dari bagian dalam tubuh

and use them as the reference for all other maps.

dan menggunakannya sebagai rujukan bagi semua peta yang lainnya.

So let me tell you just a little bit about how I came to this.

Biarkan saya untuk berbicara sedikit lagi mengenai mengapa saya sampai pada kesimpulan ini.

I came to this because,

Saya sampai pada kesimpulan ini karena,

if you're going to have a reference that we know as self --

jika anda hendak punya rujukakan yang disebut diri--

the Me, the I

Aku, saya

in our own processing --

dalam proses kita sendiri

we need to have something that is stable,

kita harus memiliki sesuatu yang stabil,

something that does not deviate much

sesuatu yang tidak banyak berubah

from day to day.

dari hari ke hari

Well it so happens that we have a singular body.

Baiklah, masing-masing kita hanya punya satu tubuh.

We have one body, not two, not three.

Kita punya satu tubuh, bukan dua, bukan tiga.

And so that is a beginning.

Jadi itulah permulaannya.

There is just one reference point, which is the body.

Hanya ada satu titik referensi yang adalah tubuh.

But then, of course, the body has many parts,

Tetapi tentu saja, tubuh punya bagian-bagian,

and things grow at different rates,

dan mereka bertumbuh dalam takaran yang berbeda,

and they have different sizes and different people;

dengan ukuran yang berbeda untuk orang yang berbeda;

however, not so with the interior.

tetapi hal ini berbeda dengan dunia batin.

The things that have to do

Hal yang terjadi dengan

with what is known as our internal milieu --

apa yang kita sebuat dengan dunia batin kita --

for example, the whole management

sebagai contoh, keseluruhan tata kelola

of the chemistries within our body

dari unsur-unsur kimiawi di dalam tubuh kita

are, in fact, extremely maintained

adalah, pada kenyataannya, diatur dengan sangat baik

day after day

hari demi hari

for one very good reason.

untuk satu alasan yang sangat masuk akal.

If you deviate too much

Jika anda terlalu banyak menyimpang

in the parameters

dalam parameter-parameter

that are close to the midline

yang mendekati garis tengah

of that life-permitting survival range,

dari ambang batas daya hidup,

you go into disease or death.

anda mengalami sakit atau kematian.

So we have an in-built system

Jadi kita punya sebuah sistem internal

within our own lives

dalam hidup kita

that ensures some kind of continuity.

yang memastikan suatu kontinuitas.

I like to call it an almost infinite sameness from day to day.

Saya suka menyebutnya sebagai kesamaan yang hampir tak terbatas dari hari ke hari

Because if you don't have that sameness, physiologically,

Sebab jika anda tidak punya kesamaan ini secara fisiologis,

you're going to be sick or you're going to die.

anda akan sakit atau mati.

So that's one more element for this continuity.

Jadi itu adalah satu unsur lain dari kontinuitas ini.

And the final thing

Dan yang terakhir

is that there is a very tight coupling

adalah bahwa terdapat sebuah ikatan ganda yang sangat erat

between the regulation of our body within the brain

antara tata kelola tubuh di dalam otak

and the body itself,

dengan tubuh itu sendiri,

unlike any other coupling.

tidak seperti ikatan ganda yang lain.

So for example, I'm making images of you,

Jadi, sebagai contoh, saya sedang membuat gambar-gambar mental mengenai anda,

but there's no physiological bond

tetapi tidak ada ikatan fisiologis

between the images I have of you as an audience

antara gambar-gambar mental yang saya buat mengenai anda sebagai audiens

and my brain.

dengan otak saya.

However, there is a close, permanently maintained bond

Akan tetapi, terdapat sebuah ikatan yang sangat erat dan permanen

between the body regulating parts of my brain

antara bagain-bagain otak saya yang mengatur tata kelola tubuh saya

and my own body.

dengan tubuh saya sendiri.

So here's how it looks. Look at the region there.

Jadi begini gambarannya. Lihatlah ke wilayah yang ada di sana.

There is the brain stem in between the cerebral cortex

Batang otak terletak di antara korteks serebral

and the spinal cord.

dengan tulang belakang.

And it is within that region

Dan wilayah inilah

that I'm going to highlight now

yang akan saya garisbawahi sekarang

that we have this housing

yang mana menjadi rumah

of all the life-regulation devices

dari semua organ pengatur-kehidupan

of the body.

dari tubuh.

