Sheryl WuDunn: Our century's greatest injustice

Translator: Amalia S Reviewer: Antonius Yudi Sendjaja

The global challenge that I want to talk to you about today

Tantangan global yang ingin saya bicarakan kepada Anda hari ini

rarely makes the front pages.

jarang menjadi berita utama.

It, however, is enormous

Tantangan ini, bagaimanapun juga, sangatlah besar

in both scale and importance.

baik dalam skala maupun pentingnya.

Look, you all are very well traveled;

Begini, Anda semua sangat sering bepergian;

this is TEDGlobal after all.

bagaimanapun ini adalah TEDGlobal.

But I do hope to take you to some places

Tapi saya berharap dapat membawa Anda ke beberapa tempat

you've never been to before.

yang belum pernah Anda kunjungi sebelumnya.

So, let's start off in China.

Marilah kita mulai dari Cina.

This photo was taken two weeks ago.

Foto ini diambil dua minggu lalu.

Actually, one indication is that little boy on my husband's shoulders

Sebenarnya, salah satu indikasi adalah anak kecil pada bahu suami saya itu

has just graduated from high school.

baru saja lulus SMA.

(Laughter)

(Tawa)

But this is Tiananmen Square.

Tapi ini adalah Tiananmen Square.

Many of you have been there. It's not the real China.

Kebanyakan dari Anda pernah ke sana. Itu bukanlah Cina yang sesungguhnya.

Let me take you to the real China.

Saya akan mengajak Anda untuk melihat Cina yang sesungguhnya.

This is in the Dabian Mountains

Ini adalah Pegunungan Dabian

in the remote part of Hubei province in central China.

yang terletak di daerah terpencil di provinsi Hubei di Cina tengah.

Dai Manju is 13 years old at the time the story starts.

Dai Manju berusia 13 tahun pada saat cerita ini dimulai.

She lives with her parents,

Dia tinggal bersama orang tuanya,

her two brothers and her great-aunt.

dua saudara laki-lakinya, dan bibi dari orangtuanya.

They have a hut that has no electricity,

Mereka memiliki sebuah gubuk yang tidak memiliki listrik,

no running water,

tidak ada air mengalir,

no wristwatch, no bicycle.

tidak ada arloji, dan tidak ada sepeda.

And they share this great splendor

Dan mereka berbagi kemegahan tersebut

with a very large pig.

dengan seekor babi yang sangat besar.

Dai Manju was in sixth grade when her parents said,

Dai Maju masih duduk di kelas 6 SD saat orang tuanya berkata,

"We're going to pull you out of school

“Kami akan mengeluarkanmu dari sekolah

because the 13-dollar school fees are too much for us.

karena biaya sekolah sebesar 13 dollar terlalu besar bagi kami.

You're going to be spending the rest of your life in the rice paddies.

Kamu akan menghabiskan sisa hidupmu di sawah.

Why would we waste this money on you?"

Mengapa kami harus menghamburkan uang ini untukmu?”

This is what happens to girls in remote areas.

Inilah yang terjadi pada anak-anak perempuan di daerah terpencil.

Turns out that Dai Manju was

Ternyata Dai Manju adalah

the best pupil in her grade.

murid terbaik di kelasnya.

She still made the two-hour trek to the schoolhouse

Dia masih melakukan perjalanan selama 2 jam ke sekolahnya

and tried to catch every little bit of information

dan berusaha untuk menangkap setiap kepingan informasi

that seeped out of the doors.

yang terdengar dari balik pintu kelas.

We wrote about her in The New York Times.

Kami menulis tentang dia di New York Times.

We got a flood of donations --

Kami dibanjiri oleh banyak donasi --

mostly 13-dollar checks

kebanyakan berupa cek senilai 13 dollar,

because New York Times readers are very generous

karena pembaca New York Times sangatlah dermawan

in tiny amounts

dalam jumlah kecil.

(Laughter)

(Tawa)

but then, we got a money transfer

Kemudian, kami mendapatkan transfer uang

for $10,000 --

sebesar $10.000 --

really nice guy.

seorang pria yang sangat baik.

We turned the money over to that man there, the principal of the school.

Kami memberikan uang itu kepada pria di sana, sang kepala sekolah.

He was delighted.

Dia sangat gembira.

He thought, "Oh, I can renovate the school.

Dia berpikir, “Oh, saya dapat merenovasi sekolah ini.

I can give scholarships to all the girls,

Saya dapat memberikan beasiswa kepada semua anak-anak perempuan."

you know, if they work hard and stay in school.

Anda tahu, jika mereka mau bekerja keras dan tetap bersekolah.

