Margaret Heffernan: Why it's time to forget the pecking order at work

Translator: Gita Arimanda Reviewer: Dewi Barnas

An evolutionary biologist at Purdue University

Seorang ahli biologi evolusi di Purdue University

named William Muir studied chickens.

bernama William Muir meneliti ayam.

He was interested in productivity --

Dia tertarik pada produktivitas --

I think it's something that concerns all of us --

Menurut saya ini berkaitan dengan kita semua --

but it's easy to measure in chickens because you just count the eggs.

tapi lebih mudah diukur pada ayam karena Anda tinggal hitung telurnya.

(Laughter)

(Tertawa)

He wanted to know what could make his chickens more productive,

Dia ingin tahu apa yang membuat ayamnya lebih produktif,

so he devised a beautiful experiment.

jadi dia merancang sebuah eksperimen yang cantik.

Chickens live in groups, so first of all, he selected just an average flock,

Ayam hidup berkelompok, jadi pertama, ia memilih ayam dari kawanan rata-rata.

and he let it alone for six generations.

dan ia membiarkan mereka begitu saja selama 6 generasi.

But then he created a second group

Tapi ia kemudian membentuk kelompok kedua

of the individually most productive chickens --

dari ayam-ayam yang paling produktif

you could call them superchickens --

Anda dapat menyebutnya ayam super --

and he put them together in a superflock,

dan ia menyatukan mereka dalam kawanan super,

and each generation, he selected only the most productive for breeding.

dari tiap generasi, ia hanya memilih yang paling produktif untuk dibiakkan.

After six generations had passed,

Setelah enam generasi,

what did he find?

apa yang ditemukannya?

Well, the first group, the average group, was doing just fine.

Kelompok pertama, kelompok rata-rata, baik-baik saja.

They were all plump and fully feathered

Mereka gemuk-gemuk, dan berbulu tebal,

and egg production had increased dramatically.

dan produksi telurnya meningkat secara dramatis.

What about the second group?

Bagaimana dengan kelompok kedua?

Well, all but three were dead.

Semua, kecuali tiga ayam, mati.

They'd pecked the rest to death.

Mereka mematuk ayam-ayam lain hingga mati.

(Laughter)

(Tertawa)

The individually productive chickens had only achieved their success

Ayam yang produktif secara individual hanya dapat mencapai sukses

by suppressing the productivity of the rest.

dengan menekan produktivitas ayam lainnya.

Now, as I've gone around the world talking about this and telling this story

Saya sudah berkeliling dunia berbicara dan menceritakan kisah ini

in all sorts of organizations and companies,

di berbagai jenis organisasi dan perusahaan,

people have seen the relevance almost instantly,

orang-orang segera melihat relevansi kisah ini,

and they come up and they say things to me like,

dan mereka bangkit dan mengatakan hal berikut,

"That superflock, that's my company."

"Kawanan super itu, itulah perusahaan saya."

(Laughter)

(Tertawa)

Or, "That's my country."

Atau, "Itu negara saya."

Or, "That's my life."

Atau, "Demikianlah hidup saya."

All my life I've been told that the way we have to get ahead is to compete:

Seumur hidup, saya diberi tahu bahwa cara untuk maju adalah lewat kompetisi:

get into the right school, get into the right job, get to the top,

masuk ke sekolah yang tepat, mendapat pekerjaan yang tepat, mencapai puncak,

and I've really never found it very inspiring.

dan gagasan itu tidak pernah benar-benar menginspirasi saya.

I've started and run businesses because invention is a joy,

Saya memulai dan mengelola bisnis karena penemuan adalah hal yang menyenangkan,

and because working alongside brilliant, creative people

dan bekerja bersama dengan orang-orang kreatif dan brilian

is its own reward.

adalah kepuasan tersendiri.

And I've never really felt very motivated by pecking orders or by superchickens

Saya tidak terlalu termotivasi dengan hierarki atau ayam super

or by superstars.

atau dengan superstar.

But for the past 50 years,

Tapi selama 50 tahun terakhir,

we've run most organizations and some societies

kita telah menjalankan organisasi dan perhimpunan

along the superchicken model.

menggunakan model ayam super.