This is so specific that, for example,

Hal ini menjadi sangat khusus sehingga, sebagai misal,

if you look at the part that is covered in red

jika Anda melihat pada bagian yang berwarna merah

in the upper part of the brain stem,

pada bagian atas dari batang otak,

if you damage that as a result of a stroke, for example,

jika bagian itu rusak sebagai akibat dari sroke, sebagai contoh,

what you get is coma

yang Anda dapatkan adalah koma,

or vegetative state,

atau keadaan vegetatif,

which is a state, of course,

yang adalah suatu keadaan, tentu saja,

in which your mind disappears,

dalam mana pikiran anda berhenti berfungsi,

your consciousness disappears.

kesadaran anda terhenti.

What happens then actually

Apa yang sesungguhnya terjadi kemudian

is that you lose the grounding of the self,

adalah anda kehilangan citarasa Anda mengenai diri,

you have no longer access to any feeling of your own existence,

Anda tidak lagi punya akses pada perasaan apapun mengenai keberadaan anda,

and, in fact, there can be images going on,

dan, pada kenyataannya, masih terdapat gambar-gambar mental

being formed in the cerebral cortex,

yang sedang terbentuk di dalam serebral korteks,

except you don't know they're there.

kecuali kenyataan bahwa Anda tidak mengetahuinya.

You have, in effect, lost consciousness

Anda telah, sebagai akibatnya, kehilangan kesadaran

when you have damage to that red section of the brain stem.

ketika Anda mengalami kerusakan pada bagian berwarna merah dari batang otak itu.

But if you consider the green part of the brain stem,

Tetapi jika Anda pikirkan mengenai bagian berwarna hijau dari batang otak,

nothing like that happens.

hal seperti itu tidak terjadi.

It is that specific.

Hal ini begitu spesifik.

So in that green component of the brain stem,

Jadi dalam komponen berwarna hijau dari batang otak,

if you damage it, and often it happens,

jika Anda mengalami kerusakan, dan hal ini sering terjadi,

what you get is complete paralysis,

apa yang anda dapatkan adalah kelumpuhan total,

but your conscious mind is maintained.

tetapi kesadaran Anda tetap ada.

You feel, you know, you have a fully conscious mind

Anda merasa, Anda mengetahui, Anda punya pikiran yang sangat terang

that you can report very indirectly.

tetapi yang tidak dapat Anda ungkapkan.

This is a horrific condition. You don't want to see it.

Ini adalah sebuah kondisi mengerikan. Anda tidak ingin melihatnya.

And people are, in fact, imprisoned

Dan orang, pada kenyataanya, terpenjara

within their own bodies,

dalam tubuh mereka sendiri,

but they do have a mind.

tetapi sesungguhnya mereka punya pikiran.

There was a very interesting film,

Ada sebuah film yang sangat menarik,

one of the rare good films done

sebuah film langka yang dibuat

about a situation like this,

mengenai situasi seperti ini,

by Julian Schnabel some years ago

oleh Julian Schnabel beberapa tahun yang lalu

about a patient that was in that condition.

mengenai seorang pasien dalam kondisi seperti ini.

So now I'm going to show you a picture.

Sekarang saya akan tunjukan sebuah gambar.

I promise not to say anything about this,

Saya berjanji untuk tidak mengatakan apapun mengenai ini,

except this is to frighten you.

kecuali untuk menakut-nakuti Anda.

It's just to tell you

Maksudnya adalah

that in that red section of the brain stem,

bahwa dalam bagian berwarna merah dari batang otak itu,

there are, to make it simple,

terdapat, sederhananya,

all those little squares that correspond to modules

semua petak kecil itu yang berhubungan dengan modul-modul

that actually make brain maps

yang sebenarnya membuat peta peta otak

of different aspects of our interior,

aspek-aspek berbeda dari bagian internal kita,

different aspects of our body.

aspek-aspek berbeda dari tubuh.

They are exquisitely topographic

Aspek-aspek ini sangat indah secara topografis

and they are exquisitely interconnected

dan erat terhubung antara satu dengan yang lain dengan indah

in a recursive pattern.

dalam sebuah pola yang berulang-ulang.

And it is out of this and out of this tight coupling

Dari sinilah, dari dalam keterhubungan yang sangat erat

between the brain stem and the body

di antara batang otak dengan tubuh

that I believe -- and I could be wrong,

saya percaya ---dan saya bisa salah,

but I don't think I am --

tetapi saya pikir saya tidak salah --

that you generate this mapping of the body

yang dengannya Anda menghasilkan pemetaan tubuh ini

that provides the grounding for the self

yang menyediakan sebuah pendasaran mengenai diri

and that comes in the form of feelings --

dan yang terungkap dalam bentuk perasaan-perasaan -

primordial feelings, by the way.

perasaan-perasaan primordial.

