David Brooks: The social animal

Translator: Budianastas Prastyatama Reviewer: Indra Wibisana

When I got my current job, I was given a good piece of advice,

Ketika memperoleh pekerjaan saya yang sekarang, saya mendapat nasehat yang bagus

which was to interview three politicians every day.

yaitu untuk mewawancarai tiga politisi setiap harinya.

And from that much contact with politicians,

Dan dari seringnya berinteraksi dengan para politisi itu,

I can tell you they're all emotional freaks of one sort or another.

bisa saya katakan kalau mereka semua adalah sejenis orang aneh yang emosional.

They have what I called "logorrhea dementia,"

Mereka memiliki sesuatu yang saya sebut "demensia logorrhea,"

which is they talk so much they drive themselves insane.

yaitu berbicara panjang lebar hingga membuat mereka sendiri gila.

(Laughter)

(Tawa)

But what they do have is incredible social skills.

Tapi yang benar-benar mereka miliki adalah kecakapan sosial yang luar biasa.

When you meet them, they lock into you,

Ketika Anda bertemu dengan mereka, mereka seakan masuk ke dalam Anda,

they look you in the eye,

mereka menatap mata Anda,

they invade your personal space,

mereka menyerobot ruang pribadi Anda,

they massage the back of your head.

mereka memijat bagian belakang kepala Anda.

I had dinner with a Republican senator several months ago

Beberapa bulan lalu saya makan malam bersama seorang senator Partai Republik.

who kept his hand on my inner thigh

yang terus menaruh tangannya di bagian dalam paha saya

throughout the whole meal -- squeezing it.

selama acara berlangsung -- meremasnya.

I once -- this was years ago --

Sekali waktu -- ini bertahun-tahun yang lalu --

I saw Ted Kennedy and Dan Quayle meet in the well of the Senate.

saya melihat Ted Kennedy dan Dan Quayle bertemu di ruang sidang Senat.

And they were friends, and they hugged each other

Mereka berteman, dan mereka saling berpelukan,

and they were laughing, and their faces were like this far apart.

dan mereka tertawa, dan jarak wajah mereka sejauh ini.

And they were moving and grinding

Mereka berjalan dan bergesekan,

and moving their arms up and down each other.

menggerak-gerakkan tangan mereka naik turun.

And I was like, "Get a room. I don't want to see this."

Dan saya hampir berkata, “Carilah kamar. Aku tak ingin melihat ini.“

But they have those social skills.

Tetapi mereka memiliki kecakapan sosial itu.

Another case:

Peristiwa lainnya:

Last election cycle,

Pada putaran pemilu lalu,

I was following Mitt Romney around New Hampshire,

saya mengikuti Mitt Romney berkeliling New Hampshire.

and he was campaigning with his five perfect sons:

dan dia berkampanye dengan lima anak laki-laki sempurnanya:

Bip, Chip, Rip, Zip, Lip and Dip.

Bip, Chip, Rip, Zip, Lip dan Dip.

(Laughter)

(Tertawa)

And he's going into a diner.

Dan dia pergi ke sebuah kedai makan.

And he goes into the diner, introduces himself to a family

Dia masuk ke dalam kedai makan itu, memperkenalkan dirinya pada sebuah keluarga

and says, "What village are you from in New Hampshire?"

dan berkata, "Anda berasal dari desa mana di New Hampshire?"

And then he describes the home he owned in their village.

Kemudian ia menggambarkan rumah yang dimilikinya di desa mereka.

And so he goes around the room,

Dia mengelilingi ruangan,

and then as he's leaving the diner,

dan ketika dia meninggalkan kedai makan,

he first-names almost everybody he's just met.

dia menyebut nama hampir semua orang yang baru dia temui dengan nama kecil mereka.

I was like, "Okay, that's social skill."

Saya hampir bilang, "Oke, itulah kemampuan sosial."

But the paradox is,

Tapi yang menjadi paradoks adalah,

when a lot of these people slip into the policy-making mode,

ketika banyak dari orang-orang ini masuk ke ranah pembuatan kebijakan,

that social awareness vanishes

kesadaran sosial itu menghilang

and they start talking like accountants.

dan mereka mulai berbicara seperti akuntan.

So in the course of my career,

Jadi dalam perjalanan karier saya,

I have covered a series of failures.

saya telah meliput serangkaian kegagalan.

We sent economists in the Soviet Union

Kita mengirim ekonom ke Uni Soviet

with privatization plans when it broke up,

dengan rencana privatisasi saat negeri itu pecah,

and what they really lacked was social trust.

dan kekurangan mereka yang terutama adalah kepercayaan sosial.

We invaded Iraq with a military

Kita menginvasi Irak secara militer

oblivious to the cultural and psychological realities.

tanpa menghiraukan realitas budaya dan psikologis.

We had a financial regulatory regime

Kita memiliki rezim regulasi keuangan

based on the assumptions

berdasarkan asumsi

that traders were rational creatures

bahwa pedagang adalah makhluk rasional

who wouldn't do anything stupid.

yang tidak akan bertindak bodoh.