We've thought that success is achieved by picking the superstars,

Kita berpikir bahwa sukses diraih dengan memilih bintang,

the brightest men, or occasionally women, in the room,

pria-pria terpandai, atau kadang kala wanita,

and giving them all the resources and all the power.

dan memberi mereka seluruh sumber daya dan kekuasaan.

And the result has been just the same as in William Muir's experiment:

Dan hasilnya sama saja dengan eksperimen William Muir;

aggression, dysfunction and waste.

agresi, disfungsi, dan kesia-siaan.

If the only way the most productive can be successful

Jika satu-satunya jalan bagi yang paling produktif untuk sukses

is by suppressing the productivity of the rest,

adalah dengan menekan produktivitas orang-orang lainnya,

then we badly need to find a better way to work

maka kita sungguh perlu mencari cara kerja baru yang lebih baik

and a richer way to live.

dan cara yang lebih kaya untuk hidup.

(Applause)

(Tepuk tangan)

So what is it that makes some groups

Jadi apa yang membuat beberapa kelompok

obviously more successful and more productive than others?

lebih sukses dan produktif dari yang lain?

Well, that's the question a team at MIT took to research.

Itulah pertanyaan yang sedang diteliti oleh sebuah tim di MIT.

They brought in hundreds of volunteers,

Mereka mengikutsertakan ratusan sukarelawan,

they put them into groups, and they gave them very hard problems to solve.

membaginya dalam kelompok, dan memberi mereka soal yang sangat sulit.

And what happened was exactly what you'd expect,

Apa yang terjadi berikutnya tepat seperti perkiraan Anda,

that some groups were very much more successful than others,

beberapa kelompok jauh lebih sukses dari kelompok yang lain,

but what was really interesting was that the high-achieving groups

namun yang paling menarik adalah bahwa kelompok yang nilainya tinggi

were not those where they had one or two people

bukan yang mempunyai satu atau dua orang

with spectacularly high I.Q.

dengan IQ super tinggi.

Nor were the most successful groups the ones that had the highest

Kelompok yang paling sukses juga bukan yang mempunyai

aggregate I.Q.

total IQ paling tinggi.

Instead, they had three characteristics, the really successful teams.

Alih-alih, tim yang paling sukses mempunyai 3 ciri.

First of all, they showed high degrees of social sensitivity to each other.

Pertama, mereka menunjukkan sensitivitas sosial yang tinggi antara satu sama lain.

This is measured by something called the Reading the Mind in the Eyes Test.

Ini diukur dengan tes 'Membaca Pikiran Lewat Tatapan'.

It's broadly considered a test for empathy,

Tes ini secara umum diperuntukkan sebagai tes empati,

and the groups that scored highly on this

dan tim yang nilainya tinggi di bidang ini

did better.

lebih sukses.

Secondly, the successful groups gave roughly equal time to each other,

Kedua, tim yang sukses membagi waktu yang sama antara satu sama lain,

so that no one voice dominated,

tidak ada satu suara yang mendominasi,

but neither were there any passengers.

dan tidak ada pula yang cuma mengandalkan kawan.

And thirdly, the more successful groups

Ketiga, tim yang lebih sukses

had more women in them.

punya lebih banyak wanita di dalamnya.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Now, was this because women typically score more highly on

Apakah ini karena wanita nilainya cenderung lebih tinggi pada

the Reading the Mind in the Eyes Test,

tes 'Membaca Pikiran Lewat Tatapan',

so you're getting a doubling down on the empathy quotient?

sehingga skor empati jadi dobel?

Or was it because they brought a more diverse perspective?

Atau karena wanita membawa perspektif yang lebih beragam?

We don't really know, but the striking thing about this experiment

Kami tidak tahu pasti, namun yang menarik adalah eksperimen ini

is that it showed what we know, which is some groups do better than others,

menunjukkan apa yang kita tahu, bahwa beberapa tim lebih sukses dari yang lain.

but what's key to that

tapi yang lebih penting adalah

is their social connectedness to each other.

hubungan sosial antara satu anggota tim.

So how does this play out in the real world?

Apa artinya di kehidupan nyata?

