Where does creativity hide? | Amy Tan

Translator: Mohammad Renaldi Diponegoro Reviewer: Ferry Gunawan

The Value of Nothing: Out of Nothing Comes Something.

Nilai dari ketiadaan: dari ketiadaan muncullah sesuatu.

That was an essay I wrote when I was 11 years old

Ini adalah esai yang saya tulis ketika saya berumur 11 tahun

and I got a B+. (Laughter)

dan saya mendapat B+. (Tawa)

What I'm going to talk about: nothing out of something, and how we create.

Apa yang akan saya bicarakan : ketiadaan yang muncul dari sesuatu, dan bagaimana kita mencipta.

And I'm gonna try and do that within

Dan saya akan coba melakukannya dalam

the 18-minute time span that we were told to stay within,

jangka waktu 18 menit yang kita diminta untuk mematuhinya,

and to follow the TED commandments:

dan untuk mengikuti perintah-perintah suci TED :

that is, actually, something that creates

yang, kenyataannya, adalah sesuatu yang menciptakan

a near-death experience,

suatu pengalaman hampir-mati,

but near-death is good for creativity.

tetapi hampir-mati itu bagus untuk kreativitas.

(Laughter) OK.

(Tawa) OK.

So, I also want to explain,

Jadi, saya juga ingin menjelaskan,

because Dave Eggers said he was going to heckle me

karena Dave Eggers berkata dia akan mengganggu saya

if I said anything that was a lie, or not true to universal creativity.

jika saya mengatakan apapun yang merupakan suatu kebohongan, atau tidak benar menurut kreativitas yang universal.

And I've done it this way for half the audience, who is scientific.

Dan saya telah melakukannya dengan cara ini untuk separuh dari audiens, yang merupakan komunitas ilmuwan.

When I say we, I don't mean you, necessarily;

Ketika saya berkata kita, saya tidak bermaksud anda, secara khusus;

I mean me, and my right brain, my left brain

Saya memaksudkannya diri saya, dan otak kanan saya, otak kiri saya,

and the one that's in between that is the censor

dan yang berada di antaranya yaitu sensor

and tells me what I'm saying is wrong.

dan menyatakan pada saya apa yang saya katakan adalah salah.

And I'm going do that also by looking at

Dan saya juga akan melakukannya dengan melihat pada

what I think is part of my creative process,

apa yang saya pikir sebagai bagian dari proses kreatif saya,

which includes a number of things that happened, actually --

yang termasuk sejumlah hal yang terjadi, kenyataannya --

the nothing started even earlier than the moment

ketiadaan bermula bahkan lebih awal daripada momentumnya

in which I'm creating something new.

dimana saya menciptakan sesuatu yang baru.

And that includes nature, and nurture,

Dan itu termasuk alam, dan perawatan,

and what I refer to as nightmares.

dan apa yang saya sebut sebagai mimpi-mimpi buruk.

Now in the nature area, we look at whether or not

Sekarang dalam area alami, kita melihat apakah benar atau tidak

we are innately equipped with something, perhaps

kita dilengkapi secara pembawaan lahir dengan sesuatu, mungkin

in our brains, some abnormal chromosome

dalam otak-otak kita, beberapa kromosom abnormal

that causes this muse-like effect.

yang menyebabkan efek mirip-renungan ini.

And some people would say that we're born with it in some other means.

Dan beberapa orang akan berkata bahwa kita dilahirkan dengannya dalam beberapa cara lain,

And others, like my mother,

dan orang-orang lain, seperti ibu saya,

would say that I get my material from past lives.

akan berkata bahwa saya mendapat bahan bakunya dari kehidupan-kehidupan sebelumnya.

Some people would also say that creativity

Beberapa orang juga akan berkata itulah kreativitas

may be a function of some other neurological quirk --

mungkin merupakan suatu fungsi dari beberapa keanehan neurologis lainnya --

van Gogh syndrome -- that you have a little bit of, you know, psychosis, or depression.

sindrom van Gogh -- yaitu bahwa anda punya sedikit dari, anda tahulah, psikosis, atau depresi.

I do have to say, somebody -- I read recently

Saya harus berkata, seseorang -- saya membacanya baru-baru ini

that van Gogh wasn't really necessarily psychotic,

bahwa van Gogh sebenarnya tidak benar-benar psikotik,

that he might have had temporal lobe seizures,

bahwa dia mungkin mengalami kejang lobus temporal,

and that might have caused his spurt of creativity, and I don't --

dan itu mungkin menyebabkan percikan kreativitasnya, dan saya tidak --

I suppose it does something in some part of your brain.

Saya rasa itu menyebabkan sesuatu pada bagian otak anda.

And I will mention that I actually developed

Dan saya akan menyebutkan bahwa saya pada dasarnya mengalami

temporal lobe seizures a number of years ago,

kejang lobus temporal beberapa tahun lalu,

but it was during the time I was writing my last book,

tetapi itu pada saat saya menulis buku terakhir saya,

and some people say that book is quite different.

dan beberapa orang berkata bahwa buku itu cukup berbeda.

I think that part of it also begins with a sense of identity crisis:

Saya berpikir bahwa bagian itu juga dimulai dengan suatu perasaan krisis identitas:

you know, who am I, why am I this particular person,

anda tahulah, siapa saya, mengapa saya seperti ini,

why am I not black like everybody else?

mengapa saya bukan orang kulit hitam seperti orang-orang lain?

And sometimes you're equipped with skills,

Dan terkadang anda dilengkapi dengan keahlian-keahlian

but they may not be the kind of skills that enable creativity.

tetapi mereka mungkin bukan jenis-jenis keahlian yang memungkinkan kreativitas.

I used to draw. I thought I would be an artist.

