Karen Tse: How to stop torture

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Dewi Barnas

In 1994, I walked into a prison in Cambodia,

Pada tahun 1994, saya mengunjungi sebuah penjara di Kamboja

and I met a 12-year-old boy

dan saya bertemu seorang anak 12 tahun

who had been tortured

yang mengalami penyiksaan

and was denied access to counsel.

dan tidak boleh didampingi pengacara.

And as I looked into his eyes, I realized

Dan saat saya melihat matanya, saya menyadari

that for the hundreds of letters I had written

saya sudah menulis ratusan surat kepada

for political prisoners, that I would never have

tahanan politik, namun saya tidak mungkin pernah mengirim

written a letter for him,

sepucuk pun surat kepadanya

because he was not a 12-year-old boy who

karena dia bukan anak umur 12 tahun yang telah

had done something important for anybody.

melakukan sesuatu hal penting bagi siapa pun.

He was not a political prisoner.

Dia bukan tahanan politik.

He was a 12-year-old boy who had

Dia hanya seorang anak 12 tahun yang

stolen a bicycle.

telah mencuri sepeda.

What I also realized at that point was that

Saat itu saya juga menyadari bahwa

it was not only Cambodia, but

bukan hanya di Kamboja,

of the 113

namun dari 113 negara berkembang

developing countries that torture,

yang menyiksa tahanan mereka,

93 of these countries have all passed laws

93 negara telah memiliki hukum yang mengatakan

that say you have a right to a lawyer

bahwa Anda berhak didampingi pengacara.

and you have a right not to be tortured.

dan Anda berhak untuk tidak disiksa.

And what I recognized was that there was an

Dan saya menyadari bahwa ada jendela kesempatan

incredible window of opportunity for us

yang luar biasa bagi kita

as a world community to come together

sebagai masyarakat dunia untuk bersama-sama

and end torture as an investigative tool.

menghentikan penyiksaan sebagai alat investigasi.

We often think of torture as being

Kita sering berpikir penyiksaan berarti

political torture or reserved for

siksaan politik atau hanya dipakai

just the worst, but, in fact,

untuk penjahat paling kejam, namun sebenarnya

95 percent of torture today

95 persen dari penyiksaan yang terjadi hari ini

is not for political prisoners.

tidak ditujukan untuk tahanan politik.

It is for people who are

Namun bagi orang-orang

in broken-down legal systems,

yang berada dalam sistem hukum yang rusak

and unfortunately because torture is

dan sayangnya karena penyiksaan merupakan

the cheapest form of investigation --

bentuk investigasi paling murah --

it's cheaper than having a legal system,

lebih murah daripada sistem hukum,

cheaper than having a lawyer

lebih murah daripada pengacara

and early access to counsel --

dan akses dini terhadap pengacara --

it is what happens most of the time.

inilah yang seringkali terjadi.

I believe today that it is possible for us

Saya percaya pada hari ini kita

as a world community, if we make a decision,

sebagai masyarakat dunia dapat mengambil keputusan

to come together and end torture

bersama untuk mengakhiri penyiksaan

as an investigative tool in our lifetime,

sebagai alat investigasi.

but it will require three things.

Namun kita akan memerlukan tiga hal.

First is the training, empowerment,

Pertama adalah pelatihan, pemberdayaan

and connection of defenders worldwide.

dan menghubungkan para pembela di seluruh dunia.

The second is insuring that there is

Kedua adalah memastikan adanya

systematic early access to counsel.

akses dini yang sistematis akan pengacara.

And the third is commitment.

Dan yang ketiga adalah komitmen.

So in the year 2000,

Jadi pada tahun 2000,

I began to wonder,

saya mulai berpikir,

what if we came together?

bagaimana jika kita bergabung bersama?

Could we do something

Dapatkah kita melakukan sesuatu

for these 93 countries?

untuk ke-93 negara ini?

And I founded International Bridges to Justice

Lalu saya mendirikan "Jembatan Internasional menuju Keadilan"

which has a specific mission of

yang memiliki satu misi spesifik

ending torture as an investigative tool

untuk mengakhiri penyiksaan sebagai alat investigasi

and implementing due process rights

dan menerapkan hak-hak para tahanan untuk diproses secara legal

in the 93 countries by placing trained lawyers

di ke-93 negara ini dengan menempatkan pengacara terlatih

at an early stage in police stations

pada tingkat dini di kantor-kantor polisi

and in courtrooms.

dan ruang-ruang pengadilan.

