3 ways the brain creates meaning | Tom Wujec

Translator: Ade Indarta Reviewer: Antonius Yudi Sendjaja

Last year at TED we aimed to try to clarify

Tahun lalu di TED kita berusaha memahami

the overwhelming complexity

segala kerumitan

and richness that we experience at the conference

dan keberagaman yang kita dapatkan dalam konferensi itu

in a project called Big Viz.

dengan sebuah proyek yang disebut Big Viz.

And the Big Viz is a collection of 650 sketches

Big Vis adalah kumpulan 650 sketsa

that were made by two visual artists.

yang dibuat oleh dua artis visual.

David Sibbet from The Grove,

David Sibbet dari The Grove,

and Kevin Richards, from Autodesk,

dan Kevin Richards dari Autodesk

made 650 sketches that strive to capture

yang membuat 650 sketsa yang mencoba menangkap

the essence of each presenter's ideas.

inti sari dari ide setiap penyaji.

And the consensus was: it really worked.

Dan proyek itu berhasil.

These sketches brought to life the key ideas,

Sketsa-sketsa ini menghidupkan ide-ide pokok,

the portraits, the magic moments

potret, momen-momen ajaib,

that we all experienced last year.

yang kita alami tahun lalu.

This year we were thinking, "Why does it work?"

Tahun ini kami berpikir, "Mengapa proyek itu bisa berhasil?"

What is it about animation,

Mengapa animasi,

graphics, illustrations, that create meaning?

gambar, ilustrasi bisa menciptakan makna?

And this is an important question to ask and answer

Ini pertanyaan penting untuk diajukan dan dijawab

because the more we understand how the brain creates meaning,

karena semakin kita memahami cara otak menciptakan makna,

the better we can communicate,

semakin baik kita bisa berkomunikasi,

and, I also think, the better we can think and collaborate together.

dan menurut saya, semakin baik kita bisa berpikir dan berkolaborasi.

So this year we're going to visualize how

Jadi tahun ini kita akan memvisualisasikan

the brain visualizes.

cara otak bervisualisasi.

Cognitive psychologists now tell us that the brain

Psikolog kognitif mengatakan bahwa otak

doesn't actually see the world as it is,

sebenarnya tidak melihat dunia seperti adanya,

but instead, creates a series of mental models

tapi membuat serangkaian model mental

through a collection of "Ah-ha moments,"

melalui kumpulan "momen Aha,"

or moments of discovery, through various processes.

atau momen penemuan, melalui berbagai proses.

The processing, of course, begins with the eyes.

Proses ini, tentu saja, diawali dari mata.

Light enters, hits the back of the retina, and is circulated,

Cahaya masuk, menyentuh bagian belakang retina, dan diedarkan,

most of which is streamed to the very back of the brain,

sebagian besar ke bagian otak paling belakang,

at the primary visual cortex.

di korteks visual utama.

And primary visual cortex sees just simple geometry,

Korteks visual utama hanya melihat geometri sederhana,

just the simplest of shapes.

hanya bentuk-bentuk sederhana.

But it also acts like a kind of relay station

Tapi korteks ini juga berfungsi sebagai stasiun penguat

that re-radiates and redirects information

memancarkan dan mengarahkan ulang informasi

to many other parts of the brain.

ke berbagai bagian otak lainnya.

As many as 30 other parts that selectively make more sense,

Kurang lebih ada 30 bagian lain yang masing-masing mencerna,

create more meaning through the kind of "Ah-ha" experiences.

menciptakan lebih banyak makna melalui pengalaman "Aha" tadi.

We're only going to talk about three of them.

Kita hanya akan membahas tiga di antaranya.

So the first one is called the ventral stream.

Yang pertama disebut aliran ventral

It's on this side of the brain.

yang berada di bagian sisi otak.

And this is the part of the brain that will recognize what something is.

Bagian otak inilah yang berfungsi mengenali sesuatu.

It's the "what" detector.

Inilah detektor "apa".

Look at a hand. Look at a remote control. Chair. Book.