Well, it means that what happens between people really counts,

Artinya bahwa apa yang terjadi antara individu sangat penting,

because in groups that are highly attuned and sensitive to each other,

karena dalam grup yang saling selaras dan sensitif antara satu sama lain,

ideas can flow and grow.

ide akan mengalir dan berkembang.

People don't get stuck. They don't waste energy down dead ends.

Mereka tidak bingung, tidak membuang energi di jalan yang buntu.

An example: Arup is one of the world's most successful engineering firms,

Contoh: Arup adalah salah satu perusahaan teknik paling sukses di dunia,

and it was commissioned to build the equestrian center

dan ditugaskan untuk membangun pusat penunggang kuda

for the Beijing Olympics.

untuk Olimpiade di Beijing.

Now, this building had to receive

Bangunan ini harus kuat menahan

two and a half thousand really highly strung thoroughbred horses

2500 ekor kuda keturunan ras unggul

that were coming off long-haul flights,

yang didatangkan dengan penerbangan jarak jauh,

highly jet-lagged, not feeling their finest.

dalam keadaan jetlag, dan kondisi yang kurang sehat.

And the problem the engineer confronted was,

Masalah yang dialami para insinyur adalah,

what quantity of waste to cater for?

berapa jumlah kotoran yang harus ditampung?

Now, you don't get taught this in engineering school -- (Laughter) --

Anda tidak belajar ini di sekolah teknik, (Tertawa)

and it's not really the kind of thing you want to get wrong,

dan ini bukan perhitungan yang boleh salah,

so he could have spent months talking to vets, doing the research,

mereka bisa saja meneliti dan mewawancarai dokter hewan berbulan-bulan,

tweaking the spreadsheet.

mengutak-atik spreadsheet.

Instead, he asked for help

Alih-alih, mereka mencari bantuan

and he found someone who had designed the Jockey Club in New York.

dan menemukan seseorang yang mendesain Jockey Club di New York.

The problem was solved in less than a day.

Masalahnya langsung selesai kurang dari satu hari.

Arup believes that the culture of helpfulness

Arup percaya bahwa budaya saling membantu

is central to their success.

sangat penting bagi kesuksesan mereka.

Now, helpfulness sounds really anemic,

Budaya menolong terdengar lemah,

but it's absolutely core to successful teams,

namun sangat penting untuk tim yang sukses,

and it routinely outperforms individual intelligence.

dan selalu mengalahkan kepandaian individual.

Helpfulness means I don't have to know everything,

Menolong berarti saya tidak perlu tahu semuanya,

I just have to work among people who are good at getting and giving help.

saya hanya perlu bekerja dalam tim yang pandai mencari dan meminta tolong.

At SAP, they reckon that you can answer any question in 17 minutes.

SAP memperhitungkan bahwa kita bisa menjawab pertanyaan apapun dalam 17 menit.

But there isn't a single high-tech company I've worked with

Tapi tidak ada satupun perusahaan canggih

that imagines for a moment that this is a technology issue,

yang menganggap bahwa ini masalah teknologi,

because what drives helpfulness is people getting to know each other.

karena yang mendorong saling menolong adalah orang-orang yang saling mengenal.

Now that sounds so obvious, and we think it'll just happen normally,

Kedengarannya begitu jelas, dan kita pikir hal itu dapat terjadi secara normal,

but it doesn't.

namun tidak.

When I was running my first software company,

Ketika saya memimpin perusahaan software pertama saya,

I realized that we were getting stuck.

saya sadar kalau kami tidak berkembang.

There was a lot of friction, but not much else,

Begitu banyak gesekan, namun tidak ada hal lain,

and I gradually realized the brilliant, creative people that I'd hired

dan saya perlahan sadar bahwa orang-orang cerdas dan kreatif yang saya rekrut

didn't know each other.

tidak saling mengenal satu sama lain.

They were so focused on their own individual work,

Mereka terlalu fokus pada pekerjaan individual mereka,

they didn't even know who they were sitting next to,

mereka bahkan tidak tahu siapa yang duduk di sebelah mereka,

and it was only when I insisted that we stop working

hanya ketika saya ngotot untuk menyetop pekerjaan

and invest time in getting to know each other

dan menyisihkan waktu untuk mengenal satu sama lain

that we achieved real momentum.

di situlah kami mendapat momentum yang riil.