My first experiences, though, did come

Namun pengalaman pertama saya datang

from Cambodia, and at the time I remember

dari Kamboja, dan saya ingat pada saat

first coming to Cambodia and there were,

pertama datang ke Kamboja di tahun 1994,

in 1994, still less than

hanya ada kurang dari

10 attorneys in the country because

10 pengacara di negara itu karena

the Khmer Rouge had killed them all.

rezim Khmer Merah telah membunuh semua pengacara.

And even 20 years later, there was only

Bahkan 20 tahun sesudah rezim itu berakhir,

10 lawyers in the country, so consequently

hanya ada 10 pengacara di negara itu,

you'd walk into a prison and

sehingga jika Anda mengunjungi sebuah penjara,

not only would you meet 12-year-old boys,

Anda tidak hanya akan bertemu anak berusia 12 tahun,

you'd meet women and you'd say,

Anda juga akan bertemu para wanita yang jika ditanya,

"Why are you here?" Women would say,

"Mengapa kamu ada di sini?" Dia akan menjawab,

"Well I've been here for 10 years because

"Saya sudah ada di sini 10 tahun karena

my husband committed a crime, but they can't find him."

suami saya melakukan kejahatan, tapi mereka tidak bisa menemukannya."

So it's just a place where there was no rule of law.

Jadi itu hanya sebuah tempat di mana tidak ada hukum.

The first group of defenders came together

Ketika kelompok pembela pertama terbentuk,

and I still remember, as I was training, I said,

dan saya masih ingat, karena saya sedang mengadakan pelatihan, saya bertanya,

"Okay, what do you do for an investigation?"

"Bagaimana kalian akan melakukan penyelidikan?"

And there was silence in the class, and finally

Suasana kelas menjadi diam, dan akhirnya

one woman stood up, [inaudible name],

seorang wanita berdiri, [menyebutkan nama],

and she said "Khrew," which means "teacher."

dan dia berkata, "Khrew," yang berarti "guru."

She said, "I have defended more than

Dia berkata, "Saya sudah membela lebih dari

a hundred people, and I've never had to do

100 orang, dan saya tidak pernah perlu melakukan

any investigation,

penyelidikan apapun,

because they all come with confessions."

karena mereka semua sudah mengaku."

And we talked about, as a class, the fact that

Dan dalam kelas itu, kami membahas tentang beberapa fakta:

number one, the confessions

pertama, pengakuan itu

might not be reliable, but number two,

mungkin tidak dapat dipercaya, tapi yang kedua,

we did not want to encourage the police

kami tidak ingin mendorong para polisi

to keep doing this, especially

untuk terus melakukan ini, terutama

as it was now against the law.

karena ini sekarang melanggar hukum.

And it took a lot of courage for these

Dan para pembela ini memerlukan keberanian yang sangat besar

defenders to decide that they would

untuk memutuskan bahwa mereka akan

begin to stand up and support each other

mulai bangkit dan saling mendukung

in implementing these laws.

untuk menerapkan hukum ini.

And I still remember the first cases where

Dan saya masih ingat kasus-kasus pertama di mana

they came, all 25 together, she would

ke-25 orang ini semua datang bersama,

stand up, and they were in the back, and

dia akan berdiri dan semua orang ada di belakangnya

they would support her, and the judges kept

dan mendukungnya, dan para hakim tetap berkata,

saying, "No, no, no, no, we're going to do things

"Tidak, tidak, kita akan melakukan pengadilan

the exact same way we've been doing them."

dengan cara yang sama seperti yang selama ini kita lakukan."

But one day the perfect case came, and it

Namun suatu hari sebuah kasus sempurna muncul,

was a woman who was a vegetable seller,

seorang wanita penjual sayur,

she was sitting outside of a house.

yang sedang duduk di depan rumahnya.

She said she actually saw the person

Dia berkata bahwa dia melihat orang sedang berlari

run out who she thinks stole

dan dia pikir orang itu telah mencuri perhiasan

whatever the jewelry was, but the police

lalu polisi datang dan menangkapnya,

came, they got her, there was nothing on her.

walaupun dia tidak ada hubungannya dengan kasus itu.

She was pregnant at the time. She had

Saat itu dia sedang mengandung.

cigarette burns on her. She'd miscarried.

Ada luka bakar karena rokok pada tubuhnya. Dia mengalami keguguran.