Saya dulu menggambar. Saya dulu berpikir saya akan jadi seorang seniman.

And I had a miniature poodle.

Dan saya dulu memiliki sebuah miniatur anjing pudel.

And it wasn't bad, but it wasn't really creative.

Dan itu bukanlah sesuatu yang buruk, tetapi itu tidak benar-benar kreatif.

Because all I could really do was represent in a very one-on-one way.

Karena semua yang saya lakukan adalah merepresentasikan sesuatu seperti apa adanya.

And I have a sense that I probably copied this from a book.

Dan saya memiliki suatu perasaan bahwa saya mungkin menyalin ini dari sebuah buku.

And then, I also wasn't really shining in a certain area that I wanted to be,

Dan kemudian saya juga tidak benar-benar cemerlang dalam beberapa area tertentu yang saya inginkan.

and you know, you look at those scores, and it wasn't bad,

dan anda tahulah, anda melihat pada nilai-nilai itu, dan itu tidaklah buruk,

but it was not certainly predictive that I would one day make

tetapi itu tidaklah secara jelas memprediksikan bahwa saya suatu hari akan memperoleh

my living out of the artful arrangement of words.

penghasilan saya dari pengaturan kata-kata yang berseni.

Also, one of the principles of creativity is to have a little childhood trauma.

Juga, satu dari prinsip-prinsip kreativitas adalah memiliki sedikit trauma masa kecil.

And I had the usual kind that I think a lot of people had,

Dan saya memiliki hal-hal yang saya pikir banyak orang lain miliki.

and that is that, you know, I had expectations placed on me.

dan itu adalah, anda tahulah, saya menerima harapan-harapan yang diletakkan pada diri saya

That figure right there, by the way,

Boneka di sana, omong-omong,

figure right there was a toy given to me when I was but nine years old,

boneka di sana dulunya adalah sebuah mainan yang diberikan kepada saya ketika saya berusia sembilan tahun,

and it was to help me become a doctor from a very early age.

dan boneka itu untuk membantu saya menjadi seorang doktor dari usia yang sangat dini.

I have some ones that were long lasting: from the age of five to 15,

Saya punya beberapa boneka yang cukup bertahan lama: dari usia lima sampai 15,

this was supposed to be my side occupation,

ini seharusnya menjadi pekerjaan sampingan saya,

and it led to a sense of failure.

dan itu membawa kepada suatu perasaan gagal.

But actually, there was something quite real in my life

Tetapi kenyataannya ada sesuatu yang cukup nyata dalam hidup saya

that happened when I was about 14.

yang terjadi ketika saya berusia sekitar 14

And it was discovered that my brother, in 1967, and then my father,

Dan ditemukan bahwa kakak lelaki saya, pada 1967, dan kemudian bapak saya,

six months later, had brain tumors.

enam bulan kemudian, memiliki tumor otak.

And my mother believed that something had gone wrong,

Dan ibu saya percaya bahwa suatu kesalahan telah terjadi,

and she was gonna find out what it was, and she was gonna fix it.

dan beliau akan mencari tahu apakah kesalahan itu. Dan beliau akan memperbaikinya.

My father was a Baptist minister, and he believed in miracles,

Bapak saya adalah seorang pendeta Baptis, dan beliau percaya pada mukjizat-mukjizat,

and that God's will would take care of that.

dan bahwa kehendak Tuhan akan menanganinya.

But, of course, they ended up dying, six months apart.

Tetapi tentu saja, akhirnya mereka menghembuskan nafas terakhirnya, terpisah enam bulan.

And after that, my mother believed that it was fate, or curses

Dan setelahnya, ibu saya percaya bahwa ini adalah takdir, atau kutukan-kutukan

-- she went looking through all the reasons in the universe

-- beliau mencari semua alasan di alam semesta

why this would have happened.

kenapa hal ini harus terjadi.

Everything except randomness. She did not believe in randomness.

Semuanya kecuali keacakan. Beliau tidak percaya pada keacakan.

There was a reason for everything.

Ada suatu alasan untuk segala sesuatu.

And one of the reasons, she thought, was that her mother,

Dan satu dari alasan-alasan tersebut, beliau berpikir, adalah bahwa ibunya dulu,

who had died when she was very young, was angry at her.

yang telah wafat ketika beliau masih sangat muda, marah pada dirinya.

And so, I had this notion of death all around me,

Dan kemudian saya memiliki gagasan kematian ini di sekeliling saya

because my mother also believed that I would be next, and she would be next.

karena ibu saya juga percaya bahwa sayalah yang berikutnya, dan beliau yang berikutnya

And when you are faced with the prospect of death very soon,

Dan ketika anda dihadapkan dengan kemungkinan kematian yang sangat dekat,

you begin to think very much about everything.

anda mulai berpikir sangat banyak tentang segala sesuatu.

You become very creative, in a survival sense.

Anda menjadi sangat kreatif, dalam suatu perasaan bertahan hidup.

And this, then, led to my big questions.

Dan ini, kemudian, membawa pada pertanyaan-pertanyaan besar saya.

And they're the same ones that I have today.

Dan itu adalah pertanyaan-pertanyaan yang sama yang saya miliki hari ini.

And they are: why do things happen, and how do things happen?

Dan pertanyaan-pertanyaan itu adalah : mengapa hal-hal terjadi, dan bagaimana hal-hal terjadi?

And the one my mother asked: how do I make things happen?

Dan satu pertanyaan yang ditanyakan ibu saya: Bagaimana saya membuat hal-hal terjadi?

It's a wonderful way to look at these questions, when you write a story.

Adalah suatu cara yang indah untuk melihat pada pertanyaan-pertanyaan ini, ketika anda menulis sebuah cerita.