Now, that was 20 years ago, and now I visit companies

Itu 20 tahun yang lalu, sekarang saya mengunjungi

that have banned coffee cups at desks

perusahaan yang tidak membolehkan gelas kopi ada di atas meja

because they want people to hang out around the coffee machines

karena mereka ingin karyawannya berkumpul di sekitar mesin pembuat kopi

and talk to each other.

dan saling berbicara satu sama lain.

The Swedes even have a special term for this.

Orang Swedia bahkan punya sebutan khusus untuk ini.

They call it fika, which means more than a coffee break.

Mereka menyebutnya fika, yang berarti lebih dari sekedar coffee break.

It means collective restoration.

Ia juga berarti pemulihan bersama.

At Idexx, a company up in Maine,

Di Idexx, sebuah perusahaan di Maine,

they've created vegetable gardens on campus so that people

mereka membuat kebun sayur di dalam kampus sehingga karyawan

from different parts of the business

dari berbagai bagian di perusahaan

can work together and get to know the whole business that way.

dapat bekerja bersama dan memahami bisnis mereka dengan cara itu.

Have they all gone mad?

Apakah mereka sudah gila?

Quite the opposite -- they've figured out that when the going gets tough,

Sebaliknya -- mereka justru menyadari ketika pekerjaan mereka terasa berat,

and it always will get tough

dan memang akan seperti itu

if you're doing breakthrough work that really matters,

jika Anda melakukan terobosan yang betul-betul berguna,

what people need is social support,

yang orang butuhkan adalah dukungan sosial,

and they need to know who to ask for help.

dan mereka perlu tahu mereka bisa meminta tolong pada siapa.

Companies don't have ideas; only people do.

Perusahaan tidak mempunyai ide; namun orang-orangnya punya.

And what motivates people

Apa yang memotivasi orang adalah

are the bonds and loyalty and trust they develop between each other.

ikatan, kesetiaan, dan kepercayaan yang mereka bangun satu sama lain.

What matters is the mortar,

Yang penting adalah ikatannya,

not just the bricks.

tidak hanya orang-orangnya.

Now, when you put all of this together,

Jika Anda kumpulkan semuanya,

what you get is something called social capital.

apa yang Anda dapat adalah sesuatu yang disebut modal sosial.

Social capital is the reliance and interdependency that builds trust.

Modal sosial: ketergantungan dan saling ketergantungan yang membangun kepercayaan.

The term comes from sociologists who were studying communities

Istilah ini diciptakan oleh sosiolog yang mempelajari tentang komunitas

that proved particularly resilient in times of stress.

yang teruji ulet ketika dihadapkan pada tekanan.

Social capital is what gives companies momentum,

Modal sosial adalah faktor yang memberikan momentum pada perusahaan,

and social capital is what makes companies robust.

dan modal sosial adalah kunci dari kuatnya suatu perusahaan.

What does this mean in practical terms?

Apa maksudnya dalam prakteknya?

It means that time is everything,

Artinya bahwa waktu adalah segalanya.

because social capital compounds with time.

karena modal sosial bertambah seiring berjalannya waktu.

So teams that work together longer get better, because it takes time

Tim yang bekerja bersama lebih lama akan lebih baik, karena butuh waktu

to develop the trust you need for real candor and openness.

untuk membangun kepercayaan agar bisa saling terus terang dan terbuka.

And time is what builds value.

Dan waktulah yang akan membangun nilai.

When Alex Pentland suggested to one company

Ketika Alex Pentland mengusulkan pada suatu perusahaan

that they synchronize coffee breaks

agar mereka menyamakan waktu coffee break

so that people would have time to talk to each other,

sehingga karyawan dapat berbicara satu sama lain,

profits went up 15 million dollars,

keuntungan naik sebesar 15 juta dolar,

and employee satisfaction went up 10 percent.

dan kepuasan karyawan naik 10 persen.