And when they brought her case

Dan saat mereka membawa kasusnya

to the judge, for the first time he stood up

ke hadapan para hakim, untuk pertama kalinya

and he said, "Yes, there's no evidence

hakim itu berdiri dan berkata, "Ya, tidak ada bukti

except for your torture confession

selain pengakuan yang didapat dari penyiksaan

and you will be released."

dan kamu akan dilepaskan."

And the defenders began to take cases

Dan para pembela mulai mengambil kasus-kasus

over and over again and

lagi dan lagi

you will see, they have step by step began

dan Anda bisa melihat, perlahan-lahan mereka mulai

to change the course of history in Cambodia.

mengubah arah sejarah Kamboja.

But Cambodia is not alone.

Namun Kamboja bukanlah satu-satunya.

I used to think, well is it Cambodia?

Saya pernah berpikir, apakah hanya Kamboja?

Or is it other countries?

Atau negara-negara lainnya?

But it is in so many countries.

Namun hal ini terjadi di banyak negara.

In Burundi I walked into a prison and it wasn't

Di Burundi, saya mengunjungi sebuah penjara, dan saya

a 12-year-old boy, it was an 8-year-old boy

tidak bertemu dengan anak usia 12 tahun, melainkan 8 tahun,

for stealing a mobile phone.

yang mencuri sebuah ponsel.

Or a woman, I picked up her baby,

Atau seorang wanita. Saya menggendong bayinya,

really cute baby, I said "Your baby is so cute."

bayi yang sangat lucu, dan saya berkata, "Bayimu sangat lucu."

It wasn't a baby, she was three.

Ternyata anak Itu bukan bayi, usianya sudah 3 tahun.

And she said "Yeah, but she's why I'm here,"

Dan dia berkata, "Ya, namun karena dialah saya ada di penjara,"

because she was accused of stealing

karena ibu itu dituduh mencuri

two diapers and an iron for her baby and

dua popok dan setrika untuk bayinya

still had been in prison.

dan dia masih ada di penjara.

And when I walked up to the prison director,

Lalu saat saya menemui direktur penjaranya,

I said, "You've got to let her out.

saya berkata, "Anda harus melepaskannya.

A judge would let her out."

Seorang hakim akan melepaskannya."

And he said, "Okay, we can talk about it,

Dan dia menjawab, "Baiklah, kita bisa membahasnya,

but look at my prison. Eighty percent

tapi lihatlah penjara ini.

of the two thousand people here

80 persen dari 2.000 orang yang ada di sini

are without a lawyer. What can we do?"

tidak memiliki pengacara. Kami bisa berbuat apa?"

So lawyers began to courageously

Jadi para pengacara dengan berani

stand up together to organize a system

mulai bersatu padu dan menyusun suatu sistem

where they can take cases.

dimana mereka bisa mengambil kasus.

But we realized that it's not only the training

Namun kami menyadari, untuk membuat perbedaan

of the lawyers, but the connection

yang dibutuhkan bukan hanya melatih para pengacara,

of the lawyers that makes a difference.

namun juga menghubungkan para pengacara tersebut.

For example, in Cambodia, it was that

Contohnya, di Kamboja, [nama orang]

[inaudible name] did not go alone

tidak berdiri sendiri

but she had 24 lawyers with her

tapi ada 24 orang pengacara bersamanya,

who stood up together. And in the same way,

yang bersatu padu.

in China, they always tell me,

Dan hal yang sama terjadi juga di Cina, mereka selalu mengatakan,

"It's like a fresh wind in the desert

"Seperti angin segar di padang gurun

when we can come together."

saat kami bersatu."

Or in Zimbabwe, where I remember Innocent,

Atau juga di Zimbabwe, dimana saya ingat

after coming out of a prison where everybody

setelah seseorang yang tidak bersalah keluar dari penjara

stood up and said, "I've been here

semua orang berdiri dan berkata,

for one year, eight years, 12 years

"Saya sudah di sini 1 tahun, 8 tahun, 12 tahun,

without a lawyer,"

tanpa pengacara,"

he came and we had a training together

dia muncul dan kami mengadakan pelatihan,

and he said, "I have heard it said" --

dan dia berkata, "Saya sudah dengar" --

because he had heard people mumbling

karena dia telah mendengar orang-orang

and grumbling -- "I have heard it said that

menggumam dan mengeluh -- "Saya sudah dengar

we cannot help to create justice

bahwa kita tidak bisa membantu menegakkan keadilan

because we do not have the resources."

karena kita tidak memiliki sumber daya."

