Thomas Insel: Toward a new understanding of mental illness

Translator: Joseph Geni Reviewer: Thu-Huong Ha

Translator: Emmanoel Pratama Hastono Reviewer: Dewi Barnas

So let's start with some good news,

Mari kita mulai dengan beberapa kabar baik,

and the good news has to do with what do we know

sehubungan dengan hal-hal yang telah kita ketahui

based on biomedical research

berdasarkan penelitian biomedis

that actually has changed the outcomes

yang benar-benar telah mengubah hasil perawatan

for many very serious diseases?

berbagai penyakit yang tergolong serius.

Let's start with leukemia,

Mari kita mulai dengan leukemia,

acute lymphoblastic leukemia, ALL,

leukemia limfositik akut (ALL),

the most common cancer of children.

kanker yang paling umum menyerang anak-anak.

When I was a student,

Ketika saya masih di sekolah medis,

the mortality rate was about 95 percent.

angka kematiannya sekitar 95 persen.

Today, some 25, 30 years later, we're talking about

Hari ini, 25-30 tahun setelahnya,

a mortality rate that's reduced by 85 percent.

angka kematiannya telah berkurang sebanyak 85 persen.

Six thousand children each year

Enam ribu anak tiap tahun

who would have previously died of this disease are cured.

yang sebelumnya mungkin meninggal karena penyakit ini, sekarang bisa sembuh.

If you want the really big numbers,

Kalau Anda ingin tahu angka-angka yang benar-benar besar,

look at these numbers for heart disease.

mari lihat data untuk penyakit jantung.

Heart disease used to be the biggest killer,

Penyakit jantung dulu merupakan penyebab kematian terbesar,

particularly for men in their 40s.

terutama untuk pria berusia 40-an.

Today, we've seen a 63-percent reduction in mortality

Sekarang, angka kematiannya sudah berkurang

from heart disease --

sebanyak 63 persen --

remarkably, 1.1 million deaths averted every year.

kita berhasil mengurangi angka kematian sebesar 1,1 juta jiwa setiap tahun.

AIDS, incredibly, has just been named,

Baru-baru ini, bulan lalu AIDS dimasukkan pada

in the past month, a chronic disease,

kategori penyakit kronis.

meaning that a 20-year-old who becomes infected with HIV

yang artinya, apabila seseorang berusia 20-an terinfeksi HIV,

is expected not to live weeks, months, or a couple of years,

harapan hidup mereka bukan dalam jangka waktu mingguan, bulanan, atau tahunan,

as we said only a decade ago,

seperti yang biasanya kita katakan sepuluh tahun yang lalu,

but is thought to live decades,

tapi dalam jangka waktu dasawarsa,

probably to die in his '60s or '70s from other causes altogether.

dimana mereka mungkin akan meninggal di usia 60-an atau 70-an karena penyakit lainnya.

These are just remarkable, remarkable changes

Ini adalah perubahan luar biasa

in the outlook for some of the biggest killers.

dalam cara kita melihat beberapa faktor penyebab kematian utama.

And one in particular

Dan salah satunya

that you probably wouldn't know about, stroke,

yang mungkin tidak Anda ketahui, yaitu penyakit stroke

which has been, along with heart disease,

yang bersama dengan penyakit jantung,

one of the biggest killers in this country,

merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di AS

is a disease in which now we know

adalah penyakit yang sekarang kita tahu

that if you can get people into the emergency room

jika Anda bisa melarikan penderita stroke ke UGD

within three hours of the onset,

dalam 3 jam pertama sejak mereka terkena serangan stroke,

some 30 percent of them will be able to leave the hospital

kurang lebih 30 persen pasien akan dapat meninggalkan rumah sakit

without any disability whatsoever.

tanpa menderita kecacatan apapun.

Remarkable stories,

Kisah-kisah luar biasa,

good-news stories,

kabar baik,

all of which boil down to understanding

yang semuanya membuat kita lebih mengerti akan

something about the diseases that has allowed us

penyakit-penyakit tersebut, sehingga kita

to detect early and intervene early.

dapat mendeteksi dan menanggulanginya sejak dini.

Early detection, early intervention,

Pendeteksian dan penanggulangan dini

that's the story for these successes.

itulah kisah di balik keberhasilan ini.

Unfortunately, the news is not all good.

Sayangnya, tidak semuanya adalah kabar baik.

Let's talk about one other story

Mari kita bahas satu kisah lain

which has to do with suicide.

yang berhubungan dengan bunuh diri.

Now this is, of course, not a disease, per se.

Nah, ini tentu saja, bukan sekedar penyakit.

It's a condition, or it's a situation

Ini adalah suatu kondisi, atau situasi

that leads to mortality.

yang mengarah pada kematian.

What you may not realize is just how prevalent it is.

Yang mungkin belum Anda sadari adalah bahwa betapa umum ini terjadi.

There are 38,000 suicides each year in the United States.

Ada 38.000 kasus bunuh diri setiap tahun di Amerika Serikat.