Because, after all, in that framework, between page one and 300,

Karena pada dasarnya, dalam kerangka tersebut, diantara halaman satu dan 300,

you have to answer this question of why things happen, how things happen,

anda harus menjawab pertanyaan tentang mengapa hal-hal terjadi, bagaimana hal-hal terjadi,

in what order they happen. What are the influences?

dalam urutan apa mereka terjadi. Apa pengaruh-pengaruhnya?

How do I, as the narrator, as the writer, also influence that?

Bagaimana saya, sebagai narator, sebagai penulis, juga mempengaruhinya?

And it's also one that, I think, many of our scientists have been asking.

Dan itu juga sesuatu yang saya pikir banyak dari para ilmuwan kita telah pertanyakan.

It's a kind of cosmology, and I have to develop a cosmology of my own universe,

Hal itu seperti semacam kosmologi, dan saya harus membangun suatu kosmologi dari alam semesta saya sendiri,

as the creator of that universe.

sebagai pencipta dari alam semesta tersebut.

And you see, there's a lot of back and forth

Dan anda lihat, ada banyak sekali maju dan mundur

in trying to make that happen, trying to figure it out

untuk membuat hal itu terjadi, untuk mencoba mencari tahu

-- years and years, oftentimes.

-- bertahun-tahun, seringkali.

So, when I look at creativity, I also think that it is this sense or this inability

Sehingga ketika saya melihat pada kreativitas, saya juga berpikir bahwa itu adalah perasaan ini atau ketidakmampuan ini

to repress, my looking at associations in practically anything in life.

untuk menekan penglihatan saya pada asosiasi-asosiasi tentang segala sesuatu secara khusus di dalam hidup

And I got a lot of them during what's been going on

Dan saya mendapatkan banyak dari hal-hal tersebut selama apa yang telah terjadi

throughout this conference,

sepanjang konferensi ini,

almost everything that's been going on.

hampir segala sesuatu yang telah terjadi.

And so I'm going to use, as the metaphor, this association:

Dan saya akan menggunakan asosiasi ini, sebagai metafora

quantum mechanics, which I really don't understand,

mekanika kuantum, yang sesungguhnya saya tidak mengerti,

but I'm still gonna use it as the process

tetapi saya tetap akan menggunakannya sebagai proses

for explaining how it is the metaphor.

untuk menjelaskan apakah metafora yang dimaksud tersebut.

So, in quantum mechanics, of course, you have dark energy and dark matter.

Jadi dalam mekanika kuantum, tentu saja, anda memiliki energi gelap dan materi gelap.

And it's the same thing in looking at these questions of how things happen.

Dan itu adalah hal yang sama dalam melihat pertanyaan-pertanyaan ini tentang bagaimana hal-hal terjadi.

There's a lot of unknown, and you often don't know what it is except by its absence.

Ada banyak sekali hal-hal yang tidak diketahui, dan anda seringkali tidak tahu hal apa itu kecuali dengan ketiadaannya.

But when you make those associations,

Tetapi ketika anda membuat asosiasi-asosiasi tersebut,

you want them to come together in a kind of synergy in the story,

anda menginginkannya untuk bergabung menjadi suatu bentuk sinergi dalam cerita,

and what you're finding is what matters. The meaning.

dan apa yang anda temukan itulah yang penting. Maknanya.

And that's what I look for in my work, a personal meaning.

Dan itulah yang saya cari dalam karya saya, suatu makna pribadi.

There is also the uncertainty principle, which is part of quantum mechanics,

Ada juga prinsip ketidakpastian, yang merupakan bagian dari mekanika kuantum,

as I understand it. (Laughter)

sebagaimana yang saya mengerti. (Tawa)

And this happens constantly in the writing.

Dan hal ini terjadi secara konstan dalam penulisan.

And there's the terrible and dreaded observer effect,

Dan ada efek pengamat yang mengerikan dan menakutkan,

in which you're looking for something, and

di mana anda mencari sesuatu, dan

you know, things are happening simultaneously,

anda tahu, hal-hal terjadi secara bersamaan,

and you're looking at it in a different way,

dan anda melihatnya dengan cara yang berbeda,

and you're trying to really look for the about-ness,

dan anda mencoba untuk benar-benar mencari ke-tentang-annya.

or what is this story about. And if you try too hard,

Atau tentang apa cerita ini. Dan jika anda mencoba terlalu keras,

then you will only write the about.

maka anda akan hanya menulis mengenai tentang.

You won't discover anything.

Anda tidak akan menemukan apapun.

And what you were supposed to find,

Dan apa yang anda semestinya temukan,

what you hoped to find in some serendipitous way,

apa yang anda harap untuk temukan, dengan beberapa cara yang kebetulan,

is no longer there.

tidak lagi ada di sana.

Now, I don't want to ignore

Sekarang, saya tidak ingin mengabaikan

the other side of what happens in our universe,

sisi lain dari yang terjadi dalam alam semesta kita,

like many of our scientists have.

sebagaimana banyak dari para ilmuwan kita lakukan.

And so, I am going to just throw in string theory here,

Dan karenanya saya hanya akan memberikan teori string di sini,

and just say that creative people are multidimensional,

dan hanya berkata bahwa orang-orang kreatif adalah multidimensional,

and there are 11 levels, I think, of anxiety.

dan ada sebelas tingkat, saya pikir, dari kecemasan.

(Laughter) And they all operate at the same time.

(Tawa) Dan kesemuanya beroperasi pada waktu yang sama.

There is also a big question of ambiguity.

Ada juga sebuah pertanyaan besar tentang ambiguitas.

And I would link that to something called the cosmological constant.

Dan saya akan menghubungkannya dengan sesuatu yang disebut konstanta kosmologis.

And you don't know what is operating, but something is operating there.

