A promising test for pancreatic cancer ... from a teenager | Jack Andraka

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Ade Indarta

Have you ever experienced a moment in your life

Apakah Anda pernah mengalami saat

that was so painful and confusing,

yang begitu menyakitkan dan membingungkan

sehingga Anda hanya ingin

that all you wanted to do

belajar sebanyak mungkin untuk dapat memahaminya?

was learn as much as you could to make sense of it all?

When I was 13, a close family friend who was like an uncle to me

Saat berusia 13 tahun, seorang kerabat dekat

sudah seperti paman bagi saya

passed away from pancreatic cancer.

meninggal karena kanker pankreas.

When the disease hit so close to home,

Saat penyakit itu begitu dekat

I knew I needed to learn more.

saya tahu saya harus belajar lebih banyak

So I went online to find answers.

jadi saya mencari jawabannya di internet.

Using the Internet, I found a variety of statistics on pancreatic cancer,

Dengan internet, saya menemukan berbagai data statistik

tentang kanker pankreas,

and what I had found shocked me.

dan hal itu membuat saya terkejut.

Lebih dari 85 persen kanker pankreas

Over 85 percent of all pancreatic cancers are diagnosed late,

terlambat didiagnosis,

when someone has less than a two percent chance of survival.

di saat kesempatan seseorang untuk dapat hidup hanya kurang dari 2 persen.

Why are we so bad at detecting pancreatic cancer?

Mengapa prestasi kita dalam mendeteksi kanker pankreas sangat buruk?

The reason?

Alasannya? Pengobatan modern saat ini

Today's current "modern" medicine is a 60-year-old technique.

sudah berusia 60 tahun.

That's older than my dad.

Lebih tua daripada ayah saya.

(Laughter)

(Tawa)

But also, it's extremely expensive, costing 800 dollars per test,

Namun, pengobatan ini juga sangat mahal

biayanya 800 dolar untuk setiap tes

and it's grossly inaccurate, missing 30 percent of all pancreatic cancers.

dan sangat tidak akurat,

melewatkan 30 persen dari kanker pankreas.

Your doctor would have to be ridiculously suspicious that you have the cancer

Dokter Anda harus benar-benar curiga berlebihan

bahwa Anda menderita kanker untuk menjalankan tes ini.

in order to give you this test.

Learning this, I knew there had to be a better way.

Belajar dari hal ini, saya tahu harus ada cara yang lebih baik.

So, I set up scientific criteria

Jadi saya membuat kriteria ilmiah

as to what a sensor would have to look like

tentang bagaimana sensor itu seharusnya

in order to effectively diagnose pancreatic cancer.

untuk dapat mendiagnosis kanker pankreas secara efektif.

The sensor would have to be:

Sensor itu harus murah, cepat,

inexpensive, rapid, simple, sensitive,

sederhana, peka, selektif,

selective, and minimally invasive.

dan tidak berbahaya bagi tubuh.

Lalu ada alasan mengapa tes ini

Now, there's a reason why this test hasn't been updated in over six decades.

belum diperbaharui dalam lebih dari 6 dasawarsa,

And that's because when we're looking for pancreatic cancer,

yaitu karena saat kita mencari kanker pankreas,

we're looking at your bloodstream,

kita melihat aliran darah Anda

yang sudah dipenuhi dengan segala macam protein,

which is already abundant in all these tons and tons of protein,

and you're looking for this miniscule difference in this tiny amount of protein.

dan Anda mencari satu perbedaan kecil

pada jenis protein yang sedikit ini.

Just this one protein.

hanya satu protein ini.

Itu hampir tidak mungkin.

That's next to impossible.

Namun, sifat pantang menyerah dari optimisme remaja saya --

However, undeterred due to my teenage optimism --

(Laughter)

(Tepuk tangan) --

(Applause)

I went online to a teenager's two best friends, Google and Wikipedia.

saya mencari dua sahabat terbaik bagi remaja,

Google dan Wikipedia.

I got everything for my homework from those two sources.

Saya mendapat semua bahan untuk PR saya dari kedua sumber ini.

(Laughter)

Dan saya menemukan sebuah artikel

And what I had found was an article

that listed a database of over 8,000 different proteins

yang memuat daftar lebih dari 8.000 protein berbeda

that are found when you have pancreatic cancer.

yang ditemukan saat Anda menderita kanker pankreas.

So, I decided to go and make it my new mission

Jadi saya membuat misi baru untuk

to go through all these proteins,

memeriksa seluruh protein ini dan mencari protein mana

and see which ones could serve as a bio-marker for pancreatic cancer.

yang dapat menjadi penanda kanker pankreas.