For 30 years, I've been covering school reform

Selama 30 tahun, saya telah meliput reformasi sekolah

and we've basically reorganized the bureaucratic boxes --

dan pada dasarnya kita sudah menata ulang kotak-kotak birokratik --

charters, private schools, vouchers --

surat izin pendirian sekolah, sekolah swasta, voucher;

but we've had disappointing results year after year.

tetapi dari waktu ke waktu kita mendapat hasil yang mengecewakan.

And the fact is, people learn from people they love.

Dan faktanya adalah, orang belajar dari orang yang mereka cintai.

And if you're not talking about the individual relationship

Dan jika Anda tidak berbicara tentang hubungan individu

between a teacher and a student,

antara seorang guru dan murid,

you're not talking about that reality.

Anda tidak berbicara tentang realitas itu,

But that reality is expunged

namun realitas itu dihapuskan

from our policy-making process.

dari proses pembuatan kebijakan kita.

And so that's led to a question for me:

Dan itu membuat saya bertanya:

Why are the most socially-attuned people on earth

Mengapa orang-orang yang paling peka sosial di muka bumi

completely dehumanized

menjadi sama sekali tidak manusiawi

when they think about policy?

ketika mereka memikirkan kebijakan?

And I came to the conclusion,

Dan akhirnya saya menyimpulkan,

this is a symptom of a larger problem.

ini adalah gejala dari masalah yang lebih besar.

That, for centuries, we've inherited a view of human nature

Selama berabad-abad, kita telah mewarisi pandangan tentang hakikat manusia

based on the notion

berdasarkan gagasan

that we're divided selves,

bahwa kita adalah pribadi yang terpisah,

that reason is separated from the emotions

bahwa alasan itu terpisah dari emosi

and that society progresses

dan bahwa masyarakat berkembang

to the extent that reason can suppress the passions.

sampai batas di mana akal dapat menekan hasrat keinginan.

And it's led to a view of human nature

Hal itu menuntun pada pandangan tentang hakikat manusia

that we're rational individuals

bahwa kita adalah individu-individu rasional

who respond in straightforward ways to incentives,

yang bereaksi terhadap rangsangan secara langsung,

and it's led to ways of seeing the world

dan ini memunculkan cara pandang terhadap dunia

where people try to use the assumptions of physics

di mana orang mencoba untuk memakai asumsi-asumsi fisika

to measure how human behavior is.

untuk mengukur cara manusia berperilaku.

And it's produced a great amputation,

Asumsi tersebut menimbulkan pemenggalan besar-besaran,

a shallow view of human nature.

sebuah pandangan yang dangkal tentang hakikat manusia.

We're really good at talking about material things,

Kita benar-benar pandai berbicara tentang hal-hal materi,

but we're really bad at talking about emotions.

tapi kita amat buruk saat berbicara tentang emosi.

We're really good at talking about skills

Kita sungguh pandai berbicara tentang keterampilan

and safety and health;

dan keselamatan serta kesehatan,

we're really bad at talking about character.

kita betul-betul buruk saat berbicara tentang karakter.

Alasdair MacIntyre, the famous philosopher,

Alasdair MacIntyre, filsuf terkenal,

said that, "We have the concepts of the ancient morality

mengatakan, "Kita memiliki konsep moralitas kuno

of virtue, honor, goodness,

dalam kebajikan, kehormatan, kebaikan,

but we no longer have a system

tapi kita tidak lagi memiliki sebuah sistem

by which to connect them."

yang dapat digunakan untuk menghubungkan mereka."

And so this has led to a shallow path in politics,

Sehingga ini telah menyebabkan lintasan yang dangkal dalam politik,

but also in a whole range of human endeavors.

tetapi juga dalam seluruh cakupan kegiatan manusia.

You can see it in the way we raise our young kids.

Anda dapat melihatnya dalam cara kita membesarkan anak-anak kita.

You go to an elementary school at three in the afternoon

Anda pergi ke sebuah sekolah dasar pada pukul tiga sore

and you watch the kids come out,

dan Anda melihat anak-anak keluar,

and they're wearing these 80-pound backpacks.

dan mereka memakai ransel seberat 36 kilogram.

If the wind blows them over, they're like beetles stuck there on the ground.

Jika angin menerpa, mereka seperti kumbang lengket di tanah.

You see these cars that drive up --

Anda dapat melihat mobil-mobil yang berdatangan --

usually it's Saabs and Audis and Volvos,

umumnya Saab, juga Audi dan Volvo,

because in certain neighborhoods it's socially acceptable to have a luxury car,

karena dalam lingkungan tertentu memiliki sebuah mobil mewah bisa diterima secara sosial,

so long as it comes from a country hostile to U.S. foreign policy --

asalkan mobil itu berasal dari negara yang menentang kebijakan luar negeri AS,

that's fine.

tidak masalah. (Tawa)

They get picked up by these creatures I've called uber-moms,

Mereka dijemput oleh makhluk yang saya sebut ‘super-mama’,

who are highly successful career women

wanita karir yang sangat sukses

who have taken time off to make sure all their kids get into Harvard.

yang telah meluangkan waktu untuk memastikan seluruh anak mereka masuk Harvard.