Dan anda tidak tahu apa yang beroperasi, tetapi sesuatu sedang beroperasi di sana.

And ambiguity, to me, is very uncomfortable

Dan ambiguitasm, bagi saya, adalah sangat tidak nyaman

in my life, and I have it. Moral ambiguity.

dalam hidup saya, dan saya memilikinya. Ambiguitas moral.

It is constantly there. And, just as an example,

Hal itu secara konstan ada di sana. Dan sebagaimana sebuah contoh,

this is one that recently came to me.

berikut ini adalah satu yang baru-baru ini menimpa saya.

It was something I read in an editorial by a woman

Hal itu adalah sesuatu yang saya baca dalam sebuah editorial oleh seorang wanita

who was talking about the war in Iraq. And she said,

yang membicarakan tentang perang di Iraq. Dan ia berkata,

"Save a man from drowning, you are responsible to him for life."

"Selamatkan seseorang dari tenggelam, maka anda bertanggung jawab terhadapnya seumur hidupnya."

A very famous Chinese saying, she said.

Sebuah pepatah Cina yang sangat terkenal, katanya.

And that means because we went into Iraq, we should stay there

Dan hal itu berarti karena kita pergi ke Iraq, kita seharusnya tetap di sana

until things were solved. You know, maybe even 100 years.

hingga hal-hal terselesaikan. Anda tahu, mungkin bahkan sampai 100 tahun.

So, there was another one that I came across,

Sehingga ada satu hal lagi yang terlintas di pikiran saya,

and it's "saving fish from drowning."

dan itu adalah "menyelamatkan ikan dari tenggelam."

And it's what Buddhist fishermen say,

Dan hal itulah yang nelayan-nelayan Buddha katakan,

because they're not supposed to kill anything.

karena mereka tidak seharusnya membunuh apapun.

And they also have to make a living, and people need to be fed.

Dan karena mereka juga harus memperoleh penghasilan, dan orang-orang butuh makan.

So their way of rationalizing that is they are saving the fish from drowning,

Sehingga cara mereka merasionalisasikan adalah bahwa mereka menyelamatkan ikan dari tenggelam,

and unfortunately, in the process the fish die.

dan sayangnya dalam proses tersebut ikannya mati.

Now, what's encapsulated in both these drowning metaphors

Sekarang apa yang meliputi dalam kedua metafora tenggelam tersebut

-- actually, one of them is my mother's interpretation,

-- kenyataannya, satu darinya adalah penafsiran ibu saya,

and it is a famous Chinese saying, because she said it to me:

dan itu adalah sebuah pepatah Cina yang terkenal karena beliau yang mengatakan ke saya:

"save a man from drowning, you are responsible to him for life."

"Selamatkan seseorang dari tenggelam, maka anda bertanggung jawab terhadapnya seumur hidupnya."

And it was a warning -- don't get involved in other people's business,

Dan itu adalah sebuah peringatan -- jangan ikut campur urusan orang lain,

or you're going to get stuck.

atau anda akan terjebak.

OK. I think if somebody really was drowning, she'd save them.

OK. Saya pikir jika seseorang memang benar-benar tenggelam, ia akan menyelamatkannya.

But, both of these sayings -- saving a fish from drowning,

Tetapi kedua pepatah tersebut, menyelamatkan seekor ikan dari tenggelam,

or saving a man from drowning -- to me they had to do with intentions.

atau menyelamatkan seseorang dari tenggelam, buat saya hal-hal tersebut berkaitan dengan niat-niat.

And all of us in life, when we see a situation, we have a response.

Dan kesemua dari kita dalam hidup, ketika kita melihat suatu situasi, kita memiliki suatu respons.

And then we have intentions.

Dan kemudian kita punya niat-niat.

There's an ambiguity of what that should be that we should do,

Ada suatu ambiguitas dari apa yang seharusnya harus kita lakukan,

and then we do something.

dan kemudian kita melakukan sesuatu.

And the results of that may not match what our intentions had been.

Dan hasil-hasil darinya mungkin tidak sesuai dengan niat-niat kita pada awalnya.

Maybe things go wrong. And so, after that, what are our responsibilities?

Mungkin hal-hal menjadi salah. Dan kemudian, setelah itu, apa tanggung jawab kita?

What are we supposed to do?

Apa yang seharusnya kita lakukan?

Do we stay in for life,

Apakah kita tetap didalamnya seumur hidup kita,

or do we do something else and justify and say, well, my intentions were good,

atau kita melakukan sesuatu yang lain dan menjustifikasinya dan berkata, yah, niat-niat saya baik,

and therefore I cannot be held responsible for all of it?

dan karenanya saya tidak bisa dituntut bertanggung jawab untuk keseluruhannya?

That is the ambiguity in my life

Itulah ambiguitas dalam hidup saya

that really disturbed me, and led me to write a book called

yang benar-benar mengganggu saya, dan membuat saya menulis sebuah buku berjudul

"Saving Fish From Drowning."

Menyelamatkan Ikan Dari Tenggelam.

I saw examples of that. Once I identified this question, it was all over the place.

Saya melihat contoh-contoh hal tersebut, sekalinya saya mengidentifikasi pertanyaan ini. Hal itu ada di semua tempat.

I got these hints everywhere.

Saya mendapat isyarat-isyarat ini di manapun.

And then, in a way, I knew that they had always been there.

Dan kemudian, dengan suatu cara, saya tahu bahwa mereka selalu ada di sana.

And then writing, that's what happens. I get these hints, these clues,

Dan kemudian menulis, itulah yang terjadi. Saya mendapat isyarat-isyarat ini, petunjuk-petunjuk ini,

and I realize that they've been obvious, and yet they have not been.

dan saya sadar bahwa mereka telah jelas, dan sebelumnya mereka belum jelas.

