Caroline Casey: Looking past limits

Translator: Budianastas Prastyatama Reviewer: Antonius Yudi Sendjaja

Can any of you

Siapa di antara Anda yang dapat

remember what you wanted to be

mengingat Anda ingin menjadi apa

when you were 17?

sewaktu berusia 17?

Do you know what I wanted to be?

Tahukah Anda apa yang saya inginkan?

I wanted to be a biker chick.

Saya ingin menjadi 'gadis bermotor.'

(Laughter)

(Tawa)

I wanted to race cars,

Saya ingin mengikuti balap mobil,

and I wanted to be a cowgirl,

dan saya ingin menjadi 'cowgirl',

and I wanted to be Mowgli from "The Jungle Book."

dan saya ingin menjadi Mowgli dari "The Jungle Book" (Buku Rimba).

Because they were all about being free,

Karena semuanya tentang menjadi bebas --

the wind in your hair -- just to be free.

angin menerpa rambut Anda -- bebas.

And on my seventeenth birthday,

Dan saat ulang tahun saya yang ke-17

my parents, knowing how much I loved speed,

orang tua saya, tahu betapa saya suka akan kecepatan,

gave me one driving lesson

memberikan saya kursus mengemudi

for my seventeenth birthday.

sebagai hadiah ulang tahun ke-17.

Not that we could have afforded I drive,

Bukan karena kami mampu sehingga saya dapat mengemudi,

but to give me the dream of driving.

tapi untuk memberi saya impian mengemudi.

And on my seventeenth birthday,

Dan pada hari ulang tahun saya ke-17,

I accompanied my little sister

saya menemani adik perempuan saya

in complete innocence,

dengan penuh kepolosan,

as I always had all my life --

seperti sebagaimana saya selalu begitu --

my visually impaired sister --

adik saya yang terganggu penglihatannya --

to go to see an eye specialist.

untuk menemui ahli mata

Because big sisters

Karena kakak

are always supposed to support their little sisters.

harus selalu mendukung adiknya.

And my little sister wanted to be a pilot --

Dan adik saya ingin menjadi seorang pilot --

God help her.

Mudah-mudahan Tuhan menolongnya.

So I used to get my eyes tested

Jadi saya juga mengikuti tes mata

just for fun.

hanya untuk iseng.

And on my seventeenth birthday,

Dan pada ulang tahun saya yang ke-17,

after my fake eye exam,

setelah tes mata,

the eye specialist just noticed it happened to be my birthday.

sang ahli mata baru menyadari bahwa hari itu saya berulang tahun.

And he said, "So what are you going to do to celebrate?"

Dan dia bertanya, "Apa yang akan kamu lakukan untuk merayakannya?"

And I took that driving lesson,

Dan saya sudah mengambil kursus mengemudi tersebut,

and I said, "I'm going to learn how to drive."

dan saya berkata, "Saya akan belajar mengemudi mobil."

And then there was a silence --

Dan tiba-tiba saja terjadi keheningan --

one of those awful silences

keheningan yang mencekam

when you know something's wrong.

seperti ketika Anda tahu ada yang tidak beres.

And he turned to my mother,

Dan dia melihat kepada Ibu saya,

and he said, "You haven't told her yet?"

dan berkata, "Kau belum mengatakan padanya?"

On my seventeenth birthday,

Pada ulang tahun saya yang ke-17

as Janis Ian would best say,

seperti dikatakan Janis Ian,

I learned the truth at 17.

Saya mengecap kebenaran pada usia 17 tahun

I am, and have been since birth,

Ternyata saya, bahkan sejak lahir,

legally blind.

dinyatakan buta.

And you know,

Dan Anda tahu,

how on earth did I get to 17

bagaimana bisa saya sampai 17 tahun

and not know that?

tidak mengetahuinya?

Well, if anybody says country music isn't powerful,

Kalau ada yang berkata musik country tidak bertenaga,

let me tell you this:

biar saya katakan pada Anda:

I got there

saya sampai di titik tersebut

because my father's passion for Johnny Cash

karena kesukaan ayah saya pada Johnny Cash

and a song, "A Boy Named Sue."

dan lagunya "A Boy Named Sue."

