David Hanson: Robots that "show emotion"

Translator: Anggriawan Sugianto Reviewer: Antonius Yudi Sendjaja

I'm Dr. David Hanson, and I build robots with character.

Saya Dr. David Hanson, dan saya membuat robot dengan karakter.

And by that, I mean

Dan yang saya maksudkan

that I develop robots that are characters,

saya mengembangkan robot yang merupakan karakter,

but also robots that will eventually

dan juga robot yang nantinya akan

come to empathize with you.

memiliki empati kepada Anda.

So we're starting with a variety of technologies

Jadi kita mulai dengan berbagai teknologi

that have converged into these conversational character robots

yang telah menjadi robot percakapan berkarakter ini

that can see faces, make eye contact with you,

yang dapat melihat wajah, menatap mata Anda,

make a full range of facial expressions, understand speech

membuat berbagai ekspresi wajah, memahami percakapan,

and begin to model how you're feeling

dan mulai memodelkan bagaimana perasaan Anda,

and who you are, and build a relationship with you.

dan siapa Anda, dan membangun hubungan dengan Anda.

I developed a series of technologies

Saya mengembangkan serangkaian teknologi

that allowed the robots to make more realistic facial expressions

yang memungkinkan robot membuat ekspresi wajah yang lebih realistis

than previously achieved, on lower power,

daripada yang pernah dicapai sebelumnya, dengan daya yang lebih rendah,

which enabled the walking biped robots, the first androids.

yang memungkinkan robot bergerak, android pertama.

So, it's a full range of facial expressions

Jadi, ini adalah berbagai ekspresi wajah

simulating all the major muscles in the human face,

yang meniru semua otot utama pada wajah manusia,

running on very small batteries,

dijalankan dengan baterai yang sangat kecil,

extremely lightweight.

sangat ringan.

The materials that allowed the battery-operated facial expressions

Material yang memungkinkan ekspresi wajah dengan baterai

is a material that we call Frubber,

yang kami namakan Frubber,

and it actually has three major innovations

dan memiliki tiga inovasi utama

in the material that allow this to happen.

pada material yang memungkinkan hal ini terjadi.

One is hierarchical pores,

Pertama, pori-pori hirarkis.

and the other is a macro-molecular nanoscale porosity in the material.

Yang lainnya adalah sifat penyerapan dari makro-molekul yang berukuran nano pada material.

There he's starting to walk.

Dia mulai berjalan.

This is at the Korean Advanced Institute of Science and Technology.

Lokasinya di Institut Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Lanjutan Korea.

I built the head. They built the body.

Saya membuat kepalanya. Mereka membuat badannya.

So the goal here is to achieve sentience in machines,

Jadi tujuannya di sini adalah membuat perasaan pada mesin,

and not just sentience, but empathy.

dan bukan hanya perasaan, tetapi juga empati.

We're working with the Machine Perception Laboratory

Kami bekerja bersama Laboratorium Penanggapan Mesin

at the U.C. San Diego.

di U.C San Diego.

They have this really remarkable facial expression technology

Mereka memiliki teknologi ekspresi wajah yang luar biasa ini

that recognizes facial expressions,

yang mengenali ekspresi wajah,

what facial expressions you're making.

ekspresi wajah apa yang sedang Anda buat.

It also recognizes where you're looking, your head orientation.

Dia juga mengenali ke mana Anda melihat, orientasi kepala Anda.

We're emulating all the major facial expressions,

Kami meniru semua ekspresi wajah utama,

and then controlling it with the software

lalu mengendalikannya dengan perangkat lunak

that we call the Character Engine.

yang kami sebut Mesin Karakter.

And here is a little bit of the technology that's involved in that.

Inilah sedikit dari teknologi yang terlibat di dalamnya.

In fact, right now -- plug it from here, and then plug it in here,

Kenyataannya, saat ini -- colokkan dari sini, lalu colokkan di sini,

and now let's see if it gets my facial expressions.

dan sekarang mari kita lihat apakah dia menerima ekspresi wajah saya.

Okay. So I'm smiling.

Baiklah. Saya tersenyum.

(Laughter)

(Tawa)

Now I'm frowning.

Sekarang saya mengerutkan dahi.

And this is really heavily backlit.

Ini benar-benar latar yang berat.

Okay, here we go.

Baiklah, mari kita mulai.

Oh, it's so sad.

Oh, sungguh menyedihkan.

Okay, so you smile, frowning.

Baiklah, jadi Anda tersenyum, mengerutkan dahi.

So his perception of your emotional states

Jadi tanggapannya atas kondisi emosional Anda

is very important for machines to effectively become empathetic.

sangat penting bagi mesin untuk berempati secara efektif.

