Jonas Eliasson: How to solve traffic jams

Translator: Joseph Geni Reviewer: Morton Bast

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Alia Makki

Hi. I'm here to talk about congestion,

Hai. Saya ingin berbicara tentang kemacetan,

namely road congestion.

kemacetan lalu lintas.

Road congestion is a pervasive phenomenon.

Kemacetan lalu lintas telah menjalar

It exists in basically all of the cities all around the world,

dan ada di semua kota di seluruh dunia

which is a little bit surprising when you think about it.

yang sedikit mengejutkan jika Anda pikirkan.

I mean, think about how different cities are, actually.

Maksud saya, pikirkan bahwa kota sangat beragam.

I mean, you have the typical European cities,

Maksud saya, ada kota-kota di Eropa

with a dense urban core, good public transportation

dengan pusat kota yang padat dan angkutan umum yang baik,

mostly, not a lot of road capacity.

dengan daya tampung jalan yang tidak begitu besar.

But then, on the other hand, you have the American cities.

Namun, di sisi lain, ada juga kota-kota di Amerika.

It's moving by itself, okay.

Kota-kota ini bergerak sendiri.

Anyway, the American cities:

Bagaimanapun, di kota-kota Amerika

lots of roads dispersed over large areas,

ada banyak jalanan yang tersebar di daerah yang luas,

almost no public transportation.

hampir tidak ada angkutan umum.

And then you have the emerging world cities,

Lalu ada kota-kota di negara berkembang,

with a mixed variety of vehicles,

dengan berbagai jenis kendaraan,

mixed land-use patterns, also rather dispersed

berbagai pola penggunaan lahan, dan cenderung terpencar

but often with a very dense urban core.

namun seringkali memiliki pusat kota yang padat.

And traffic planners all around the world have tried

Dan perencana lalu lintas di seluruh dunia telah mencoba

lots of different measures: dense cities or dispersed cities,

berbagai cara berbeda: memadatkan atau menyebarkan kota,

lots of roads or lots of public transport

memperbanyak jalanan, angkutan umum,

or lots of bike lanes or more information,

jalur sepeda, informasi,

or lots of different things, but nothing seems to work.

dan berbagai hal lainnya, namun tampaknya tidak ada yang berhasil.

But all of these attempts have one thing in common.

Namun semua usaha ini memiliki satu hal yang sama

They're basically attempts at figuring out

yaitu mencoba mencari tahu

what people should do instead of rush hour car driving.

apa yang sebaiknya dilakukan selain mengemudi pada jam-jam sibuk.

They're essentially, to a point, attempts at planning

Mereka pada dasarnya mencoba merancang

what other people should do, planning their life for them.

apa yang harus dilakukan orang lain, merencanakan kehidupan mereka.

Now, planning a complex social system

Kini, merencanakan sistem sosial yang rumit

is a very hard thing to do, and let me tell you a story.

benar-benar sangat sulit, saya akan memberikan sebuah kisah.

Back in 1989, when the Berlin Wall fell,

Di tahun 1989, saat Tembok Berlin runtuh,

an urban planner in London got a phone call

seorang perencana kota di London mendapat telepon

from a colleague in Moscow saying, basically,

dari rekannya di Moskow yang berkata

"Hi, this is Vladimir. I'd like to know,

"Hai, ini Vladimir. Saya ingin tahu

who's in charge of London's bread supply?"

siapa yang bertanggung jawab akan pasokan roti kota London?"

And the urban planner in London goes,

Dan perencana kota itu menjawab,

"What do you mean, who's in charge of London's —

"Apa maksudmu, siapa yang bertanggung jawab --

I mean, no one is in charge."

tidak ada yang bertanggung jawab."

"Oh, but surely someone must be in charge.

"Oh, tapi pasti ada orang yang bertanggung jawab.

I mean, it's a very complicated system. Someone must control all of this."

Maksud saya, sistem ini sangat rumit. Seseorang pasti mengendalikan hal ini."

"No. No. No one is in charge.

"Tidak, tidak ada.

I mean, it basically -- I haven't really thought of it.

Sebenarnya -- saya tidak pernah memikirkan hal ini.

It basically organizes itself."

Pasokan roti itu diatur dengan sendirinya."

It organizes itself.

Diatur dengan sendirinya.