So Dai Manju basically

Jadi, Dai Manju akhirnya

finished out middle school.

berhasil menyelesaikan sekolah menengah.

She went to high school.

Dia melanjutkan ke SMA.

She went to vocational school for accounting.

Dia melanjutkan ke sekolah kejuruan di bidang akuntansi.

She scouted for jobs down in Guangdong province in the south.

Dia mencari pekerjaan di provinsi Guangdong di daerah selatan.

She found a job, she scouted for jobs

Dia menemukan pekerjaan, dia membantu mencarikan pekerjaan

for her classmates and her friends.

untuk teman sekelasnya dan teman-temannya

She sent money back to her family.

Dia mengirimkan uang kepada keluarganya.

They built a new house,

Mereka membangun rumah baru,

this time with running water,

kali ini rumahnya memiliki air

electricity, a bicycle,

listrik, sebuah sepeda,

no pig.

dan tanpa babi.

What we saw was a natural experiment.

Apa yang kita lihat adalah sebuah fenomena alam.

It is rare to get an exogenous investment

Sangatlah jarang untuk mendapatkan investasi dari luar

in girls' education.

bagi pendidikan anak-anak perempuan.

And over the years, as we followed Dai Manju, we were able to see

Dan selama bertahun-tahun, di saat kami mengikuti kehidupan Dai Manju, kami dapat melihat

that she was able to move out of a vicious cycle

bahwa dia bisa keluar dari lingkaran setan

and into a virtuous cycle.

dan masuk ke dalam lingkaran baik.

She not only changed her own dynamic,

Dia bukan hanya mengubah dinamikanya sendiri,

she changed her household, she changed her family, her village.

tetapi dia juga mengubah rumah tangganya, keluarganya, desanya.

The village became a real standout.

Desanya menjadi sangat menonjol.

Of course, most of China was flourishing at the time,

Tentunya, sebagian besar wilayah Cina berkembang pada saat ini,

but they were able to get a road built

tapi mereka dapat membangun sebuah jalan raya

to link them up to the rest of China.

yang menghubungkan mereka dengan seluruh pelosok Cina.

And that brings me to my first major

Dan hal itu yang membawa saya kepada salah satu

of two tenets of "Half the Sky."

dari dua prinsip “Separuh Langit".

And that is that

Bahwa

the central moral challenge

tantangan moral terpenting

of this century

pada abad ini

is gender inequity.

adalah ketidaksetaraan jenis kelamin.

In the 19th century, it was slavery.

Pada abad ke-19 tantangannya adalah perbudakan.

In the 20th century, it was totalitarianism.

Pada abad ke-20 tantangannya adalah totaliterisme.

The cause of our time

Pada jaman kita penyebabnya

is the brutality that so many people

adalah kebrutalan yang dihadapi begitu banyak orang

face around the world because of their gender.

di seluruh dunia karena jenis kelamin mereka.

So some of you may be thinking,

Jadi beberapa dari Anda mungkin berpikir,

"Gosh, that's hyperbole.

"Wah, itu hiperbola.

She's exaggerating."

Dia berlebihan."

Well, let me ask you this question.

Baik, coba saya tanya kepada Anda.

How many of you think there are more males or more females in the world?

Berapa dari kalian yang berpendapat ada lebih banyak laki-laki atau perempuan di dunia ini?

Let me take a poll. How many of you think there are more males in the world?

Coba saya hitung. Berapa dari kalian berpendapat lebih banyak laki-laki di dunia ini?

Hands up, please.

Tolong angkat tangan.

How many of you think -- a few -- how many of you there are more females in the world?

Berapa dari kalian yang berpendapat lebih banyak perempuan di dunia ini?

Okay, most of you.

Oke, sebagian besar dari kalian.

Well, you know this latter group, you're wrong.

Jika Anda berpendapat demikian, maka Anda salah.

There are, true enough,

Hal ini benar

in Europe and the West,

di Eropa dan di negara Barat,

when women and men

ketika perempuan dan laki-laki

have equal access to food and health care,

mempunyai kesetaraan terhadap kebutuhan pokok dan kesehatan,

there are more women, we live longer.

terdapat lebih banyak perempuan, karena kita hidup lebih lama.

But in most of the rest of the world, that's not the case.

Tapi di belahan dunia lain, hal itu tidak terjadi.

In fact, demographers have shown

Kenyataannya, ahli demografi telah menunjukkan

that there are anywhere between 60 million

ada sekitar 60 juta

and 100 million

sampai 100 juta

missing females in the current population.

wanita yang hilang di dalam populasi sekarang.

And, you know, it happens for several reasons.

