Karen Armstrong: Let's revive the Golden Rule

Translator: Ian Adiwibowo Reviewer: Imelda Andriany

For years I've been feeling frustrated,

Bertahun-tahun saya frustasi

because as a religious historian,

karena sebagai ahli sejarah agama,

I've become acutely aware

saya sangat menyadari

of the centrality of compassion

pentingnya belas kasih

in all the major world faiths.

di dalam semua agama besar.

Every single one of them

Setiap agama

has evolved their own version

memiliki caranya masing-masing

of what's been called the Golden Rule.

dalam melakukan yang disebut Hukum Terutama.

Sometimes it comes in a positive version --

Kadang hukum itu hadir dalam versi positif --

"Always treat all others as you'd like to be treated yourself."

"Perlakukan orang lain seperti engkau ingin diperlakukan."

And equally important

Dan yang sama pentingnya

is the negative version --

adalah versi sebaliknya --

"Don't do to others what you would not like them to do to you."

"Jangan perlakukan orang lain seperti engkau tidak ingin diperlakukan."

Look into your own heart,

Lihatlah ke dalam hati Anda.

discover what it is that gives you pain

Coba cari tahu apa yang menyakiti Anda.

and then refuse, under any circumstance whatsoever,

Kemudian hindarkan, dalam keadaan apapun

to inflict that pain on anybody else.

untuk menyakiti orang lain dengan cara yang serupa.

And people have emphasized the importance of compassion,

Orang menyadari pentingnya belas kasih,

not just because it sounds good,

bukan karena terdengar baik,

but because it works.

tapi karena manfaatnya.

People have found that when they have

Orang baru akan menyadarinya ketika mereka

implemented the Golden Rule

telah melakukan Hukum Terutama

as Confucius said, "all day and every day,"

seperti yang Konfusius katakan, "sepanjang hari, setiap hari,"

not just a question of doing your good deed for the day

bukan hanya berbuat kebaikan untuk sehari

and then returning to a life of greed

kemudian kembali lagi hidup tamak

and egotism,

dan egois,

but to do it all day and every day,

tapi dengan melakukannya sepanjang hari dan setiap hari,

you dethrone yourself from the center of your world,

Anda melepas pusat perhatian dari diri Anda sendiri,

put another there, and you transcend yourself.

meletakkannya jauh di sana, dan kemudian melewati ego diri Anda.

And it brings you into the presence

Dan membawa Anda kepada

of what's been called God, Nirvana, Rama, Tao.

apa yang disebut sebagai Tuhan, Nirwana, Rama, Tao.

Something that goes beyond

Sesuatu yang melampaui

what we know in our ego-bound existence.

batasan diri kita.

But you know you'd never know it a lot of the time,

Tapi mungkin saja Anda baru tahu

that this was so central to the religious life.

bahwa hukum ini sangat penting dalam kehidupan yang religius.

Because with a few wonderful exceptions,

Karena dengan beberapa pengecualian,

very often when religious people come together,

sering sekali ketika orang-orang religius berkumpul,

religious leaders come together, they're arguing about abstruse doctrines

pemuka agama bertemu, mereka berdebat tentang doktrin

or uttering a council of hatred

atau menyebarkan kebencian

or inveighing against homosexuality or something of that sort.

atau memerangi homoseksual dan sejenisnya.

Often people don't really want to be compassionate.

Kadang orang tidak benar-benar ingin berbelas kasih.

I sometimes see

Saya sesekali melihat

when I'm speaking to a congregation of religious people

ketika sedang berbicara dengan sekelompok kaum religius

a sort of mutinous expression crossing their faces

muncul ekspresi wajah yang mengerikan dari mereka

because people often want to be right instead.

karena orang ingin selalu merasa benar.

And that of course defeats the object of the exercise.

Pada akhirnya ini berlawanan dengan tujuan kita.

Now why was I so grateful to TED?

Nah, mengapa saya sangat berterima kasih kepada TED?

Because they took me very gently

Karena mereka melihat saya dengan lembut

from my book-lined study

dari sudut pandang akademis saya

and brought me into the 21st century,

dan membawa saya ke Abad Dua Puluh Satu,

enabling me to speak to a much, much wider audience

saya bisa berbicara dengan pendengar yang lebih luas

than I could have ever conceived.

dari yang bisa saya pikirkan.

Because I feel an urgency about this.

Karena saya merasakan pentingnya hal ini.

If we don't manage to implement

Bila kita tidak melakukan

the Golden Rule globally,

Hukum Terutama secara global,

so that we treat all peoples, wherever and whoever they may be,

agar kita memperlakukan orang, dimanapun dan siapapun,

as though they were as important as ourselves,

seakan-akan mereka sama pentingnya seperti diri kita,

I doubt that we'll have

Saya ragu kita akan punya

a viable world to hand on to the next generation.

dunia yang baik untuk diberikan kepada generasi berikutnya.