That means one about every 15 minutes.

Itu artinya satu kasus setiap 15 menit.

Third most common cause of death amongst people

Bunuh diri adalah penyebab kematian terbesar ketiga

between the ages of 15 and 25.

pada orang-orang berusia 15 hingga 25 tahun.

It's kind of an extraordinary story when you realize

Sungguh cerita yang luar biasa, apabila Anda menyadari

that this is twice as common as homicide

bahwa jumlah ini dua kali lipat lebih banyak daripada pembunuhan,

and actually more common as a source of death

dan juga merupakan penyebab kematian yang lebih umum

than traffic fatalities in this country.

dibandingkan kecelakaan lalu lintas di AS.

Now, when we talk about suicide,

Nah, kalau kita berbicara mengenai bunuh diri,

there is also a medical contribution here,

kita tidak bisa lepas dari adanya faktor medis,

because 90 percent of suicides

karena 90 persen kasus bunuh diri

are related to a mental illness:

berhubungan dengan penyakit kejiwaan:

depression, bipolar disorder, schizophrenia,

depresi, kelainan bipolar, skizofrenia,

anorexia, borderline personality. There's a long list

anoreksia, borderline personality. Ada daftar panjang

of disorders that contribute,

kelainan kejiwaan yang menjadi faktor,

and as I mentioned before, often early in life.

dan seperti yang saya katakan sebelumnya, seringnya ini dimulai pada usia dini.

But it's not just the mortality from these disorders.

Tapi kita tidak hanya membicarakan kematian sebagai akibat dari kelainan ini.

It's also morbidity.

Morbiditas pun termasuk di dalamnya.

If you look at disability,

Kalau Anda menggunakan standar ukuran

as measured by the World Health Organization

WHO atas kecacatan

with something they call the Disability Adjusted Life Years,

yang disebut Disability Adjusted Life Years (DALY),

it's kind of a metric that nobody would think of

yaitu semacam indikator yang tidak terpikirkan oleh siapapun,

except an economist,

yang bukan seorang ekonom,

except it's one way of trying to capture what is lost

dimana ia mengukur apa yang tidak lagi dimiliki penderita cacat

in terms of disability from medical causes,

apabila kecacatan tersebut disebabkan karena faktor medis,

and as you can see, virtually 30 percent

dan seperti yang Anda lihat, hampir 30 persen

of all disability from all medical causes

kondisi cacat yang disebabkan faktor medis

can be attributed to mental disorders,

merupakan kasus kelainan mental

neuropsychiatric syndromes.

sindrom neuropsikiatri.

You're probably thinking that doesn't make any sense.

Anda mungkin berpikir bahwa ini tidak masuk akal.

I mean, cancer seems far more serious.

Kanker sepertinya jauh lebih serius daripada kelainan mental.

Heart disease seems far more serious.

Penyakit jantung kelihatannya masih lebih serius.

But you can see actually they are further down this list,

Tapi Anda bisa melihat bahwa keduanya ada di bawah daftar panjang ini

and that's because we're talking here about disability.

dan itu adalah karena kita sedang membahas tentang kecacatan di sini.

What drives the disability for these disorders

Apa yang menyebabkan cacat pada kelainan

like schizophrenia and bipolar and depression?

seperti skizofrenia dan bipolar dan depresi?

Why are they number one here?

Kenapa mereka merupakan penyebab kematian nomor 1?

Well, there are probably three reasons.

Ada 3 hal yang mungkin menjadi penyebabnya.

One is that they're highly prevalent.

Yang pertama adalah, tingginya frekuensi penyakit-penyakit tersebut.

About one in five people will suffer from one of these disorders

Kurang lebih satu di antara lima orang menderita salah satu kelainan ini

in the course of their lifetime.

selama masa hidup mereka.

A second, of course, is that, for some people,

Yang kedua yaitu, tentu saja, untuk beberapa orang,

these become truly disabling,

kelainan ini benar-benar menjadikan mereka cacat,

and it's about four to five percent, perhaps one in 20.

setidaknya dalam 4-5 persen kasus, sekitar satu di antara 20 orang.

But what really drives these numbers, this high morbidity,

Tapi yang benar-benar menyebabkan tingginya jumlah penyakit ini,

and to some extent the high mortality,

dan kadang juga angka kematian yang tinggi,

is the fact that these start very early in life.

adalah fakta bahwa ia dimulai pada usia dini.

Fifty percent will have onset by age 14,

50 persen akan mulai menunjukkan gejala pada usia 14 tahun,

75 percent by age 24,

75 persen pada usia 24 tahun,

a picture that is very different than what one would see

gambaran yang sangat berbeda apabila Anda membandingkannya

if you're talking about cancer or heart disease,

dengan penyakit seperti kanker atau jantung,

diabetes, hypertension -- most of the major illnesses

atau diabetes dan hipertensi -- penyakit-penyakit utama

that we think about as being sources of morbidity and mortality.

yang seringkali kita sangka sebagai penyebab utama morbiditas dan mortalitas.