Dan, tahukah Anda, hal itu terjadi karena beberapa sebab.

For instance, in the last half-century,

Misalnya, dalam setengah abad terakhir,

more girls were discriminated to death

lebih banyak perempuan yang didiskriminasi sampai mati

than all the people killed on all the battlefields

daripada jumlah orang yang terbunuh di seluruh medan perang

in the 20th century.

pada abad ke-20.

Sometimes it's also because of the sonogram.

Terkadang hal itu disebabkan oleh hasil USG.

Girls get aborted before they're even born

Janin perempuan diaborsi sebelum mereka lahir

when there are scarce resources.

ketika terjadi kekurangan sumber daya.

This girl here, for instance,

Gadis ini, contohnya,

is in a feeding center in Ethiopia.

berada di pusat pemberian makanan di Ethiopia.

The entire center was filled with girls like her.

Pusat tersebut dipenuhi oleh gadis-gadis seperti dia.

What's remarkable is that her brothers, in the same family,

Yang mengejutkan adalah saudara laki-lakinya, dari keluarga yang sama

were totally fine.

baik-baik saja.

In India, in the first year of life,

Di India, bayi yang baru lahir,

from zero to one,

dari umur nol sampai satu tahun,

boy and girl babies basically survive at the same rate

bayi perempuan dan laki-laki dapat bertahan hidup pada tingkat yang sama

because they depend upon the breast,

karena mereka tergantung pada payudara ibunya,

and the breast shows no son preference.

dan payudara tidak memiliki preferensi pada anak laki-laki.

From one to five,

Dari umur satu sampai lima tahun,

girls die at a 50 percent higher mortality rate

angka kematian anak-anak perempuan 50 persen lebih tinggi

than boys, in all of India.

dibandingkan anak laki-laki, di seluruh India.

The second tenet of "Half the Sky"

Prinsip kedua dari “Separuh Langit”

is that, let's put aside the morality of all the right and wrong of it all,

adalah, marilah kita mengesampingkan apa yang benar dan apa yang salah.

and just on a purely practical level,

Dan hanya pada tingkatan praktis,

we think that

kita berpikir bahwa

one of the best ways to fight poverty and to fight terrorism

salah satu jalan yang terbaik untuk memerangi kemiskinan dan melawan terorisme

is to educate girls

adalah dengan mendidik anak-anak perempuan

and to bring women into the formal labor force.

dan mendorong para perempuan untuk bekerja.

Poverty, for instance.

Kemiskinan, misalnya,

There are three reasons why this is the case.

Ada tiga alasan mengapa hal ini terjadi.

For one, overpopulation is one of

Pertama, kelebihan penduduk

the persistent causes of poverty.

yang terus-menerus menjadi salah satu penyebab kemiskinan

And you know, when you educate a boy,

Dan tahukah Anda, ketika Anda mendidik seorang anak laki-laki

his family tends to have fewer kids,

keluarganya cenderung memiliki anak yg lebih sedikit

but only slightly.

tetapi tidak begitu signifikan.

When you educate a girl,

Ketika Anda mendidik seorang anak perempuan,

she tends to have significantly fewer kids.

ia cenderung memiliki anak yang jumlahnya jauh lebih sedikit.

The second reason is

Alasan kedua

it has to do with spending.

ada hubungannya dengan pengeluaran

It's kind of like the dirty, little secret of poverty,

Ini semacam rahasia busuk dari kemiskinan,

which is that,

yaitu,

not only do poor people

orang miskin tidak hanya

take in very little income,

memperoleh pendapatan yang sangat sedikit,

but also, the income that they take in,

tetapi juga, pendapatan yang mereka peroleh

they don't spend it very wisely,

tidak digunakan secara bijaksana.

and unfortunately, most of that spending is done by men.

Dan sayangnya, sebagian besar pengeluaran dilakukan oleh para lelaki.

So research has shown,

Jadi, penelitian telah menunjukkan,

if you look at people who live under two dollars a day --

jika Anda melihat orang-orang yang hidup di bawah dua dolar per hari --

one metric of poverty --

satu indikator kemiskinan --

two percent of that take-home pay

dua persen dari pendapatan

goes to this basket here, in education.

masuk ke keranjang ini, yaitu pendidikan

20 percent goes to a basket that is a combination of

20 persen masuk ke keranjang yang merupakan kombinasi dari

alcohol, tobacco, sugary drinks --

alkohol, tembakau, minuman manis

and prostitution and festivals.

dan prostitusi dan pesta.

If you just take four percentage points

Jika Anda hanya mengambil empat persen

and put it into this basket,

dan memasukkannya ke dalam keranjang pendidikan

you would have a transformative effect.

