John McWhorter: Txtng is killing language. JK!!!

Translator: Joseph Geni Reviewer: Morton Bast

Translator: Laksmi Wijayanti Reviewer: Herwindy Maria Tedjaatmadja

We always hear that texting is a scourge.

Kita sering mendengar bahwa SMS adalah sebuah masalah,

The idea is that texting spells the decline and fall

bahwa SMS adalah kemunduran dari

of any kind of serious literacy, or at least writing ability,

melek huruf, atau setidaknya kemampuan menulis

among young people in the United States

di antara kaum muda di Amerika Serikat

and now the whole world today.

dan di seluruh dunia saat ini.

The fact of the matter is that it just isn't true,

Tapi kenyataannya ini sama sekali tidak benar.

and it's easy to think that it is true,

memang lebih mudah menganggap sebaliknya,

but in order to see it in another way,

tapi untuk mengubah perspektif Anda,

in order to see that actually texting is a miraculous thing,

supaya Anda mengerti bahwa SMS adalah hal yang ajaib,

not just energetic, but a miraculous thing,

bukan hanya aktif, tapi juga ajaib,

a kind of emergent complexity

semacam hal kompleks

that we're seeing happening right now,

yang baru-baru ini menjadi sorotan,

we have to pull the camera back for a bit

kita perlu melihat dari sudut pandang yang lebih luas

and look at what language really is,

dan memahami pengertian bahasa yang sesungguhnya,

in which case, one thing that we see

dimana, bisa kita lihat

is that texting is not writing at all.

bahwa SMS sama sekali bukanlah menulis.

What do I mean by that?

Apa yang saya maksud?

Basically, if we think about language,

Pada dasarnya, jika kita berpikir tentang bahasa,

language has existed for perhaps 150,000 years,

ia mungkin telah ada selama 150,000 tahun,

at least 80,000 years,

setidaknya selama 80,000 tahun,

and what it arose as is speech. People talked.

bahasa percakapan muncul. Orang-orang mulai bercakap-cakap.

That's what we're probably genetically specified for.

Mungkin kita semua memang diprogram untuk itu,

That's how we use language most.

karena seringkali begitulah cara kita berbahasa.

Writing is something that came along much later,

Menulis merupakan sesuatu yang baru muncul kemudian,

and as we saw in the last talk,

dan seperti yang telah kita lihat di ceramah terakhir,

there's a little bit of controversy as to exactly when that happened,

ada sedikit kontroversi mengenai kapan persisnya tulisan muncul,

but according to traditional estimates,

tapi menurut perkiraan yang sudah ada,

if humanity had existed for 24 hours,

apabila umat manusia telah ada selama 24 jam,

then writing only came along at about 11:07 p.m.

maka tulisan muncul kira-kira pukul 11:07 malam.

That's how much of a latterly thing writing is.

Tulisan muncul selambat itu.

So first there's speech, and then writing comes along

Jadi berawal dari percakapan, kemudian muncullah tulisan

as a kind of artifice.

sebagai penemuan yang sangat cerdas.

Now don't get me wrong, writing has certain advantages.

Jangan salah tangkap, tulisan memiliki kelebihan-kelebihan sendiri.

When you write, because it's a conscious process,

Saat Anda menulis, karena itu merupakan proses yang kita sadari,

because you can look backwards,

karena Anda dapat melihat kembali tulisan Anda,

you can do things with language that are much less likely

lingkup penggunaan bahasa yang dapat Anda gunakan jauh lebih luas

if you're just talking.

dibandingkan jika Anda bercakap-cakap.

For example, imagine a passage from Edward Gibbon's

Contohnya, lihatlah satu bacaan karya Edward Gibbon.

"The Decline and Fall of the Roman Empire:"

"Kemerosotan dan Kejatuhan Kekaisaran Romawi:"

"The whole engagement lasted above twelve hours,

"Seluruh peristiwa tersebut terjadi selama lebih dari dua belas jam,

till the graduate retreat of the Persians was changed

sampai mundurnya tentara Persia secara perlahan mulai berganti

into a disorderly flight, of which the shameful example

menjadi perkelahian tanpa aturan, dimana contoh yang memalukan

was given by the principal leaders and the Surenas himself."

diberikan sendiri oleh tokoh-tokoh pemimpin dan Surenas sendiri."

