Mother and daughter doctor-heroes: Hawa Abdi + Deqo Mohamed

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Amalia S

Hawa Abdi: Many people -- 20 years for Somalia --

Hawa Abdi: Banyak orang -- selama 20 tahun di Somalia --

[were] fighting.

saling bertempur.

So there was no job, no food.

Sehingga tidak ada pekerjaan, makanan.

Children, most of them,

Anak-anak, sebagian besar

became very malnourished, like this.

menderita kurang gizi parah, seperti ini.

Deqo Mohamed: So as you know,

Deqo Mohamed: Jadi seperti yang Anda tahu,

always in a civil war,

selalu dalam perang sipil,

the ones affected most [are] the women and children.

orang yang terkena dampak paling besar adalah wanita dan anak-anak.

So our patients are women and children.

Jadi pasien kami adalah wanita dan anak-anak.

And they are in our backyard.

Dan mereka ada di lingkungan kami.

It's our home. We welcome them.

Ini rumah kami, kami menyambut mereka.

That's the camp that we have in now

Inilah penampungan di mana saat ini ada

90,000 people,

90.000 orang,

where 75 percent of them are women and children.

di mana 75 persen adalah wanita dan anak-anak.

Pat Mitchell: And this is your hospital. This is the inside.

Pat Mitchell: Dan inilah rumah sakit kalian. Ini bagian dalamnya.

HA: We are doing C-sections and different operations

HA: Kami melakukan operasi Caesar dan operasi-operasi lainnya

because people need some help.

karena orang-orang memerlukan bantuan.

There is no government to protect them.

Tidak ada pemerintah yang melindungi mereka.

DM: Every morning we have about 400 patients,

DM: Setiap paginya ada sekitar 400 pasien,

maybe more or less.

mungkin lebih atau kurang.

But sometimes we are only five doctors

Namun terkadang kami hanya memiliki lima dokter

and 16 nurses,

dan 16 perawat,

and we are physically getting exhausted to see all of them.

dan kami secara fisik menjadi lelah melihat mereka semua.

But we take the severe ones,

Kami mengutamakan yang parah dahulu

and we reschedule the other ones the next day.

dan menjadwalkan ulang yang lain keesokan harinya.

It is very tough.

Hal ini sangat sulit.

And as you can see, it's the women who are carrying the children;

Seperti yang dapat Anda lihat, wanita lah yang membawa anak-anak

it's the women who come into the hospitals;

wanita lah yang datang ke rumah sakit,

it's the women [are] building the houses.

wanita lah yang membangun rumah.

That's their house.

Itulah rumah mereka.

And we have a school. This is our bright --

Dan kami memiliki sekolah. Inilah anak-anak cerdas kami --

we opened [in the] last two years [an] elementary school

dalam dua tahun terakhir kami membuka sekolah dasar

where we have 850 children,

di mana ada 850 anak-anak

and the majority are women and girls.

dan kebanyakan adalah wanita, tua dan muda.

(Applause)

(Tepuk tangan)

PM: And the doctors have some very big rules

PM: Dan para dokter memiliki beberapa peraturan penting

about who can get treated at the clinic.

tentang siapa yang dapat dirawat di klinik.

Would you explain the rules for admission?

Dapatkan Anda menjelaskan aturannya?

HA: The people who are coming to us,

HA: Semua orang yang mendatangi kami,

we are welcoming.

kami sambut.

We are sharing with them

Kami berbagi dengan mereka

whatever we have.

apapun yang kami miliki.

But there are only two rules.

Namun ada dua peraturan.

First rule:

Yang pertama:

there is no clan distinguished and political division

tidak ada pembedaan suku dan politik

in Somali society.

dalam masyarakat Somalia.

[Whomever] makes those things we throw out.

Siapapun yang melakukannya akan kami usir.

The second:

Yang kedua:

no man can beat his wife.

tidak boleh ada pria yang memukul istrinya.

If he beat,

Siapa yang memukul istrinya

we will put [him] in jail,

akan dimasukkan ke dalam penjara.

and we will call the eldest people.

Lalu kami akan memanggil orang tertua.

Until they identify this case,

Sampai mereka menyelesaikan masalah ini,

we'll never release him.

kita tidak akan melepaskannya.

That's our two rules.

Itulah dua peraturan kami.

(Applause)

(Tepuk tangan)

The other thing that I have realized,

Hal lain yang telah saya sadari

that the woman is the most strong person

adalah wanita merupakan orang terkuat

all over the world.

di seluruh dunia.

Because the last 20 years,

Karena dalam 20 tahun terakhir

the Somali woman has stood up.

wanita Somalia telah berdiri.

They were the leaders,

Mereka adalah para pemimpin,

and we are the leaders

dan kami adalah para pemimpin

of our community

dari masyarakat kami

and the hope of our future generations.

dan harapan bagi generasi masa depan kami.

We are not just the helpless

Kami bukan sekedar orang tak berdaya

and the victims of the civil war.

dan korban dari perang sipil.