Anda akan memperoleh efek yang transformatif.

The last reason has to do

Alasan terakhir ada hubungannya

with women being part of the solution, not the problem.

dengan perempuan yang menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah.

You need to use scarce resources.

Anda perlu menggunakan sumber daya yang langka.

It's a waste of resources if you don't use someone like Dai Manju.

Ini adalah pemborosan sumber daya jika Anda tidak menggunakan seseorang seperti Dai Manju.

Bill Gates put it very well

Bill Gates menuturkannya dengan sangat tepat

when he was traveling through Saudi Arabia.

ketika dia sedang bepergian ke Arab Saudi.

He was speaking to an audience much like yourselves.

Dia berbicara kepada penonton seperti kalian.

However, two-thirds of the way there was a barrier.

Namun, ada penghalang pada sepertiga bagian panggung di belakang.

On this side was men,

Di sisi sebelah sini adalah laki-laki,

and then the barrier, and this side was women.

dan kemudian penghalang, dan di sisi lainnya adalah wanita.

And someone from this side of the room got up and said,

Dan seseorang dari sisi laki-laki berdiri dan berkata,

"Mr. Gates, we have here as our goal in Saudi Arabia

"Pak Gates, kami di sini ingin menjadikan Arab Saudi

to be one of the top 10 countries

sebagai salah satu dari 10 negara teratas

when it comes to technology.

di bidang teknologi.

Do you think we'll make it?"

Menurut Anda, apakah kami akan mencapainya?

So Bill Gates, as he was staring out at the audience, he said,

Bill Gates, sambil menatap ke penonton, dia berkata,

"If you're not fully utilizing half the resources in your country,

"Jika Anda tidak sepenuhnya memanfaatkan setengah dari sumber daya di negara Anda,

there is no way you will get anywhere near the top 10."

tidak mungkin Anda dapat mendekati 10 besar."

So here is Bill of Arabia.

Jadi ini adalah Bill dari Arab.

(Laughter)

(Tawa)

So what would some of the specific challenges

Jadi seperti apakah tantangan-tantangan yang spesifik

look like?

itu?

I would say, on the top of the agenda

Saya rasa, di agenda paling atas

is sex trafficking.

adalah perdagangan seks.

And I'll just say two things about this.

Dan saya akan mengatakan dua hal tentang ini.

The slavery at the peak of the slave trade

Pada saat puncak perdagangan budak

in the 1780s:

di tahun 1780:

there were about 80,000 slaves

ada sekitar 80.000 budak

transported from Africa to the New World.

yang diangkut dari Afrika ke Dunia Baru.

Now, modern slavery:

Sekarang, perbudakan modern:

according to State Department rough statistics,

menurut perkiraan statistik Departemen Luar Negeri,

there are about 800,000 -- 10 times the number --

terdapat sekitar 800.000 -- 10 kali dari angka tadi --

that are trafficked across international borders.

orang yang diperdagangkan melintasi perbatasan internasional.

And that does not even include those

Dan itu tidak termasuk mereka

that are trafficked within country borders,

yang diperdagangkan di dalam negeri,

which is a substantial portion.

yang jumlahnya cukup banyak.

And if you look at

Dan jika Anda melihat

another factor, another contrast,

faktor lain, perbedaan lain,

a slave back then is worth

budak saat itu bernilai

about $40,000

sekitar $40.000

in today's money.

dalam uang sekarang.

Today, you can buy a girl trafficked

Sekarang, Anda bisa membeli seorang gadis yang diperdagangkan

for a few hundred dollars,

senilai beberapa ratus dolar

which means she's actually more disposable.

yang berarti dia sebenarnya lebih gampang dibuang.

But you know, there is progress being made

Tapi tahukah Anda, kita bisa melihat kemajuan

in places like Cambodia and Thailand.

di tempat-tempat seperti Kamboja dan Thailand.

We don't have to expect a world

Kita tidak perlu lagi mengharapkan dunia

where girls are bought and sold or killed.

di mana anak perempuan dapat dibeli dan dijual atau dibunuh.

The second item on the agenda

Poin kedua dalam agenda ini

is maternal mortality.

adalah kematian ibu.

You know, childbirth in this part of the world

Tahukah Anda, kelahiran anak di tempat ini

is a wonderful event.

adalah momen yang luar biasa.

In Niger, one in seven women

Di Niger, satu dari tujuh perempuan

can expect to die during childbirth.

diperkirakan meninggal saat melahirkan.

Around the world,

Di seluruh dunia,

one woman dies every minute and a half from childbirth.

satu perempuan meninggal setiap menit dan setengahnya meninggal karena melahirkan.

