John Hardy: My green school dream

Translator: Abdi Christia Reviewer: Antonius Yudi Sendjaja

I grew up

Saya berasal

in a very small village in Canada,

dari sebuah desa yang sangat kecil di Kanada,

and I'm an undiagnosed

dan saya seorang penderita disleksia

dyslexic.

yang tidak terdiagnosa.

I had a really hard time in school.

Dulu saya mengalami masa yang berat di sekolah.

In fact, my mother told me eventually

Bahkan, ibu saya memberi tahu

that I was the little kid in the village

bahwa saya adalah anak di desa itu

who cried all the way to school.

yang menangis sepanjang perjalanan menuju sekolah.

I ran away.

Saya melarikan diri.

I left when I was 25 years old to go to Bali,

Saya pergi ketika berumur 25 tahun menuju ke Bali.

and there I met my incredible wife, Cynthia,

Di sana saya bertemu istri saya yang mengagumkan, Cynthia,

and together, over 20 years,

dan selama lebih dari 20 tahun,

we built an amazing jewelry business.

kami bersama mendirikan usaha perhiasan yang sukses.

It was a fairy tale, and then we retired.

Seperti kisah dongeng saja, dan akhirnya kami pensiun.

Then she took me to see a film

Lalu dia mengajak saya menonton film

that I really didn't want to see.

yang sebenarnya tidak ingin saya lihat.

It ruined my life --

Film itu menghancurkan hidup saya --

(Laughter)

(Tawa)

"The Inconvenient Truth" and Mr. Gore.

"An Inconvenient Truth" dan Tuan Gore.

I have four kids,

Saya punya empat anak,

and even if part of what he says is true,

dan bahkan bila sebagian saja perkataannya benar,

they're not going to have the life that I had.

anak-anak saya tak akan menjalani hidup seperti saya.

And I decided at that moment

Saat itu saya memutuskan

that I would spend the rest of my life

bahwa saya akan menghabiskan sisa hidup saya

doing whatever I could

melakukan apapun yang dapat saya lakukan

to improve their possibilities.

untuk meningkatkan peluang mereka untuk hidup lebih baik.

So here's the world,

Inilah dunia kita,

and here we are in Bali.

dan sekarang kita di Bali.

It's a tiny, little island --

Bali adalah pulau kecil, mungil --

60 miles by 90 miles.

96,5 km kali 145 km.

It has an intact Hindu culture.

Budaya Hindu masih hidup di sana.

Cynthia and I were there.

Cynthia dan saya hidup di sana.

We had had a wonderful life there,

Kami menjalani hidup yang indah di sana,

and we decided to do something unusual.

dan kami memutuskan untuk melakukan sesuatu yang tidak umum.

We decided to give back

Kami memutuskan untuk membalas budi

locally.

secara lokal.

And here it is: it's called the Green School.

Maka inilah hasilnya; sebutannya Sekolah Hijau.

I know it doesn't look like a school,

Saya tahu kelihatannya tidak seperti sekolah,

but it is something we decided to do,

tapi inilah yang kami lakukan,

and it is extremely,

dan sekolah itu sangat,

extremely green.

sangat hijau.

The classrooms have no walls.

Ruang kelasnya tidak berdinding.

The teacher is writing on a bamboo blackboard.

Para guru menulis di papan tulis bambu.

The desks are not square.

Meja-mejanya tidak persegi.

At Green School, the children are smiling --

Di Sekolah Hijau, anak-anak tersenyum --

an unusual thing for school, especially for me.

hal yang tidak umum di sekolah, khususnya bagi saya.

And we practice holism.

Kami mempraktekkan holisme (gaya hidup yang utuh).

And for me it's just the idea

Bagi saya, idenya adalah

that, if this little girl

bahwa, bila gadis kecil ini

graduates as a whole person,

lulus sebagai manusia yang utuh,

chances are

kemungkinannya adalah

she'll demand a whole world --

dia akan mengharapkan dunia yang utuh --

a whole world --

sebuah dunia yang utuh --

to live on.

untuk hidup.

Our children spend 181 days

Anak-anak kita menghabiskan 181 hari

going to school in a box.

pergi ke sekolah yang berupa kotak.

The people that built my school

Orang-orang yang membangun sekolah saya

also built the prison and the insane asylum

juga membangun penjara dan rumah sakit jiwa

out of the same materials.

dengan bahan yang sama.