I'm the eldest of three. I was born in 1971.

Saya anak tertua dari tiga bersaudara. Saya lahir di tahun 1971.

And very shortly after my birth,

Dan segera setelah saya lahir,

my parents found out I had a condition called ocular albinism.

orang tua saya menemukan saya memiliki kelainan yang disebut 'ocular albinism'

And what the hell does that mean to you?

Dan apa artinya?

So let me just tell you, the great part of all of this?

Saya akan mengetakan kepada Anda, bagian terbesar dari semua ini?

I can't see this clock and I can't see the timing,

Saya tidak bisa melihat jam itu dan saya tidak bisa melihat penunjuk waktunya,

so holy God, woohoo! (Laughter)

jadi Ya Tuhan, horee!

I might buy some more time.

Saya bisa mengulur waktu.

But more importantly, let me tell you --

Tapi yang lebih penting, biar saya katakan --

I'm going to come up really close here. Don't freak out, Pat.

Saya akan maju lebih dekat. Jangan kaget. Tepuk.

Hey.

Hei.

See this hand?

Lihat tangan ini?

Beyond this hand is a world of Vaseline.

Lebih jauh dari tangan ini adalah dunia Vaseline.

Every man in this room, even you, Steve,

Semua pria di ruangan ini, bahkan kamu, Steve,

is George Clooney.

adalah George Clooney.

(Laughter)

(Tawa)

And every woman, you are so beautiful.

Dan semua wanita, tampak cantik sekali.

And when I want to look beautiful, I step three feet away from the mirror,

Dan ketika saya ingin tampak cantik, saya tinggal mundur tiga kaki saja dari cermin,

and I don't have to see these lines etched in my face

dan saya tidak perlu melihat gurat-gurat ini di wajah saya

from all the squinting I've done all my life

yang timbul karena harus memincingkan mata selama ini

from all the dark lights.

saat suasana redup.

The really strange part is

Yang benar-benar aneh adalah

that, at three and a half, just before I was going to school,

bahwa, pada umur tiga setengah tahun, sesaat sebelum masuk sekolah,

my parents made a bizarre, unusual

orang tua saya mengambil keputusan aneh,

and incredibly brave decision.

tidak biasa, dan berani.

No special needs schools.

Tidak perlu sekolah khusus.

No labels.

Tidak perlu label.

No limitations.

Tidak perlu ada batas.

My ability and my potential.

Kemampuan dan potensi saya.

And they decided to tell me

Dan mereka memutuskan untuk mengatakan

that I could see.

bahwa saya dapat melihat.

So just like Johnny Cash's Sue,

Jadi seperti Sue-nya Johnny Cash,

a boy given a girl's name,

bocah laki-laki yang diberi nama perempuan,

I would grow up and learn from experience

Saya kemudian tumbuh dan belajar dari pengalaman

how to be tough and how to survive,

bagaimana menjadi tangguh dan bagaimana bertahan hidup

when they were no longer there to protect me,

ketika orang tua saya tidak ada lagi untuk melindungi saya,

or just take it all away.

atau ketika sudah tidak ada siapa-siapa lagi.

But more significantly,

Tapi yang lebih penting lagi

they gave me the ability

mereka memberi saya kemampuan

to believe,

untuk percaya,

totally, to believe that I could.

benar-benar percaya bahwa saya bisa.

And so when I heard that eye specialist

Dan ketika saya mendengar ahli mata itu

tell me all the things, a big fat "no,"

menceritakan semuanya, "tidak" besar,

everybody imagines I was devastated.

semua orang membayangkan betapa hancurnya saya

And don't get me wrong, because when I first heard it --

Dan jangan salah sangka, karena ketika pertama kali mendengarnya --

aside from the fact that I thought he was insane --

selain kenyataan bahwa saya pikir dia tidak waras --

I got that thump in my chest,

saya merasa dada saya terpukul --

just that "huh?"

seperti "ugh."