That's beautiful, but let's face it, nobody talks that way.

Kedengarannya indah, tapi hadapilah kenyataan: Tidak ada orang yang berbicara seperti itu.

Or at least, they shouldn't if they're interested

Setidaknya, mereka tidak seharusnya berbicara demikian meski mereka tertarik untuk

in reproducing. That --

melakukannya. Itu --

(Laughter)

(Tawa)

is not the way any human being speaks casually.

bukanlah cara orang kebanyakan berbicara.

Casual speech is something quite different.

Percakapan sehari-hari merupakan sesuatu yang berbeda.

Linguists have actually shown

Para pakar linguistik sebenarnya telah menunjukkan

that when we're speaking casually in an unmonitored way,

bahwa saat kita bercakap-cakap di kehidupan sehari-hari,

we tend to speak in word packets of maybe

kita cenderung berbicara dengan kumpulan kata

seven to 10 words.

berkisar mungkin antara 7-10 kata.

You'll notice this if you ever have occasion to record

Apabila Anda memiliki kesempatan untuk merekam diri Anda sendiri

yourself or a group of people talking.

atau sekelompok orang yang bercakap-cakap, mungkin Anda akan sadar.

That's what speech is like.

Demikianlah cara kita berbicara sekarang ini.

Speech is much looser. It's much more telegraphic.

Percakapan menjadi sangat tidak teratur dan sangat telegrafik.

It's much less reflective -- very different from writing.

Bahasa lisan tidak terlalu reflektif -- sangat berbeda dari bahasa tulis.

So we naturally tend to think, because we see language

Karena kita sangat sering melihat bahasa tulis,

written so often, that that's what language is,

secara alamiah kita berpikir: seperti itulah bahasa adanya,

but actually what language is, is speech. They are two things.

tapi bahasa sebenarnya adalah percakapan. Ada dua hal.

Now of course, as history has gone by,

Tentu saja, sekarang, seiring dengan berlalunya sejarah,

it's been natural for there to be a certain amount of bleed

sudah sepantasnya ada konflik

between speech and writing.

antara bahasa percakapan dan bahasa tulis.

So, for example, in a distant era now,

Jadi, misalnya, di masa lampau,

it was common when one gave a speech

sangatlah umum jika seseorang berpidato

to basically talk like writing.

menggunakan kata-kata bahasa tulis.

So I mean the kind of speech that you see someone giving

Maksudnya pidato seperti yang diberikan oleh seseorang

in an old movie where they clear their throat, and they go,

di film-film jaman dulu dimana mereka akan berdeham dan berkata,

"Ahem, ladies and gentlemen," and then they speak

"Ahem, saudara-saudari," lalu mereka berbicara

in a certain way which has nothing to do with casual speech.

dengan gaya bicara yang sama sekali berbeda dengan bahasa sehari-hari.

It's formal. It uses long sentences like this Gibbon one.

Bahasa formal yang menggunakan kalimat-kalimat panjang seperti di karya Gibbon.

It's basically talking like you write, and so, for example,

Pada dasarnya itu adalah bahasa tulis yang diucapkan, jadi misalnya,

we're thinking so much these days about Lincoln

akhir-akhir ini kita sering sekali berpikir tentang Lincoln

because of the movie.

karena film yang kita tonton.

The Gettysburg Address was not the main meal of that event.

Pidato Gettysburg Address bukanlah sorotan utama acara tersebut.

For two hours before that, Edward Everett spoke

Selama dua jam sebelum itu, Edward Everett berbicara

on a topic that, frankly, cannot engage us today

mengenai topik yang, sejujurnya, tidak terlalu menarik perhatian orang-orang baik sekarang

and barely did then.

maupun dahulu kala.