You know, it's not as though

Tahukah Anda, hal tersebut bukan seperti

we don't have the technological solution,

kita tidak memiliki solusi teknologi,

but these women have three strikes against them:

tetapi perempuan-perempuan ini memiliki tiga serangan terhadap mereka:

they are poor, they are rural

mereka miskin, mereka orang desa

and they are female.

dan mereka adalah perempuan.

You know, for every woman who does die,

Tahukah Anda, untuk setiap wanita yang meninggal,

there are 20 who survive

ada 20 orang yang dapat bertahan hidup

but end up with an injury.

tetapi berakhir dengan cedera.

And the most devastating injury

Dan cedera paling dahsyat

is obstetric fistula.

adalah fistula obstetrik.

It's a tearing during obstructed labor

Ini adalah perobekan yang terjadi pada persalinan yang terhambat

that leaves a woman incontinent.

yang membuat seorang wanita menderita pertarakan.

Let me tell you about Mahabuba.

Saya akan bercerita tentang Mahabuba.

She lives in Ethiopia.

Dia tinggal di Ethiopia.

She was married against her will at age 13.

Dia menikah diluar kehendaknya di usia 13 tahun.

She got pregnant, ran to the bush to have the baby,

Dia hamil, melarikan diri ke semak-semak untuk melahirkan,

but you know, her body was very immature,

tapi Anda tahu, tubuhnya belum matang,

and she ended up having obstructed labor.

dan dia akhirnya mengalami komplikasi persalinan.

The baby died, and she ended up with a fistula.

Bayi itu meninggal, dan dia akhirnya mempunyai fistula.

So that meant she was incontinent;

Itu berarti dia menderita pertarakan;

she couldn't control her wastes.

dia tidak bisa mengendalikan kotorannya.

In a word, she stank.

Singkat kata, tubuhnya berbau busuk.

The villagers thought she was cursed; they didn't know what to do with her.

Orang-orang kampung mengira dirinya terkutuk; mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan.

So finally, they put her at the edge of the village in a hut.

Akhirnya, mereka menempatkannya di pinggir desa di sebuah gubuk.

They ripped off the door

Mereka merobek pintunya

so that the hyenas would get her at night.

sehingga dubuk-dubuk liar akan menyerangnya di malam hari.

That night, there was a stick in the hut.

Pada malam itu, dia menemukan tongkat di gubuk tersebut.

She fought off the hyenas with that stick.

Dia berjuang untuk melawan dubuk tersebut dengan tongkat itu.

And the next morning,

Dan keesokan harinya,

she knew if she could get to a nearby village where there was a foreign missionary,

dia tahu jika dia bisa pergi ke sebuah desa di dekatnya di mana ada misionaris asing

she would be saved.

dia akan diselamatkan.

Because she had some damage to her nerves,

Karena dia menderita beberapa kerusakan pada syarafnya,

she crawled all the way -- 30 miles --

dia merangkak sepanjang perjalanannya -- 30 mil (48.2 km) --

to that doorstep, half dead.

ke depan sebuah pintu, hampir meninggal.

The foreign missionary opened the door,

Seorang misionaris asing membukakannya pintu,

knew exactly what had happened,

tahu persis apa yang terjadi,

took her to a nearby fistula hospital in Addis Ababa,

membawanya ke rumah sakit fistula terdekat di Addis Ababa,

and she was repaired

dan dia dioperasi

with a 350-dollar operation.

dengan biaya 350 dolar.

The doctors and nurses there noticed

Para dokter dan perawat di sana menyadari

that she was not only a survivor,

bahwa dia tidak hanya bisa bertahan,

she was really clever, and they made her a nurse.

dia sangat pintar, dan mereka menjadikannya seorang perawat.

So now, Mahabuba,

Sekarang, Mahabuba

she is saving the lives

menyelamatkan nyawa

of hundreds, thousands, of women.

dan ratusan, ribuan wanita.

She has become part of the solution, not the problem.

Dia telah menjadi bagian dari solusi, bukan masalah.

She's moved out of a vicious cycle

Dia keluar dari lingkaran setan

and into a virtuous cycle.

dan masuk ke dalam lingkaran yang baik.

I've talked about some of the challenges,

Saya telah berbicara tentang beberapa tantangan,

let me talk about some of the solutions,

sekarang saya ingin bicara tentang beberapa solusi,

and there are predictable solutions.

dan ini adalah solusi yang dapat diprediksi.

I've hinted at them: education

Saya telah menunjukkan beberapa di antaranya: pendidikan

and also economic opportunity.

dan juga kesempatan ekonomi.