But very quickly I recovered. It was like that.

Tapi saya cepat sekali pulih. Begitu saja.

The first thing I thought about was my mom,

Hal pertama yang saya pikirkan adalah ibu saya

who was crying over beside me.

yang saat itu menangis di sisi saya.

And I swear to God, I walked out of his office,

Dan saya bersumpah, saat saya melangkah keluar dari kantornya,

"I will drive. I will drive.

"Saya akan mengemudi. Saya akan mengemudi.

You're mad. I'll drive. I know I can drive."

Kamu gila. Saya akan mengemudi. Saya yakin saya bisa mengemudi."

And with the same dogged determination

Dan dengan kekukuhan yang sama

that my father had bred into me since I was such a child --

yang telah ditanamkan ayah saya sejak kecil --

he taught me how to sail,

dia mengajarkan saya cara berlayar,

knowing I could never see where I was going, I could never see the shore,

walaupun tahu saya tidak pernah bisa melihat arah, saya tidak pernah bisa melihat pantai,

and I couldn't see the sails, and I couldn't see the destination.

dan saya tidak bisa melihat layar, dan tidak bisa melihat tujuan.

But he told me to believe

Tapi dia meminta saya untuk yakin

and feel the wind in my face.

dan merasakan angin di wajah saya.

And that wind in my face made me believe

Dan angin di wajah saya itu membuat saya percaya

that he was mad and I would drive.

bahwa dia gila dan saya akan mengemudi.

And for the next 11 years,

Dan selama 11 tahun berikutnya,

I swore nobody would ever find out that I couldn't see,

saya bersumpah tak seorang pun akan tahu bahwa saya tidak bisa melihat,

because I didn't want to be a failure,

karena saya tidak ingin menjadi orang gagal,

and I didn't want to be weak.

dan saya tidak mau menjadi lemah.

And I believed I could do it.

Dan saya yakin saya bisa melakukannya.

So I rammed through life as only a Casey can do.

Maka saya menerobos kehidupan laksana seorang Casey.

And I was an archeologist, and then I broke things.

Saya sempat menjadi arkeolog, dan saya memecahkan barang.

And then I managed a restaurant, and then I slipped on things.

Lalu saya mengelola restoran, dan saya tersandung.

And then I was a masseuse. And then I was a landscape gardener.

Lalu saya menjadi pemijat. Kemudian menjadi penata taman.

And then I went to business school.

Lalu saya masuk sekolah bisnis.

And you know, disabled people are hugely educated.

Dan orang dengan keterbatasan sangat terdidik.

And then I went in and I got a global consulting job with Accenture.

Saya lulus dan mendapat pekerjaan konsultan di Accenture.

And they didn't even know.

dan mereka benar-benar tidak tahu.

And it's extraordinary

Benar-benar luar biasa

how far belief can take you.

betapa jauh keyakinan bisa membawa Anda.

In 1999,

Tahun 1999,

two and a half years into that job,

dua setengah tahun dalam pekerjaan itu,

something happened.

sesuatu terjadi --

Wonderfully, my eyes decided, enough.

dengan mengagumkan, kedua mata saya memutuskan, cukup.

And temporarily,

Dan untuk sementara,

very unexpectedly,

benar-benar tak terduga,

they dropped.

penglihatan saya memburuk.

And I'm in one of the most competitive environments in the world,

Saya bekerja di lingkungan paling kompetitif di dunia,

where you work hard, play hard, you gotta be the best, you gotta be the best.

di mana Anda bekerja keras, berpesta, dan Anda harus menjadi yang terbaik.

And two years in,

Dan selama dua tahun,

I really could see very little.

Saya hanya bisa melihat dengan sangat kabur.

And I found myself in front of an HR manager

dan saya menemui manajer personalia

in 1999,

di tahun 1999

saying something I never imagined that I would say.

mengatakan hal yang tidak terbayangkan akan saya katakan.

I was 28 years old.