We can reconcile.

Kami dapat mendamaikan.

We can do everything.

Kami dapat melakukan semuanya.

(Applause)

(Tepuk tangan)

DM: As my mother said, we are the future hope,

DM: Seperti yang dikatakan ibu saya, kami adalah harapan masa depan

and the men are only killing in Somalia.

dan para pria hanya saling bunuh di Somalia.

So we came up with these two rules.

Jadi kami membuat dua peraturan ini.

In a camp with 90,000 people,

Di dalam penampungan berisi 90.000 orang

you have to come up with some rules or there is going to be some fights.

Anda harus membuat peraturan atau akan terjadi perkelahian.

So there is no clan division,

Jadi, tidak ada pembedaan suku

and no man can beat his wife.

dan tidak ada pria yang boleh memukul istrinya.

And we have a little storage room

Dan kami memiliki gudang kecil ini

where we converted a jail.

yang kami ubah menjadi penjara.

So if you beat your wife, you're going to be there.

Jadi jika Anda memukul istri Anda, Anda akan dimasukkan ke sana.

(Applause)

(Tepuk tangan)

So empowering the women and giving the opportunity --

Jadi memberi kekuasaan dan kesempatan kepada wanita --

we are there for them. They are not alone for this.

kami ada di sana untuk mereka, mereka tidak sendirian.

PM: You're running a medical clinic.

PM: Anda menjalankan klinik medis.

It brought much, much needed medical care

yang membawa sangat banyak perawatan medis yang dibutuhkan

to people who wouldn't get it.

bagi orang-orang yang tidak akan mendapatkannya.

You're also running a civil society.

Anda juga mengatur masyarakat sipil.

You've created your own rules,

Anda membuat peraturan sendiri

in which women and children

di mana wanita dan anak-anak

are getting a different sense of security.

mendapatkan rasa aman yang berbeda.

Talk to me about your decision, Dr. Abdi,

Ceritakan tentang keputusan Anda, Dr. Abdi,

and your decision, Dr. Mohamed,

dan keputusan Anda, Dr. Mohamed,

to work together --

untuk bekerja bersama --

for you to become a doctor

untuk menjadi seorang dokter

and to work with your mother in these circumstances.

dan bekerja bersama ibu Anda dalam kondisi ini.

HA: My age --

HA: Usia saya -

because I was born in 1947 --

karena saya lahir di tahun 1947 --

we were having, at that time,

pada saat itu, kami memiliki,

government, law and order.

pemerintahan, hukum, dan peraturan.

But one day, I went to the hospital --

Namun suatu hari, saya pergi ke rumah sakit --

my mother was sick --

ibu saya sedang sakit --

and I saw the hospital, how they [were] treating the doctors,

dan saya melihat di rumah sakit itu, bagaimana para dokter merawat

how they [are] committed

bagaimana mereka berkomitmen

to help the sick people.

untuk menolong orang sakit.

I admired them,

Saya mengagumi mereka,

and I decided to become a doctor.

dan saya memutuskan untuk menjadi seorang dokter.

My mother died, unfortunately,

Ibu saya meninggal,

when I was 12 years [old].

saat saya berusia 12 tahun.

Then my father allowed me

Lalu ayah saya mengijinkan saya

to proceed [with] my hope.

untuk mengejar cita-cita saya

My mother died

Ibu saya meninggal

in [a] gynecology complication,

karena penyakit yang berhubungan dengan kandungannya.

so I decided to become

sehingga saya memutuskan untuk menjadi

a gynecology specialist.

seorang ahli kandungan.

That's why I became a doctor.

Itulah alasan saya menjadi dokter.

So Dr. Deqo has to explain.

Lalu Dr. Deqo harus menjelaskannya.

DM: For me, my mother was preparing [me] when I was a child

DM: Bagi saya, ibu saya mempersiapkan saya sejak kecil

to become a doctor, but I really didn't want to.

untuk menjadi dokter, namun saya tidak benar-benar menginginkannya.

Maybe I should become an historian,

Mungkin saya seharusnya menjadi sejarawan

or maybe a reporter.

atau seorang reporter.

I loved it, but it didn't work.

Saya menyukainya, namun tidak berhasil.

When the war broke out -- civil war --

Saat perang meletus -- perang sipil --

I saw how my mother was helping

saya melihat bagaimana ibu saya menolong orang

and how she really needed the help,

dan ibu benar-benar memerlukan bantuan

and how the care is essential to the woman

dan bagaimana perawatan itu penting bagi wanita

to be a woman doctor in Somalia

untuk menjadi seorang dokter wanita di Somalia

and help the women and children.

dan menolong wanita dan anak-anak.

And I thought, maybe I can be a reporter and doctor gynecologist.

Dan saya berpikir, mungkin saya bisa menjadi reporter dan ahli kandungan.