So of course, when you educate a girl,

Jadi tentu saja, ketika Anda mendidik anak perempuan,

she tends to get married later on in life,

dia kemungkinan besar akan menikah

she tends to have kids later on in life, she tends to have fewer kids,

lalu cenderung untuk memiliki anak kemudian, dia cenderung memiliki anak yang lebih sedikit

and those kids that she does have,

dan anak-anak tersebut

she educates them in a more enlightened fashion.

akan dididik dengan cara yang lebih baik.

With economic opportunity,

Kesempatan ekonomi

it can be transformative.

memungkinkan terjadinya perubahan.

Let me tell you about Saima.

Saya akan bercerita tentang Saima.

She lives in a small village outside Lahore, Pakistan.

Dia tinggal di sebuah desa kecil di luar Lahore, Pakistan.

And at the time, she was miserable.

Dan pada waktu itu, dia sangat menyedihkan.

She was beaten every single day

Dia dipukuli setiap hari

by her husband, who was unemployed.

oleh suaminya, yang seorang pengangguran.

He was kind of a gambler type -- and unemployable, therefore --

Suaminya adalah penjudi -- dan tidak dapat bekerja, sehingga --

and took his frustrations out on her.

dan melampiaskan rasa frustasi kepadanya

Well, when she had her second daughter,

Nah, ketika dia melahirkan putri keduanya,

her mother in-law told her son,

ibu mertuanya berkata kepada anak lelakinya,

"I think you'd better get a second wife.

"Saya pikir lebih baik kamu mencari istri kedua.

Saima's not going to produce you a son."

Saima tidak akan memberikanmu anak laki-laki."

This is when she had her second daughter.

Ini terjadi pada saat dia memiliki putri keduanya.

At the time, there was

Ketika itu, terdapat

a microlending group in the village

suatu kelompok pemberi pinjaman mikro di desanya

that gave her a 65-dollar loan.

yang memberikan pinjaman kepadanya sebesar 65 dolar.

Saima took that money,

Saima mengambil uang itu,

and she started an embroidery business.

dan dia memulai bisnis bordir.

The merchants liked her embroidery; it sold very well,

Para pedagang menyukai bordirnya; sehingga laris terjual,

and they kept asking for more.

dan mereka terus memesan produknya dengan jumlah yang lebih banyak.

And when she couldn't produce enough,

Dan ketika dia tidak bisa memenuhi permintaan mereka,

she hired other women in the village.

dia menyewa perempuan lain di desanya.

Pretty soon she had 30 women in the village

Tak lama kemudian, 30 perempuan di desa tersebut

working for her embroidery business.

bekerja untuk bisnis bordirnya.

And then,

Dan kemudian,

when she had to transport all of the embroidery goods

ketika dia harus mengangkut semua barang bordir

from the village to the marketplace,

dari desa ke pasar,

she needed someone to help her do the transport,

ia membutuhkan seseorang untuk membantunya mengangkut barang-barangnya,

so she hired her husband.

sehingga dia mempekerjakan suaminya.

So now they're in it together.

Sekarang mereka bekerjasama dalam bisnis itu.

He does the transportation and distribution,

Suaminya mengelola transportasi dan distribusi,

and she does the production and sourcing.

dan dia mengelola produksi dan pembelian barang.

And now they have a third daughter,

Dan sekarang mereka memiliki putri ketiga,

and the daughters, all of them, are being tutored in education

dan putri-putrinya, semuanya, mendapat pendidikan

because Saima knows what's really important.

karena Saima tahu apa yang benar-benar penting.

Which brings me to the final element, which is education.

Ini membawa saya ke elemen terakhir, yaitu pendidikan.

Larry Summers, when he was chief economist at the World Bank,

Larry Summers, ketika dia menjadi kepala ekonom di Bank Dunia,

once said that, "It may well be

pernah berkata bahwa, "Kemungkinan,

that the highest return on investment

laba tertinggi atas investasi

in the developing world

di negara berkembang

is in girls' education."

adalah di bidang pendidikan anak perempuan."

Let me tell you about Beatrice Biira.

Saya akan bercerita tentang Beatrice Biira.

Beatrice was living in Uganda

Beatrice tinggal di Uganda

near the Congo border,

dekat perbatasan Kongo,

and like Dai Manju, she didn't go to school.

dan seperti Dai Manju, dia tidak pergi ke sekolah.

Actually, she had never been to school,

Sebenarnya, dia sama sekali belum pernah

not to a lick, one day.

menginjakkan kakinya di sekolah.

Her parents, again, said,

Orangtuanya, lagi-lagi, berkata,

"Why should we spend the money on her?