And you can usually tell the uber-moms

Dan umumnya Anda dapat mengenali para super-mama itu,

because they actually weigh less than their own children.

karena sebenarnya berat badan mereka lebih ringan daripada anak-anak mereka.

(Laughter)

(Tawa)

So at the moment of conception,

Jadi pada saat pembuahan,

they're doing little butt exercises.

mereka jarang melatih pantat.

Babies flop out,

Bayi terpencet keluar,

they're flashing Mandarin flashcards at the things.

mereka menunjukkan kartu pintar Mandarin kepada mereka secara sepintas.

Driving them home, and they want them to be enlightened,

Mereka membawa anak-anak pulang, dan menginginkan agar anak-anak itu tercerahkan,

so they take them to Ben & Jerry's ice cream company

sehingga mereka membawa anak-anaknya ke pabrik es krim Ben & Jerry

with its own foreign policy.

dengan kebijakan luar negerinya sendiri.

In one of my books,

Dalam salah satu buku saya,

I joke that Ben & Jerry's should make a pacifist toothpaste --

saya berkelakar kalau Ben & Jerry harusnya membuat pasta gigi cinta damai --

doesn't kill germs, just asks them to leave.

tidak membunuh kuman, hanya memintanya pergi.

It would be a big seller.

Itu akan menjadi penjualan yang besar.

(Laughter)

(Tawa)

And they go to Whole Foods to get their baby formula,

Lalu mereka pergi ke Whole Foods untuk membeli formula bayi.

and Whole Foods is one of those progressive grocery stores

Whole Foods adalah salah satu toko bahan makanan progresif,

where all the cashiers look like they're on loan from Amnesty International.

semua kasirnya tampak seperti dipinjam dari Amnesty Internasional.

(Laughter)

(Tawa)

They buy these seaweed-based snacks there

Di sana mereka membeli makanan ringan berbahan dasar rumput laut

called Veggie Booty with Kale,

yang dinamakan Veggie Booty dengan Kale,

which is for kids who come home and say,

untuk anak-anak yang pulang ke rumah dan berkata,

"Mom, mom, I want a snack that'll help prevent colon-rectal cancer."

“Mama, Mama, aku ingin camilan yang akan membantu mencegah kanker usus besar dan dubur.”

(Laughter)

(Tawa)

And so the kids are raised in a certain way,

Jadi anak-anak itu dibesarkan dengan cara tertentu

jumping through achievement hoops of the things we can measure --

yang melompati lingkaran pencapaian dari hal-hal yang dapat kita ukur --

SAT prep, oboe, soccer practice.

persiapan SAT, berlatih oboe, berlatih sepak bola.

They get into competitive colleges, they get good jobs,

Mereka masuk ke perguruan tinggi yang bersaing, mendapat pekerjaan bagus,

and sometimes they make a success of themselves

dan kadang-kadang mencetak kesuksesan

in a superficial manner, and they make a ton of money.

dengan cara yang dangkal, sehingga mereka memperoleh uang dalam jumlah besar.

And sometimes you can see them at vacation places

Adakalanya Anda bisa melihat mereka di tempat-tempat liburan

like Jackson Hole or Aspen.

seperti Jackson Hole atau Aspen.

And they've become elegant and slender --

Tubuh mereka menjadi elegan dan langsing --

they don't really have thighs;

mereka benar-benar tak punya paha;

they just have one elegant calve on top of another.

mereka hanya mempunyai betis elegan yang bertumpuk.

(Laughter)

(Tawa)

They have kids of their own,

Mereka beranak-pinak,

and they've achieved a genetic miracle by marrying beautiful people,

mereka telah mencapai keajaiban genetik dengan menikahi wanita cantik,

so their grandmoms look like Gertrude Stein,

sehingga nenek mereka tampak seperti Gertrude Stein,

their daughters looks like Halle Berry -- I don't know how they've done that.

anak-anak perempuan mereka mirip Halle Berry -- saya tidak tahu cara mereka melakukannya.”

They get there and they realize

Mereka mencapainya dan menyadari

it's fashionable now to have dogs a third as tall as your ceiling heights.

bahwa trendi sekarang kalau mempunyai anjing yang tingginya sepertiga langit-langit.

So they've got these furry 160-pound dogs --

Jadi mereka mendapat anjing-anjing lucu seberat 72 kilogram,

all look like velociraptors,

yang tampak seperti velociraptor,

all named after Jane Austen characters.

semuanya dinamai berdasarkan tokoh-tokoh ciptaan Jane Austen.

And then when they get old, they haven't really developed a philosophy of life,

Ketika beranjak tua, mereka belum mengembangkan filosofi kehidupan,

but they've decided, "I've been successful at everything;

tapi telah memutuskan, “Saya telah sukses segala-galanya,

I'm just not going to die."

saya tidak akan mati.”

And so they hire personal trainers;

Mereka menyewa pelatih pribadi,

they're popping Cialis like breath mints.

meminum Cialis seperti memakan permen mint penyegar mulut.

You see them on the mountains up there.