And then he said, "But I want you to know

Lalu dia berkata, "Namun saya ingin Anda tahu

that the lack of resources

bahwa kurangnya sumber daya

is never an excuse for injustice."

tidak bisa jadi alasan untuk ketidakadilan."

And with that, he successfully

Dan dengan itu, dia berhasil

organized 68 lawyers who have been

menyatukan 68 pengacara yang telah

systematically taking the cases.

mengambil kasus-kasus secara sistematis.

The key that we see, though, is training

Kunci yang kita lihat adalah, pelatihan pengacara

and then early access.

dan kemudian akses dini.

I was recently in Egypt, and was inspired

Baru-baru ini saya berada di Mesir, dan saya

to meet with another group of lawyers,

bertemu dengan sekelompok pengacara lainnya

and what they told me is that they said,

dan apa yang mereka katakan adalah

"Hey, look, we don't have police

"Hei, tidak ada polisi di jalanan sekarang.

on the streets now. The police are

Polisi adalah salah satu alasan utama

one of the main reasons why we had

mengapa ada revolusi di sini.

the revolution. They were torturing everybody

Mereka menyiksa orang-orang setiap saat.

all the time."

Dan saya menjawab, "Tapi ada puluhan juta dolar

And I said, "But there's been tens of millions

of dollars that have recently gone in

yang telah diberikan

to the development of the legal system here.

untuk pembangunan sistem hukum di sini.

What's going on?"

Apa yang terjadi?"

I met with one of the development agencies,

Saya bertemu salah satu organisasi pembangunan,

and they were training prosecutors

dan mereka sedang melatih para jaksa dan hakim,

and judges, which is the normal bias,

yang merupakan lawan natural

as opposed to defenders.

dari para pembela.

And they showed me a manual which

Dan mereka menunjukkan sebuah buku panduan

actually was an excellent manual.

yang sebenarnya sangat bagus.

I said, "I'm gonna copy this."

Saya berkata, "Saya akan menyalinnya.

It had everything in it. Lawyers can come

Semuanya ada di sini. Para pengacara boleh datang

at the police station. It was perfect.

ke kantor polisi. Sempurna.

Prosecutors were perfectly trained.

Para jaksa dilatih dengan sempurna.

But I said to them, "I just have one question,

Namun saya berkata, "Saya punya satu pertanyaan,

which is, by the time that everybody got to

yaitu ketika orang-orang sampai di kantor jaksa,

the prosecutor's office, what had happened to them?"

apa yang sudah terjadi pada mereka?"

And after a pause, they said,

Dan setelah diam sejenak, mereka berkata,

"They had been tortured."

"Mereka sudah disiksa."

So the pieces are,

Jadi, yang diperlukan adalah,

not only the training of the lawyers, but

bukan hanya untuk melatih para pengacara,

us finding a way to systematically implement

namun bagi kita untuk menemukan sebuah cara sistematis

early access to counsel, because they are

untuk menerapkan akses dini terhadap pengacara,

the safeguard in the system

karena merekalah yang bisa melindungi dalam sistem ini

for people who are being tortured.

bagi orang-orang yang mengalami penyiksaan.

And as I tell you this, I'm also aware of the

Dan saya juga sadar akan kenyataannya

fact that it sounds like, "Oh, okay, it sounds

bahwa ini kedengaran seperti, "Baiklah, tampaknya kita bisa

like we could do it, but can we really do it?"

melakukannya, namun benarkah kita bisa melakukannya?"

Because it sounds big.

Karena kedengarannya begitu besar.

And there are many reasons why I believe it's possible.

Dan ada banyak alasan mengapa menurut saya ini mungkin.

The first reason is the people on the ground

Pertama adalah orang-orang di lapangan

who find ways of creating miracles

yang menemukan berbagai cara membuat keajaiban

because of their commitment.

karena komitmen mereka.

It's not only Innocent, who I told you about

Bukan hanya orang tidak bersalah di Zimbabwe,

in Zimbabwe, but defenders all over the world

namun para pembela di seluruh dunia

who are looking for these pieces.

yang mencari mekanisme ini.

We have a program called JusticeMakers,

Kami memiliki sebuah program bernama JusticeMakers

and we realized there are people that are

dan kami menyadari bahwa ada orang-orang

courageous and want to do things, but

yang berani dan ingin melakukan sesuatu,

how can we support them?

namun bagaimana kita bisa mendukung mereka?

