Jacek Utko: Can design save the newspaper?

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Aditya Muharam

Newspapers are dying for a few reasons.

Surat kabar sekarat karena beberapa alasan.

Readers don't want to pay for yesterday's news, and advertisers follow them.

Para pembaca tidak mau membayar untuk berita kemarin, dan iklan-iklan juga.

Your iPhone, your laptop,

iPhone Anda, laptop anda,

is much more handy than New York Times on Sunday.

jauh lebih berguna daripada koran New York Times Minggu.

And we should save trees in the end.

Dan akhirnya kita harus melestarikan pepohonan.

So it's enough to bury any industry.

Jadi hal itu cukup untuk mengubur industri apapun.

So, should we rather ask, "Can anything save newspapers?"

Lalu, apakah kita lebih baik bertanya, "Adakah sesuatu yang dapat menyelamatkan surat kabar?"

There are several scenarios for the future newspaper.

Ada beberapa skenario bagi surat kabar masa depan.

Some people say it should be free;

Beberapa orang berkata, surat kabar harus digratiskan;

it should be tabloid, or even smaller: A4;

harus berbentuk tabloid, atau lebih kecil lagi, A4;

it should be local, run by communities,

harus lokal, dijalankan oleh masyarakat,

or niche, for some smaller groups like business --

atau terfokus, untuk beberapa kelompok kecil seperti usahawan --

but then it's not free; it's very expensive.

namun itu tidak gratis, sangat mahal.

It should be opinion-driven;

Surat kabar harus banyak mengandung pendapat;

less news, more views.

kurangi berita, perbanyak pandangan.

And we'd rather read it during breakfast,

Dan kita lebih suka membacanya selama sarapan,

because later we listen to radio in a car,

karena nantinya kita mendengarkan radio di dalam mobil,

check your mail at work and in the evening you watch TV.

memeriksa surat di tempat kerja dan menonton TV di malam hari.

Sounds nice, but this can only buy time.

Terdengar bagus, namun hal ini hanya dapat menundanya saja.

Because in the long run,

Karena dalam waktu lama,

I think there is no reason, no practical reason

saya rasa tidak ada alasan, alasan praktis

for newspapers to survive.

surat kabar akan selamat.

So what can we do?

Jadi apa yang dapat kita lakukan?

(Laughter)

(Tawa)

Let me tell you my story.

Saya akan menceritakan kisah saya.

20 years ago, Bonnier, Swedish publisher,

20 tahun yang lalu, Bonnier, penerbit di Swedia,

started to set newspapers in the former Soviet Bloc.

mulai membuat surat kabar di negara-negara bekas Uni Soviet.

After a few years, they had several newspapers in central and eastern Europe.

Setelah beberapa tahun, mereka memiliki beberapa surat kabar di Eropa Tengah dan Timur.

They were run by an inexperienced staff,

Surat kabar itu dijalankan oleh pegawai yang tidak berpengalaman,

with no visual culture, no budgets for visuals --

tanpa budaya visual, tanpa dana untuk seni visual.

in many places there were not even art directors.

Bahkan di banyak tempat tidak ada direktur seni.

I decided to be -- to work for them as an art director.

Saya memutuskan -- untuk bekerja sebagai direktur seni.

Before, I was an architect, and my grandmother asked me once,

Sebelumnya, saya seorang arsitek, dan suatu kali nenek saya bertanya,

"What are you doing for a living?"

"Apa pekerjaanmu?"

I said, "I'm designing newspapers."

Saya menjawab, "Saya mendesain surat kabar."

"What? There's nothing to design there. It's just boring letters"

"Apa? Tidak ada yang perlu didesain di sana. Itu hanya huruf-huruf membosankan."

(Laughter)

(Tawa)

And she was right. I was very frustrated, until one day.

Dan dia benar. Saya sangat frustrasi, hingga pada suatu hari

I came to London, and I've seen performance by Cirque du Soleil.

saya pergi ke London, dan saya melihat pertunjukan Cirque du Soleil.