Anda lihat mereka jauh di pegunungan di atas sana.

They're cross-country skiing up the mountain

Mereka melintasi negeri dengan bermain ski di atas pegunungan

with these grim expressions

dengan raut muka suram

that make Dick Cheney look like Jerry Lewis.

yang membuat Dick Cheney tampak seperti Jerry Lewis.

(Laughter)

(Tawa)

And as they whiz by you,

Dan saat mereka mendesing melewati Anda,

it's like being passed by a little iron Raisinet

rasanya seperti dilewati oleh kaleng kecil Raisinet

going up the hill.

yang meluncur ke atas bukit.

(Laughter)

(Tawa)

And so this is part of what life is,

Jadi ini adalah bagian dari kehidupan,

but it's not all of what life is.

tapi bukan mengenai kehidupan secara utuh.

And over the past few years,

Beberapa tahun belakangan,

I think we've been given a deeper view of human nature

saya rasa kita telah mendapat pandangan tentang hakikat manusia yang lebih mendalam,

and a deeper view of who we are.

dan pandangan yang lebih dalam tentang siapa kita.

And it's not based on theology or philosophy,

Pandangan itu tidak didasarkan pada teologi, atau filosofi,

it's in the study of the mind,

tapi didasarkan pada penelitian mengenai pikiran,

across all these spheres of research,

melalui semua bidang penelitian ini,

from neuroscience to the cognitive scientists,

dari neurosains hingga pakar ilmu kognitif,

behavioral economists, psychologists,

ekonom perilaku, psikolog,

sociology,

sosiologi,

we're developing a revolution in consciousness.

kita sedang mengembangkan suatu revolusi kesadaran.

And when you synthesize it all,

Saat Anda menggabungkan semua itu,

it's giving us a new view of human nature.

terciptalah sebuah pandangan baru tentang hakikat manusia.

And far from being a coldly materialistic view of nature,

Jauh dari pandangan materialistik yang dingin,

it's a new humanism, it's a new enchantment.

ini adalah pandangan humanisme baru, pesona yang baru.

And I think when you synthesize this research,

Saya rasa saat Anda menyintesis riset ini,

you start with three key insights.

Anda memulainya dengan tiga wawasan.

The first insight is

Wawasan pertama adalah,

that while the conscious mind writes the autobiography of our species,

bahwa saat pikiran sadar menuliskan otobiografi spesies kita,

the unconscious mind does most of the work.

pikiran bawah sadar bekerja paling berat.

And so one way to formulate that is

Satu cara untuk merumuskannya,

the human mind can take in millions of pieces of information a minute,

pikiran manusia bisa mengambil sejuta keeping informasi dalam semenit

of which it can be consciously aware of about 40.

dari jumlah itu yang bisa disadari kira-kira 40.

And this leads to oddities.

Hal ini menimbulkan kejanggalan.

One of my favorite is that people named Dennis

Satu yang saya favoritkan adalah bahwa orang bernama Dennis

are disproportionately likely to become dentists,

lebih besar kemungkinannya memilih menjadi "dentist" (dokter gigi). (Tawa)

people named Lawrence become lawyers,

Orang dinamai Lawrence menjadi lawyer (pengacara),

because unconsciously we gravitate toward things

karena secara tidak sadar kita tertarik pada hal-hal

that sound familiar,

yang terdengar akrab,

which is why I named my daughter President of the United States Brooks.

oleh karena itulah saya menamai putri saya Presiden Amerika Serikat Brooks.

(Laughter)

(Tawa)

Another finding is that the unconscious,

Penemuan lainnya adalah bahwa pikiran bawah sadar,

far from being dumb and sexualized,

jauh dari bodoh dan seksual,

is actually quite smart.

sebenarnya sangat cerdas.

So one of the most cognitively demanding things we do is buy furniture.

Jadi salah satu hal yang secara kognitif paling menuntut untuk kita lakukan adalah membeli perabot

It's really hard to imagine a sofa, how it's going to look in your house.

sangat sulit membayangkan sebuah sofa, bagaimana benda terlihat di dalam rumah Anda.

And the way you should do that

Dan cara agar terbaik untuk melakukannya adalah

is study the furniture,

mempelajari perabot itu,

let it marinate in your mind, distract yourself,

biarkan benda itu meresapi pikiran Anda, mengalihkan Anda,

and then a few days later, go with your gut,

dan beberapa hari kemudian, pergilah berbekal intuisi Anda

because unconsciously you've figured it out.

karena secara tidak sadar Anda sudah memutuskannya.

The second insight

Wawasan kedua

is that emotions are at the center of our thinking.

adalah bahwa emosi adalah pusat dari pikiran kita.

People with strokes and lesions

Penderita stroke dan kerusakan

in the emotion-processing parts of the brain

di bagian pengolah emosi pada otak mereka

are not super smart,

tidaklah super pintar,

they're actually sometimes quite helpless.

malah mereka sebenarnya tidak berdaya.