Coba lihatlah tangan Anda. Lihatlah remote control. Kursi. Buku.

So that's the part of the brain that is activated

Inilah bagian otak yang diaktifkan

when you give a word to something.

saat kita menamai sesuatu dengan kata.

A second part of the brain is called the dorsal stream.

Bagian kedua disebut aliran dorsal.

And what it does is locates the object

Fungsinya adalah menemukan letak benda

in physical body space.

dalam ruang fisik.

So if you look around the stage here

Kalau kita melihat sekeliling panggung ini

you'll create a kind of mental map of the stage.

kita bisa membuat sejenis peta mental panggung ini.

And if you closed your eyes you'd be able to mentally navigate it.

Kalau kita menutup mata, kita bisa menjelajahinya secara mental.

You'd be activating the dorsal stream if you did that.

Saat itu, kita mengaktifkan aliran dorsal.

The third part that I'd like to talk about

Bagian ketiga yang ingin saya bahas

is the limbic system.

adalah sistem limbic.

And this is deep inside of the brain. It's very old, evolutionarily.

Sistem ini jauh di dalam otak. Sangat tua dan evolusioner.

And it's the part that feels.

Inilah bagian yang merasakan.

It's the kind of gut center, where you see an image

Semacam pusat firasat, saat kita melihat gambar

and you go, "Oh! I have a strong

dan berpikir, "Oh! Aku punya reaksi

or emotional reaction to whatever I'm seeing."

yang kuat atau emosional terhadap hal ini."

So the combination of these processing centers

Kombinasi semua pusat pengolahan ini

help us make meaning in very different ways.

membantu kita menciptakan makna dengan cara yang berbeda.

So what can we learn about this? How can we apply this insight?

Apa yang bisa kita pelajari? Bagaimana kita bisa menerapkan pengetahuan ini?

Well, again, the schematic view

Sekali lagi, dalam tampilan skematis

is that the eye visually interrogates what we look at.

mata secara visual mencari tahu apa yang kita lihat.

The brain processes this in parallel, the figments of information

Otak mengolah data ini secara paralel, figmen-figmen informasi

asking a whole bunch of questions

mengajukan banyak pertanyaan

to create a unified mental model.

untuk membuat model mental yang terpadu.

So, for example, when you look at this image

Jadi misalnya saat kita melihat gambar ini

a good graphic invites the eye to dart around,

gambar yang bagus mengundang mata Anda berkeliling,

to selectively create a visual logic.

untuk membuat logika visual secara selektif .

So the act of engaging, and looking at the image creates the meaning.

Jadi tindakan melibatkan diri dan melihat gambar menciptakan makna.

It's the selective logic.

Inilah logika selektif.

Now we've augmented this and spatialized this information.

Jadi kalau kita perluas hal ini dan mengkotak-kotakkan informasi ini.

Many of you may remember the magic wall that we built

Anda mungkin ingat dengan dinding ajaib yang kita bangun

in conjunction with Perceptive Pixel

dalam hubungannya dengan Perceptive Pixel

where we quite literally create an infinite wall.

saat kita secara harfiah membuat dinding yang tak terbatas.

And so we can compare and contrast the big ideas.

Sehingga kita bisa membandingkan dan membedakan ide-ide besar.

So the act of engaging and creating interactive imagery

Tindakan melibatkan diri dan membuat gambar interaktif

enriches meaning.

memperkaya makna.

It activates a different part of the brain.

Mengaktifkan bagian otak yang berbeda.

And then the limbic system

Kemudian sistem limbik

is activated when we see motion, when we see color,

diaktifkan saat kita melihat gerakan, saat kita melihat warna

and there are primary shapes and pattern detectors

serta ada juga bentuk-bentuk primer dan detektor pola

that we've heard about before.

yang sudah kita bahas sebelumnya.

So the point of this is what?

Jadi apa intinya?

We make meaning by seeing,

Kita menciptakan makna dengan melihat,

by an act of visual interrogation.

dengan tindakan interogasi visual.