And I had a revelation. I thought,

Dan saya mendapat pencerahan. Saya berpikir,

"These guys took some creepy,

"Orang-orang ini menggunakan hal-hal yang buruk

run-down entertainment,

menggunakannya untuk hiburan,

and put it to the highest possible level of performance art."

dan membuatnya menjadi pertunjukan seni dengan tingkat paling tinggi."

I thought "Oh my God, maybe I can do the same with these boring newspapers."

Saya berpkir, "Ya Tuhan, mungkin saya dapat melakukan hal yang sama dengan surat kabar yang membosankan ini."

And I did. We started to redesign them, one by one.

Dan saya melakukannya. Kami mulai mendesain ulang, satu per satu.

The front page became our signature.

Halapan depannya menjadi ciri khas kami.

It was my personal intimate channel to talk to the readers.

Ini adalah saluran pribadi saya untuk berbicara dengan para pembaca.

I'm not going to tell you stories about teamwork or cooperation.

Saya tidak akan bercerita mengenai kerja sama tim.

My approach was very egotistic.

Pendekatan saya sangat egois.

I wanted my artistic statement,

Saya menginginkan pernyataan artistik saya sendiri,

my interpretation of reality.

penafsiran saya tentang kenyataan.

I wanted to make posters, not newspapers.

Saya ingin membuat poster, bukan surat kabar.

Not even magazines: posters.

Bahkan bukan majalah: namun poster.

We were experimenting with type,

Kami mencoba berbagai tipe,

with illustration, with photos. And we had fun.

berbagai ilustrasi, berbagai foto. Dan kami senang.

Soon it started to bring results.

Dalam waktu sebentar, hal ini mulai membawa hasil.

In Poland, our pages were named

Di Polandia, kolom kami memenangi

"Covers of the Year" three times in a row.

"Sampul Tahun Ini" tiga kali berturut-turut.

Other examples you can see here are from

Contoh lain yang dapat Anda lihat adalah dari

Latvia, Lithuania, Estonia

Latvia, Lithuania, Estonia --

and central European countries.

negara-negara Eropa Tengah.

But it's not only about the front page.

Namun ini bukan hanya tentang halaman depannya.

The secret is that we were treating

Rahasianya adalah kami memperlakukan

the whole newspaper as one piece,

seluruh surat kabar sebagai satu kesatuan,

as one composition -- like music.

sebagai satu komposisi -- seperti musik.

And music has a rhythm, has ups and downs.

Dan musik memiliki irama, naik dan turun.

And design is responsible for this experience.

Dan desain bertanggung jawab atas hal ini.

Flipping through pages is readers experience,

Membalik halaman-halaman surat kabar adalah pengalaman dari para pembaca

and I'm responsible for this experience.

dan saya bertanggung jawab atas pengalaman ini.

We treated two pages, both spreads, as a one page,

Kami membuat dua halaman, yang tersebar, menjadi satu halaman

because that's how readers perceive it.

karena itulah cara para pembaca melihatnya.

You can see some Russian pages here which got many awards

Anda dapat melihat beberapa kolom Rusia yang memenangkan banyak penghargaan

on biggest infographic competition in Spain.

dalam kompetisi infografis terbesar di Spanyol.

But the real award came from Society for Newspaper Design.

Namun pernghargaan yang sebenarnya datang dari Komunitas untuk Desain Surat Kabar

Just a year after redesigning this newspaper in Poland,

Hanya setahun setelah mendesain ulang surat kabar ini di Polandia,

they name it the World's Best-Designed Newspaper.

mereka menganugerahkan Surat Kabar dengan Desain Terbaik.

And two years later,

Dan dua tahun kemudian,

the same award came to Estonia.

penghargaan yang sama kami dapatkan di Estonia.

Isn't amazing?

Bukankah hal ini luar biasa?

What really makes it amazing: that the circulation of these newspapers

Apa yang membuatnya benar-benar luar biasa, adalah penjualan surat-surat kabar ini

were growing too.

juga meningkat.