So what is the picture that we get here?

Jadi apa yang kita dapatkan dari gambar ini?

Look at "cerebral cortex," look at "brain stem,"

Amatilah "korteks serebral", amati "batang otak,"

look at "body,"

amati "tubuh,"

and you get the picture of the interconnectivity

dan Anda mendapatkan gambaran mengenai keterhubungan

in which you have the brain stem providing the grounding for the self

dalam mana batang otak menyediakan suatu pendasaran mengenai diri

in a very tight interconnection with the body.

dalam sebuah keterhubungan yang sangat erat dengan tubuh.

And you have the cerebral cortex

Dan korteks serebral

providing the great spectacle of our minds

menyediakan pemandangan menakjubkan dari pikiran kita

with the profusion of images

dengan peleburan gambaran - gambaran mental

that are, in fact, the contents of our minds

yang, pada kenyataannya, merupakan isi dari pikiran kita

and that we normally pay most attention to,

dan yang biasanya kita beri perhatian terbesar kita,

as we should, because that's really

dan semestinya demikian, karena itu sesungguhnya adalah

the film that is rolling in our minds.

filem yang sedang diputar dalam pikiran kita.

But look at the arrows.

Tetapi amati anak panah - anak panah itu.

They're not there for looks.

Mereka ada di situ bukan untuk dekorasi

They're there because there's this very close interaction.

Tetapi mereka ada di situ karena di sinilah letak interaksi yang sangat erat itu.

You cannot have a conscious mind

Anda tidak mungkin punya pikiran sadar

if you don't have the interaction

tanpa memiliki interaksi ini

between cerebral cortex and brain stem.

di antara korteks serebral dan batang otak.

You cannot have a conscious mind

Anda tidak mungkin punya pikiran sadar

if you don't have the interaction

tanpa interaksi

between the brain stem and the body.

antara batang otak dengan tubuh.

Another thing that is interesting

Hal lain yang menarik

is that the brain stem that we have

adalah bahwa batang otak yang kita miliki

is shared with a variety of other species.

juga dimiliki oleh berbagai jenis spesies lainnya.

So throughout vertebrates,

Jadi bagi semua vertebrata,

the design of the brain stem is very similar to ours,

rancangn dari batang otaknya sangat mirip dengan yang kita miliki,

which is one of the reasons why I think

yang menjadi salah satu sebab mengapa, menurut saya

those other species have conscious minds like we do.

spesies-spesies itu juga punya pikiran sadar seperti yang kita miliki.

Except that they're not as rich as ours,

Kecuali bahwa tidak sekaya kesadaran kita,

because they don't have a cerebral cortex like we do.

karena mereka tidak punya korteks serebral seperti yang kita punyai.

That's where the difference is.

Di sinilah letak perbedaannya.

And I strongly disagree with the idea

Dan saya sangat tidak setuju dengan gagasan

that consciousness should be considered

bahwa kesadaran harus dianggap

as the great product of the cerebral cortex.

sebagai produk yang hebat dari korteks serebral.

Only the wealth of our minds is,

Hanya kekayaan pikiran kitalah,

not the very fact that we have a self

dan bukan fakta bahwa kita punya sebuah diri

that we can refer

yang dapat kita rujuk

to our own existence,

pada keberadaan kita sendiri

and that we have any sense of person.

dan bahwa kita punya citarasa mengenai diri.

Now there are three levels of self to consider --

Ada tiga tingkatan diri yang perlu dipertimbangkan --

the proto, the core and the autobiographical.

diri proto, inti dan otobiografis.

The first two are shared

Dua tingkatan yang pertama juga dimiliki

with many, many other species,

oleh begitu banyak spesies lainnya,

and they are really coming out

dan kesadaran diri pada dua tingkatan ini terlahir

largely of the brain stem

umumnya dari batang otak

and whatever there is of cortex in those species.

dan dari korteks, bagi spesies-spesies yang memikilkinya.

It's the autobiographical self

Hanya diri otobigrafislah

which some species have, I think.

yang dimilki oleh beberapa spesies, saya pikir.

Cetaceans and primates have also

Ikan paus dan primata juga memilki

an autobiographical self to a certain degree.

sebuah diri otobiografis pada tingkatan tertentu.