Not a bad return on social capital,

Bukan hasil yang buruk untuk modal sosial,

which compounds even as you spend it.

karena ia akan berlipat ganda bahkan ketika Anda menggunakannya.

Now, this isn't about chumminess, and it's no charter for slackers,

Ini bukan tentang keakraban, dan bukan juga alasan untuk malas,

because people who work this way tend to be kind of scratchy,

karena orang yang bekerja dengan cara ini biasanya mudah jengkel,

impatient, absolutely determined to think for themselves

tidak sabar, dan lebih suka berpikir sendiri

because that's what their contribution is.

karena itulah kontribusi mereka.

Conflict is frequent because candor is safe.

Konflik sering terjadi karena aman untuk bersikap terus terang.

And that's how good ideas turn into great ideas,

Dan itulah bagaimana ide bagus bisa menjadi ide hebat,

because no idea is born fully formed.

karena tidak ada sebuah ide pun yang lahir sempurna.

It emerges a little bit as a child is born,

Ia muncul sedikit demi sedikit seperti seorang anak dilahirkan,

kind of messy and confused, but full of possibilities.

agak berantakan dan membingungkan awalnya, tapi penuh dengan potensial.

And it's only through the generous contribution, faith and challenge

Dan hanya melalui kontribusi yang banyak, kepercayaan, dan tantangan lah

that they achieve their potential.

ia dapat meraih potensi yang sebenarnya.

And that's what social capital supports.

Dan itulah guna modal sosial.

Now, we aren't really used to talking about this,

Kita belum begitu terbiasa membicarakan hal ini,

about talent, about creativity, in this way.

tentang bakat dan kreativitas dengan cara ini.

We're used to talking about stars.

Kita terbiasa membicarakan tentang bintang.

So I started to wonder, well, if we start working this way,

Saya jadi berpikir, kalau kita mulai bekerja seperti ini,

does that mean no more stars?

apakah artinya tidak akan ada bintang lagi?

So I went and I sat in on the auditions

Jadi saya pergi dan melihat audisi

at the Royal Academy of Dramatic Art in London.

di Akademi Seni Drama di London.

And what I saw there really surprised me,

Dan yang saya saksikan di sana sungguh mengagetkan saya,

because the teachers weren't looking for individual pyrotechnics.

karena pengajar di sana tidak mencari kejeniusan akting individual.

They were looking for what happened between the students,

Mereka mencari apa yang terjadi antara murid,

because that's where the drama is.

karena di situlah letak dramanya.

And when I talked to producers of hit albums,

Menurut seorang produser album terkenal,

they said, "Oh sure, we have lots of superstars in music.

"Tentu, kami punya banyak bintang di bidang musik.

It's just, they don't last very long.

Sayangnya, mereka tidak bertahan lama.

It's the outstanding collaborators who enjoy the long careers,

Kolaborator yang handal-lah yang menikmati karir panjang,

because bringing out the best in others is how they found the best

karena dengan mengeluarkan yang terbaik dari orang lain-lah,

mereka menemukan yang terbaik dalam diri mereka."

in themselves."

And when I went to visit companies that are renowned

Ketika saya mendatangi perusahaan yang terkenal

for their ingenuity and creativity,

akan kecerdasan dan kreativitas mereka,

I couldn't even see any superstars,

Saya tidak menemui seorang bintang pun,

because everybody there really mattered.

karena setiap orang di sana sangat berarti.

And when I reflected on my own career,

Dan ketika saya menelaah karir saya sendiri,

and the extraordinary people I've had the privilege to work with,

dan orang-orang luar biasa yang pernah bekerja sama dengan saya,

I realized how much more we could give each other

saya sadar betapa banyak kita dapat saling memberi

if we just stopped trying to be superchickens.

jika kita berhenti berusaha menjadi ayam super.

(Laughter) (Applause)

(Tertawa) (Tepuk tangan)

Once you appreciate truly how social work is,

Hanya ketika Anda benar-benar menghargai bagaimana gotong royong itu,

a lot of things have to change.

banyak hal dapat berubah.

Management by talent contest has routinely pitted

Manajemen dengan cara kontes bakat seringkali mengadu domba

employees against each other.

antara karyawan satu dengan yang lain.