And what I need, in effect, is a focus.

Dan yang saya butuhkan, secara efek, adalah suatu fokus.

And when I have the question, it is a focus.

Dan ketika saya memiliki pertanyaan, itu adalah suatu fokus

And all these things that seem to be flotsam and jetsam in life actually go through

Dan semua hal ini yang kelihatannya seperti kepingan dan buangan dalam hidup kenyataannya melalui

that question, and what happens is those particular things become relevant.

pertanyaan tersebut, dan apa yang terjadi adalah hal-hal khusus tersebut menjadi relevan.

And it seems like it's happening all the time.

Dan nampaknya seperti itu terjadi sepanjang waktu.

You think there's a sort of coincidence going on, a serendipity,

Anda berpikir ada suatu ketidaksengajaan yang terjadi, suatu kebetulan,

in which you're getting all this help from the universe.

di mana anda memperoleh seluruh bantuan ini dari alam semesta.

And it may also be explained that now you have a focus.

Dan hal itu juga dapat dijelaskan bahwa anda saat ini memiliki fokus.

And you are noticing it more often.

Dan anda memperhatikannya lebih sering.

But you apply this.

Tetapi anda mengaplikasikan hal itu.

You begin to look at things having to do with your tensions.

Anda mulai melihat pada hal-hal yang yang berkaitan dengan ketegangan-ketegangan anda.

Your brother, who's fallen in trouble, do you take care of him?

Saudara laki-laki anda, yang sedang mengalami masalah, apakah anda mengurusinya ?

Why or why not?

Mengapa atau mengapa tidak ?

It may be something that is perhaps more serious

Hal itu mungkin merupakan sesuatu yang barangkali lebih serius

-- as I said, human rights in Burma.

--sebagaimana saya katakan, hak-hak asasi manusia di Birma.

I was thinking that I shouldn't go because somebody said, if I did, it would show

Saya berpikir bahwa saya seharusnya tidak pergi karena seseorang berkata jika saya melakukannya, hal itu akan menunjukkan

that I approved of the military regime there.

bahwa saya setuju dengan rezim militer di sana.

And then, after a while, I had to ask myself,

Dan kemudian setelah beberapa lama, saya harus bertanya kepada diri saya,

"Why do we take on knowledge, why do we take on assumptions

"Mengapakah kita menelan mentah-mentah pengetahuan, mengapakah kita menelan asumsi

that other people have given us?"

yang telah diberikan orang lain kepada kita ?"

And it was the same thing that I felt when I was growing up,

Dan hal itu adalah hal yang sama yang saya rasakan ketika saya tumbuh dewasa,

and was hearing these rules of moral conduct from my father,

dan mendengar aturan-aturan kelakuan moral dari ayah saya,

who was a Baptist minister.

yang adalah seorang pendeta Baptis.

So I decided that I would go to Burma for my own intentions,

Jadi saya memutuskan bahwa saya akan pergi ke Birma untuk niat-niat saya sendiri,

and still didn't know that if I went there,

dan tetap tidak tahu bahwa jika saya pergi ke sana,

what the result of that would be, if I wrote a book --

apakah hasil dari hal tersebut adalah jika saya menulis sebuah buku --

and I just would have to face that later, when the time came.

dan saya hanya akan menghadapi yang terakhir disebutkan, ketika waktunya tiba,

We are all concerned with things that we see in the world that we are aware of.

Kita semua menaruh perhatian dengan hal-hal yang kita lihat dalam dunia yang kita peduli dengannya.

We come to this point and say, what do I as an individual do?

Kita sampai pada titik ini dan berkata, apa yang saya sebagai seorang individu lakukan ?

Not all of us can go to Africa, or work at hospitals,

Tidak semua dari kita dapat pergi ke Afrika, atau bekerja di rumah sakit-rumah sakit

so what do we do, if we have this moral response, this feeling?

jadi, apa yang kita lakukan jika kita punya respons moral ini, perasaan ini ?

Also, I think one of the biggest things we are all looking at,

Juga, saya pikir satu dari hal-hal terbesar yang kita semua melihat,

and we talked about today, is genocide.

dan berbicara tentangnya hari ini, adalah genosida.

This leads to this question.

Hal ini membawa pada pertanyaan ini,

When I look at all these things that are morally ambiguous and uncomfortable,

ketika saya melihat pada semua hal ini yang secara moral adalah ambigu dan tidak nyaman,

and I consider what my intentions should be,

dan saya mempertimbangkan apakah seharusnya niat-niat saya,

I realize it goes back to this identity question that I had when I was a child

saya menyadari itu kembali ke pertanyaan identitas yang saya alami ketika saya masih kecil

-- and why am I here, and what is the meaning of my life,

-- dan mengapa saya ada di sini, dan apakah arti dari hidup saya,

and what is my place in the universe?

dan apakah tempat saya di alam semesta ini ?

It seems so obvious, and yet it is not.

Itu kelihatannya sangat jelas, tapi kenyataannya tidak.

We all hate moral ambiguity in some sense,

Kita semua membenci ambiguitas moral dalam tingkat tertentu,

and yet it is also absolutely necessary.

dan kenyataannya itu juga diperlukan secara mutlak.

In writing a story, it is the place where I begin.

Dalam menulis suatu cerita, inilah tempat saya memulai.

Sometimes I get help from the universe, it seems.

Terkadang saya mendapatkan bantuan dari alam semesta, sepertinya.

My mother would say it was the ghost of my grandmother from the very first book,

Ibu saya akan berkata bahwa itu adalah arwah dari nenek saya dari buku pertama,

because it seemed I knew things I was not supposed to know.

karena sepertinya saya tahu hal-hal yang saya seharusnya tidak tahu.