Waktu itu saya berusia 28 tahun.

I had built a persona all around what I could and couldn't do.

Saya sudah membangun pribadi tentang apa yang bisa dan tidak bisa saya lakukan.

And I simply said,

Dan saya begitu saja berkata,

"I'm sorry.

"Maaf.

I can't see, and I need help."

Saya tidak bisa melihat, dan saya butuh bantuan."

Asking for help can be incredibly difficult.

Meminta bantuan bisa jadi benar-benar sulit.

And you all know what it is. You don't need to have a disability to know that.

dan Anda semua tahu itu; Anda tidak perlu memiliki keterbatasan untuk mengetahuinya.

We all know how hard it is

Kita semua tahu betapa sulitnya

to admit weakness and failure.

mengakui kelemahan dan kegagalan.

And it's frightening, isn't it?

menakutkan, bukan?

But all that belief had fueled me so long.

Tapi keyakinan itu sudah memacu saya sedemikian lama.

And can I tell you, operating in the sighted world when you can't see,

dan saya dapat katakan, bekerja di dunia yang mampu melihat ketika Anda tidak bisa melihat,

it's kind of difficult -- it really is.

rasanya agak sulit -- benar.

Can I tell you, airports are a disaster.

Bayangkan, bandar udara benar-benar kacau.

Oh, for the love of God.

Oh, demi Tuhan.

And please, any designers out there?

dan tolong, para perancang yang ada di sini.

OK, designers, please put up your hands, even though I can't even see you.

Para perancang, tolong angkat tangan, walaupun saya tidak bisa melihat Anda.

I always end up in the gents' toilets.

saya selalu salah masuk ke kamar kecil pria

And there's nothing wrong with my sense of smell.

dan saya tidak punya kelainan indera penciuman.

But can I just tell you,

tapi saya akan katakan,

the little sign for a gents' toilet or a ladies' toilet

tanda kecil yang membedakan WC pria dari WC wanita

is determined by a triangle.

ditentukan oleh segitiga.

Have you ever tried to see that

Pernahkan Anda mencoba melihat benda itu

if you have Vaseline in front of your eyes?

kalau ada lapisan Vaseline di depan mata Anda?

It's such a small thing, right?

Benda itu kecil sekali, bukan?

And you know how exhausting it can be

dan Anda tahu betapa melelahkannya

to try to be perfect when you're not,

berusaha menjadi sempurna padahal tidak,

or to be somebody that you aren't?

atau menjadi seseorang yang bukan Anda?

And so after admitting I couldn't see to HR,

Jadi setelah mengakui kepada personalia bahwa saya tidak bisa melihat,

they sent me off to an eye specialist.

mereka mengirimkan saya ke ahli mata,

And I had no idea that this man was going to change my life.

Dan saya tidak menduga orang ini akan mengubah hidup saya.

But before I got to him, I was so lost.

Tapi sebelum saya bertemu dia, saya benar-benar tersesat.

I had no idea who I was anymore.

Saya tidak tahu lagi siapa saya.

And that eye specialist, he didn't bother testing my eyes.

dan ahli mata itu, dia sama sekali tidak ambil pusing menguji mata saya.

God no, it was therapy.

sama sekali tidak, hanya terapi.

And he asked me several questions,

Dan dia bertanya beberapa hal kepada saya,

of which many were, "Why?

kebanyakan adalah, "Mengapa?"

Why are you fighting so hard

Mengapa kamu berjuang demikian keras

not to be yourself?

untuk tidak menjadi dirimu sendiri?

And do you love what you do, Caroline?"

dan kamu tahu apa yang kamu lakukan, Caroline?"

And you know, when you go to a global consulting firm,

dan tahukan Anda, kalau Anda bekerja di kantor konsultan global,

they put a chip in your head, and you're like,

mereka menanam chip di dalam kepala Anda, dan Anda jadi seperti,

"I love Accenture. I love Accenture. I love my job. I love Accenture.

"Saya cinta Accenture. Saya cinta Accenture. Saya cinta pekerjaan saya. Saya cinta Accenture.