The point of it was to listen to him

Intinya adalah mendengarkan beliau

speaking like writing.

berbicara selayaknya ia menulis.

Ordinary people stood and listened to that for two hours.

Orang-orang lain berdiri dan mendengarkan pidatonya selama dua jam.

It was perfectly natural.

Itu sangatlah biasa.

That's what people did then, speaking like writing.

Itulah yang dilakukan orang-orang jaman dulu. Mereka berbicara selayaknya menulis.

Well, if you can speak like writing,

Apabila Anda berbicara demikian,

then logically it follows that you might want to also

secara logis, Anda juga mungkin ingin

sometimes write like you speak.

menulis seperti Anda berbicara.

The problem was just that in the material,

Masalahnya ada di alat yang kita gunakan,

mechanical sense, that was harder back in the day

secara teknis, ini lebih susah dilakukan di waktu yang lampau

for the simple reason that materials don't lend themselves to it.

karena alat yang ada tidaklah mendukung.

It's almost impossible to do that with your hand

Sangatlah mustahil untuk melakukan hal tersebut

except in shorthand, and then communication is limited.

jika Anda tidak menggunakan singkatan-singkatan yang justru membatasi percakapan.

On a manual typewriter it was very difficult,

Sangatlah susah melakukan hal tersebut dengan mesin ketik,

and even when we had electric typewriters,

dan bahkan saat mesin ketik elektrik sudah ada,

or then computer keyboards, the fact is

atau saat sudah ada keyboard komputer, faktanya adalah

that even if you can type easily enough to keep up

bahwa bahkan saat Anda bisa mengetik dengan mudah

with the pace of speech, more or less, you have to have

secepat orang-orang berbicara, kurang lebih harus ada

somebody who can receive your message quickly.

seseorang yang dapat menerima pesan Anda dengan cepat.

Once you have things in your pocket that can receive that message,

Saat Anda mempunyai alat di dalam kantong Anda yang dapat menerima pesan tersebut,

then you have the conditions that allow

maka kondisi Anda telah memungkinkan

that we can write like we speak.

untuk menulis selayaknya kita berbicara.

And that's where texting comes in.

Dan saat itulah SMS muncul.

And so, texting is very loose in its structure.

Dan SMS memiliki banyak sekali kelonggaran di strukturnya.

No one thinks about capital letters or punctuation when one texts,

Tidak ada yang berpikir tentang huruf besar atau tanda baca saat mereka mengirim SMS,

but then again, do you think about those things when you talk?

tapi, apakah Anda memikirkan hal-hal tersebut saat Anda berbicara?

No, and so therefore why would you when you were texting?

Tidak. Jadi Anda juga tidak akan memusingkan hal yang sama saat Anda mengirim SMS kan?

What texting is, despite the fact that it involves

Terlepas dari fakta bahwa ada

the brute mechanics of something that we call writing,

bentuk fisik dari sesuatu yang kita sebut menulis,

is fingered speech. That's what texting is.

SMS adalah percakapan tulis. Itulah definisi SMS.

Now we can write the way we talk.

Sekarang kita bisa menulis selayaknya kita berbicara.

And it's a very interesting thing, but nevertheless

Dan ini sangatlah menarik, tapi memang

easy to think that still it represents some sort of decline.

mudah bagi kita untuk berpikir bahwa ini tetaplah suatu kemunduran.

We see this general bagginess of the structure,

Strukturnya sangat longgar.

the lack of concern with rules and the way that we're used to

Dan orang-orang tidak mengindahkan peraturan dan cara-cara yang dulu

learning on the blackboard, and so we think

kita pelajari di papan tulis, jadi kita berpikir

that something has gone wrong.

bahwa ada yang salah dengan SMS.

It's a very natural sense.

Ini adalah insting yang sangat alamiah.

But the fact of the matter is that what is going on

Tapi faktanya adalah apa yang sedang terjadi

is a kind of emergent complexity.

merupakan hal yang kompleks.

That's what we're seeing in this fingered speech.

Itulah yang kita lihat di percakapan tertulis ini.