And the "giant" in the field is in the room tonight

"Dan raksasa dari padang ada di dalam ruangan malam ini

and is speaking tomorrow morning -- Antonio Damasio.

dan bicara besok pagi" - Antonio Damasio

And one of the things he's really shown us

Dan salah satu hal yang dia tunjukkan kepada kita

is that emotions are not separate from reason,

adalah bahwa emosi tidak terpisahkan dari akal,

but they are the foundation of reason

malahan mereka adalah landasan akal

because they tell us what to value.

karena emosi menunjukkan hal apa yang pantas dihargai

And so reading and educating your emotions

Jadi membaca dan mendidik emosi Anda

is one of the central activities of wisdom.

adalah aktivitas sentral dalam kebijaksanaan.

Now I'm a middle-aged guy.

Sekarang saya sudah separuh baya.

I'm not exactly comfortable with emotions.

Saya sedikit canggung dalam urusan emosi.

One of my favorite brain stories described these middle-aged guys.

Salah satu cerita otak favorit saya menggambarkan tentang orang-orang paruh baya macam ini.

They put them into a brain scan machine --

Mereka memasukkan orang-orang ini ke dalam pemindai otak --

this is apocryphal by the way, but I don't care --

sebenarnya ini diragukan kebenarannya, tapi saya tidak peduli --

and they had them watch a horror movie,

dan mereka disuguhi film horor

and then they had them describe their feelings toward their wives.

dan kemudian diminta menceritakan perasaan-perasaan mereka terhadap istri masing-masing.

And the brain scans were identical in both activities.

Dan hasil pindai otaknya identik pada kedua kegiatan itu.

It was just sheer terror.

Yaitu semata-mata teror.

So me talking about emotion

Jadi saya berbicara tentang emosi

is like Gandhi talking about gluttony,

adalah seperti Gandhi berbicara tentang kerakusan,

but it is the central organizing process

tapi hal itu adalah proses utama yang mengatur

of the way we think.

cara kita berpikir.

It tells us what to imprint.

Ia mengarahkan kita hal apa yang perlu diingat.

The brain is the record of the feelings of a life.

Otak adalah rekaman berbagai perasaan dalam hidup.

And the third insight

Dan wawasan ketiga

is that we're not primarily self-contained individuals.

adalah bahwa kita pada dasarnya bukanlah individu-individu yang mandiri.

We're social animals, not rational animals.

Kita adalah hewan sosial, bukan hewan rasional.

We emerge out of relationships,

Kita tumbuh dari berbagai hubungan.

and we are deeply interpenetrated, one with another.

dan kita saling memengaruhi secara mendalam satu sama lain.

And so when we see another person,

Jadi ketika kita melihat orang lain,

we reenact in our own minds

kita memerankan ulang di dalam pikiran kita

what we see in their minds.

apa yang kita lihat dalam pikiran mereka.

When we watch a car chase in a movie,

Ketika kita melihat kejar-kejaran mobil di sebuah film,

it's almost as if we are subtly having a car chase.

seakan-akan kitalah yang sedang berkejar-kejaran itu.

When we watch pornography,

Ketika kita menonton pornografi,

it's a little like having sex,

mirip seperti kalau kita sedang melakukan hubungan seksual sendiri,

though probably not as good.

walaupun tidak sama nikmatnya.

And we see this when lovers walk down the street,

Dan kita melihat hal ini ketika sepasang kekasih sedang berjalan,

when a crowd in Egypt or Tunisia

ketika sekelompok massa di Mesir atau Tunisia

gets caught up in an emotional contagion,

terperangkap dalam wabah emosi yang menular,

the deep interpenetration.

interpenetrasi yang mendalam.

And this revolution in who we are

Revolusi dalam hal siapa kita

gives us a different way of seeing, I think, politics,

memberikan cara yang berbeda dalam memandang politik,

a different way, most importantly,

cara yang berbeda, lebih penting lagi,

of seeing human capital.

dalam memandang sumber daya manusia.

We are now children of the French Enlightenment.

Kita adalah anak-anak Pencerahan Perancis.

We believe that reason is the highest of the faculties.

Kita meyakini bahwa akal adalah kemampuan yang tertinggi.

But I think this research shows

Tapi menurut saya riset ini menunjukkan

that the British Enlightenment, or the Scottish Enlightenment,

bahwa Pencerahan Inggris, atau Pencerahan Skotlandia,

with David Hume, Adam Smith,

dengan David Hume, Adam Smith,

actually had a better handle on who we are --

sebenarnya memberikan pegangan lebih baik tentang siapa kita --

that reason is often weak, our sentiments are strong,

bahwa akal kadang kala lemah, sentimen kitalah yang kuat,

and our sentiments are often trustworthy.

dan sentimen kita sering kali layak dipercaya.

And this work corrects that bias in our culture,

Dan karya ini meluruskan bias tersebut dalam budaya kita,

that dehumanizing bias.

bias yang tidak memanusiakan itu.

It gives us a deeper sense

Ini memberikan pemahaman lebih mendalam

of what it actually takes

tentang apa yang sebetulnya diperlukan

for us to thrive in this life.

bagi kita untuk berkembang dalam hidup ini.