Just some examples:

Sebagai beberapa contoh:

in Russia, plus 11 after one year,

Di Rusia, meningkat 11 persen dalam setahun,

plus 29 after three years of the redesign.

meningkat 29 persen dalam tiga tahun setelah didesain ulang.

Same in Poland: plus 13, up to 35 percent

Di Polandia juga sama, meningkat 13 persen, hingga 35 persen

raise of circulation after three years.

peningkatan penjualan setelah tiga tahun.

You can see on a graph,

Anda dapat melihat di dalam grafik ini,

after years of stagnation, the paper started to grow,

setelah bertahun-tahun tanpa peningkatan, penjualan surat kabar ini mulai tumbuh

just after redesign.

segera setelah didesain ulang.

But the real hit was in Bulgaria.

Namun sukses yang sebenarnya adalah di Bulgaria.

And that is really amazing.

Dan hal ini sangat menakjubkan.

Did design do this?

Apakah desain yang melakukannya?

Design was just a part of the process.

Desain hanyalah bagian dari proses.

And the process we made was not about changing the look,

Dan proses yang kami buat bukanlah tentang mengubah tampilannya,

it was about improving the product completely.

namun memperbaiki produk secara keseluruhan.

I took an architectural rule about function and form

Saya menggunakan aturan arsitektur tentang fungsi dan bentuk

and translated it into newspaper content and design.

dan menterjemahkannya ke dalam isi surat kabar dan desain.

And I put strategy at the top of it.

Dan saya menggunakan strategi sebagai tambahan.

So first you ask a big question: why we do it? What is the goal?

Sehingga pertama anda mengajukan pertanyaan besar: mengapa kita melakukannya? Apa tujuannya?

Then we adjust the content accordingly.

Lalu kita menyesuaikan isinya.

And then, usually after two months, we start designing.

Lalu, biasanya setelah dua bulan, kami mulai menbuat desainnya.

My bosses, in the beginning, were very surprised.

Atasan saya, pada awalnya, sangat terkejut.

Why am I asking all of these business questions,

Mengapa saya menanyakan pertanyaan bisnis seperti ini,

instead of just showing them pages?

bukan menunjukkan surat kabarnya kepada mereka?

But soon they realized that this is the new role of designer:

Namun segera mereka menyadari bahwa ini adalah peran baru dari desainer

to be in this process from the very beginning to the very end.

untuk terlibat di dalam prosesnya dari awal hingga akhir.

So what is the lesson behind it?

Jadi apa pelajaran di balik semua ini?

The first lesson is about that design can change not just your product.

Pelajaran pertama adalah bahwa desain tidak hanya mengubah produk anda.

It can change your workflow -- actually, it can change everything in your company;

Namun juga mengubah alur kerja anda -- sebenarnya, disain dapat mengubah semua yang ada di perusahaan anda.

it can turn your company upside down.

Desain dapat menjungkirbalikkan perusahaan anda.

It can even change you.

Bahkan dapat mengubah anda.

And who's responsible? Designers.

Dan siapa yang bertanggung jawab? Para desainer.

Give power to designers.

Berilah wewenang kepada para desainer.

(Applause)

(Tepuk tangan)

But the second is even more important.

Namun hal yang kedua ini lebih penting.

You can live in a small poor country, like me.

Anda mungkin tinggal di negara miskin yang kecil seperti saya.

You can work for a small company,

Anda mungkin bekerja untuk perusahaan kecil,

in a boring branch.

di cabang yang menjemukan.

You can have no budgets, no people --

Anda mungkin tidak memiliki dana, SDM --

but still can put your work to the highest possible level.

namun tetap dapat bekerja pada kemampuan tertinggi yang mungkin.

And everybody can do it.

Dan semua orang dapat melakukannya.

You just need inspiration, vision and determination.

Anda hanya memerlukan inspirasi, visi, dan kebulatan tekad.

And you need to remember that to be good

Dan anda harus ingat bahwa menjadi baik saja

is not enough.

tidak cukup.

Thank you.

Terima kasih.