And in order to understand it, what we want to see

Dan untuk mengerti akan hal ini, apa yang harus kita lihat

is the way, in this new kind of language,

di bahasa yang baru ini,

there is new structure coming up.

adalah adanya struktur baru yang muncul.

And so, for example, there is in texting a convention,

Contohnya, ada singkatan yang cukup umum di bahasa SMS,

which is LOL.

yaitu LOL.

Now LOL, we generally think of

Kita biasanya menganggap LOL

as meaning "laughing out loud."

sebagai singkatan dari "laughing out loud" (tertawa keras-keras).

And of course, theoretically, it does,

Dan tentu saja itu benar, menurut teorinya.

and if you look at older texts, then people used it

Dan apabila anda melihat SMS di jaman yang lebih dahulu, orang-orang saat itu pun

to actually indicate laughing out loud.

menggunakan istilah yang sama untuk "laughing out loud."

But if you text now, or if you are someone who

Tapi kalau anda mengirim SMS di masa sekarang, atau apabila anda adalah seseorang yang

is aware of the substrate of texting the way it's become,

mengikuti perkembangan bahasa SMS,

you'll notice that LOL

anda akan menyadari bahwa LOL

does not mean laughing out loud anymore.

tidak selalu berarti "laughing out loud" lagi.

It's evolved into something that is much subtler.

Artinya telah berubah menjadi sesuatu yang jauh lebih samar.

This is an actual text that was done

Ini merupakan SMS yang benar-benar ada,

by a non-male person of about 20 years old

diketik oleh seorang wanita berumur kurang lebih 20 tahun

not too long ago.

beberapa waktu yang lalu.

"I love the font you're using, btw."

"Aku suka font (jenis tulisan) yang kamu pakai, btw"

Julie: "lol thanks gmail is being slow right now"

Julie: "Lol thanks gmail lagi lemot sekarang"

Now if you think about it, that's not funny.

Kalau anda berpikir mengenai percakapan di atas, itu bukanlah sesuatu yang lucu.

No one's laughing. (Laughter)

Tidak ada yang tertawa. (Tawa)

And yet, there it is, so you assume

Tapi toh mereka menulis "lol", jadi anda beranggapan

there's been some kind of hiccup.

bahwa ada semacam kebingungan.

Then Susan says "lol, I know,"

Kemudian Susan berkata "lol, aku tahu,"

again more guffawing than we're used to

lagi-lagi dengan kehebohan yang lebih dari yang dibutuhkan

when you're talking about these inconveniences.

saat anda berbicara mengenai ketidaknyamanan semacam ini.

So Julie says, "I just sent you an email."

Maka Julie berkata, "Aku baru mengirimimu email."

Susan: "lol, I see it."

Susan: "lol, aku lihat emailmu."

Very funny people, if that's what LOL means.

Sangat lucu kalau menurut arti LOL yang sebenarnya.

This Julie says, "So what's up?"

Julie kemudian berkata, "Jadi apa kabarmu?"

Susan: "lol, I have to write a 10 page paper."

Susan: "lol, aku harus menulis essay 10 halaman."

She's not amused. Let's think about it.

Coba pikir, dia sama sekali tidak senang.

LOL is being used in a very particular way.

LOL digunakan dengan cara seperti ini.

It's a marker of empathy. It's a marker of accommodation.

Ia menjadi simbol dari empati dan akomodasi dari itu.

We linguists call things like that pragmatic particles.

Kami para pakar bahasa menyebut hal-hal tersebut partikel pragmatis.

Any spoken language that's used by real people has them.

Semua bahasa percakapan yang digunakan oleh kebanyakan orang memiliki partikel ini.

If you happen to speak Japanese, think about

Kalau anda berbicara bahasa Jepang, pikirkan tentang

that little word "ne" that you use at the end of a lot of sentences.

kata "ne" yang sering dipakai untuk mengakhiri banyak kalimat.

If you listen to the way black youth today speak,

Kalau anda mendengarkan bagaimana para kaum muda berkulit hitam berbicara zaman sekarang,

think about the use of the word "yo."

pikirkan tentang penggunaan kata "yo."