"Mengapa kita harus menghabiskan uang untuk dirinya?

She's going to spend most of her life lugging water back and forth."

Dia akan menghabiskan sebagian besar hidupnya mengangkat air dari satu tempat ke tempat lain."

Well, it just so happens, at that time,

Kebetulan, pada waktu itu,

there was a group in Connecticut

terdapat suatu komunitas di Connecticut

called the Niantic Community Church Group in Connecticut.

yaitu “Komunitas Gereja Niantic di Connecticut”.

They made a donation to an organization

Mereka memberikan sumbangan untuk sebuah organisasi

based in Arkansas

yang berbasis di Arkansas

called Heifer International.

yaitu Heifer International.

Heifer sent two goats to Africa.

Heifer mengirimkan dua kambing ke Afrika.

One of them ended up with Beatrice's parents,

Salah satunya diberikan kepada orang tua Beatrice.

and that goat had twins.

Dan kambing tersebut melahirkan kambing kembar.

The twins started producing milk.

Kambing kembar tersebut mulai memproduksi susu.

They sold the milk for cash.

Mereka menjual susu untuk mendapatkan uang.

The cash started accumulating,

Uang tersebut mulai bertambah,

and pretty soon the parents said,

dan orang tuanya segera berkata,

"You know, we've got enough money. Let's send Beatrice to school."

"Kau tahu, kita sudah punya cukup uang. Mari kita daftarkan Beatrice ke sekolah."

So at nine years of age,

Jadi pada usia sembilan tahun,

Beatrice started in first grade --

Beatrice masuk ke kelas 1 SD --

after all, she'd never been to a lick of school --

bagaimanapun juga, dia tidak pernah menginjak kakinya ke sekolah --

with a six year-old.

dengan anak-anak umur enam tahun.

No matter, she was just delighted to be in school.

Tidak masalah, dia hanya senang berada di sekolah.

She rocketed to the top of her class.

Prestasinya naik ke puncak di kelasnya.

She stayed at the top of her class

Dia menjadi murid yang sangat berprestasi

through elementary school, middle school,

di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah,

and then in high school,

dan kemudian di SMA

she scored brilliantly on the national examinations

dia mendapat nilai cemerlang di ujian nasional,

so that she became the first person in her village,

sehingga dia menjadi orang pertama di desanya,

ever, to come to the United States

yang pergi ke Amerika Serikat

on scholarship.

dengan beasiswa.

Two years ago,

Dua tahun lalu,

she graduated from Connecticut College.

dia lulus dari Connecticut College.

On the day of her graduation,

Pada hari kelulusannya,

she said, "I am the luckiest girl alive

Dia berkata, "Akulah gadis yang paling beruntung

because of a goat."

karena seekor kambing."

(Laughter)

(Tawa)

And that goat was $120.

Dan kambing itu senilai $120.

So you see how transformative

Jadi, Anda telah melihat bagaimana transformatifnya

little bits of help can be.

bantuan-bantuan dalam bentuk kecil.

But I want to give you a reality check.

Tetapi saya ingin memberikan kenyataan yang sesungguhnya.

Look: U.S. aid, helping people is not easy,

Begini: bantuan AS, membantu orang bukanlah hal yang mudah.

and there have been books that have criticized U.S. aid.

Dan ada buku yang mengkritik bantuan AS.

There's Bill Easterly's book.

Ada buku dari Bill Easterly.

There's a book called "Dead Aid."

Ada sebuah buku yang berjudul "Bantuan Mati."

You know, the criticism is fair;

Anda tahu, kritik adalah wajar,

it isn't easy.

hal itu tidak mudah.

You know, people say how

Anda tahu, orang-orang berbicara tentang bagaimana

half of all water well projects, a year later, are failed.

setengah dari semua proyek air sumur gagal dalam setahun.

When I was in Zimbabwe,

Ketika saya masih di Zimbabwe,

we were touring a place with the village chief --

kami berjalan-jalan ke suatu tempat dengan kepala desa --

he wanted to raise money for a secondary school --

ia ingin mengumpulkan uang untuk sekolah menengah --

and there was some construction a few yards away,

dan ada beberapa bangunan beberapa meter jauhnya,

and I said, "What's that?"

dan saya berkata, "Apa itu?"

He sort of mumbled.

Dia seperti bergumam.

Turns out that it's a failed irrigation project.

Ternyata itu adalah proyek irigasi yang gagal.

A few yards away was a failed chicken coop.

Beberapa meter dari sana juga terdapat kandang ayam yang gagal.

One year, all the chickens died, and no one wanted to put the chickens in there.