That's an example of a complex social system

Itulah contoh sistem sosial rumit

which has the ability of self-organizing,

yang dapat mengatur dirinya sendiri,

and this is a very deep insight.

dan ini adalah wawasan yang sangat mendalam.

When you try to solve really complex social problems,

Saat Anda mencoba mengatasi masalah sosial yang sangat rumit

the right thing to do is most of the time

seringkali hal yang benar adalah

to create the incentives.

menciptakan dorongan.

You don't plan the details,

Anda tidak merencanakan rinciannya,

and people will figure out what to do,

dan orang-orang akan mencari tahu hal yang harus dilakukan

how to adapt to this new framework.

untuk menyesuaikan dengan kondisi baru ini.

And let's now look at how we can use this insight

Mari kita lihat bagaimana kita dapat menggunakan wawasan ini

to combat road congestion.

untuk memerangi kemacetan lalu lintas.

This is a map of Stockholm, my hometown.

Inilah peta Stockholm, kampung halaman saya.

Now, Stockholm is a medium-sized city, roughly two million people,

Kota Stockholm berukuran sedang, dengan penduduk kira-kira 2 juta orang

but Stockholm also has lots of water and lots of water

namun Stockholm memiliki banyak air

means lots of bridges -- narrow bridges, old bridges --

yang berarti banyak jembatan -- jembatan sempit, jembatan tua --

which means lots of road congestion.

yang berarti banyak kemacetan.

And these red dots show the most congested parts,

Dan titik merah ini menunjukkan daerah dengan kemacetan paling parah

which are the bridges that lead into the inner city.

yaitu jembatan menuju ke pusat kota.

And then someone came up with the idea that,

Lau seseorang mengusulkan bahwa,

apart from good public transport,

selain angkutan umum yang baik,

apart from spending money on roads,

selain menghabiskan uang untuk membangun jalanan,

let's try to charge drivers one or two euros at these bottlenecks.

mari kita kenakan tarif 1 atau 2 euro dari para pengemudi di titik-titik kemacetan ini.

Now, one or two euros, that isn't really a lot of money,

1 atau 2 euro bukan jumlah yang besar.

I mean compared to parking charges and running costs, etc.,

dibandingkan dengan biaya parkir dan operasional mobil itu

so you would probably expect that car drivers

sehingga Anda mungkin mengira para pengemudi

wouldn't really react to this fairly small charge.

tidak akan berbuat apa-apa.

You would be wrong.

Anda mungkin salah.

One or two euros was enough to make 20 percent of cars

1 atau 2 euro cukup untuk membuat 20 persen kendaraan

disappear from rush hours.

menghilang dari jam-jam sibk.

Now, 20 percent, well, that's a fairly huge figure, you might think,

20 persen, Anda mungkin berpikir angka itu cukup besar,

but you've still got 80 percent left of the problem, right?

namun masih ada 80 persen masalah bukan?

Because you still have 80 percent of the traffic.

Karena masih ada 80 persen lalu lintas di jalanan.

Now, that's also wrong, because traffic happens to be

Itu juga salah, karena lalu lintas ternyata

a nonlinear phenomenon, meaning that

adalah peristiwa yang tidak linier, yang berarti

once you reach above a certain capacity threshold

setelah kita mencapai satu titik batas daya tampung jalanan,

then congestion starts to increase really, really rapidly.

kemacetan mulai meningkat sangat cepat.

But fortunately, it also works the other way around.

Namun untungnya, hal sebaliknya juga sama.

If you can reduce traffic even somewhat, then congestion

Jika Anda dapat mengurangi lalu lintas sedikit saja,

will go down much faster than you might think.

kemacetan akan berkurang jauh lebih cepat daripada yang Anda pikirkan.

Now, congestion charges were introduced in Stockholm

Kini, tarif kemacetan ini diperkenalkan di Stockholm

on January 3, 2006, and the first picture here is a picture

pada 3 Januari 2006, dan gambar yang pertama ini adalah

of Stockholm, one of the typical streets, January 2.

gambar salah satu jalanan di Stockholm pada 2 Januari.

The first day with the congestion charges looked like this.

Hari pertama penerapan tarif kemacetan, jalanan itu tampak seperti ini.

This is what happens when you take away

Inilah yang terjadi saat 20 persen dari mobil

20 percent of the cars from the streets.

hilang dari jalanan.