Machines are becoming devastatingly capable

Mesin semakin memiliki kemampuan merusak

of things like killing. Right?

seperti membunuh. Benar?

Those machines have no place for empathy.

Mesin-mesin itu tidak memiliki empati.

And there is billions of dollars being spent on that.

Ada miliaran dolar yang dihabiskan untuk itu.

Character robotics could plant the seed

Robot berkarakter dapat menanamkan benih

for robots that actually have empathy.

untuk robot yang memiliki empati.

So, if they achieve human level intelligence

Jadi, jika mereka mencapai tingkat kecerdasan manusia

or, quite possibly, greater than human levels of intelligence,

atau, cukup mungkin, lebih baik daripada tingkat kecerdasan manusia,

this could be the seeds of hope for our future.

hal ini dapet menjadi benih harapan untuk masa depan kita.

So, we've made 20 robots in the last eight years, during the course of getting my Ph.D.

Jadi, kami telah membuat 20 robot dalam 8 tahun terakhir, selama saya menjalani studi doktoral.

And then I started Hanson Robotics,

Lalu saya mendirikan Hanson Robotics,

which has been developing these things for mass manufacturing.

yang telah mengembangkan benda-benda seperti ini untuk produksi massal.

This is one of our robots

Ini adalah salah satu robot kami

that we showed at Wired NextFest a couple of years ago.

yang kami perlihatkan pada Wired NextFest beberapa tahun yang lalu.

And it sees multiple people in a scene,

Dia melihat beberapa orang,

remembers where individual people are,

mengingat lokasi mereka masing-masing,

and looks from person to person, remembering people.

dan melihat dari orang yang satu ke orang yang lain, mengingat mereka.

So, we're involving two things.

Jadi, kami terlibat dalam dua hal.

One, the perception of people,

Pertama, persepsi orang-orang.

and two, the natural interface,

Kedua, antarmuka yang alami,

the natural form of the interface,

bentuk alami dari antarmuka,

so that it's more intuitive for you to interact with the robot.

sehingga menjadi lebih intuitif bagi Anda untuk berinteraksi dengan robot.

You start to believe that it's alive and aware.

Anda mulai percaya bahwa dia hidup dan sadar.

So one of my favorite projects was bringing all this stuff together

Jadi salah satu proyek favorit saya telah menggabungkan semua hal ini

in an artistic display of an android portrait

dalam tampilan yang artistik dari potret android

of science-fiction writer Philip K. Dick,

dari penulis fiksi ilmiah Philip K. Dick,

who wrote great works like, "Do Androids Dream of Electric Sheep?"

yang menulis karya besar seperti, "Apakah Android Memimpikan Domba Elektrik?",

which was the basis of the movie "Bladerunner."

yang menjadi dasar dari film "Bladerunner."

In these stories, robots often think

Dalam cerita ini, robot sering berpikir

that they're human, and they sort of come to life.

bahwa mereka adalah manusia. Dan mereka memiliki kehidupan.

So we put his writings, letters,

Jadi kami menaruh tulisannya, surat-suratnya,

his interviews, correspondences,

wawancaranya, korespondensi,

into a huge database of thousands of pages,

pada basis data besar berisi ribuan halaman,

and then used some natural language processing

lalu menggunakan pengolahan bahasa alami

to allow you to actually have a conversation with him.

untuk memungkinkan Anda bercakap-cakap dengannya.

And it was kind of spooky, because he would say these things

Dan ini cukup menakutkan. Karena dia akan berkata hal-hal

that just sounded like they really understood you.

seperti jika mereka benar-benar memahami Anda.

And this is one of the most exciting projects that we're developing,

Dan ini adalah salah satu proyek yang paling menarik yang sedang kami kembangkan,

which is a little character that's a spokesbot

karakter kecil robot yang berbicara

for friendly artificial intelligence, friendly machine intelligence.

dengan kecerdasan buatan, kecerdasan mesin yang bersahabat.

And we're getting this mass-manufactured.

Dan kami mencoba memproduksinya secara massal.

We specked it out to actually be doable

Kami memperkirakan hal bisa terwujud

with a very, very low-cost bill of materials,

dengan biaya material yang sangat rendah,

so that it can become a childhood companion for kids.

sehingga bisa menjadi teman masa kecil bagi anak-anak.

Interfacing with the Internet, it gets smarter over the years.

Dengan antarmuka Internet, dia akan menjadi semakin pintar dari tahun ke tahun.

As artificial intelligence evolves, so does his intelligence.

Sebagaimana kecerdasan buatan berkembang, demikian juga kecerdasannya.

Chris Anderson: Thank you so much. That's incredible.

Chris Anderson: Terima kasih banyak. Luar biasa.

(Applause)

(Tepuk tangan)