Instead of writing that the grandmother died accidentally,

Daripada menulis bahwa nenek saya meninggal karena kecelakaan,

from an overdose of opium, while having too much of a good time,

dari suatu overdosis opium sementara sedang bersenang-senang terlalu banyak,

I actually put down in the story that the woman killed herself,

saya pada kenyataannya menceritakan bahwa wanita tersebut bunuh diri,

and that actually was the way it happened.

dan itulah kenyataan sebenarnya yang terjadi.

And my mother decided that that information must have come from my grandmother.

Dan ibu saya memutuskan bahwa informasi itu pasti datang dari nenek saya.

There are also things, quite uncanny,

Ada juga hal-hal, yang cukup luar biasa,

which bring me information that will help me in the writing of the book.

yang memberi saya informasi yang akan membantu saya dalam menulis buku tersebut.

In this case, I was writing a story

Dalam kasus itu, saya sedang menulis sebuah cerita

that included some kind of detail, period of history, a certain location.

yang memasukkan sejenis detil, periode sejarah, suatu lokasi tertentu.

And I needed to find something historically that would match that.

Dan saya butuh untuk mencari sesuatu yang secara sejarah akan sesuai dengannya.

And I took down this book, and I --

Dan saya mengambil buku ini, dan saya --

first page that I flipped it to was exactly the setting, and the time period,

halaman pertama yang saya buka adalah tepat tempat dan periode waktunya.

and the kind of character I needed -- was the Taiping rebellion,

Dan jenis karakter yang saya butuhkan adalah pemberontakan Taiping,

happening in the area near Guilin, outside of that,

terjadi di daerah dekat Qualin, di luarnya,

and a character who thought he was the son of God.

dan seorang karakter yang berpikir dia adalah anak dewa.

You wonder, are these things random chance?

Anda bertanya-tanya, apakah hal-hal ini kemungkinan acak?

Well, what is random? What is chance? What is luck?

Yah, apa itu acak ? Apa itu kemungkinan ? Apa itu keberuntungan ?

What are things that you get from the universe that you can't really explain?

Apa hal-hal yang anda dapatkan dari alam semesta yang anda tidak dapat benar-benar jelaskan ?

And that goes into the story, too.

Dan itu masuk ke dalam cerita juga.

These are the things I constantly think about from day to day.

Ada hal-hal yang saya pikirkan secara konstan dari hari ke hari.

Especially when good things happen,

Khususnya ketika hal-hal baik terjadi,

and, in particular, when bad things happen.

dan lebih khususnya, ketika hal-hal buruk terjadi.

But I do think there's a kind of serendipity,

Tetapi saya memang berfikir ada semacam kebetulan,

and I do want to know what those elements are,

dan saya memang ingin tahu apakah unsur-unsurnya,

so I can thank them, and also try to find them in my life.

sehingga saya dapat berterima kasih kepada mereka, dan juga mencoba mencari mereka dalam hidup saya.

Because, again, I think that when I am aware of them, more of them happen.

Karena, lagi-lagi, saya berfikir bahwa ketika saya sadar tentang mereka, lebih banyak dari mereka yang terjadi.

Another chance encounter is when I went to a place

Kejadian lainnya adalah ketika saya pergi ke suatu tempat

-- I just was with some friends, and we drove randomly to a different place,

--saya hanya dengan beberapa teman, dan kami menyetir secara acak ke suatu tempat yang berbeda,

and we ended up in this non-tourist location,

dan kami sampai di lokasi non-turis ini,

a beautiful village, pristine.

suatu perkampungan yang indah, murni.

And we walked three valleys beyond,

Dan kami berjalan tiga lembah melewatinya,

and the third valley, there was something quite mysterious and ominous,

dan pada lembah ketiga, ada sesuatu yang cukup misterius dan pertanda buruk,

a discomfort I felt. And then I knew that had to be [the] setting of my book.

suatu ketidaknyamanan yang saya rasakan. Dan kemudian saya tahu hal itu harus jadi latar dari buku saya.

And in writing one of the scenes, it happened in that third valley.

Dan ketika menulis salah satu dari peristiwanya, itu terjadi di lembah ketiga.

For some reason I wrote about cairns -- stacks of rocks -- that a man was building.

Untuk beberapa alasan saya menulis tentang tugu-tugu peringatan --tumpukan-tumpukan batu -- yang dibangun seorang laki-laki.

And I didn't know exactly why I had it, but it was so vivid.

Dan saya tidak tahu secara pasti mengapa saya mendapatkannya, tetapi saat itu sangat jelas.

I got stuck, and a friend, when she asked if I would go for a walk with her dogs,

Saya mengalami kebuntuan, dan seorang teman, ketika dia bertanya apakah saya mau berjalan-jalan dengan dia dan anjing-anjingnya,

that I said, sure. And about 45 minutes later,

saya bilang, tentu. Dan sekitar 45 menit kemudian,

walking along the beach, I came across this.

berjalan sepanjang pantai, saya menemui ini.

And it was a man, a Chinese man,

Dan itu adalah seorang laki-laki, seorang laki-laki Cina,

and he was stacking these things, not with glue, not with anything.

dan dia menumpuk benda-benda ini, tidak dengan lem, tidak dengan apapun.

And I asked him, "How is it possible to do this?"

Dan saya bertanya bagaimana mungkin untuk melakukan ini ?

And he said, "Well, I guess with everything in life, there's a place of balance."

Dan dia berkata, yah, saya rasa segala sesuatu dalam hidup, ada suatu tempat keseimbangan.

And this was exactly the meaning of my story at that point.

Dan ini adalah tepatnya makna dari cerita saya pada titik tersebut.