I love Accenture. I love Accenture. I love my job. I love Accenture." (Laughter)

Saya cinta Accenture. Saya cinta pekerjaan saya. Saya cinta Accenture."

To leave would be failure.

mengundurkan diri berarti gagal.

And he said, "Do you love it?"

dan dia bertanya. "Apa kamu menyukai hal itu?"

I couldn't even speak I was so choked up.

Saya bahkan tidak bisa berkata-kata, saya benar-benar tercekik.

I just was so -- how do I tell him?

Saya benar-benar -- bagaimana saya mengatakannya?

And then he said to me, "What did you want to be when you were little?"

Lalu dia berkata kepada saya, "Kamu ingin jadi apa sewaktu masih kecil?"

Now listen, I wasn't going to say to him, "Well, I wanted to race cars and motorbikes."

Harap diingat, saya tidak berencana mengatakan, "Saya ingin menjadi pembalap mobil dan motor."

Hardly appropriate at this moment in time.

Sepertinya tidak pada tempatnya pada saat itu.

He thought I was mad enough anyway.

Bagaimanapun, dia sudah menganggap saya cukup gila.

And as I left his office,

dan ketika saya meninggalkan kantornya,

he called me back

dia memanggil saya kembali

and he said, "I think it's time.

dan berkata, "Saya rasa sudah waktunya.

I think it's time

Saya rasa sudah waktunya

to stop fighting and do something different."

untuk berhenti bertarung dan melakukan sesuatu yang berbeda."

And that door closed.

Dan kemudian pintu tertutup.

And that silence just outside a doctor's office,

Dan keheningan itu terjadi di luar kantor dokter,

that many of us know.

yang, banyak dari kita tahu.

And my chest ached.

dan dada saya terasa sakit.

And I had no idea where I was going. I had no idea.

dan saya tidak tahu harus ke mana. Saya tidak tahu.

But I did know the game was up.

Tapi saya tahu pertandingan sudah selesai.

And I went home, and, because the pain in my chest ached so much,

Saya pulang, dan, karena luka di dada saya sangat sakit,

I thought, "I'll go out for a run."

saya berpikir, "Saya akan pergi bersenang-senang."

Really not a very sensible thing to do.

Benar-benar bukan hal yang bijaksana untuk dilakukan.

And I went on a run that I know so well.

dan saya melakukan hal yang sangat saya kenali.

I know this run so well, by the back of my hand.

Saya tahu hal ini demikian baik, seperti mengetahui tangan sendiri.

I always run it perfectly fine.

Saya selalu melakukannya dengan baik.

I count the steps and the lampposts and all those things

Saya menghitung langkah dan tiang lampu dan semua benda itu

that visually impaired people have a tendency to have a lot of meetings with.

yang biasa "ditemui" orang-orang dengan gangguan penglihatan.

And there was a rock that I always missed.

dan ada batu yang selalu saya lewatkan.

And I'd never fallen on it, never.

dan saya tidak pernah tersandung batu itu, tidak sekali pun.

And there I was crying away,

dan di situlah saya menangis

and smash, bash on my rock.

dan 'bruk', menabrak batu saya.

Broken, fallen over

Hancur, terjatuh

on this rock

di batu ini

in the middle of March in 2000,

pada pertengahan bulan Maret tahun 2000 --

typical Irish weather on a Wednesday --

sebagaimana biasanya cuaca Irlandia setiap Rabu --

gray, snot, tears everywhere,

kelabu, debu, air mata dimana-mana --

ridiculously self-pitying.

dengan bodohnya mengasihani diri sendiri.

And I was floored, and I was broken,

saya jatuh, saya hancur,

and I was angry.

dan saya marah.

And I didn't know what to do.

dan saya tidak tahu harus berbuat apa.

And I sat there for quite some time going,

saya terduduk di sana cukup lama.

"How am I going to get off this rock and go home?

"Bagaimana saya bisa bangkit dari batu ini dan pulang?

Because who am I going to be?