Now, rivalry has to be replaced by social capital.

Persaingan harus diganti dengan modal kapital.

For decades, we've tried to motivate people with money,

Selama puluhan tahun, kita mencoba memotivasi manusia dengan uang,

even though we've got a vast amount of research that shows

walaupun ada begitu banyak riset yang membuktikan bahwa

that money erodes social connectedness.

uang mengikis hubungan sosial.

Now, we need to let people motivate each other.

Sekarang kita perlu untuk membiarkan orang saling memotivasi.

And for years, we've thought that leaders were heroic soloists who were expected,

Selama bertahun-tahun, kita berpikir bahwa pemimpin adalah seorang pahlawan tunggal,

all by themselves, to solve complex problems.

yang diharapkan secara sendiri, menyelesaikan masalah kompleks.

Now, we need to redefine leadership

Kini, kita perlu meredefinisi kepemimpinan

as an activity in which conditions are created

sebagai sebuah aktivitas di mana kondisi harus diciptakan

in which everyone can do their most courageous thinking together.

di mana setiap orang dapat berpikir sehebat mungkin bersama.

We know that this works.

Kita tahu ini dapat berhasil.

When the Montreal Protocol called for the phasing out of CFCs,

Ketika Perjanjian Montreal mengharuskan CFC dihapuskan secara bertahap,

the chlorofluorocarbons implicated in the hole in the ozone layer,

Chloro Fluoro Carbon yang menyebabkan lubang di lapisan ozon,

the risks were immense.

risikonya sungguh besar.

CFCs were everywhere,

CFC ada di mana-mana,

and nobody knew if a substitute could be found.

dan tidak ada yang tahu apakah ada penggantinya.

But one team that rose to the challenge adopted three key principles.

Namun satu tim yang menjawab tantangan tersebut memiliki 3 prinsip utama.

The first was the head of engineering, Frank Maslen, said,

Pertama, pimpinan teknis, Frank Maslen, berkata

there will be no stars in this team.

tidak akan ada seorang bintang pun di dalam tim ini.

We need everybody.

Kami perlu setiap orang.

Everybody has a valid perspective.

Setiap orang memiliki perspektif yang valid.

Second, we work to one standard only:

Kedua, kami bekerja atas dasar satu standar:

the best imaginable.

yang terbaik yang bisa dibayangkan.

And third, he told his boss, Geoff Tudhope,

Dan ketiga, ia memberi tahu pimpinannya, Geoff Tudhope,

that he had to butt out,

bahwa Tudhoppe harus keluar,

because he knew how disruptive power can be.

karena ia tahu kekuasaan bisa sangat mengganggu.

Now, this didn't mean Tudhope did nothing.

Ini tidak berarti Tudhope tidak melakukan apa-apa.

He gave the team air cover,

Ia memberikan perlindungan,

and he listened to ensure that they honored their principles.

dan ia memastikan bahwa mereka memegang teguh prinsip mereka.

And it worked: Ahead of all the other companies tackling this hard problem,

Dan itu berhasil: Jauh di depan semua perusahaan yang menangani masalah ini,

this group cracked it first.

grup ini menyelesaikannya pertama kali.

And to date, the Montreal Protocol

Sampai sekarang, Perjanjian Montreal

is the most successful international environmental agreement

adalah perjanjian lingkungan internasional yang paling berhasil

ever implemented.

yang pernah dijalankan.

There was a lot at stake then,

Banyak yang dipertaruhkan ketika itu,

and there's a lot at stake now,

dan begitu juga sekarang,

and we won't solve our problems if we expect it to be solved

dan kita tidak akan menyelesaikan masalah kita apabila kita berharap

by a few supermen or superwomen.

ia diselesaikan oleh segelintir manusia-manusia super.

Now we need everybody,

Kita perlu setiap orang,

because it is only when we accept that everybody has value

karena hanya ketika kita menerima bahwa setiap orang punya nilai

that we will liberate the energy and imagination and momentum we need

maka kita dapat menghasilkan energi, imajinasi, dan momentum yang kita butuhkan

to create the best beyond measure.

untuk menciptakan yang terbaik lebih dari apapun.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)