24 hours on Earth -- in one image | Stephen Wilkes

Transcriber: TED Translators Admin Reviewer: Rhonda Jacobs

Translator: Peter G.H. Reviewer: Nathaniel Luis Reyhan Soesilo

Nature reveals itself to us in unique ways,

Alam memperlihatkan dirinya kepada kita dengan cara-cara yang unik

if we stop and look at the world through a window of time.

jika kita berhenti dan melihat dunia lewat jendela waktu.

Over the last decade,

Selama dekade terakhir,

I've observed endangered species and habitats around the world,

saya telah mengamati spesies langka di habitat-habitat di seluruh dunia,

using a photographic technique that captures the passage of time,

menggunakan teknik fotografi yang memotret berjalannya waktu

literally from day to night,

dari pagi sampai malam,

all within a single image.

semuanya dalam satu gambar.

It has allowed me to witness

Ini mengizinkan saya untuk melihat

the fleeting moments between wildlife and the natural habitat

momen-momen yang berlalu antara satwa liar dan habitat mereka

as time changes over the course of a single day.

seiring dengan berjalannya waktu.

In the Serengeti, during a five-week drought,

Di Serengeti, selama lima minggu kekeringan,

I discovered a watering hole and watched, for 26 hours,

saya menemukan sebuah lubang air, dan mengamatinya selama 26 jam,

diverse and competitive wildlife

beraneka ragam satwa yang saling bersaing

calmly share our planet's most precious resource:

dengan tenang berbagi sumber daya planet yang paling berharga:

water.

air.

On Lake Bogoria in Kenya, I photographed the great migration of flamingos.

Di Danau Bogoria, Kenya, saya memotret migrasi besar-besaran flamingo.

This happens normally during the peak of dry season,

Ini biasanya terjadi pada saat puncak musim kemarau,

but climate change has created evening thunderstorms,

tetapi perubahan iklim telah menyebabkan hujan badai pada sore hari,

turning normally dry hills green

mrngubah lembah kering menjadi hijau,

and creating freshwater streams in which the flamingos joyously bathe.

dan menciptakan aliran air tawar, tempat flamingo mandi dengan senang.

Our planet is changing before our eyes.

Dunia kita sedang berubah di depan mata kita.

But to witness that change

Tetapi, saat menyaksikan perubahannya,

is also to witness the remarkable relationships between all of nature,

kita juga menyaksikan hubungan luar biasa di alam,

to see the infinite beauty of it,

menyaksikan keindahannya yang tak terhingga,

to learn how much bigger than us it is

menyadari bahwa alam jauh lebih besar daripada kita,

and why it is worth fighting for.

dan alasan mengapa alam layak diperjuangkan.

In 2019, the Greenland ice sheet was experiencing its largest melt

Pada tahun 2019, lapisan es Greenland mengalami pencairan terparahnya

in recorded history:

dalam sejarah yang tercatat:

200 billion tons of ice liquified into the ocean.

200 miliar ton es mencair ke dalam laut.

When glacial ice melts,

Saat sungai es mencair,

caving icebergs release sediments and particles into the seawater,

gunung-gunung es melepaskan sedimen dan partikel ke dalam air laut,

initiating our ocean's food chain.

memulai rantai makanan laut kita.

Plankton feed on the sediment,

Plankton makan sedimen tersebut,

krill eat plankton,

krill makan plankton,

and the humpback whales feed on the krill.

dan krill dimakan oleh paus bungkuk.

This photograph is the result of witnessing with my camera

Foto ini adalah hasil karya kamera saya,

a 36-hour feast by humpback whales.

pesta makan paus bungkuk yang berlangsung selama 36 jam.

We assume that the greatest threat of glacial melt

Kita berasumsi ancaman terbesar pencairan sungai es

will be sea level rise,

adalah kenaikan permukaan laut,

which will certainly have major impacts on coastlines

yang pasti akan berdampak pada daerah pesisir

and populations around the world.

dan populasi di seluruh dunia.

But within this image,

Tetapi pada gambar ini,

we discover that perhaps the greatest threat from glacial melt

kita menemukan bahwa mungkin ancaman terbesar pencairan sungai es

might be our ocean's ability to feed itself.

adalah kemampuan lautan kita untuk memberi makan dirinya sendiri.

Without ice,

Tanpa es,

the ocean food chain may break.

rantai makanan lautan akan rusak.

Creating this photograph opened my consciousness.

Membuat foto ini telah membuka mata saya.

I hope through your willingness to look and see,

Saya berharap dengan kemauan Anda untuk memperhatikan dan melihat,

it may open yours.

maka mata Anda juga dapat terbuka.