Karena akan jadi siapa saya selanjutnya?

What am I going to be?"

Saya akan menjadi apa?"

And I thought about my dad,

Saya terkenang akan ayah saya,

and I thought, "Good God, I'm so not Sue now."

dan saya berpikir, "Ya Tuhan, saya tidak seperti Sue lagi sekarang."

And I kept thinking over and over in my mind,

dan saya terus berpikir,

what had happened? Where did it go wrong? Why didn't I understand?

apa yang terjadi? Di mana salahnya? Mengapa saya tidak mengerti?

And you know, the extraordinary part of it

Dan Anda tahu bagian yang luar biasa

is I just simply had no answers.

adalah bahwa saya hanya tidak tahu;

I had lost my belief.

Saya kehilangan keyakinan saya.

Look where my belief had brought me to.

LIhat ke mana keyakinan saya sudah membawa saya.

And now I had lost it. And now I really couldn't see.

Dan sekarang saya kehilangan itu. Sekarang saya benar-benar tidak bisa melihat.

I was crumpled.

Saya trenyuk.

And then I remember thinking about that eye specialist

Lalu saya ingat saya berpikir tentang si ahli mata itu

asking me, "What do you want to be? What do you want to be?

yang bertanya, "Kamu ingin menjadi apa? Kamu ingin menjadi apa?

What did you want to be when you were little? Do you love what you do?

Waktu kecil kamu ingin menjadi apa? Kamu suka yang kamu lakukan?

Do something different. What do you want to be?

Lakukan sesuatu yang berbeda. Kamu mau menjadi apa?

Do something different. What do you want to be?"

Lakukan sesuatu yang berbeda. Kamu mau menjadi apa?

And really slowly, slowly, slowly,

kemudian perlahan-lahan, sangat perlahan

it happened.

hal itu mulai terjadi

And it did happen this way.

Dengan cara seperti ini.

And then the minute it came,

Pada menit ide itu datang

it blew up in my head

hal itu benar-benar membongkar pikiran

and bashed in my heart --

menerobos hati saya

something different.

sesuatu yang berbeda,

"Well, how about Mowgli from 'The Jungle Book'?

"Nah, bagaimana kalau jadi Mowgli dari "The Jungle Book'?

You don't get more different than that."

kamu tidak terlalu beda dari itu."

And the moment, and I mean the moment,

dan saat itu juga, benar-benar saat itu juga,

the moment that hit me,

pada saat ide itu datang,

I swear to God,

saya bersumpah,

it was like woo hoo! You know -- something to believe in.

saya seperti horeee! Anda tahu -- sesuatu untuk diyakini.

And nobody can tell me no.

Dan tak seorang pun dapat mengatakan tidak.

Yes, you can say I can't be an archeologist.

Ya, Anda bisa berkata saya tidak bisa menjadi arkeolog.

But you can't tell me, no, I can't be Mowgli, because guess what?

Tapi Anda tidak bisa bilang, tidak, saya tidak bisa menjadi Mowgli, karena?

Nobody's ever done it before, so I'm going to go do it.

Tidak ada seorang pun yang pernah melakukannya, jadi saya akan melakukannya.

And it doesn't matter whether I'm a boy or a girl, I'm just going to scoot.

dan tidak peduli apakah saya laki-laki atau perempuan, saya akan melakukannya.

And so I got off that rock, and, oh my God, did I run home.

dan saya bangkit dari batu itu, dan Ya Tuhan, saya berlari pulang.

And I sprinted home, and I didn't fall, and I didn't crash.

saya berlari kencang, dan saya tidak jatuh, tidak menabrak.

And I ran up the stairs, and there was one of my favorite books of all time,

Dan saya berlari menaiki tangga, dan di situlah salah satu buku kesukaan saya sepanjang masa,

"Travels on My Elephant" by Mark Shand -- I don't know if any of you know it.

"Perjalanan di Atas Gajahku" oleh Mark Shand -- saya tidak tahu apakah ada yang tahu.