Dalam jangka waktu satu tahun, semua ayam mati, dan tak seorang pun ingin meletakkan ayam di sana.

It's true, but we think that you don't through the baby out with the bathwater;

Memang benar, namun kami berpikir bahwa Anda tidak membuang sesuatu yang berharga hanya karena suatu hal yang gagal

you actually improve.

Anda benar-benar harus memperbaikinya.

You learn from your mistakes, and you continuously improve.

Anda belajar dari kesalahan Anda, dan Anda terus-menerus memperbaikinya

We also think that individuals

Kami juga berpikir bahwa setiap individu

can make a difference, and they should,

dapat membawa perubahan, dan mereka harus,

because individuals, together,

karena setiap individu, bersama-sama,

we can all help create a movement.

kita semua dapat membantu menciptakan suatu gerakan.

And a movement of men and women

Dan gerakan laki-laki dan perempuan

is what's needed to bring about social change,

merupakan sesuatu yang dibutuhkan untuk menciptakan perubahan sosial,

change that will address

perubahan yang akan mengatasi

this great moral challenge.

tantangan moral yang besar ini.

So then, I ask,

Sekarang saya ingin bertanya,

what's in it for you?

Apa keuntungannya bagi Anda?

You're probably asking that. Why should you care?

Anda mungkin bertanya itu. Mengapa Anda harus peduli?

I will just leave you with two things.

Saya hanya akan memberikan dua hal.

One is that research shows

Salah satunya adalah penelitian yang menunjukkan

that once you have

bahwa setelah Anda memiliki

all of your material needs taken care of --

semua bahan kebutuhan pokok --

which most of us, all of us, here in this room do --

yang kebanyakan dari kita, kita semua, dalam ruangan ini, telah memilikinya --

research shows that

penelitian menunjukkan bahwa

there are very few things in life

terdapat sedikit hal dalam kehidupan ini

that can actually elevate your level of happiness.

yang sesungguhnya mampu mengangkat tingkat kebahagiaan Anda.

One of those things

Salah satunya

is contributing to a cause larger than yourself.

adalah memberikan kontribusi terhadap sesuatu yang lebih besar dari diri Anda sendiri

And the second thing,

Dan hal kedua.

it's an anecdote that I'll leave you with.

Ini adalah sebuah anekdot yang akan saya berikan kepada Anda.

And that is the story

Dan ini adalah kisah

of an aid worker in Darfur.

seorang pekerja amal di Darfur.

Here was a woman

Inilah seorang wanita

who had worked in Darfur,

yang pernah bekerja di Darfur.

seeing things that no human being should see.

yang pernah melihat peristiwa yang tidak patut dilihat oleh orang lain.

Throughout her time there,

Sepanjang waktunya di sana,

she was strong, she was steadfast.

dia kuat, dia tabah.

She never broke down.

Dia tidak pernah merasa sedih.

And then she came back to the United States

Dan kemudian dia kembali ke Amerika Serikat

and was on break, Christmas break.

untuk berlibur, liburan Natal.

She was in her grandmother's backyard,

Dia sedang berada di halaman belakang rumah neneknya,

and she saw something that made her break down in tears.

dan dia melihat sesuatu yang membuatnya menangis.

What that was

Hal itu adalah

was a bird feeder.

tempat makanan burung.

And she realized that she had the great fortune

Dan dia menyadari bahwa dia sangat beruntung

to be born in a country

karena dilahirkan di negara

where we take security for granted,

di mana kita diberikan perlindungan,

where we not only can feed, clothe

di mana kita tidak hanya dapat makan, berpakaian,

and house ourselves,

dan berlindung di rumah kita sendiri,

but also provide for wild birds

tetapi kita juga dapat memberikan makanan untuk burung liar

so they don't go hungry in the winter.

sehingga mereka tidak kelaparan di musim dingin.

And she realized that with that great fortune

Dan dia menyadari bahwa semakin besarnya keberuntungan yang kita dapat,

comes great responsibility.

muncul tanggung jawab yang lebih besar.

And so, like her,

Maka, seperti dia,

you, me,

Anda, saya,

we have all won the lottery of life.

kita semua telah memenangkan lotre kehidupan.

And so the question becomes:

Dan pertanyaannya adalah:

how do we discharge that responsibility?

bagaimana kita bisa melaksanakan tanggung jawab itu?

So, here's the cause.

Jadi inilah yang bisa kita lakukan.

Join the movement.

Bergabunglah dengan gerakan.

Feel happier and help save the world.

Berbahagialah dan bantulah untuk menyelamatkan dunia.

Thank you very much.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)