When we think about human capital

Ketika kita berpikir tentang sumber daya manusia

we think about the things we can measure easily --

kita berpikir tentang hal-hal yang bisa kita ukur dengan mudah --

things like grades, SAT's, degrees,

seperti hasil tes, ujian, gelar,

the number of years in schooling.

lamanya bersekolah.

What it really takes to do well, to lead a meaningful life,

Apa yang sebenarnya diperlukan untuk hidup, menjalani hidup yang berarti,

are things that are deeper,

adalah hal-hal yang lebih mendalam,

things we don't really even have words for.

hal-hal yang bahkan sulit untuk digambarkan.

And so let me list just a couple of the things

Maka ijinkan saya menyebutkan dua dari hal-hal itu

I think this research points us toward trying to understand.

Menurut saya riset ini mengarahkan kita pada upaya pemahaman.

The first gift, or talent, is mindsight --

Karunia, atau bakat yang pertama adalah peka-pikiran --

the ability to enter into other people's minds

kemampuan untuk memasuki pikiran orang lain

and learn what they have to offer.

dan mempelajari apa yang ada di dalamnya.

Babies come with this ability.

Bayi-bayi terlahir dengan kemampuan ini.

Meltzoff, who's at the University of Washington,

Meltzoff, di Universitas Washington,

leaned over a baby who was 43 minutes old.

membungkuk di atas bayi yang baru berusia 43 menit.

He wagged his tongue at the baby.

Dia menggoyang-goyangkan lidahnya ke arah si bayi.

The baby wagged her tongue back.

Si bayi membalas menggoyangkan lidahnya.

Babies are born to interpenetrate into Mom's mind

Para bayi terlahir untuk terjalin ke dalam pikiran sang ibu

and to download what they find --

dan mengunduh apa yang mereka temukan --

their models of how to understand reality.

patokan mereka untuk memahami kenyataan.

In the United States, 55 percent of babies

Di Amerika Serikat, 55 persen bayi

have a deep two-way conversation with Mom

melakukan percakapan dua arah mendalam dengan ibunya

and they learn models to how to relate to other people.

dan mereka belajar menirukan bagaimana berhubungan dengan orang lain.

And those people who have models of how to relate

Dan mereka yang punya teladan tentang bagaimana membina hubungan

have a huge head start in life.

mempunyai awalan yang besar dalam kehidupan.

Scientists at the University of Minnesota did a study

Para ilmuwan di Universitas Minnesota melakukan studi

in which they could predict

yang menunjukkan bahwa mereka dapat menduga

with 77 percent accuracy, at age 18 months,

dengan 77 persen ketepatan, pada usia 18 bulan,

who was going to graduate from high school,

siapa yang akan lulus SMU,

based on who had good attachment with mom.

berdasarkan siapa yang punya ikatan yang baik dengan ibu.

Twenty percent of kids do not have those relationships.

dua puluh persen anak-anak tidak memiliki hubungan demikian.

They are what we call avoidantly attached.

Mereka adalah yang kita sebut terikat tapi dihindari.

They have trouble relating to other people.

Mereka kesulitan berhubungan dengan orang lain.

They go through life

Mereka menjalani hidup

like sailboats tacking into the wind --

bagai kapal layar yang menangkap angin --

wanting to get close to people,

ingin mendekat pada orang-orang,

but not really having the models of how to do that.

tapi tidak memiliki acuan bagaimana melakukannya.

And so this is one skill

Jadi ini adalah satu keterampilan

of how to hoover up knowledge, one from another.

tentang bagaimana menyerap pengetahuan, satu dari lainnya.

A second skill is equipoise,

Keterampilan kedua adalah ketenangan yang berimbang,

the ability to have the serenity

kemampuan untuk tetap tenang

to read the biases and failures in your own mind.

membaca berbagai bias dan kesalahan dalam pikiran Anda sendiri.

So for example, we are overconfidence machines.

Contohnya, kita adalah mesin yang terlalu percaya diri.

Ninety-five percent of our professors report

95% dari para profesor kita melaporkan

that they are above-average teachers.

bahwa mereka adalah pengajar di atas rata-rata.

Ninety-six percent of college students

96% mahasiswa perguruan tinggi

say they have above-average social skills.

berkata bahwa mereka memiliki keterampilan sosial di atas rata-rata.

Time magazine asked Americans, "Are you in the top one percent of earners?"

Majalah Time bertanya pada orang Amerika, "Apakah Anda termasuk dalam satu persen yang berpenghasilan terbesar?"

Nineteen percent of Americans are in the top one percent of earners.

19% orang Amerika mengaku termasuk dalam satu persen yang berpenghasilan terbesar.

(Laughter)

(Tawa)

This is a gender-linked trait, by the way.

Omong-omong, ini adalah gejala yang terkait jenis kelamin.

Men drown at twice the rate of women,

Pria tenggelam dua kali lebih cepat daripada wanita,

because men think they can swim across that lake.

karena pria mengira mereka bisa berenang menyeberangi danau itu.

But some people have the ability and awareness

Tapi sebagian orang memiliki kemampuan dan kesadaran

of their own biases, their own overconfidence.

tentang bias mereka sendiri, rasa terlalu percaya diri mereka sendiri

They have epistemological modesty.