The task of our time,

Tugas kita sekarang,

one of the great tasks of our time,

satu tugas besar kita sekarang,

is to build a global society, as I said,

adalah membangun komunitas global, seperti yang saya sebutkan,

where people can live together in peace.

di mana orang hidup berdampingan dalam damai.

And the religions that should be making a major contribution

Dan agama, yang seharusnya menjadi kontributor terbesar

are instead seen as part of the problem.

seringkali justru menjadi bagian dari masalah.

And of course it's not just religious people who believe in the Golden Rule.

Dan bukan hanya orang-orang beragama saja yang percaya akan Hukum Terutama.

This is the source of all morality,

Inilah sumber moralitas,

this imaginative act of empathy,

perbuatan empati,

putting yourself in the place of another.

menempatkan diri Anda sebagai orang lain.

And so we have a choice, it seems to me.

Sehingga kita akan punya pilihan.

We can either go on bringing out or emphasizing

Kita bisa terus berfokus pada

the dogmatic and intolerant aspects of our faith,

bagian-bagian ajaran agama yang tidak toleran,

or we can go back to

atau kita bisa seperti

the rabbis. Rabbi Hillel, the older contemporary of Jesus,

Rabi Hillel, yang hidup semasa dengan Yesus,

who, when asked by a pagan

yang ketika ditanya oleh para penyembah berhala

to sum up the whole of Jewish teaching while he stood on one leg,

untuk merangkum seluruh ajaran Yahudi sambil berdiri dengan satu kaki,

said, "That which is hateful to you, do not do to your neighbor.

menjawab, "Yang kau benci, jangan lakukan terhadap tetanggamu.

That is the Torah and everything else is only commentary."

Itulah Taurat, selebihnya hanya tambahan."

And the rabbis and the early fathers of the church who said that

Dan seperti para rabi serta gembala gereja terawal yang berkata

any interpretation of scripture

setiap penafsiran alkitab

that bred hatred and disdain was illegitimate.

yang menimbulkan kebencian dan perpecahan tidaklah sah.

And we need to revive that spirit.

Dan kita harus membangkitkan lagi semangat tersebut.

And it's not just going to happen

Dan ini tidak terjadi

because a spirit of love wafts us down.

hanya karena semangat kasih sayang turun atas kita.

We have to make this happen,

Kita harus mewujudkannya,

and we can do it

dan kita bisa melakukannya

with the modern communications

dengan komunikasi modern

that TED has introduced.

yang TED perkenalkan.

Already I've been tremendously heartened

Diri saya cukup sering dikuatkan

at the response of all our partners.

berkat respon dari rekan-rekan kita.

In Singapore, we have a group

Di Singapura ada sebuah kelompok

going to use the Charter to heal divisions

yang akan menggunakan Charter ini untuk menghilangkan perpecahan

recently that have sprung up in Singaporean society,

yang baru-baru ini muncul di masyarakat Singapura,

and some members of the parliament want

dan beberapa anggota parlemen ingin

to implement it politically.

mengimplementasikannya secara politik.

In Malaysia, there is going to be an art exhibition

Di Malaysia ada sebuah pameran seni

in which leading artists are going to be

di mana seniman utamanya adalah

taking people, young people,

anak-anak muda,

and showing them that compassion also lies

dan menunjukkan kepada mereka bahwa belas kasih juga

at the root of all art.

terdapat di akar semua seni.

Throughout Europe, the Muslim communities

Di seluruh Eropa, komunitas Muslim

are holding events and discussions,

menyelenggarakan acara dan diskusi

are discussing the centrality of compassion

mengenai pentingnya belas kasih

in Islam and in all faiths.

di Islam dan agama-agama lain.

But it can't stop there. It can't stop with the launch.

Tapi semua ini tidak boleh berhenti begitu saja. Tidak berhenti di peluncurannya.

Religious teaching, this is where we've gone so wrong,

Dalam pengajaran agama, di sini kita sering melakukan kesalahan,

concentrating solely on believing abstruse doctrines.

kita berkonsentrasi hanya pada doktrin.

Religious teaching must always lead to action.

Pengajaran agama seharusnya berpangkal pada perbuatan.

And I intend to work on this till my dying day.

Dan ini yang ingin saya kerjakan sampai hari kematian saya tiba.

And I want to continue with our partners

Dan saya ingin melanjutkannya bersama rekan-rekan saya

to do two things --

untuk melakukan dua hal --

educate and stimulate compassionate thinking.

mengedukasi dan memicu pola pikir mengasihi.

Education because we've so

Edukasi, karena kenyataannya kehidupan kita sangat

dropped out of compassion.

jauh dari belas kasih.

People often think it simply means

Orang kadang berpikir itu artinya

feeling sorry for somebody.

merasa kasihan akan seseorang.

But of course you don't understand compassion

Tapi tentu saja Anda tidak akan mengerti belas kasih

if you're just going to think about it.

bila hanya dipikirkan saja.