And everybody's dogs at home

Dan setiap anjing yang anda punyai di rumah

have an autobiographical self to a certain degree.

punya sebuah diri otobiografis pada tingkatan tertentu.

But the novelty is here.

Tetapi kebaruannya terletak di sini.

The autobiographical self is built

Diri otobiografis dibangun

on the basis of past memories

atas dasar ingatan masa lampau

and memories of the plans that we have made;

dan ingatan akan rencana rencana yang telah kita buat;

it's the lived past and the anticipated future.

ia adalah masa lalu yang terhayati dan masa depan yang terencana.

And the autobiographical self

Dan diri otobiografis

has prompted extended memory, reasoning,

menghasilkan memori yang bertahan lama, daya nalar,

imagination, creativity and language.

imajinasi, kreativitas dan bahasa.

And out of that came the instruments of culture --

Dan dari sini terlahir sarana-sarana kebudayaan--

religions, justice,

agama-agama, keadilan,

trade, the arts, science, technology.

perdagangan, seni, ilmu, teknologi.

And it is within that culture

Dan justru di dalam kebudayaan inilah

that we really can get --

kita sungguh dapat memperoleh --

and this is the novelty --

dan inilah kebaruannya --

something that is not entirely set by our biology.

sesuatu yang tidak sepenuhnya diatur oleh tata biologis kita.

It is developed in the cultures.

Ia dikembangkan dalam kebudayaan-kebudayaan.

It developed in collectives of human beings.

Ia dikembangkan secara kolektif oleh manusia

And this is, of course, the culture

Dan ini, tentu saya, kebudayaan

where we have developed something that I like to call

dimana kita telah mengembangkan sesuatu yang ingin saya sebut

socio-cultural regulation.

sebagai tatanan sosial-kultural.

And finally, you could rightly ask,

Dan akhirnya, Anda punya hak bertanya,

why care about this?

mengapa peduli dengan hal ini?

Why care if it is the brain stem or the cerebral cortex

Mengapa peduli dengan batang otak korteks serebral

and how this is made?

dan bagaimana mereka terbuat?

Three reasons. First, curiosity.

Ada tiga alasan. Pertama, rasa ingin tahu.

Primates are extremely curious --

Primata punya rasa ingin tahun yang sangat besar --

and humans most of all.

dan terlebih lagi manusia.

And if we are interested, for example,

Dan apabila kita tertarik, sebagai misal,

in the fact that anti-gravity

pada fakta bahwa anti-gravitas

is pulling galaxies away from the Earth,

sedang menarik galaksi-galaksi menjauh dari Bumi,

why should we not be interested in what is going on

mengapa kita tidak tertarik dengan apa yang sedang terjadi

inside of human beings?

dalam diri manusia?

Second, understanding society and culture.

Kedua, memahami masyarakat dan kebudayaan.

We should look

Kita harus mencermati

at how society and culture

bagaimana masyarakat dan kebudayaan

in this socio-cultural regulation

dalam tatanan sosial-kultural ini

are a work in progress.

merupakan suatu proses yang sedang berkembang.

And finally, medicine.

Dan akhirnya, obat-obatan.

Let's not forget that some of the worst diseases

Jangan lupa bahwa beberapa dari penyakit-penyakit paling buruk

of humankind

yang dialami umat manusia

are diseases such as depression,

adalah penyakit seperti depresi,

Alzheimer's disease, drug addiction.

Parkinson, kecanduan obat-obatan.

Think of strokes that can devastate your mind

Pikirkan mengenai stroke yang dapat memperburuk kesadaran anda

or render you unconscious.

atau membuat anda kehilangan kesadaran.

You have no prayer

Anda tidak punya doa

of treating those diseases effectively

untuk mengobati penyakit-penyakit itu secara efektif

and in a non-serendipitous way

dan dalam sebuah cara yang tidak kebetulan

if you do not know how this works.

jika anda tidak tahu proses ini bekerja.

So that's a very good reason

Jadi itu adalah sebuah alasan yang sangat bagus

beyond curiosity

yang melampaui rasa ingin tahu

to justify what we're doing,

untuk membenarkan apa yang sedang kita lakukan

and to justify having some interest in what is going on in our brains.

dan menjustifikasi adanya minat atas apa yang sedang terjadi di dalam otak kita.

Thank you for your attention.

Terima kasih atas perhatian Anda.

(Applause)

(Tepuk tangan)