And I grabbed this book off, and I'm sitting on the couch

dan saya meraih buku ini, dan saya duduk di sofa

going, "I know what I'm going to do.

sambil berpikir, "Saya tahu apa yang akan saya lakukan.

I know how to be Mowgli.

Saya tahu bagaimana menjadi Mowgli.

I'm going to go across India

Saya akan menyeberangi India

on the back of an elephant.

di atas punggung gajah.

I'm going to be an elephant handler."

Saya akan jadi penjinak gajah."

And I had no idea

Saya tidak dapat membayangkan

how I was going to be an elephant handler.

bagaimana saya akan jadi penjinak gajah.

From global management consultant to elephant handler.

Dari konsultan manajemen global ke penjinak gajah.

I had no idea how. I had no idea how you hire an elephant, get an elephant.

Saya tidak tahu bagaimana. Saya tidak tahu bagaimana menyewa gajah, membeli gajah.

I didn't speak Hindi. I'd never been to India. Hadn't a clue.

Saya tidak bisa bahasa Hindi. Bahkan ke India saja belum pernah -- tidak terbayang.

But I knew I would.

Tapi saya tahu saya akan melakukannya.

Because, when you make a decision at the right time and the right place,

Karena, ketika Anda membuat keputusan pada saat dan tempat yang tepat,

God, that universe makes it happen for you.

Ya Tuhan, dunia akan membantunya untuk terjadi.

Nine months later, after that day on snot rock,

Sembilan bulan kemudian setelah berada di atas batu tangisan itu,

I had the only blind date in my life

Saya melakukan satu-satunya kencan buta dalam hidup saya

with a seven and a half foot elephant called Kanchi.

dengan seekor gajah setinggi tujuh setengah kaki bernama Kanchi.

And together we would trek a thousand kilometers

dan bersama-sama kami akan berjalan ribuan kilometer

across India.

melintasi India

(Applause)

(Tepuk tangan)

The most powerful thing of all,

Hal yang paling hebat adalah,

it's not that I didn't achieve before then. Oh my God, I did.

bukannya saya tidak pernah berprestasi sebelumnya -- bukan.

But you know, I was believing in the wrong thing.

tapi Anda tahu, saya meyakini hal yang salah.

Because I wasn't believing in me,

Karena saya tidak meyakini diri saya sendiri --

really me, all the bits of me --

saya yang sebenarnya, setiap bagian dari saya --

all the bits of all of us.

setiap bagian dari kita semua.

Do you know how much of us all pretend to be somebody we're not?

Tahukah Anda betapa kita semua berpura-pura menjadi seseorang yang bukan kita?

And you know what, when you really believe in yourself and everything about you,

Dan tahukah Anda, ketika Anda sungguh meyakini diri sendiri dan semua tentang Anda,

it's extraordinary what happens.

apa yang bisa terjadi sangat luar biasa.

And you know what, that trip, that thousand kilometers,

Dan tahukah Anda, perjalanan ribuan kilometer ini,

it raised enough money for 6,000 cataract eye operations.

berhasil mengumpulkan uang untuk 6.000 operasi katarak.

Six thousand people got to see because of that.

6.000 orang bisa melihat kembali.

When I came home off that elephant,

Ketika saya turun dari gajah itu,

do you know what the most amazing part was?

Anda tahu hal apa yang paling hebat?

I chucked in my job at Accenture.

saya melepaskan pekerjaan saya di Accenture.

I left, and I became a social entrepreneur,

saya tinggalkan, dan saya menjadi wirausahawati sosial

and I set up an organization with Mark Shand called Elephant Family,

dan saya mendirikan organisasi bersama Mark Shand bernama Elephant Family (Keluarga Gajah),

which deals with Asian elephant conservation.

yang menangani perlindungan gajah di Asia.

And I set up Kanchi,

dan saya memelihara Kanchi

because my organization was always going to be named after my elephant,

karena organisasi saya akan selalu dinamai seperti nama gajah saya,

because disability is like the elephant in the room.

karena kecatatan seperti seekor gajah dalam ruangan.