So it's an online contest where it's only

Jadi inilah kontes online di mana kami

five thousand dollars if you come up with

memberi 5.000 dolar jika Anda bisa mengusulkan

and innovative way of implementing justice.

cara inovatif untuk menerapkan keadilan.

And there are 30 JusticeMakers

Dan ada 30 JusticeMakers

throughout the world, from Sri Lanka

di seluruh dunia, dari Sri Lanka,

to Swaziland to the DRC, who with

Swaziland, hingga Kongo,

five thousand dollars do amazing things,

yang melakukan hal-hal luar biasa dengan 5.000 dolar

through SMS programs,

melalui program SMS,

through paralegal programs,

melalui program paralegal,

through whatever they can do.

melalui cara apapun yang bisa mereka lakukan.

And it's not only these JusticeMakers,

Dan tidak hanya para JusticeMakers,

but people we courageously see

namun orang-orang pemberani yang kami temui

figure out who their networks are

menemukan siapa jaringan mereka

and how they can move it forward.

dan bagaimana mereka dapat bergerak maju.

So in China, for instance, great laws

Contohnya di Cina, peraturan yang luar biasa

came out where it says police cannot

dibuat yang menyatakan bahwa polisi

torture people or they will be punished.

tidak boleh menyiksa orang atau mereka akan dihukum.

And I was sitting side by side with one of our

Dan saya duduk berdampingan dengan salah satu

very courageous lawyers, and said,

pengacara kami yang sangat berani, dan berkata,

"How can we get this out? How can we

"Bagaimana peraturan ini bisa muncul?

make sure that this is implemented?

Bagaimana kita bisa memastikan peraturan ini diterapkan?

This is fantastic." And he said to me,

Ini luar biasa." Dan dia menjawab,

"Well, do you have money?" And I said,

"Apa kamu punya uang?" Dan saya berkata, "Tidak."

"No." And he said, "That's okay,

Dan dia mengatakan, "Tidak apa-apa,

we can still figure it out."

kita masih bisa mencari cara."

And on December 4, he organized

Lalu pada tanggal 4 Desember, dia mengorganisir

three thousand members

tiga ribu anggota

of the Youth Communist League,

Liga Pemuda Partai Komunis

from 14 of the top law schools,

dari 14 sekolah hukum ternama,

who organized themselves, developed

mereka mengorganisir diri mereka sendiri, membuat poster dengan

posters with the new laws, and went

undang-undang baru itu, dan pergi ke kantor polisi

to the police stations and began what he says

dan memulai apa yang disebutnya

is a non-violent legal revolution

revolusi hukum tanpa kekerasan

to protect citizen rights.

untuk melindungi hak-hak masyarakat.

So I talked about the fact that we need

Jadi saya telah berbicara bahwa kita perlu

to train and support defenders.

melatih dan mendukung para pembela.

We need to systematically implement

Kita perlu menerapkan akses dini

early access to counsel.

kepada pengacara secara sistematis.

But the third and most important thing is that

Namun hal ketiga dan yang paling penting adalah

we make a commitment to this.

kita harus berkomitmen akan hal ini.

And people often say to me, "You know,

Dan orang-orang sering mengatakan,

this is great, but it's wildly idealistic.

"Ini hebat, namun sangat idealis.

Never going to happen."

Tidak akan pernah terjadi."

And the reason that I think that

Dan saya rasa alasannya adalah

those words are interesting is because

kata-kata ini menarik karena

those were the same kinds of words

itu adalah kata-kata yang sama

that were used for people who decided

yang digunakan pada orang-orang yang memutuskan

they would end slavery, or end apartheid.

mereka akan mengakhiri perbudakan atau apartheid.

It began with a small group of people

Semuanya dimulai dengan sekelompok kecil orang

who decided they would commit.

yang memutuskan untuk berkomitmen.

Now, there's one of our favorite poems

Ada salah satu puisi favorit kami

from the defenders, which they share

dari para pembela, yang mereka bagikan

from each other, is:

satu sama lain, yaitu:

"Take courage friends, the road is often long,

"Tegarlah kawan, jalannya seringkali panjang,

the path is never clear,

jalurnya tidak pernah bersih,

and the stakes are very high,

dan taruhannya sangat besar,

but deep down, you are not alone."

namun di dalam sana, kamu tidak sendirian."