So if this gentleman

Jadi bila tuan-tuan ini

had had a holistic education,

telah mendapatkan pendidikan holistik,

would he be sitting there?

akankah dia duduk di sana?

Would he have had more possibilities in his life?

Akankah dia punya kemungkinan lain dalam hidupnya?

The classrooms have natural light.

Ruang kelasnya mendapatkan pencahayaan alami.

They're beautiful. They're bamboo.

Indahnya. Mereka terbuat dari bambu.

The breeze passes through them.

Angin sepoi-sepoi bertiup melaluinya.

And when the natural breeze isn't enough,

Ketika angin alami tidak cukup,

the kids deploy bubbles,

anak-anak menyebarkan gelembung,

but not the kind of bubbles you know.

tapi bukan gelembung yang biasanya anda tahu.

These bubbles are made from natural cotton

Gelembung ini terbuat dari kapas alami

and rubber from the rubber tree.

dan karet dari pohon karet.

So we basically turned the box

Jadi pada dasarnya kami mengubah ruangan kotak

into a bubble.

menjadi sebuah gelembung.

And these kids know

Anak-anak ini tahu

that painless climate control

bahwa pengaturan iklim yang mudah

may not be

mungkin tak akan

part of their future.

jadi bagian masa depan mereka.

We pay the bill at the end of the month,

Kami membayar tagihan pada akhir bulan,

but the people that are really going to pay the bill

tapi orang yang sesungguhnya akan membayar tagihan itu

are our grandchildren.

adalah anak cucu kita.

We have to teach the kids

Kita harus mengajari anak-anak

that the world is not indestructible.

bahwa dunia ini dapat rusak dan hancur.

These kids did a little graffiti on their desks,

Anak-anak ini mencoret-coret meja mereka,

and then they signed up for two extra courses.

dan lalu mereka mengikuti dua pelajaran tambahan.

The first one was called sanding

Yang pertama disebut mengamplas,

and the second one was called re-waxing.

dan yang kedua disebut melapisi ulang.

But since that happened,

Tapi karena kejadian itu,

they own those desks.

mereka merasa memiliki meja-meja itu.

They know they can control their world.

Mereka tahu mereka bisa mengendalikan dunia mereka.

We're on the grid. We're not proud of it.

Kami mandiri energi, kami tidak melakukannya sendiri,

But an amazing alternative energy company in Paris

tapi perusahaan energi alternatif yang mengagumkan di Paris

is taking us off the grid with solar.

membantu kami mandiri energi dengan energi matahari.

And this thing

Dan ini adalah

is the second vortex to be built in the world,

pusaran air kedua yang dibangun di dunia,

in a two-and-a-half meter drop on a river.

dengan beda ketinggian 2,5 meter dari sungai.

When the turbine drops in,

Ketika turbin berputar,

it will produce 8,000 watts of electricity,

pusaran ini menghasilkan listrik 8.000 watt,

day and night.

siang dan malam.

And you know what these are.

Anda tahu benda apakah ini.

There's nowhere to flush.

Tidak ada tempat dengan toilet sentor.

And as long as we're taking our waste

Selama kita masih buang air

and mixing it with a huge amount of water --

lalu menyiramnya dengan banyak air --

you're all really smart, just do the math.

anda semua sangat pintar, coba hitung saja.

How many people times how much water.

Jumlah orang dikalikan jumlah air yang dibutuhkan.

There isn't enough water.

Tidak ada cukup air.

These are compost toilets,

Ini adalah toilet kompos.

and nobody at the school wanted to know about them,

Tak ada orang di sekolah yang mau tahu tentang hal ini,

especially the principal.

terutama kepala sekolahnya.

And they work. People use them. People are okay.

Toilet itu bekerja; orang-orang menggunakannya. Mereka baik-baik saja.

It's something you should think about doing.

Ini sesuatu yang perlu anda pikirkan untuk dilakukan.

Not many things didn't work.

Tidak semua hal bekerja dengan baik.

The beautiful canvas and rubber skylights

Kanvas dan atap karet yang indah ini

got eaten by the sun in six months.

termakan matahari dalam enam bulan.

We had to replace them with recyclable plastic.

Kami harus menggantinya dengan plastik yang dapat didaur ulang.

The teachers dragged giant PVC whiteboards

Guru-guru menaruh papan tulis PVC raksasa

into the classrooms.

ke dalam ruang kelas,

So we had some good ideas:

maka kami punya beberapa ide bagus.

we took old automobile windshields, put paper behind them

Kami mengambil kaca mobil tua, menaruh kertas di baliknya

and created the first alternative

dan membuat alternatif pertama

to the whiteboard.

dari papan tulis.

