The best way to apologize (according to science)

Translator: Nila Agustin Reviewer: Athira Rizka

Over the years, people have come up with some truly awful apologies.

Selama bertahun-tahun,

masyarakat telah menciptakan berbagai permintaan maaf yang amat buruk.

From classic non-apologies to evasive excuses,

Mulai dari tidak mengaku salah, hingga alasan yang mengelak,

and flimsy corporate promises,

dan janji-janji palsu korporasi.

it’s all too easy to give a bad apology.

Sangat mudah sekali memberi sebuah permintaan maaf yang buruk.

But researchers have found that good apologies generally share certain elements

Namun para peneliti telah menemukan bahwa permohonan maaf yang baik

secara umum memiliki unsur yang serupa.

and thoughtfully considering these factors can help you make amends

Dan merenungkan faktor-faktor tersebut dengan tepat

dapat memudahkanmu menebus kesalahan di segala situasi.

in a wide variety of situations.

Since public apologies have their own unique complications,

Karena permintaan maaf kepada publik memiliki kesulitan tersendiri,

we’re going to focus on some person-to-person examples.

kita hanya akan fokus pada beberapa contoh untuk orang ke orang.

So, picture this: your new office has free ice cream sandwiches

Jadi, bayangkan ini:

kantor barumu memiliki es krim roti gratis

in the communal fridge—

yang ada dalam kulkas bersama,

or at least that’s what you thought.

setidaknya itu yang kamu kira.

But on Friday, when you’re helping your co-worker Terence

Tapi saat Jumat, ketika sedang membantu rekan kerjamu Terence

set up another colleague's birthday party,

menyiapkan pesta ulang tahun untuk karyawan lain,

he finds that half the ice cream he bought for the celebration is gone.

dia menemukan bahwa es krim yang ia beli sudah habis setengah.

While this is obviously an embarrassing accident,

Meski ini tentunya sebuah kesalahan yang memalukan,

coming forward and apologizing is still the right thing to do.

jujur dan meminta maaf adalah hal yang tepat untuk dilakukan.

Understanding and accepting responsibility for your actions

Memahami dan bertanggung jawab atas tindakanmu

is what some researchers call the “centerpiece of an apology.”

itulah yang disebut beberapa peneliti ”bagian inti permintaan maaf”.

But it’s okay if this feels difficult and vulnerable— it’s supposed to be!

Tapi tak apa jika merasa sulit dan rapuh. Memang harusnya seperti itu.

The costly nature of apologies is part of what makes them meaningful.

Sifatnya yang tak ternilai itulah yang membuat permintaan maaf berharga.

So while you might be tempted to defend your actions as accidental,

Jadi meski kamu mungkin tergoda untuk membela tindakanmu sebagai kecelakaan,

it’s important to remember that a good apology

penting untuk mengingat bahwa permintaan maaf yang baik

isn’t about making you feel better.

bukanlah tentang membuat dirimu merasa lebih baik.

It’s about seeking to understand the perspective of the wronged party

Namun tentang berusaha memahami perpekstif pihak yang dirugikan

and repair the damage to your relationship.

dan memperbaiki kerusakan pada hubungan kalian.

This means that while clarifying your intentions non-defensively can be helpful,

Maknanya, walau menjelaskan tanpa bermaksud membela diri itu membantu,

your mistake being an accident shouldn’t absolve you from offering

namun kesalahan yang tidak disengaja seharusnya tidak lantas membebaskanmu

a sincere apology.

dari memberikan permintaan maaf yang tulus.

But what if your mistake wasn’t an accident?

Tapi bagaimana jika kesalahanmu bukanlah sebuah kecelakaan?

Consider this:

Renungkan ini:

you promised your friend Marie that you’ll attend her championship football match.

kamu ada janji akan hadir ke pertandingan kejuaraan sepak bola temanmu Marie.

But another friend just called to offer you an extra ticket

Tapi temanmu yang lain tiba-tiba menawarimu sebuah tiket ekstra

for your favorite musician's farewell tour.

untuk konser perpisahan musisi kesukaanmu.

You know this is a once-in-a-lifetime chance,

Kamu tahu bahwa ini sebuah kesempatan sekali seumur hidup,

and you can’t pass it up.

yang tidak bisa kamu lewatkan.

Plus, you figure Marie wouldn’t mind if you miss the game—

Kamu kira Marie tidak masalah jika kamu melewatkan pertandingannya,

she always has plenty of fans supporting her.

dia masih punya banyak penggemar yang memberi dukungan.