Whole dissertations could be written about it,

Ini bisa menjadi topik dari banyak disertasi,

and probably are being written about it.

dan mungkin memang beberapa sedang ditulis.

A pragmatic particle, that's what LOL has gradually become.

Istilah LOL telah perlahan berubah menjadi partikel pragmatis.

It's a way of using the language between actual people.

Ini menjadi bahasa yang digunakan untuk percakapan orang-orang.

Another example is "slash."

Contoh lainnya adalah "slash" (garis miring).

Now, we can use slash in the way that we're used to,

Sekarang kita bisa menggunakan garis miring seperti dulu,

along the lines of, "We're going to have

di dalam percakapan semacam, "Kita akan mengadakan

a party-slash-networking session."

sesi pesta slash keakraban."

That's kind of like what we're at.

Semacam itulah.

Slash is used in a very different way

Para pemuda menggunakan garis miring dengan cara yang

in texting among young people today.

sangat berbeda dalam SMS.

It's used to change the scene.

Garis miring digunakan untuk mengganti topik.

So for example, this Sally person says,

Jadi misalnya, ada orang bernama Sally berkata,

"So I need to find people to chill with"

"Aku mau mencari teman untuk hangout bersama"

and Jake says, "Haha" --

dan Jake berkata, "Haha" --

you could write a dissertation about "Haha" too, but we don't have time for that —

anda dapat menulis disertasi tentang "Haha" juga, tapi kita tidak punya waktu untuk itu --

"Haha so you're going by yourself? Why?"

"Haha jadi kamu pergi sendirian? Mengapa?"

Sally: "For this summer program at NYU."

Sally: "Untuk program musim panas di NYU."

Jake: "Haha. Slash I'm watching this video with suns players

Jake: "Haha. Slash aku sedang menonton video dimana para pemain Suns (pemain klub basket Phoenix Suns)

trying to shoot with one eye."

mencoba memasukkan bola dengan satu mata tertutup."

The slash is interesting.

Penggunaan "slash" (garis miring) yang sangat menarik.

I don't really even know what Jake is talking about after that,

Saya bahkan tidak benar-benar mengerti apa yang dibicarakan Jake setelahnya,

but you notice that he's changing the topic.

tapi anda tahu ia mengganti topiknya.

Now that seems kind of mundane,

Kesannya biasa saja,

but think about how in real life,

tapi pikirkanlah bahwa di dunia nyata,

if we're having a conversation and we want to change the topic,

kalau kita sedang bercakap-cakap dan ingin mengganti topiknya,

there are ways of doing it gracefully.

ada berbagai cara untuk melakukannya dengan halus.

You don't just zip right into it.

Anda tidak melakukannya secara blak-blakan.

You'll pat your thighs and look wistfully off into the distance,

Anda akan menepuk-menepuk paha anda dan melihat ke kejauhan dengan sendu,

or you'll say something like, "Hmm, makes you think --"

atau anda akan mengatakan sesuatu semacam, "Hmmm, aku jadi terpikir akan sesuatu --"

when it really didn't, but what you're really --

padahal sebenarnya tidak, tapi apa yang sebenarnya anda --

(Laughter) —

(Tawa) --

what you're really trying to do is change the topic.

apa yang sebenarnya anda lakukan adalah mengubah topik yang ada.

You can't do that while you're texting,

Anda tidak dapat melakukan hal yang sama saat anda mengirim SMS atau chatting.

and so ways are developing of doing it within this medium.

Maka orang-orang menciptakan cara-cara lain untuk melakukannya dengan medium tersebut.

All spoken languages have what a linguist calls

Semua bahasa percakapan memiliki sesuatu yang oleh pakar bahasa disebut

a new information marker -- or two, or three.

pertanda adanya satu informasi baru -- atau dua, atau tiga.

Texting has developed one from this slash.

SMS telah mengembangkan satu tanda dengan garis miring ini.