I had so many examples -- I have so many instances like this, when I'm writing a story,

Saya memiliki banyak sekali contoh -- saya memiliki banyak sekali kejadian seperti ini ketika saya menulis suatu cerita,

and I cannot explain it.

dan saya tidak dapat menjelaskannya.

Is it because I had the filter that I have such a strong coincidence

Apakah itu karena saya memiliki filter bahwa saya memiliki suatu kebetulan yang sedemikian kuat

in writing about these things?

dalam menulis tentang hal-hal ini ?

Or is it a kind of serendipity that we cannot explain, like the cosmological constant?

Atau itu adalah semacam kebetulan yang tidak dapat kita jelaskan, seperti konstanta kosmologis ?

A big thing that I also think about is accidents.

Suatu hal besar yang saya juga pikirkan adalah kebetulan-kebetulan.

And as I said, my mother did not believe in randomness.

Dan sebagaimana saya sampaikan, ibu saya tidak percaya dengan keacakan.

What is the nature of accidents?

Apa sifat alami kebetulan-kebetulan ?

And how are we going to assign what the responsibility and the causes are,

Dan bagaimana kita akan menentukan apa tanggung jawabnya dan apa penyebabnya,

outside of a court of law?

di luar suatu ruang pengadilan ?

I was able to see that in a firsthand way,

Saya mampu melihatnya dari sudut pandang orang pertama,

when I went to beautiful Dong village, in Guizhou, the poorest province of China.

ketika saya pergi ke desa Dong yang indah, di Guizhou, provinsi termiskin di Cina.

And I saw this beautiful place. I knew I wanted to come back.

Dan saya melihat tempat indah ini, saya tahu saya ingin kembali.

And I had a chance to do that, when National Geographic asked me

Dan saya memiliki kesempatan untuk melakukannya ketika National Geographic meminta saya

if I wanted to write anything about China.

apakah saya ingin menulis apapun tentang Cina.

And I said yes, about this village of singing people, singing minority.

Dan saya bilang ya, tentang desa ini dari orang-orang Singing, minoritas Singing.

And they agreed, and between the time I saw this place and the next time I went,

Dan mereka setuju, dan antara waktu saya melihat tempat ini dan waktu berikutnya saya ke sana,

there was a terrible accident. A man, an old man, fell asleep,

ada suatu kecelakaan yang buruk. Seorang lelaki, seorang lelaki tua, jatuh tertidur,

and his quilt dropped in a pan of fire that kept him warm.

dan selimutnya terjatuh ke dalam suatu wajan berapi yang menjaganya tetap hangat.

60 homes were destroyed, and 40 were damaged.

60 rumah hancur, dan 40 rumah rusak.

Responsibility was assigned to the family.

Tanggung jawab dibebankan kepada keluarganya.

The man's sons were banished to live three kilometers away, in a cowshed.

Anak-anak lelaki dari lelaki tersebut dibuang untuk tinggal tiga kilometer jauhnya, di dalam suatu kandang sapi.

And, of course, as Westerners, we say, "Well, it was an accident. That's not fair.

Dan tentu saja, sebagai orang Barat, kita berkata, "Yah, itu adalah sebuah kecelakaan. Itu tidak adil.

It's the son, not the father."

Itu adalah anaknya, bukan ayahnya."

When I go on a story, I have to let go of those kinds of beliefs.

Dan ketika saya melanjutkan sebuah cerita, saya harus melepaskan kepercayaan-kepercayaan seperti itu.

It takes a while, but I have to let go of them and just go there, and be there.

Itu membutuhkan waktu, tetapi saya harus melepaskan mereka dan pergi kesana, dan tinggal di sana.

And so I was there on three occasions, different seasons.

Dan kemudian saya berada di sana dalam tiga kesempatan, pada musim yang berbeda.

And I began to sense something different about the history,

Dan saya mulai merasakan sesuatu yang berbeda tentang sejarah

and what had happened before, and the nature of life in a very poor village,

dan tentang apa yang telah terjadi sebelumnya, dan sifat alami kehidupan dalam suatu desa yang sangat miskin,

and what you find as your joys, and your rituals, your traditions, your links

dan apa yang anda temukan sebagai kebahagiaan-kebahagiaan anda, ritual-ritual anda, tradisi-tradisi anda, keterkaitan-keterkaitan anda

with other families. And I saw how this had a kind of justice, in its responsibility.

dengan keluarga-keluarga lainnya. Dan saya melihat bagaimana ini memiliki semacam keadilan dalam pertanggungjawabannya.

I was able to find out also about the ceremony that they were using,

Saya juga dapat mengetahui tentang upacara yang mereka gunakan,

a ceremony they hadn't used in about 29 years. And it was to send some men

suatu upacara yang tidak pernah mereka gunakan dalam sekitar 29 tahun. Dan itu adalah untuk mengirim beberapa lelaki

-- a Feng Shui master sent men down to the underworld on ghost horses.

-- seorang ahli Feng Shui mengirim lelaki-lelaki turun ke dunia kematian menggunakan kuda-kuda hantu.

Now you, as Westerners, and I, as Westerners,

Sekarang anda, sebagai orang Barat, dan saya, sebagai orang Barat,

would say well, that's superstition. But after being there for a while,

akan berkata yah, itulah takhayul. Tetapi setelah di sana beberapa saat,

and seeing the amazing things that happened,

dan melihat hal-hal menakjubkan yang terjadi,

you begin to wonder whose beliefs are those that are in operation in the world,

anda mulai bertanya-tanya kepercayaan-kepercayaan siapa yang beroperasi di dunia ini,

determining how things happen.

menentukan bagaimana hal-hal terjadi.