You really reduce congestion quite substantially.

Anda benar-benar mengurangi kemacetan dengan signifikan.

But, well, as I said, I mean, car drivers adapt, right?

Namun, seperti yang saya katakan, para pengemudi akan menyesuaikan diri.

So after a while they would all come back because they

Jadi setelah beberapa saat, mereka akan kembali karena

have sort of gotten used to charges.

mereka telah terbiasa akan tarif ini.

Wrong again. It's now six and a half years ago

Salah. Enam setengah tahun telah berlalu

since the congestion charges were introduced in Stockholm,

sejak pertama kali tarif kemacetan diperkenalkan di Stockholm

and we basically have the same low traffic levels still.

dan kita masih memiliki tingkat lalu lintas yang sama.

But you see, there's an interesting gap here in the time series

Namun di sini ada celah yang menarik di sini yang terjadi

in 2007.

di tahun 2007.

Well, the thing is that, the congestion charges,

Masalahnya adalah tarif kemacetan

they were introduced first as a trial, so they were introduced

awalnya hanyalah uji coba, sehingga tarif ini diperkenalkan

in January and then abolished again at the end of July,

pada bulan Januari lalu dihapus pada akhir bulan Juli.

followed by a referendum, and then they were reintroduced

yang diikuti dengan pemungutan suara, lalu tarif ini dikenakan lagi

again in 2007, which of course was a wonderful scientific opportunity.

pada tahun 2007, yang tentu saja merupakan kesempatan ilmiah yang luar biasa.

I mean, this was a really fun experiment to start with,

Maksud saya, percobaan ini sangat menyenangkan

and we actually got to do it twice.

dan kami melakukannya 2 kali.

And personally, I would like to do this every once a year or so,

Dan saya pribadi ingin melakukan hal ini setiap tahunnya,

but they won't let me do that.

namun mereka tidak akan mengijinkannya.

But it was fun anyway.

Namun hal ini menyenangkan.

So, we followed up. What happened?

Lalu selanjutnya apa yang terjadi?

This is the last day with the congestion charges, July 31,

Inilah hari terakhir tarif kemacetan diberlakukan, 31 Juli.

and you see the same street but now it's summer,

Anda melihat jalanan yang sama di musim panas

and summer in Stockholm is a very nice

dan musim panas di Stockholm sangat indah

and light time of the year,

dan cerah,

and the first day without the congestion charges

dan jalanan di hari pertama tanpa tarif kemacetan

looked like this.

tampak seperti ini.

All the cars were back again, and you even have to admire

Semua mobil itu kembali dan Anda harus mengagumi

the car drivers. They adapt so extremely quickly.

para pengemudi itu. Mereka menyesuaikan diri dengan sangat cepat.

The first day they all came back.

Mereka semua kembali pada hari pertama.

And this effect hanged on. So 2007 figures looked like this.

Dan hal ini terus berlanjut. Jadi di tahun 2007 gambarannya tampak seperti ini

Now these traffic figures are really exciting

Gambaran lalu lintas ini sangat menarik,

and a little bit surprising and very useful to know,

dan sedikit mengejutkan namun sangat berguna,

but I would say that the most surprising slide here

namun saya ingin mengatakan bahwa salindia paling mengejutkan

I'm going to show you today is not this one. It's this one.

yang akan saya tunjukkan bukan yang ini. Tapi yang ini.

This shows public support for congestion pricing of Stockholm,

Salindia ini menunjukkan dukungan masyarakat akan tarif kemacetan di Stockholm,

and you see that when congestion pricing were introduced

dan Anda lihat saat pertama kali diperkenalkan

in the beginning of Spring 2006, people were fiercely against it.

pada awal musim semi 2006, orang-orang sangat menentangnya.

Seventy percent of the population didn't want this.

70 persen dari mereka tidak menginginkannya.

But what happened when the congestion charges

Namun apa yang terjadi saat tarif kemacetan

were there is not what you would expect, that people hated it more and more.

sudah diberlakukan tidaklah seperti yang Anda bayangkan.

No, on the contrary, they changed, up to a point

Sebaliknya, mereka berubah, hingga kini

where we now have 70 percent support for keeping the charges,

tarif kemacetan mendapat dukungan dari 70 persen dari mereka

meaning that -- I mean, let me repeat that:

yang berarti -- biar saya ulangi

70 percent of the population in Stockholm

70 persen dari penduduk Stockholm

want to keep a price for something that used to be free.

ingin tetap ada tarif bagi sesuatu yang dulunya gratis.