Green School sits in south-central Bali,

Sekolah Hijau ada di Bali tengah-selatan,

and it's on 20 acres

dan luasnya 8 hektar

of rolling garden.

berupa kebun yang berbukit-bukit.

There's an amazing river traveling through it,

Ada sungai cantik yang mengalir di dalamnya

and you can see there

dan anda bisa lihat di sana

how we manage to get across the river.

bagaimana kami menyeberangi sungai itu.

I met a father the other day; he looked a little crazed.

Saya bertemu seorang ayah suatu hari, dia terlihat sangat tertarik.

I said, "Welcome to Green School."

Saya berkata, "Selamat datang di Sekolah Hijau."

He said, "I've been on an airplane for 24 hours."

Dia menjawab, "Saya berada di pesawat selama 24 jam."

I asked him, "Why?"

Saya bertanya padanya, "Mengapa?"

He said, "I had a dream once about a green school,

Dia berkata, "Saya pernah memimpikan tentang sekolah hijau,

and I saw a picture of this green school,

dan saya melihat gambar sekolah hijau ini,

I got on an airplane.

saya langsung pergi ke sini.

In August I'm bringing my sons."

Bulan Agustus nanti saya akan membawa anak saya."

This was a great thing.

Itu cerita yang bagus.

But more than that,

Tapi lebih dari itu,

people are building green houses around Green School,

orang-orang membangun rumah hijau di sekitar Sekolah Hijau,

so their kids can walk to school on the paths.

jadi anak mereka bisa berjalan kaki ke sekolah.

And people are bringing their green industries,

Orang-orang juga membangun industri hijau mereka,

hopefully their green restaurants,

harapannya nanti akan ada restoran hijau,

to the Green School.

di dekat Sekolah Hijau.

It's becoming a community.

Di sana mulai terbentuk komunitas.

It's becoming a green model.

Sekolah Hijau menjadi model hijau.

We had to look at everything.

Kami harus mengurus semuanya.

No petrochemicals in the pavement.

Tak ada hasil olahan minyak bumi untuk jalanan.

No pavement.

Tak ada aspal.

These are volcanic stones laid by hand.

Jalan ini dibuat dari batu vulkanis yang disusun dengan tangan.

There are no sidewalks.

Tidak ada trotoar.

The sidewalks are gravel. They flood when it rains,

Trotoarnya adalah kerikil, ketika hujan akan banjir,

but they're green.

tapi semuanya hijau.

This is the school buffalo.

Ini adalah kerbau milik sekolah.

He's planning to eat that fence for dinner.

Kerbau itu berencana memakan pagar itu untuk makan malam.

All the fences at Green School are green.

Semua pagar di Sekolah Hijau adalah hijau.

And when the kindergarten kids

Ketika anak-anak TK

recently moved their gate,

memindahkan pagar itu belakangan ini,

they found out the fence was made out of tapioca.

mereka menemukan pagarnya adalah tanaman singkong.

They took the tapioca roots up to the kitchen,

Mereka membawa umbi singkong itu ke dapur,

sliced them thinly and made delicious chips.

mengirisnya tipis-tipis dan membuat keripik yang lezat.

Landscaping.

Tata lingkungan.

We manage to keep the garden that was there

Kami mempertahankan kebun yang semula ada di sana

running right up to the edge of each of the classrooms.

terbentang sampai ke pinggir ruang-ruang kelas.

We dropped them gently in.

Kami mengatur kemiringannya dengan baik.

We made space for these guys

Kami memberi tempat untuk mereka

who are Bali's last black pigs.

babi-babi hitam Babi yang terakhir.

And the school cow

Sapi milik sekolah ini

is trying to figure out

mencoba menemukan cara

how to replace the lawnmower

bagaimana menggantikan mesin pemotong rumput

on the playing field.

di lapangan bermain sekolah.

These young ladies

Perempuan-perempuan muda ini

are living in a rice culture,

hidup di persawahan,

but they know something that few people know in a rice culture.

tapi mereka tahu sesuatu yang jarang diketahui orang tentang bertanam padi.

They know how to plant organic rice,

Mereka tahu bagaimana menanam padi organik,

they know how to look after it,

mereka tahu cara merawatnya,

they know how to harvest and they know how to cook it.

mereka tahu bagaimana cara memanen dan memasaknya.