(Laughter)

(Tawa)

So I went to Russia, and my mother also,

Sehingga saya pergi ke Rusia, dan juga ibu saya

[during the] time of [the] Soviet Union.

sewaktu jaman Uni Soviet.

So some of our character,

Jadi beberapa sifat kami

maybe we will come with a strong Soviet background of training.

mungkin kami memiliki latar belakang Soviet yang kuat.

So that's how I decided [to do] the same.

Itulah mengapa saya memutuskan untuk melakukan hal yang sama.

My sister was different.

Saudari saya berbeda.

She's here. She's also a doctor.

Dia ada di sini. Dia juga seorang dokter.

She graduated in Russia also.

Dia juga lulusan Rusia.

(Applause)

(Tawa)

And to go back and to work with our mother

Dan untuk kembali dan bekerja bersama ibu saya

is just what we saw in the civil war --

seperti yang baru kita lihat di tengah perang sipil --

when I was 16, and my sister was 11,

Saat saya berusia 16, dan saudari saya 11

when the civil war broke out.

saat perang meletus.

So it was the need and the people we saw

Jadi kebutuhan dan orang-orang yang kami lihat

in the early '90s --

pada awal tahun 90-an lah

that's what made us go back

yang membuat kami kembali

and work for them.

dan bekerja untuk mereka.

PM: So what is the biggest challenge

PM: Lalu apa tantangan terbesar

working, mother and daughter,

dalam pekerjaan, bagi ibu dan putrinya,

in such dangerous

dalam situasi yang

and sometimes scary situations?

berbahaya dan terkadang menakutkan ini?

HA: Yes, I was working in a tough situation,

HA: Ya, saya bekerja di tengah situasi berat,

very dangerous.

sangat berbahaya.

And when I saw the people who needed me,

Dan saat saya melihat orang-orang yang membutuhkan saya,

I was staying with them to help,

saya akan tinggal dan membantu mereka

because I [could] do something for them.

karena saya dapat melakukan sesuatu untuk mereka.

Most people fled abroad.

Kebanyakan orang lari ke luar negeri.

But I remained with those people,

Namun saya tinggal bersama orang-orang ini

and I was trying to do something --

dan saya mencoba untuk melakukan sesuatu --

[any] little thing I [could] do.

hal sekecil apapun yang dapat saya lakukan.

I succeeded in my place.

Saya berhasil melakukannya di tempat saya.

Now my place is 90,000 people

Sekarang tempat ini adalah tempat tinggal bagi 90.000 orang

who are respecting each other,

yang saling menghormati,

who are not fighting.

yang tidak berkelahi.

But we try to stand on our feet,

Kami mencoba untuk mandiri,

to do something, little things, we can for our people.

untuk melakukan sesuatu, hal-hal kecil, yang dapat kami lakukan.

And I'm thankful for my daughters.

Dan saya bersyukur untuk putri-putri saya.

When they come to me,

Saat mereka datang kepada saya,

they help me to treat the people,

mereka membantu saya merawat orang-orang

to help.

untuk membantu.

They do everything for them.

Mereka melakukan apapun untuk mereka.

They have done what I desire to do for them.

Mereka telah melakukan apa yang saya inginkan.

PM: What's the best part

PM: Apa hal terbaik dari

of working with your mother,

bekerja bersama ibu Anda

and the most challenging part for you?

dan apa hal yang paling menantang bagi Anda?

DM: She's very tough; it's most challenging.

DM: Ibu sangat keras, itulah yang paling menantang.

She always expects us to do more.

Dia selalu ingin kami melakukan lebih lagi.

And really when you think [you] cannot do it,

Dan saat Anda berpikir Anda tidak dapat melakukannya,

she will push you, and I can do it.

ibu akan mendorong Anda dan saya berhasil.

That's the best part.

Itulah hal yang terbaik.

She shows us, trains us how to do

Ibu melatih kami bagaimana untuk melakukan

and how to be better [people]

dan menjadi orang yang lebih baik

and how to do long hours in surgery --

dan bagaimana dapat melakukan operasi berjam-jam --

300 patients per day,

300 pasien setiap hari.

10, 20 surgeries,

10, 20 operasi,

and still you have to manage the camp --

dan Anda masih harus mengatur tempat penampungan --

that's how she trains us.

itulah bagaimana ibu melatih kami.

It is not like beautiful offices here,

Kantor di sini tidaklah indah.

20 patients, you're tired.

20 pasien, Anda sudah kelelahan.

You see 300 patients, 20 surgeries

Di sana ada 300 pasien, 20 operasi,

and 90,000 people to manage.

dan 90.000 orang untuk diatur.

PM: But you do it for good reasons.

PM: Namun Anda melakukannya karena niat yang baik.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Wait. Wait.

Tunggu. Tunggu.

HA: Thank you.

HA: Terima kasih.

DM: Thank you.

DM: Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)

HA: Thank you very much. DM: Thank you very much.

HA: Terima kasih banyak. (DM: Terima kasih banyak.)