Mereka punya kerendahan hati epistemologis (berdasarkan pengetahuan)

They are open-minded in the face of ambiguity.

Mereka berpikiran terbuka di hadapan ketidakjelasan.

They are able to adjust strength of the conclusions

Mereka mampu menyesuaikan kekuatan kesimpulannya

to the strength of their evidence.

terhadap kekuatan buktinya.

They are curious.

Mereka selalu ingin tahu.

And these traits are often unrelated and uncorrelated with IQ.

Dan tanda-tanda ini biasanya tidak berhubungan dan tidak berkorelasi dengan IQ.

The third trait is metis,

Tanda ketiga adalah metis,

what we might call street smarts -- it's a Greek word.

yang biasa kita kenal dengan kecerdasan jalanan -- ini kata dari Bahasa Yunani.

It's a sensitivity to the physical environment,

Ini adalah kepekaan terhadap lingkungan fisik,

the ability to pick out patterns in an environment --

kemampuan untuk melihat berbagai pola dalam suatu lingkungan --

derive a gist.

mengambil intisarinya.

One of my colleagues at the Times

Salah satu kolega saya di Times

did a great story about soldiers in Iraq

menulis kisah bagus tentang para tentara di Irak

who could look down a street and detect somehow

yang dapat melihat suatu jalan dan entah bagaimana mengetahui

whether there was an IED, a landmine, in the street.

apakah ada bom, ranjau, di jalan itu.

They couldn't tell you how they did it,

Mereka tidak bisa menguraikan bagaimana mereka melakukannya,

but they could feel cold, they felt a coldness,

tapi mereka bisa merasakan dingin, mereka merasa dingin,

and they were more often right than wrong.

dan mereka lebih sering benar daripada salah.

The third is what you might call sympathy,

Yang ketiga adalah apa yang biasa Anda sebut simpati,

the ability to work within groups.

kemampuan untuk bekerja dalam kelompok.

And that comes in tremendously handy,

Dan hal ini luar biasa berguna,

because groups are smarter than individuals.

karena kelompok lebih cerdas daripada individu.

And face-to-face groups are much smarter

Dan kelompok tatap muka jauh lebih cerdas

than groups that communicate electronically,

dari kelompok yang berkomunikasi secara elektronis,

because 90 percent of our communication is non-verbal.

karena 90% komunikasi kita adalah non-verbal.

And the effectiveness of a group

Dan efektivitas suatu kelompk

is not determined by the IQ of the group;

tidak ditentukan oleh IQ kelompok;

it's determined by how well they communicate,

tapi ditentukan dari seberapa baik mereka berkomunikasi,

how often they take turns in conversation.

berapa sering mereka bergiliran bicara dalam percakapan.

Then you could talk about a trait like blending.

Kemudian Anda bisa bicara tentang hal seperti pembauran.

Any child can say, "I'm a tiger," pretend to be a tiger.

Setiap anak bisa bilang, "Saya harimau," pura-pura jadi harimau.

It seems so elementary.

Ini sangat mendasar.

But in fact, it's phenomenally complicated

Tapi kenyataannya, hal ini merupakan fenomena yang sangat rumit

to take a concept "I" and a concept "tiger"

untuk mengambil konsep "Saya" dan konsep "harimau"

and blend them together.

dan mencampurkannya bersama.

But this is the source of innovation.

Tapi inilah sumber inovasi.

What Picasso did, for example,

Apa yang dilakukan Picasso, misalnya,

was take the concept "Western art"

adalah mengambil konsep "Seni Barat"

and the concept "African masks"

dan konsep "Topeng Afrika"

and blend them together --

dan mencampurkannya --

not only the geometry,

bukan hanya secara bentuk,

but the moral systems entailed in them.

tapi juga sistem moral yang terkandung di dalamnya.

And these are skills, again, we can't count and measure.

Dan sekali lagi, ini adalah kemampuan yang tidak dapat kita hitung dan ukur.

And then the final thing I'll mention

Dan hal terakhir yang akan saya sampaikan

is something you might call limerence.

adalah hal yang biasa Anda sebut "kerinduan".

And this is not an ability;

Dan ini bukanlah kemampuan;

it's a drive and a motivation.

ini adalah dorongan dan motivasi.

The conscious mind hungers for success and prestige.

Pikiran sadar selalu membutuhkan kesuksesan dan prestise.

The unconscious mind hungers

Pikiran tak sadar selalu membutuhkan

for those moments of transcendence,

saat-saat yang menghanyutkan,

when the skull line disappears

ketika batas tengkorak menghilang

and we are lost in a challenge or a task --

dan kita larut dalam tantangan atau tugas --

when a craftsman feels lost in his craft,

ketika seorang pengrajin merasa terhanyut dalam karyanya,

when a naturalist feels at one with nature,

ketika seorang naturalis merasa menyatu dengan alam,

when a believer feels at one with God's love.

ketika seorang beriman merasa menyatu dengan kasih Tuhan.

That is what the unconscious mind hungers for.

Itulah yang selalu dirindukan pikiran tak sadar.