Dan untuk sedikit menyederhanakan hal ini,

And to make it a bit simpler for myself,

I decided to map out scientific criteria, and here it is.

saya memutuskan untuk memetakan kriteria ilmiah, yaitu:

Essentially, first, the protein would have to be found in all pancreatic cancers,

Pertama, protein ini ditemukan dengan kadar tinggi

pada aliran darah penderita kanker pankreas

at high levels in the bloodstream,

pada tahap awal, namun juga hanya ditemukan pada penderita kanker.

in the earliest stages, but also only in cancer.

And so I'm just plugging and chugging through this gargantuan task,

Lalu saya hanya berkutat pada tugas raksasa ini,

and finally, on the 4,000th try,

dan akhirnya, pada percobaan ke 4.000

when I'm close to losing my sanity,

saat saya hampir kehilangan kewarasan

I find the protein.

saya menemukan protein itu.

And the name of the protein I'd located was called mesothelin,

Dan nama protein yang saya temukan

adalah mesothelin,

and it's just your ordinary, run-of-the-mill type protein,

dan ini adalah jenis protein yang biasa saja,

kecuali jika Anda menderita kanker pankreas,

unless, of course, you have pancreatic, ovarian or lung cancer,

kanker indung telur, atau paru-paru

in which case it's found at these very high levels in your bloodstream.

protein ini memiliki kadar yang sangat tinggi dalam darah.

But also, the key is that it's found in the earliest stages of the disease,

Namun kuncinya adalah

protein ini ditemukan pada tahap awal dari penyakit ini,

when someone has close to 100 percent chance of survival.

saat seseorang memiliki kesempatan untuk sembuh

hampir 100 persen.

Kini saya menemukan protein yang dapat saya deteksi,

So now that I'd found a reliable protein I could detect,

I then shifted my focus to actually detecting that protein,

saya lalu beralih bagaimana cara mendeteksi protein itu,

and thus, pancreatic cancer.

dan mendeteksi kanker pankreas.

Terobosan saya datang dari tempat yang tidak diduga,

Now, my breakthrough came in a very unlikely place,

possibly the most unlikely place for innovation --

mungkin tempat yang paling tidak diduga,

kelas biologi saya di SMA,

my high school biology class, the absolute stifler of innovation.

pencekik mutlak dari penemuan.

(Laughter)

(Tawa) (Tepuk tangan)

(Applause)

Saya menyelundupkan artikel tentang

And I had snuck in this article on these things called carbon nanotubes,

karbon nanotube, yang merupakan pipa karbon kecil dan tipis

and that's just a long, thin pipe of carbon

that's an atom thick, and one 50,000th the diameter of your hair.

setebal sebuah atom

seperlimapuluh ribu diameter rambut Anda.

And despite their extremely small sizes,

Namun walaupun ukurannya sangat kecil,

they have these incredible properties.

benda ini memiliki sifat luar biasa.

They're kind of like the superheroes of material science.

Benda ini ibarat pahlawan super dalam ilmu bahan.

dan saat saya membaca artikel ini

And while I was sneakily reading this article under my desk in my biology class,

di bawah meja saya saat pelajaran biologi,

we were supposed to be paying attention to these other kind of cool molecules,

kita seharusnya memperhatikan

pada molekul lainnya yang disebut antibodi.

called antibodies.

And these are pretty cool because they only react

Molekul ini cukup keren karena hanya bereaksi

with one specific protein,

terhadap satu jenis protein tertentu,

but they're not nearly as interesting as carbon nanotubes.

namun tidak semenarik karbon nanotube.

Lalu saat di kelas,

And so then, I was sitting in class, and suddenly it hit me:

tiba-tiba ide itu datang:

I could combine what I was reading about, carbon nanotubes,

saya dapat menggabungkan apa yang saya baca,

karbon nanotube,

with what I was supposed to be thinking about, antibodies.

dengan apa yang seharusnya saya pikirkan, antibodi.

Essentially, I could weave a bunch of these antibodies

Pada dasarnya, saya dapat menjalin sekelompok antibodi itu

into a network of carbon nanotubes,

pada jaringan karbon nanotube

such that you have a network that only reacts with one protein,

sehingga Anda memiliki jaringan

yang hanya bereaksi terhadap satu protein,

but also, due to the properties of these nanotubes,

dan juga, karena sifat dari nanotube ini,

it will change its electrical properties,

daya hantar listirknya akan berubah

based on the amount of protein present.

berdasarkan jumlah protein yang ada.

However, there's a catch.

Namun, masalahnya

These networks of carbon nanotubes are extremely flimsy.

jaringan karbon nanotube ini sangat rapuh

dan karena sangat lunak, jaringan ini harus disangga.