They're part of the rice cycle

Mereka bagian dari siklus bertanam padi itu

and these skills will be valuable

dan kemampuan-kemampuan ini akan berharga

for them in their future.

bagi mereka di masa depan.

This young man is picking organic vegetables.

Pria muda ini memanen sayuran organik.

We feed 400 people lunch every day

Kami memberi makan siang untuk 400 orang sehari.

and it's not a normal lunch. There's no gas.

Makan siangnya tidak seperti biasa; tidak ada gas untuk memasak.

Local Balinese women

Perempuan Bali lokal

cook the food on sawdust burners

memasak makanan menggunakan kompor serbuk gergaji

using secrets that only their grandmothers know.

menggunakan rahasia yang hanya diketahui nenek-nenek mereka.

The food is incredible.

Makanannya luar biasa.

Green School is a place of pioneers,

Sekolah Hijau adalah tempat bagi para pelopor,

local and global.

lokal dan global.

And it's a kind of microcosm

Seperti dunia kecil

of the globalized world.

dari dunia global kita sekarang ini.

The kids are from 25 countries.

Anak-anaknya berasal dari 25 negara.

When I see them together,

Ketika saya melihat mereka bersama,

I know that they're working out

saya tahu mereka sedang mencari cara

how to live in the future.

untuk hidup di masa depan.

Green School is going into its third year

Sekolah Hijau akan berumur tiga tahun

with 160 children.

dengan 160 anak didik.

It's a school where you do learn reading --

Sekolah di mana anda belajar membaca --

one of my favorites --

salah satu favorit saya --

writing -- I was bad at it --

menulis -- saya buruk dalam menulis --

arithmetic.

aritmatika.

But you also learn other things.

Tapi anda juga belajar hal-hal lain.

You learn bamboo building.

Anda belajar tentang bangunan bambu.

You practice

Anda berlatih

ancient Balinese arts.

seni-seni tradisional Bali.

This is called mud wrestling in the rice fields.

Hal ini disebut gulat lumpur di tengah sawah.

The kids love it.

Anak-anak menyukainya.

The mothers aren't quite convinced.

Para ibu tidak begitu yakin tentang ini.

(Laughter)

(Tawa)

We've done a lot of outrageous things in our lives,

Kita telah melakukan banyak kesalahan dalam hidup kita,

and we said, okay, local, what does "local" mean?

dan kita berkata, oke, lokal. Apa artinya lokal?

Local means

Lokal berarti

that 20 percent of the population of the school

bahwa 20% populasi sekolah

has to be Balinese,

haruslah orang Bali.

and this was a really big commitment.

Ini adalah komitmen yang sangat besar.

And we were right.

Dan kami benar.

And people are coming forward

Orang-orang datang

from all over the world

dari seluruh penjuru dunia

to support the Balinese Scholarship Fund,

untuk mendukung Dana Beasiswa untuk Orang Bali,

because these kids will be Bali's next green leaders.

karena anak-anak ini akan menjadi pemimpin hijau Bali di masa depan.

The teachers are as diverse

Guru-guru di sana sama beragamnya

as the student body,

seperti murid-muridnya.

and the amazing thing

Hal mengagumkan lain adalah

is that volunteers are popping up.

para sukarelawan bermunculan.

A man came from Java

Seseorang datang dari Jawa

with a new kind of organic agriculture.

dengan pertanian organik gaya baru.

A woman came from Africa with music.

Seorang perempuan datang dari Afrika membawa musik.

And together these volunteers and the teachers

Para guru dan sukarelawan ini bersama-sama

are deeply committed

dengan komitmen mendalam

to creating a new generation

untuk menciptakan generasi baru

of global, green leaders.

para pemimpin hijau di dunia.

The Green School effect --

Efek Sekolah Hijau --

we don't know what it is.

kami tidak tahu apa dampaknya.

We need someone to come and study it.

Kami butuh seseorang untuk datang dan mempelajarinya.

But what's happening, our learning-different kids --

Tapi lihat yang terjadi, anak-anak dengan kebutuhan khusus --

dyslexic --

disleksia --

we've renamed them prolexic --

kami menyebut mereka proleksia --

are doing well in these beautiful, beautiful classrooms.

belajar dengan baik di kelas yang indah ini.

And all the kids are thriving.

Semua anak hidup dengan baik.

And how did we do all this?

Bagaimana kami melakukan semua ini?

On giant grass.