And many of us feel it in love

Dan banyak dari kita merasakannya dalam cinta

when lovers feel fused.

ketika kekasih merasa terlebur.

And one of the most beautiful descriptions

Dan salah satu gambaran terindah

I've come across in this research

yang pernah saya temui dalam riset ini

of how minds interpenetrate

tentang bagaimana pikiran saling menembusi

was written by a great theorist and scientist

ditulis oleh oleh seorang teoris dan ilmuwan besar

named Douglas Hofstadter at the University of Indiana.

bernama Douglas Hofstadter di Universitas Indiana.

He was married to a woman named Carol,

Dia menikahi seorang wanita bernama Carol,

and they had a wonderful relationship.

dan mereka mempunyai hubungan yang sangat indah.

When their kids were five and two,

Ketika anak-anak mereka berusia lima dan dua,

Carol had a stroke and a brain tumor and died suddenly.

Carol terkena stroke dan tumor otak dan meninggal mendadak.

And Hofstadter wrote a book

Dan Hofstadter menulis buku

called "I Am a Strange Loop."

berjudul "Saya adalah Sebuah Lingkaran Aneh."

In the course of that book, he describes a moment --

Di dalam bukunya, ia menggambarkan satu saat --

just months after Carol has died --

hanya beberapa bulan setelah Carol meninggal --

he comes across her picture on the mantel,

ia tak sengaja menemukan fotonya dalam mantel

or on a bureau in his bedroom.

atau di laci mejanya di kamar tidur,

And here's what he wrote:

Dan ini yang ia tulis:

"I looked at her face,

"Aku menatap wajahnya,

and I looked so deeply

dan aku menatapnya dalam-dalam

that I felt I was behind her eyes.

sampai aku merasa seolah-olah berada di balik kedua matanya.

And all at once I found myself saying

Dan seketika itu juga saya menyadari saya berkata

as tears flowed,

diiringi lelehan air mata,

'That's me. That's me.'

'Itu aku. Itu aku.'

And those simple words

Dan ucapan sederhana itu

brought back many thoughts that I had had before,

membawa kembali berbagai pikiran yang pernah saya pikiran sebelumnya,

about the fusion of our souls

tentang peleburan jiwa kami

into one higher-level entity,

ke dalam satu entitas yang lebih tinggi

about the fact that at the core of both our souls

tentang kenyataan bahwa pada inti dari kedua jiwa kami

lay our identical hopes and dreams for our children,

terletak harapan dan mimpi indentik kami bagi anak-anak kami,

about the notion that those hopes

tentang bagaimana harapan-harapan itu

were not separate or distinct hopes,

tidaklah terpisah-pisah atau sendiri-sendiri,

but were just one hope,

tapi sungguh satu harapan saja,

one clear thing that defined us both,

satu hal bening yang menyatakan kami berdua,

that welded us into a unit --

yang mematri kami menjadi satu unit --

the kind of unit I had but dimly imagined

jenis unit yang pernah samar-samar saya bayangkan

before being married and having children.

sebelum menikah dan mempunyai anak.

I realized that, though Carol had died,

Saya menyadari walaupun Carol telah meninggal,

that core piece of her had not died at all,

bagian inti dirinya belum mati sama sekali,

but had lived on very determinedly in my brain."

tetapi telah bersemayam di otak saya."

The Greeks say we suffer our way to wisdom.

Orang Yunani mengatakan kita menderita demi mencapai kebijaksanaan.

Through his suffering, Hofstadter understood

Melalui penderitaannya, Hofstadter memahami

how deeply interpenetrated we are.

seberapa dalam kita saling meresapi.

Through the policy failures of the last 30 years,

Melalui kegagalan kebijakan selama 30 tahun terakhir,

we have come to acknowledge, I think,

kita telah mengakui, saya pikir,

how shallow our view of human nature has been.

betapa dangkalnya pandangan kita tentang sifat manusia.

And now as we confront that shallowness

Dan sekarang ketika kita menghadapi kedangkalan itu

and the failures that derive from our inability

dan kegagalan yang berasal dari ketidakmampuan kita

to get the depths of who we are,

untuk memahami siapa kita,

comes this revolution in consciousness --

datanglah suatu revolusi kesadaran --

these people in so many fields

orang-orang ini dari berbagai bidang

exploring the depth of our nature

menjelajahi kedalaman sifat kita

and coming away with this enchanted,

dan datang dengan hal yang mempesona ini,

this new humanism.

kemanusiaan baru ini.

And when Freud discovered his sense of the unconscious,

Dan ketika Freud menemukan sisi alam bawah sadarnya,

it had a vast effect on the climate of the times.

hal itu memberikan dampak besar pada semangat jaman waktu itu.

Now we are discovering a more accurate vision

Sekarang kita menemukan sebuah visi yang lebih akurat

of the unconscious, of who we are deep inside,

tentang alam bawah sadar -- tentang siapa kita sebenarnya.

and it's going to have a wonderful and profound

Dan ini akan memiliki efek yang indah dan mendalam

and humanizing effect on our culture.

dan efek memanusiakan pada budaya kita.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)