You also have to do it.

Anda juga harus melakukannya.

I want them to get the media involved

Saya ingin melibatkan media

because the media are crucial

karena media sangatlah penting

in helping to dissolve some of the stereotypical views

dalam membantu menghilangkan pandangan stereotipikal

we have of other people,

terhadap orang lain,

which are dividing us from one another.

yang pada akhirnya akan memecah belah kita.

The same applies to educators.

Hal yang sama berlaku pada para pengajar.

I'd like youth to get a sense of

Saya ingin anak-anak muda mendapat kesan

the dynamism, the dynamic and challenge

betapa dinamis dan menantangnya

of a compassionate lifestyle.

gaya hidup yang saling menyayangi sesama itu.

And also see that it demands acute intelligence,

Juga patut dilihat bahwa hal ini membutuhkan kepintaran,

not just a gooey feeling.

bukan hanya sekedar sikap yang lembut.

I'd like to call upon scholars to explore

Saya ingin menantang para akademisi untuk mengeksplorasi

the compassionate theme

topik-topik mengenai belas kasih

in their own and in other people's traditions.

di dalam tradisi mereka sendiri dan juga tradisi orang lain.

And perhaps above all,

Dan mungkin di atas semuanya,

to encourage a sensitivity about

untuk mendorong orang agar sensitif mengenai

uncompassionate speaking,

pembicaraan yang kasar.

so that because people have this Charter,

Karena orang akan memiliki Charter ini,

whatever their beliefs or lack of them,

bahwa apapun kepercayaannya, termasuk juga yang tidak memegang kepercayaan apapun

they feel empowered

mereka akan merasa berkewajiban

to challenge uncompassionate speech,

untuk menantang pembicaraan yang kasar,

disdainful remarks

perkataan yang menghinakan,

from their religious leaders, their political leaders,

dari pemuka agama, pemimpin politik,

from the captains of industry.

dari kapten-kapten industri.

Because we can change the world,

Karena kita dapat mengubah dunia,

we have the ability.

kita punya kemampuannya.

I would never have thought of putting the Charter online.

Saya tidak pernah berpikir untuk meletakkan Charter ini secara online.

I was still stuck in the old world

Saya masih terhimpit di dunia lama

of a whole bunch of boffins sitting together in a room

tempat sekumpulan ilmuwan duduk bersama di satu ruangan

and issuing yet another arcane statement.

dan membicarakan hal-hal yang rumit untuk dimengerti.

And TED introduced me to a whole new way

Dan TED membawa saya kepada cara baru

of thinking and presenting ideas.

dalam berpikir dan menyebarkan ide.

Because that is what is so wonderful about TED.

Karena inilah yang menakjubkan dari TED.

In this room, all this expertise,

Di ruangan ini, semua keahlian ini,

if we joined it all together,

bila kita menggabungkan semua ini

we could change the world.

kita dapat mengubah dunia.

And of course the problems sometimes seem insuperable.

Kadang masalah terlihat tak mungkin untuk dipecahkan.

But I'd just like to quote, finish at the end

Tapi bila saya boleh mengutip

with a reference to a British author, an Oxford author

dari seorang penulis Inggris, penulis Oxford

whom I don't quote very often,

yang saya sebetulnya jarang kutip.

C.S. Lewis.

C.S. Lewis.

But he wrote one thing that stuck in my mind

Dia menulis sesuatu yang masih saya ingat

ever since I read it when I was a schoolgirl.

sejak saya membacanya semasa sekolah.

It's in his book "The Four Loves."

Dalam bukunya The Four Loves.

He said that he distinguished between erotic love,

Ia katakan, bahwa ada bedanya antara cinta erotis,

when two people gaze, spellbound, into each other's eyes.

ketika dua orang saling menatap, saling terpesona satu sama lain.

And then he compared that to friendship,

Kemudian ia bandingkan dengan persahabatan.

when two people stand side by side, as it were, shoulder to shoulder,

Ketika dua orang berdiri berdampingan, saling bahu membahu,

with their eyes fixed on a common goal.

dengan mata tertuju pada tujuan yang sama.

We don't have to fall in love with each other,

Kita tidak harus jatuh cinta kepada satu sama lain,

but we can become friends.

tapi kita semua bisa bersahabat.

And I am convinced.

Dan saya yakin.

I felt it very strongly

Saya merasakannya begitu kuat

during our little deliberations at Vevey,

selama konferensi kecil kami di Vevey,

that when people of all different persuasions

bahwa ketika orang-orang dengan pandangan yang berbeda

come together, working side by side

datang bersama, bekerja berdampingan

for a common goal,

untuk tujuan yang sama,

differences melt away.

perbedaan itu mencair.

And we learn amity.

Dan kita belajar mengenai persahabatan.

And we learn to live together and to get to know one another.

Dan kita belajar untuk hidup bersama dan saling mengenal satu sama lain.

Thank you very much.

Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)