Okay. So why can that be? Why is that?

Lalu mengapa demikian?

Well, think about it this way. Who changed?

Pikirkanlah. Siapa yang berubah?

I mean, the 20 percent of the car drivers that disappeared,

Maksud saya 20 persen dari pengemudi yang menghilang

surely they must be discontent in a way.

pastilah merasa tidak npuas.

And where did they go? If we can understand this,

Lalu ke mana mereka menghilang? Jika kita dapat memahaminya

then maybe we can figure out how people can be so happy with this.

mungkin kita dapat mengetahui mengapa orang-orang menjadi gembira akan hal ini.

Well, so we did this huge interview survey

Jadi kami melakukan wawancara skala besar

with lots of travel services, and tried to figure out

dengan banyak penyedia jasa perjalanan dan mencoba mencari tahu

who changed, and where did they go?

siapa yang berubah dan ke mana mereka pergi?

And it turned out that they don't know themselves. (Laughter)

Dan ternyata mereka sendiri tidak tahu. (Tawa)

For some reason, the car drivers are --

Karena suatu alasan, para pengemudi ini --

they are confident they actually drive the same way that they used to do.

mereka yakin mereka mengemudi dengan cara yang sama seperti sebelumnya.

And why is that? It's because that travel patterns

Mengapa? Karena pola perjalanan

are much less stable than you might think.

jauh tidak semutlak yang Anda kira.

Each day, people make new decisions, and people change

Setiap harinya, orang-orang membuat keputusan baru dan berubah

and the world changes around them, and each day

dan dunia di sekitar mereka ikut berubah, dan setiap hari

all of these decisions are sort of nudged ever so slightly

semua keputusan itu mendorong mereka

away from rush hour car driving

menghindari berkendara pada jam-jam sibuk

in a way that people don't even notice.

dengan cara yang bahkan tidak mereka sadari.

They're not even aware of this themselves.

Mereka sendiri bahkan tidak menyadarinya.

And the other question, who changed their mind?

Dan pertanyaan lainnya, siapa yang mengubah pikiran mereka?

Who changed their opinion, and why?

Siapa yang mengubah pendapat mereka, dan mengapa?

So we did another interview survey, tried to figure out

Jadi kami melakukan wawancara kembali untuk mencoba mencari tahu

why people changed their mind, and what type of group changed their minds?

mengapa orang-orang berubah pikiran dan orang seperti apa yang berubah pikiran?

And after analyzing the answers, it turned out that

Dan setelah menganalisis jawabannya, ternyata

more than half of them believe that they haven't changed their minds.

lebih dari setengahnya percaya mereka tidak mengubah pikiran mereka.

They're actually confident that they have

Mereka sebenarnya yakin bahwa selama ini

liked congestion pricing all along.

mereka menyukai tarif kemacetan.

Which means that we are now in a position

Yang berarti kini kita berada pada posisi

where we have reduced traffic across this toll cordon

di mana lalu lintas berkurang di seluruh jalanan ini

with 20 percent, and reduced congestion by enormous numbers,

sebesar 20 persen, dan kemacetan berkurang drastis

and people aren't even aware that they have changed,

dan orang-orang bahkan tidak menyadari bahwa mereka telah berubah

and they honestly believe that they have liked this all along.

dan mereka percaya bahwa selama ini mereka menyukai tarif kemacetan itu.

This is the power of nudges when trying to solve

Inilah kekuatan dorongan saat mencoba mengatasi

complex social problems, and when you do that,

masalah sosial yang rumit, dan saat Anda melakukannya

you shouldn't try to tell people how to adapt.

sebaiknya Anda tidak mencoba mendikte orang cara menyesuaikan diri.

You should just nudge them in the right direction.

Anda hanya perlu mendorong mereka ke arah yang benar.

And if you do it right,

Dan jika Anda melakukannya dengan benar,

people will actually embrace the change,

orang-orang akan mendukung perubahan itu

and if you do it right, people will actually even like it.

dan bahkan orang-orang akan menyukainya.

Thank you. (Applause)

Terima kasih. (Tepuk tangan)