But the next day, Marie tells you she was really hurt

Namun esok hari, Marie bilang padamu bahwa dia amat sakit hati

when she didn’t see you in the crowd.

ketika tidak menjumpaimu di antara para penonton.

You feel terrible for upsetting her and genuinely want to apologize.

Kamu merasa tidak enak membuatnya kesal dan dengan tulus ingin minta maaf.

But while you regret hurting Marie,

Namun meski kamu menyesal sudah menyakiti Marie,

you’re not actually sure if you made the wrong choice.

kamu pun tidak yakin bahwa pilihanmu itu salah.

So how can you reach beyond that terrible non-apology,

Jadi bagaimana kamu bisa melewati jenis permohonan maaf yang buruk

“I’m sorry YOU feel this way”?

“Maaf kamu merasa seperti ini”?

In situations like this, it can be easy to focus on rationalizing your actions

Dalam situasi seperti ini,

tentunya sangat mudah untuk fokus merasionalisasikan tindakanmu

when you should be working to understand the other person’s perspective.

daripada mencoba memahami sudut pandang orang lain.

Consider asking Marie how you made them feel

Pertimbangkan untuk bertanya pada Marie apa yang ia rasakan

to better understand your offense.

untuk lebih memahami kesalahanmu.

In this case, Marie might explain that she was disappointed

Pada kasus ini, Marie mungkin akan menjelaskan bahwa ia kecewa

you broke your promise,

karena kamu ingkar janji,

and she was really counting on your support.

padahal ia sangat menantikan dukunganmu.

This kind of clarity can help you recognize your wrongdoing

Penjelasan macam ini dapat membantu mengenali kesalahanmu

and honestly accept how your actions caused harm.

dan dengan ikhlas menerima bahwa tindakanmu telah menyebabkan kerugian.

Then you can frame your apology around addressing her concerns,

Lalu kamu dapat menyusun permintaan maaf seputar kerisauannya,

perhaps by admitting that it was wrong of you to break your promise,

mungkin dengan mengakui bahwa kamu memang salah sudah ingkar janji,

and you're sorry you weren't there for her.

dan kamu menyesal tidak hadir di sana untuk mendukungnya.

Clearly acknowledging wrongdoing indicates that you know

Mengakui perbuatan salah secara jelas, menunjukkan kamu sadar

exactly how you messed up,

bahwa kamu telah mengacau

and it can give Marie faith that you’ll behave differently moving forward.

dan itu bisa memberi Marie rasa percaya bahwa kamu akan berubah setelah ini.

But it’s always helpful to indicate exactly how you’ll change

Namun sangat membantu jika kamu memperjelas bagaimana kamu akan berubah

and what you’ll do to repair the damage caused by your offense.

dan apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki kerusakan akibat tindakanmu.

Researchers call this the “offer of repair,”

Para peneliti menyebut ini “tawaran perbaikan”,

and it's often rated as one of the most critical parts of an apology.

dan sering dinilai sebagai salah satu

bagian paling penting dari sebuah permohonan maaf.

In some cases, these gestures are straightforward,

Pada beberapa kasus, langkah-langkahnya mudah;

like offering to replace the ice cream you eat.

seperti mengganti es krim yang telah kamu makan.

However, with less tangible transgressions,

Namun, untuk kesalahan yang lebih abstrak,

this might need to be more symbolic,

diperlukan hal yang lebih simbolis,

like expressing your love and respect for someone you wronged.

seperti mengekspresikan rasa sayang dan hormat untuk orang yang kamu rugikan.

One common offer of repair is a verbal commitment

Satu tawaran perbaikan yang umum adalah komitmen verbal

not to make the same mistake again,

untuk tidak mengulang kesalahan yang sama.

but promising to do better only works if you actually do better.

Namun berjanji untuk menjadi lebih baik,

hanya akan terjadi jika kamu sungguh-sungguh melakukan lebih baik.

Taking the victim’s perspective, accepting responsibility,

Menimbang sudut pandang dari korban, menerima tanggung jawab,

and making concrete offers of repair

dan memberi tawaran perbaikan yang nyata

are just a few of the elements of a good apology.

adalah beberapa unsur dari sebuah permintaan maaf yang baik.

But remember, apologies aren’t about getting forgiveness and moving on;

Tapi ingat, minta maaf itu bukan tentang dimaafkan dan berlalu begitu saja.

they’re about expressing remorse and accepting accountability.

Itu juga tentang menunjukkan penyesalan dan bertanggung jawab.

And the best apologies are just the first step

Dan permintaan maaf yang tulus hanyalah langkah awal

on the road to reconciliation.

menuju perdamaian.