How Braille was invented | Moments of Vision 9 - Jessica Oreck

Translator: Yustina Rostyaningtyas Reviewer: Deera Army Pramana

In a Moment of Vision...

Dalam Sekejap Mata...

Early 1800s.

Awal tahun 1800-an.

It's the middle of the Napoleonic Wars in the middle of Europe,

Di tengah peperangan era Napoleon di tengah benua Eropa,

and it's the middle of the night.

dan di tengah malam.

One Captain Charles Barbier of Napoleon's army

Kapten pasukan Napoleon, Charles Barbier,

is trying to relay a message to one of his troops.

mencoba menyampaikan sebuah pesan kepada salah satu pasukannya.

But sending written communications to the front lines

Namun, mengirimkan pesan tertulis ke barisan depan

can be deadly for the recipient.

dapat sangat berbahaya bagi penerimanya.

Lighting a candle to read the missive can give away their positions to the enemy.

Menyalakan lilin untuk membaca surat dapat membuat musuh mengetahui posisi mereka.

In a moment of vision,

Dalam sekejap mata,

Barbier pokes a series of holes into a sheet of a paper with his blade,

Barbier membuat serangkaian lubang pada sebuah kertas dengan pisaunya,

creating a coded message that can be deciphered by fingertip,

membuat sebuh pesan rahasia yang bisa dibaca dengan ujung jari,

even in the pitch black.

bahkan di dalam gelap.

The merits of his so-called night writing are never acknowledged by the military,

Kegunaan dari apa yang ia sebut tulisan malam tidak pernah diakui militer

but in 1821, Barbier approaches the Royal Institute for Blind Youth in Paris

namun pada tahun 1821, Barbier mendatangi Royal Institute for Blind Youth di Paris

in the hopes that they might find a use

dengan harapan mereka bisa memanfaatkan

for his innovative, new communication method.

metode komunikasi baru temuannya itu.

There, a precocious teen by the name of Louis Braille does just that.

Ada seorang remaja bernama Louis Braille yang berinovasi.

Louis spends the next several years improving on Barbier's idea,

Louis menghabiskan beberapa tahun menyempurnakan ide Barbier,

creating an organized alphabet fitting into a six dot standardized cell.

menciptakan struktur alfabet di dalam kotak standar yang bisa memuat enam titik.

The system catches on.

Sistem tersebut mendunia.

Today, Braille is the universally accepted system of writing for the blind,

Sekarang, Braile diterima secara universal sebagai sistem penulisan bagi tuna netra

adapted for more than 130 languages.

yang diadaptasi ke lebih dari 130 bahasa.