And I wanted to make you see it in a positive way --

Dan saya ingin mengajak Anda melihatnya secara positif --

no charity, no pity.

bukan derma, bukan rasa kasihan

But I wanted to work only and truly

Tapi saya ingin bekerja hanya dan sepenuhnya dengan

with business and media leadership

para pemimpin bisnis dan media

to totally reframe disability

untuk membingkai ulang keterbatasan itu seluruhnya

in a way that was exciting and possible.

secara menarik dan mungkin.

It was extraordinary.

Sungguh luar biasa.

That's what I wanted to do.

Itulah yang ingin saya lakukan.

And I never thought about noes anymore, or not seeing,

Dan saya tidak pernah berpikir 'tidak' lagi, atau tidak melihat.

or any of that kind of nothing.

atau hal lain yang sejenis dengan 'tidak'.

It just seemed that it was possible.

Tampaknya hal itu mungkin saja.

And you know, the oddest part is,

Tahukah Anda, yang paling aneh adalah,

when I was on my way traveling here to TED,

waktu saya dalam perjalanan ke TED

I'll be honest, I was petrified.

sejujurnya, saya benar-benar takut.

And I speak,

Dan saya bicara,

but this is an amazing audience,

tapi Anda sungguh hadirin yang hebat,

and what am I doing here?

dan apa yang saya lakukan di sini?

But as I was traveling here,

Tapi dalam perjalanan ke sini

you'll be very happy to know,

Anda akan sangat gembira mengetahui bahwa

I did use my white symbol stick cane,

saya benar-benar menggunakan tongkat putih saya,

because it's really good to skip queues in the airport.

karena saya jadi tidak perlu mengantri di bandara.

And I got my way here

Dan saya bisa tiba di sini

being happily proud that I couldn't see.

bahagia dan bangga bahwa saya tidak bisa melihat.

And the one thing is that a really good friend of mine,

Dan satu hal lagi, seorang teman baik saya,

he texted me on the way over, knowing I was scared.

dia mengirim SMS sewaktu saya masih dalam perjalanan, tahu bahwa saya takut.

Even though I present confident, I was scared.

Walaupun saya tampak percaya diri, saya takut.

He said, "Be you."

Dia berkata, "Jadilah dirimu."

And so here I am.

Dan inilah saya.

This is me, all of me.

Inilah saya, yang sebenarnya.

(Applause)

(Tepuk tangan)

And I have learned, you know what,

Dan saya telah belajar

cars and motorbikes and elephants,

bahwa mobil, motor dan gajah,

that's not freedom.

bukanlah kebebasan.

Being absolutely true to yourself is freedom.

Menjadi diri Anda yang sejati, itulah kebebasan.

And I never needed eyes to see -- never.

Dan saya tidak pernah memerlukan mata untuk melihat -- tidak pernah.

I simply needed vision and belief.

Saya hanya perlu visi dan keyakinan.

And if you truly believe --

Dan bila Anda sungguh percaya --

and I mean believe from the bottom of your heart --

maksud saya benar-benar percaya dari lubuk hati --

you can make change happen.

Anda sungguh bisa membuat perubahan.

And we need to make it happen,

Dan kita harus membuatnya terjadi.

because every single one of us --

karena kita semua --

woman, man, gay, straight,

wanita, pria, homoseks, heteroseks,

disabled, perfect,

terbatas, sempurna

normal, whatever --

normal, apapun --

everyone of us

kita semua

must be the very best of ourselves.

harus menjadi yang terbaik dari diri kita sendiri.

I no longer want anybody to be invisible.

Saya tidak mau lagi ada orang yang tidak terlihat.

We all have to be included.

Kita semua harus dilibatkan.

And stop with the labels, the limiting.

Dan berhentilah dengan label-label --

Losing of labels,

yang membatasi dan melemahkan.

because we are not jam jars.

Karena kita bukan botol selai,

We are extraordinary, different, wonderful people.

kita manusia yang luar biasa, beragam, indah.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)