So I remained with them, and the more I wrote that story,

Jadi saya tetap bersama mereka, dan semakin saya menulis cerita itu,

the more I got into those beliefs, and I think that's important for me

semakin saya masuk ke dalam kepercayaan-kepercayaan itu, dan saya pikir itu penting untuk saya

-- to take on the beliefs, because that is where the story is real,

-- untuk mengambil kepercayaan-kepercayaan itu, karena di sanalah cerita itu nyata,

and that is where I'm gonna find the answers

dan di sanalah saya akan menemukan jawaban-jawabannya

to how I feel about certain questions that I have in life.

tentang bagaimana saya merasakan mengenai pertanyaan-pertanyaan tertentu yang saya punyai dalam hidup.

Years go by, of course, and the writing, it doesn't happen instantly,

Tahun berlalu, tentu saja, dan tulisannya, itu tidak terjadi secara instan,

as I'm trying to convey it to you here at TED.

sebagaimana saya coba sampaikan kepada anda di sini di TED.

The book comes and it goes. When it arrives, it is no longer my book.

Bukunya terbit dan demikianlah. Ketika ia tiba, ia bukan lagi buku saya.

It is in the hands of readers, and they interpret it differently.

Ia di tangan-tangan para pembaca, dan mereka mengartikannya secara berbeda-beda.

But I go back to this question of, how do I create something out of nothing?

Tetapi saya kembali ke pertanyaan tentang, bagaimana saya menciptakan sesuatu dari ketiadaan ?

And how do I create my own life?

Dan bagaimana saya menciptakan hidup saya sendiri ?

And I think it is by questioning,

Dan saya memikirkannya dengan mempertanyakannya,

and saying to myself that there are no absolute truths.

dan berkata kepada diri saya sendiri bahwa tidak ada kebenaran-kebenaran sejati.

I believe in specifics, the specifics of story,

Saya percaya dalam seluk-beluk, seluk-beluk cerita,

and the past, the specifics of that past,

dan masa lalu, seluk-beluk masa lalu,

and what is happening in the story at that point.

dan apa yang terjadi dalam cerita pada titik itu.

I also believe that in thinking about things --

Saya juga percaya bahwa dalam berfikir tentang hal-hal,

my thinking about luck, and fate, and coincidences and accidents,

pemikiran saya tentang keberuntungan, dan takdir, dan kebetulan-kebetulan dan kecelakaan-kecelakaan,

God's will, and the synchrony of mysterious forces --

kehendak Tuhan, dan sinkroni dari kekuatan-kekuatan misterius,

I will come to some notion of what that is, how we create.

Saya mencapai gagasan dari apa yang ada saat ini, bagaimana kita mencipta.

I have to think of my role. Where I am in the universe,

Saya harus berfikir tentang peran saya. Di mana saya di alam semesta.

and did somebody intend for me to be that way, or is it just something I came up with?

Dan apakah seseorang menginginkan saya untuk menjadi seperti itu, atau itu hanyalah sesuatu yang saya inginkan ?

And I also can find that by imagining fully, and becoming what is imagined --

Dan saya juga menemukan bahwa dengan mengimajinasikannya secara penuh, dan menjadi apa yang diimajinasikan,

and yet is in that real world, the fictional world.

dan demikianlah di dalam dunia nyata itu, dunia fiksi.

And that is how I find particles of truth, not the absolute truth, or the whole truth.

Dan itu adalah bagaimana saya menemukan partikel-partikel kebenaran, bukan kebenaran sejati, atau kebenaran utuh.

And they have to be in all possibilities,

Dan mereka harus berada dalam semua kemungkinan,

including those I never considered before.

termasuk hal-hal yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya.

So, there are never complete answers.

Sehingga tidak pernah ada jawaban yang lengkap.

Or rather, if there is an answer, it is to remind

Atau, jika memang ada suatu jawaban, itu adalah untuk mengingatkan

myself that there is uncertainty in everything,

diri saya bahwa ada ketidakpastian dalam segala hal,

and that is good, because then I will discover something new.

dan itu bagus. Karena kemudian saya akan menemukan sesuatu yang baru.

And if there is a partial answer, a more complete answer from me,

Dan jika ada sebagian jawaban, suatu jawaban yang lebih lengkap dari saya,

it is to simply imagine.

adalah untuk hanya berimajinasi.

And to imagine is to put myself in that story,

Dan berimajinasi adalah meletakkan diri saya dalam cerita tersebut,

until there was only -- there is a transparency between me and the story that I am creating.

sampai hanya ada -- ada suatu transparansi antara saya dan cerita yang saya ciptakan.

And that's how I've discovered that if I feel what is in the story

Dan demikianlah cara saya menemukannya, jika saya merasa apa yang ada dalam cerita

-- in one story -- then I come the closest, I think,

--dalam suatu cerita-- kemudian saya sampai pada yang paling dekat, saya pikir,

to knowing what compassion is, to feeling that compassion.

untuk mengetahui apa belas kasihan itu, untuk merasakan belas kasihan tersebut.

Because for everything,

Karena untuk segalanya,

in that question of how things happen, it has to do with the feeling.

dalam pertanyaan tentang bagaimana hal-hal terjadi, itu berkaitan dengan perasaan tersebut.

I have to become the story in order to understand a lot of that.

Saya harus menjadi cerita tersebut untuk memahami banyak darinya.

We've come to the end of the talk,

Kita sudah sampai ke akhir pembicaraan kita,

and I will reveal what is in the bag, and it is the muse,

dan saya akan menunjukkan apa yang ada di dalam tas, dan itu adalah renungan,

and it is the things that transform in our lives,

dan itu adalah hal-hal yang berubah dalam hidup kita,

that are wonderful and stay with us.

yang indah dan tetap bersama kita.

There she is.

Itulah dia.

Thank you very much!

Terima kasih banyak!

(Applause)

(Tepuk tangan)