So we have a whole battery of new constructions

Jadi kita punya cukup baterai untuk satu konstruksi baru

that are developing, and yet it's easy to think,

yang sedang berkembang. Namun mudah bagi kita untuk berpikir,

well, something is still wrong.

yah, masih saja ada sesuatu yang salah.

There's a lack of structure of some sort.

Ada semacam kurangnya struktur.

It's not as sophisticated

Ini tidak secanggih

as the language of The Wall Street Journal.

bahasa-bahasa yang digunakan di The Wall Street Journal.

Well, the fact of the matter is,

Yah, faktanya adalah,

look at this person in 1956,

lihatlah orang ini di tahun 1956,

and this is when texting doesn't exist,

dan ini adalah masa dimana SMS dan chatting belumlah ada.

"I Love Lucy" is still on the air.

"I Love Lucy" masih dikumandangkan.

"Many do not know the alphabet or multiplication table,

Banyak yang tidak mengenal huruf ataupun hitung-hitungan,

cannot write grammatically -- "

dan tidak dapat menulis dengan struktur yang benar --"

We've heard that sort of thing before,

Kita sudah pernah mendengar hal semacam ini,

not just in 1956. 1917, Connecticut schoolteacher.

tidak hanya di tahun 1956, tapi juga dari guru di Connecticut

1917. This is the time when we all assume

tahun 1917. Ini adalah waktu dimana kita semua beranggapan

that everything somehow in terms of writing was perfect

bahwa entah bagaimana semua yang berhubungan dengan menulis sudahlah sempurna

because the people on "Downton Abbey" are articulate,

karena orang-orang di "Downton Abbey" sangatlah pandai berbicara

or something like that.

atau semacam itu.

So, "From every college in the country goes up the cry,

Jadi, "Semua perguruan tinggi di seluruh negeri berseru,

'Our freshmen can't spell, can't punctuate.'"

'Para mahasiswa baru tidak bisa mengeja dan tidak mengerti tanda baca.'"

And so on. You can go even further back than this.

Dan seterusnya. Anda bahkan dapat menelusuri ke masa jauh sebelum ini.

It's the President of Harvard. It's 1871.

Contohnya dari Presiden Harvard di tahun 1871.

There's no electricity. People have three names.

Belum ada listrik pada masa itu. Orang-orang memiliki tiga julukan.

"Bad spelling,

"Ejaan yang buruk,

incorrectness as well as inelegance of expression in writing."

pengungkapan ekspresi yang tidak benar dan janggal dalam penulisan."

And he's talking about people who are otherwise

Dan beliau membicarakan tentang orang-orang yang

well prepared for college studies.

telah siap untuk memasuki level perguruan tinggi.

You can go even further back.

Anda bahkan dapat menelusuri lebih jauh lagi.

1841, some long-lost superintendent of schools is upset

Tahun 1841, beberapa mantan inspektur sekolah-sekolah merasa jengkel

because of what he has for a long time "noted with regret

karena suatu hal yang untuk jangka waktu yang lama telah ia "perhatikan dengan penyesalan

the almost entire neglect of the original" blah blah blah blah blah.

keaslian yang hampir seutuhnya ditanggalkan" blah blah blah blah blah.

Or you can go all the way back to 63 A.D. -- (Laughter) --

Atau anda dapat menelusuri lebih jauh lagi ke tahu 63 M -- (Tawa) --

and there's this poor man who doesn't like the way

dan ada orang miskin yang tidak menyukai cara

people are speaking Latin.

orang-orang berbicara bahasa Latin.

As it happens, he was writing about what had become French.

Pada masa itu, ia sedang menulis tentang bahasa yang telah menjadi bahasa Prancis.

And so, there are always — (Laughter) (Applause) —

Jadi, selalu ada -- (Tawa) (Tepuk tangan) --

there are always people worrying about these things

selalu ada saja orang-orang yang mencemaskan hal-hal semacam ini

and the planet somehow seems to keep spinning.

dan masih saja planet ini terus berputar.