And since they're so delicate, they need to be supported.

So that's why I chose to use paper.

Karena itu saya menggunakan kertas.

Making a cancer sensor out of paper is about as simple

Membuat sensor kanker dari kertas

sama mudahnya dengan membuat kue coklat chip

as making chocolate chip cookies, which I love.

yang saya gemari.

(Laughs)

You start with some water, pour in some nanotubes,

Mula-mula Anda memasak air, lalu nanotube,

add antibodies, mix it up, take some paper, dip it, dry it,

tambahkan antibodi, dicampur,

lalu masukkan kertas, celupkan, keringkan,

and you can detect cancer.

dan Anda dapat mendeteksi kanker.

(Tepuk tangan)

(Applause)

Then, suddenly, a thought occurred

Lalu tiba-tiba, saya mendapat pemikiran

that kind of put a blemish on my amazing plan here.

yang bagaikan membuat rencana luar biasa saya menjadi lumpuh.

I can't really do cancer research on my kitchen countertop.

Saya tidak dapat melakukan penelitian kanker

di dapur saya.

My mom wouldn't really like that.

Ibu saya tidak akan senang.

So instead, I decided to go for a lab.

Jadi saya memutuskan untuk pergi ke lab.

So I typed up a budget, a materials list, a timeline, and a procedure,

Jadi saya membuat anggaran, daftar bahan,

jangka waktu, dan prosedur

and I emailed it to 200 different professors

lalu mengirim email kepada 200 profesor yang berbeda

at Johns Hopkins University and the National Institutes of Health --

di Universitas John Hopkins

dan Institut Kesehatan Nasional,

essentially, anyone that had anything to do with pancreatic cancer.

pada dasarnya semua orang yang berhubungan dengan kanker pankreas.

I sat back waiting for these positive emails to be pouring in,

Saya duduk sambil menunggu semua email positif itu untuk masuk

saying, "You're a genius! You're going to save us all!"

dan berkata, "Kamu genius!

Kamu akan menyelamatkan kita semua."

And --

Dan -- (Tawa)

(Laughter)

Then reality took hold, and over the course of a month,

Lalu kenyataan berbicara,

dan selama satu bulan berikutnya,

I got 199 rejections out of those 200 emails.

saya menerima 199 penolakan dari 200 email itu.

Seorang profesor bahkan dengan teliti memeriksa seluruh prosedurnya --

One professor even went through my entire procedure,

painstakingly -- I'm not really sure where he got all this time --

saya tidak tahu bagaimana dia meluangkan waktunya --

and he went through and said why each and every step

dia memeriksa seluruh prosedur dan mengatakan mengapa setiap langkah

was like the worst mistake I could ever make.

menjadi ibarat kesalahan terbesar yang akan saya buat.

Clearly, the professors did not have as high of an opinion of my work as I did.

Jelas, para profesor itu tidak memiliki opini baik

akan pekerjaan saya sebesar yang saya miliki.

Namun, ada satu pelipur lara.

However, there is a silver lining.

One professor said, "Maybe I might be able to help you, kid."

Seorang profesor berkata, "Mungkin saya bisa menolongmu, Nak."

So, I went in that direction.

Jadi saya menuju ke arah itu.

(Laughter)

(Tawa)

As you can never say no to a kid.

Anda tidak dapat berkata tidak kepada anak-anak.

And so then, three months later,

Lalu, tiga bulan kemudian,

I finally nailed down a harsh deadline with this guy,

saya akhirnya mendapat kesempatan yang sangat ketat

and I get into his lab, I get all excited, and then I sit down,

dan pergi ke labnya.

Saya sangat senang, lalu saya duduk

I start opening my mouth and talking,

dan mulai berbicara

dan lima detik kemudian, dia memanggil doktor yang lain.

and five seconds later, he calls in another Ph.D.

Ph.D.s just flock into this little room,

Para doktor berdatangan ke ruangan kecil ini

and they're just firing these questions at me,

dan mereka terus menerus bertanya kepada saya,

and by the end, I kind of felt like I was in a clown car.

Saya merasa seperti saya dalam mobil penuh badut.

There were 20 Ph.D.s, plus me and the professor

20 orang doktor bersama saya dan profesor itu

crammed into this tiny office space,

di dalam ruangan kantor kecil

with them firing these rapid-fire questions at me,

dan mereka terus menerus bertanya kepada saya

trying to sink my procedure.

mencoba menghancurkan prosedur saya.

How unlikely is that? I mean, pshhh.

Itu sudah pasti kan? Maksud saya, pshhh.