And I believe that if we can come together

Dan saya percaya, apabila kita bersatu

as a world community to support not only

sebagai komunitas global, tidak hanya untuk mendukung para pembela

defenders, but also everyone in the system

namun juga semua orang dalam sistem ini

who is looking towards it,

yang menunggu-nunggu perubahan ini,

we can end torture as an investigative tool.

kita dapat mengakhiri penyiksaan sebagai alat investigasi.

I end always, because I'm sure the questions are --

Saya selalu mengakhiri dengan -- karena saya yakin pertanyaannya adalah --

and I'd be happy to talk to you

dan saya senang untuk membicarakannya

at any point -- "But what can I really do?"

kapan pun juga -- "Apa yang dapat kita lakukan?"

Well, I would say this. First of all,

Saya ingin mengatakan, pertama-tama,

you know what you can do. But second of all,

Anda tahu apa yang bisa Anda lakukan.

I would leave you with the story of Vishna,

Namun yang kedua, saya ingin menceritakan kisah Vishna,

who actually was my inspiration

yang sebenarnya adalah sumber inspirasi saya

for starting International Bridges to Justice.

untuk mendirikan Jembatan Internasional menuju Keadilan.

Vishna was a 4-year-old boy when I met him

Vishna berusia 4 tahun saat kami bertemu,

who was born in a Cambodian prison

dia lahir di dalam penjara Kamboja

in Kandal Province. But because he was

di Provinsi Kandal. Namun karena dia lahir di penjara,

born in the prison, everybody loved him,

semua orang menyukainya,

including the guards, so he was the only one

termasuk para sipir, jadi dia adalah satu-satunya orang

who was allowed to come

orang diizinkan

in and out of the bars.

keluar masuk jeruji besi.

So, you know, there's bars. And by the time

Ketika Vishna bertambah besar,

that Vishna was getting bigger,

yang berarti apa lagi yang bertambah besar?

which means what gets bigger? Your head gets bigger.

Kepalanya bertambah besar.

So he would come to the first bar,

Dia akan mendatangi jeruji pertama,

the second bar and then the third bar,

jeruji kedua, dan lalu jeruji ketiga

and then really slowly move his head

lalu pelan-pelan ia memutar kepalanya

so he could fit through, and come back,

supaya dia dapat keluar, dan masuk lagi,

third, second, first. And he would

melalui jeruji ketiga, kedua, dan pertama.

grab my pinkie, because what he wanted

Lalu dia menggenggam jari kelingking saya karena

to do every day is he wanted to go visit.

yang dia inginkan setiap hari adalah pergi berkunjung.

You know, he never quite made it to

Dia tidak pernah berhasil

all of them every day, but he wanted to visit

mengunjungi semuanya setiap hari, namun dia ingin

all 156 prisoners. And I would lift him,

mengunjungi seluruh 156 tahanan di sana.

and he would put his fingers through.

Dan saya akan menggendongnya, dan dia akan menjulurkan jarinya.

Or if they were dark cells, it was like iron

Atau kalau sel-nya gelap, dimana jeruji besinya

corrugated, and he would put his fingers through.

berulir, dia akan memasukkan tangan di antaranya.

And most of the prisoners said that he was

Dan sebagian besar tahanan mengatakan

their greatest joy and their sunshine, and they

dia adalah kebahagiaan terbesar dan sinar matahari mereka,

looked forward to him. And I was like,

dan mereka menunggu kedatangannya.

here's Vishna. He's a 4-year-old boy.

Dan saya berpikir, inilah Vishna. Anak berusia 4 tahun.

He was born in a prison with almost nothing,

Dia lahir di penjara tanpa apapun,

no material goods, but he had a sense of

tidak memiliki apapun, namun dia memiliki

his own heroic journey, which I believe

kebanggaan akan perjalanannya yang heroik,

we are all born into. He said,

yang saya yakin bahwa kita semua dilahirkan untuk itu.

"Probably I can't do everything.

Dia berkata, "Mungkin saya tidak bisa melakukan semuanya.

But I'm one. I can do something.

Tapi saya hanya satu orang. Saya bisa melakukan sesuatu.

And I will do the one thing that I can do."

Dan saya akan melakukan hal yang bisa saya lakukan itu."

So I thank you for having the prophetic

Jadi, saya berterima kasih atas

imagination to imagine the shaping

imajinasi Anda untuk membayangkan dunia baru yang kita bangun

of a new world with us together,

bersama, dan saya mengundang Anda

and invite you into this journey with us.

untuk ikut dalam perjalanan ini bersama kami.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)