And so, the way I'm thinking of texting these days is

Jadi, cara saya berpikir mengenai SMS pada masa sekarang adalah

that what we're seeing is a whole new way of writing

bahwa apa yang kita lihat sekarang adalah cara menulis yang sepenuhnya baru

that young people are developing,

yang dikembangkan oleh para kaum muda,

which they're using alongside their ordinary writing skills,

dimana mereka menggunakan kemampuan menulis mereka yang biasa saja,

and that means that they're able to do two things.

dan juga berarti bahwa mereka dapat melakukan dua hal.

Increasing evidence is that being bilingual

Memperkuat pendapat bahwa kemampuan bilingual itu

is cognitively beneficial.

merupakan sesuatu yang penting.

That's also true of being bidialectal.

Sama halnya dengan kemampuan bidialectal (memiliki dua aksen).

That's certainly true of being bidialectal in terms of your writing.

Terutama dalam hal menulis.

And so texting actually is evidence of a balancing act

Jadi SMS sebenarnya merupakan bukti dari

that young people are using today, not consciously, of course,

orang-orang muda yang berusaha untuk menyeimbangkan diri sekarang, secara tidak sadar tentunya,

but it's an expansion of their linguistic repertoire.

tapi ini merupakan perluasan dari repertoar linguistik mereka.

It's very simple.

Sangatlah sederhana, sebenarnya.

If somebody from 1973 looked at

Apabila seseorang dari tahun 1973 melihat

what was on a dormitory message board in 1993,

apa yang tertulis di papan pesan asrama di tahun 1993,

the slang would have changed a little bit

istilahnya akan berubah sedikit

since the era of "Love Story,"

sejak era "Love Story,"

but they would understand what was on that message board.

tapi mereka akan mengerti apa yang ada di dalam pesan tersebut.

Take that person from 1993 -- not that long ago,

Contoh lainnya adalah orang dari tahun 1993 -- tidak terlalu lama,

this is "Bill and Ted's Excellent Adventure" -- those people.

misalnya "Pengalaman Luar Biasa Bill dan Ted" -- orang-orang tersebut.

Take those people and they read

Misalnya orang-orang tersebut membaca

a very typical text written by a 20-year-old today.

tulisan khas karya seseorang berumur 20 tahun dari masa sekarang.

Often they would have no idea what half of it meant

Seringkali mereka tidak akan mengerti artinya

because a whole new language has developed

karena bahasa yang sama sekali baru telah berkembang

among our young people doing something as mundane

diantara kaum muda sebagai sesuatu yang biasa

as what it looks like to us when they're batting around

sepertinya halnya bagi kita saat mereka sibuk

on their little devices.

dengan perangkat-perangkat kecil mereka.

So in closing, if I could go into the future,

Jadi, sebagai penutup, apabila saya dapat pergi ke masa depan,

if I could go into 2033,

kalau saya bisa mengunjungi tahun 2033,

the first thing I would ask is whether David Simon

hal pertama yang akan saya tanyakan adalah apakah David Simon

had done a sequel to "The Wire." I would want to know.

telah membuat sekuel "The Wire." Saya ingin tahu.

And — I really would ask that —

Dan -- saya sungguh akan bertanya --

and then I'd want to know actually what was going on on "Downton Abbey."

dan saya ingin tahu apa sebenarnya yang telah terjadi di "Downton Abbey."

That'd be the second thing.

Itu hal kedua.

And then the third thing would be,

Dan hal yang ketiga adalah,

please show me a sheaf of texts

tolong tunjukkan kepada saya satu berkas tulisan

written by 16-year-old girls,

yang ditulis oleh gadis-gadis berumur 16 tahun

because I would want to know where this language

karena saya ingin tahu ke arah perkembangan

had developed since our times,

bahasa ini sejak masa sekarang,

and ideally I would then send them back to you and me now

dan idealnya saya kemudian akan mengirimkan semuanya ke masa sekarang

so we could examine this linguistic miracle

supaya kita dapat memeriksa keajaiban linguistik ini

happening right under our noses.

yang terjadi tepat di depan mata kita.

Thank you very much.

Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Thank you. (Applause)

Terima kasih. (Tepuk tangan)