The lessons for us are three-fold.

Ada tiga pelajaran sekaligus yang bisa kita ambil.

First, use images to clarify what we're trying to communicate.

Pertama, gunakan gambar untuk memperjelas apa yang ingin kita komunikasikan.

Secondly make those images interactive

Kedua, jadikan gambar itu interaktif

so that we engage much more fully.

agar kita bisa melibatkan pemirsa lebih dalam.

And the third is to augment memory

Ketiga, perbesar memori

by creating a visual persistence.

dengan membuat kesan visual.

These are techniques that can be used to be --

Ini semua adalah teknik yang bisa digunakan --

that can be applied in a wide range of problem solving.

yang bisa diterapkan dalam berbagai proses pemecahan masalah.

So the low-tech version looks like this.

Versi sederhananya seperti ini.

And, by the way, this is the way in which

Oh iya,, ini juga cara yang kami gunakan

we develop and formulate

untuk mengembangkan dan memformulasikan

strategy within Autodesk,

strategi di Autodesk,

in some of our organizations and some of our divisions.

pada beberapa organisasi dan divisi kami.

What we literally do is have the teams

Tepatnya, yang kami lakukan adalah

draw out the entire strategic plan

menggambar seluruh rencana strategis kami

on one giant wall.

pada sebuah dinding raksasa.

And it's very powerful because everyone gets to see everything else.

Ini sangat berguna karena semua orang bisa melihat semuanya.

There's always a room, always a place

Selalu ada ruang, selalu ada tempat

to be able to make sense of all of the components

untuk memperjelas semua komponen yang ada

in the strategic plan.

dalam rencana strategis itu.

This is a time-lapse view of it.

Berikut tayangannya.

You can ask the question, "Who's the boss?"

Kalau Anda bertanya-tanya, "Siapa bosnya?"

You'll be able to figure that out. (Laughter)

Anda pasti tahu dari tayangan ini.

So the act of collectively and collaboratively

Tindakan secara kolektif dan kolaboratif

building the image

membuat gambar ini

transforms the collaboration.

mengubah kolaborasi.

No Powerpoint is used in two days.

Powerpoint tidak digunakan dalam dua hari itu.

But instead the entire team

Sebaliknya, seluruh tim

creates a shared mental model

membuat model mental bersama

that they can all agree on and move forward on.

yang bisa disepakati bersama dan digunakan.

And this can be enhanced and augmented with

Dan ini bisa disempurnakan dan dikembangkan dengan

some emerging digital technology.

beberapa teknologi digital baru.

And this is our great unveiling for today.

Dan inilah temuan besar kita hari ini.

And this is an emerging set of technologies

Inilah perangkat teknologi terbaru

that use large-screen displays

yang menggunakan layar besar

with intelligent calculation in the background

dengan kalkulasi tingkat tinggi pada latarnya

to make the invisible visible.

yang menjadikan apa yang tidak terlihat menjadi terlihat.

Here what we can do is look at sustainability, quite literally.

Di sini yang kita lakukan adalah mempelajari kesinambungannya, secara harfiah.

So a team can actually look at

Jadi sebuah tim bisa melihat

all the key components that heat the structure

semua komponen kunci yang menjadi tulang punggung struktur ini

and make choices and then see the end result

mengambil keputusan dan melihat hasil akhirnya

that is visualized on this screen.

yang divisualisasikan pada layar ini.

So making images meaningful has three components.

Jadi ada tiga komponen untuk menjadikan gambar bermakna.

The first again, is making ideas clear by visualizing them.

Pertama, memperjelas ide dengan memvisualisasikannya.

Secondly, making them interactive.

Kedua, menjadikannya interaktif.

And then thirdly, making them persistent.

Ketiga, menjadikannya berkesan dalam memori.

And I believe that these three principles

Dan saya percaya ketiga prinsip ini

can be applied to solving some of the very tough problems

bisa diterapkan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang sangat rumit

that we face in the world today. Thanks so much.

yang kita hadapi di dunia hari ini. Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)