Dengan rumput raksasa.

It's bamboo.

Bambu.

It comes out of the ground like a train.

Bambu keluar dari dalam tanah seperti kereta api.

It grows as high as a coconut tree in two months

Tumbuh setinggi pohon kelapa dalam waktu dua bulan.

and three years later it can be harvested

Tiga tahun kemudian bambu itu dapat dipanen

to build buildings like this.

untuk membuat bangunan seperti ini.

It's as strong and dense as teak

Bambu sama kuat dan padatnya seperti kayu jati.

and it will hold up any roof.

Kuat menahan atap jenis apapun.

When the architects came, they brought us these things,

Ketika para arsitek datang, mereka membawa hal-hal ini,

and you've probably seen things like this.

dan anda mungkin sudah melihat hal-hal seperti ini.

The yellow box was called the administration complex.

Kotak kuning itu adalah kompleks administrasi.

(Laughter)

(Tawa)

We squashed it, we rethought it,

Kami tidak menggunakannya, dan memikirkannya lagi,

but mainly we renamed it

tapi yang paling penting kami memberi nama baru --

"the heart of school,"

jantung sekolah.

and that changed everything forever.

Hal itu mengubah segalanya selamanya.

It's a double helix.

Berbentuk pilinan ganda.

It has administrators in it

Di dalamnya ada administrator

and many, many other things.

dan banyak hal lainnya.

And the problem of building it --

Masalah dalam pembangunannya adalah --

when the Balinese workers

ketika para pekerja dari Bali

saw long reams of plans,

melihat berlembar-lembar gambar rencana bangunan,

they looked at them and said, "What's this?"

mereka melihatnya dan berkata, "Apa ini?"

So we built big models.

Jadi kami membangun model berukuran besar.

We had them engineered by the engineers.

Model itu dikerjakan oleh para insinyur.

And Balinese carpenters like this

Dan tukang kayu Bali seperti mereka

measured them with their bamboo rulers,

mengukur model itu dengan penggaris bambu mereka,

selected the bamboo and built the buildings

memilih bambu yang tepat dan mulai membangun

using age-old techniques,

menggunakan teknik-teknik kuno,

mostly by hand.

kebanyakan dengan tangan.

It was chaos.

Terjadi kekacauan.

And the Balinese carpenters want to be as modern as we do,

Tukang-tukang kayu Bali ingin juga modern seperti kita,

so they use metal scaffolding

jadi mereka menggunakan perancah dari logam

to build the bamboo building

untuk membangun bangunan bambu itu.

and when the scaffolding came down,

Ketika perancah diturunkan,

we realized that we had a cathedral,

kami menyadari kami memiliki katedral,

a cathedral to green,

sebuah katedral menuju,

and a cathedral to green education.

pendidikan yang hijau.

The heart of school has seven kilometers

Jantung sekolah memiliki bambu

of bamboo in it.

sepanjang 7 km di dalamnya.

From the time the foundations were finished,

Sejak pondasi diselesaikan,

in three months it had roofs and floors.

lantai dan atap diselesaikan dalam tiga bulan.

It may not be the biggest bamboo building in the world,

Mungkin ini bukan bangunan bambu terbesar di dunia,

but many people believe

tapi banyak orang percaya

that it's the most beautiful.

ini yang paling indah.

Is this doable in your community?

Apa hal ini bisa dilakukan di komunitas anda?

We believe it is.

Kami percaya itu bisa.

Green School is a model we built for the world.

Sekolah Hijau adalah model yang kami buat untuk dunia.

It's a model we built for Bali.

Model yang kami bangun untuk Bali.

And you just have to follow these simple, simple rules:

Anda hanya perlu mengikuti peraturan sederhana ini:

be local,

gunakan sumber daya lokal,

let the environment lead

biarkan lingkungan mengarahkan anda

and think about

dan pikirkan tentang

how your grandchildren might build.

bagaimana anak cucu anda akan bertumbuh.

So, Mr. Gore, thank you.

Jadi, Tuan Gore, terima kasih.

You ruined my life,

Anda menghancurkan hidup saya,

but you gave me an incredible future.

tapi anda memberi saya masa depan yang luar biasa.

And if you're interested in being involved

Bila anda tertarik untuk terlibat

in finishing Green School

mengembangkan Sekolah Hijau

and building the next 50 around the world,

dan membangun 50 sekolah hijau lain di seluruh dunia.

please come and see us.

silakan datang dan menemui kami.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)