(Laughter)

(Tawa)

However, subjecting myself to that interrogation --

Namun, dalam interogasi itu,

I answered all their questions, and I guessed on quite a few

saya menjawab semua pertanyaan

menebak beberapa tapi cukup meyakinkan

but I got them right --

dan mendapat tempat di lab yang saya perlukan.

and I finally landed the lab space I needed.

But it was shortly afterwards that I discovered my once brilliant procedure

Namun dengan cepat saya menemukan

prosedur saya yang luar biasa

had something like a million holes in it,

memiliki sejuta lubang di dalamnya,

and over the course of seven months,

dan selama tujuh bulan,

I painstakingly filled each and every one of those holes.

dengan susah payah saya menutup setiap lubang itu.

The result?

Hasilnya? Sebuah sensor kertas kecil

One small paper sensor that costs three cents and takes five minutes to run.

seharga 3 sen dan memerlukan waktu 5 menit.

This makes it 168 times faster,

Itu berarti 168 kali lebih cepat

over 26,000 times less expensive,

lebih dari 26.000 kali lebih murah

and over 400 times more sensitive than our current standard

dan lebih dari 400 kali lebih peka

dibandingkan detektor kanker pankreas standar kita sekarang.

for pancreatic cancer detection.

(Tepuk tangan)

(Applause)

One of the best parts of the sensor, though,

Salah satu hal terbaik dari sensor ini adalah

ketepatannya hampir 100 persen

is that it has close to 100 percent accuracy,

and can detect the cancer in the earliest stages,

dan dapat mendeteksi kanker pada tahap awal

saat seseorang memiliki 100 persen kesempatan untuk sembuh.

when someone has close to 100 percent chance of survival.

And so in the next two to five years,

Sehingga dalam dua hingga lima tahun ke depan

this sensor could potentially lift the pancreatic cancer survival rates

sensor ini dapat meningkatkan tingkat kesembuhan kanker pankreas

from a dismal 5.5 percent to close to 100 percent,

dari sesuram 5,5 persen

menjadi hampir 100 persen

and it would do similar for ovarian and lung cancer.

juga dapat digunakan untuk kanker indung telur dan paru-paru.

Namun tidak berhenti di sini.

But it wouldn't stop there.

By switching out that antibody,

Dengan mengganti antibodi itu,

you can look at a different protein, thus, a different disease --

Anda dapat melihat protein lainnya

dan penyakit lainnya,

potentially any disease in the entire world.

mungkin semua penyakit di seluruh dunia.

So that ranges from heart disease, to malaria, HIV, AIDS,

Mulai dari penyakit jantung

hingga malaria, HIV, AIDS,

as well as other forms of cancer -- anything.

dan juga kanker lainnya -- semuanya.

And so, hopefully one day,

Sehingga harapan saya suatu hari

we can all have that one extra uncle,

kita dapat memiliki paman,

that one mother, that one brother, sister,

ibu, kakak, adik,

satu anggota keluarga lagi yang dapat kita cintai

we can have that one more family member to love.

dan hati kita akan terbebas dari beban penyakit

And that our hearts will be rid of that one disease burden

that comes from pancreatic, ovarian and lung cancer,

yang datang dari pankreas, indung telur, atau paru-paru,

and potentially any disease.

dan penyakit lainnya,

But through the Internet, anything is possible.

bahwa melalui internet segala sesuatu itu mungkin.

Theories can be shared,

Teori dapat dibagikan

and you don't have to be a professor with multiple degrees

Anda tidak perlu menjadi profesor

dengan bermacam-macam gelar agar gagasan Anda dihargai.

to have your ideas valued.

It's a neutral space, where what you look like, age or gender --

Ini adalah tempat netral

di mana wajah, usia, atau jenis kelamin

it doesn't matter.

tidak berpengaruh.

It's just your ideas that count.

Yang penting hanyalah gagasan.

Bagi saya, ini tentang melihat internet

For me, it's all about looking at the Internet in an entirely new way,

dengan cara yang baru

to realize that there's so much more to it

untuk menyadari bahwa ada lebih banyak hal

than just posting duck-face pictures of yourself online.

dibandingkan sekedar memasang foto dengan ekspresi bodoh.

(Laughter)

Anda dapat mengubah dunia.

You could be changing the world.

So if a 15 year-old who didn't even know what a pancreas was

Jadi jika seorang anak 15 tahun

yang tidak tahu apa pankreas itu

could find a new way to detect pancreatic cancer --

dapat menemukan cara baru untuk mendeteksi kanker pankreas,

bayangkan apa yang dapat Anda lakukan.

just imagine what you could do.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)