These are, indeed, the chronic disorders of young people.

Ini adalah, kelainan kronis yang sering dialami orang-orang muda.

Now, I started by telling you that there were some good-news stories.

Nah, saya memulai paparan ini dengan mengatakan bahwa ada kabar baik.

This is obviously not one of them.

Sudah tentu ini bukan salah satunya.

This is the part of it that is perhaps most difficult,

Ini mungkin adalah bagian yang paling rumit,

and in a sense this is a kind of confession for me.

dan bisa dibilang ini merupakan semacam pengakuan dari saya.

My job is to actually make sure that we make progress

Sebenarnya pekerjaan saya adalah untuk memastikan bahwa kita mencapai kemajuan

on all of these disorders.

dalam menanggulangi kelainan-kelainan ini.

I work for the federal government.

Saya bekerja untuk pemerintah.

Actually, I work for you. You pay my salary.

Sebenarnya, saya bekerja untuk Anda. Andalah yang menggaji saya.

And maybe at this point, when you know what I do,

Dan mungkin sekarang, setelah Anda tahu apa yang saya kerjakan,

or maybe what I've failed to do,

atau mungkin apa yang saya gagal kerjakan,

you'll think that I probably ought to be fired,

Anda mungkin akan berpikir bahwa saya seharusnya dipecat,

and I could certainly understand that.

dan saya bisa mengerti seandainya demikian.

But what I want to suggest, and the reason I'm here

Tapi saya ingin menyarankan, dan inilah alasan saya berada di sini,

is to tell you that I think we're about to be

untuk mengatakan pada Anda sekalian bahwa menurut saya kita hampir-hampir ada pada dunia

in a very different world as we think about these illnesses.

yang sama sekali berbeda, ketika memikirkan tentang penyakit-penyakit ini.

What I've been talking to you about so far is mental disorders,

Sejauh ini saya sudah membahas mengenai kelainan mental,

diseases of the mind.

penyakit yang menyerang pikiran.

That's actually becoming a rather unpopular term these days,

Istilah tersebut agaknya menjadi tidak populer belakangan ini,

and people feel that, for whatever reason,

dan apapun alasannya, orang-orang merasa

it's politically better to use the term behavioral disorders

lebih tepat menggunakan istilah kelainan perilaku

and to talk about these as disorders of behavior.

dan berbicara mengenai kelainan tersebut sebagai bentuk kelainan tingkah laku.

Fair enough. They are disorders of behavior,

Boleh saja. Mereka memang kelainan perilaku,

and they are disorders of the mind.

dan mereka juga kelainan pikiran.

But what I want to suggest to you

Tapi yang ingin saya sarankan adalah,

is that both of those terms,

bahwa kedua istilah tersebut,

which have been in play for a century or more,

yang telah digunakan selama satu abad atau lebih,

are actually now impediments to progress,

sebenarnya sekarang menjadi penghalang untuk kemajuan,

that what we need conceptually to make progress here

dan kita perlu membuat kemajuan konsep

is to rethink these disorders as brain disorders.

dengan memikirkan kelainan-kelainan ini sebagai kelainan otak.

Now, for some of you, you're going to say,

Nah, beberapa dari Anda akan berkata,

"Oh my goodness, here we go again.

"Ya ampun, mulai lagi deh.

We're going to hear about a biochemical imbalance

Kita akan mulai diceramahi mengenai ketidakseimbangan biokimia

or we're going to hear about drugs

atau mengenai obat-obatan

or we're going to hear about some very simplistic notion

atau mengenai gagasan sederhana

that will take our subjective experience

yang akan menggunakan pengalaman subyektif kita

and turn it into molecules, or maybe into some sort of

dan mengubahnya menjadi molekul-molekul, atau mungkin menjadi

very flat, unidimensional understanding

semacam pengertian yang dangkal dan membosankan

of what it is to have depression or schizophrenia.

mengenai apa rasanya mengalami depresi atau skizofrenia.

When we talk about the brain, it is anything but

Kalau kita membahas tentang otak, pembahasannya akan jauh dari

unidimensional or simplistic or reductionistic.

dangkal, sederhana, ataupun mudah.

It depends, of course, on what scale

Tentu saja, ini tergantung pada skala

or what scope you want to think about,

atau konteks yang ingin Anda gunakan.

but this is an organ of surreal complexity,

Tapi otak adalah organ dengan kompleksitas yang tak bisa dibayangkan,

and we are just beginning to understand

dan kita baru saja mulai memahami

how to even study it, whether you're thinking about

bahkan cara untuk mempelajarinya, baik jika Anda memikirkan

the 100 billion neurons that are in the cortex

100 juta sel-sel neuron yang ada di korteks

or the 100 trillion synapses

atau 100 milyar sinapsis

that make up all the connections.

yang menghubungkan semuanya.

We have just begun to try to figure out

Kita baru saja mulai memahami

how do we take this very complex machine

bagaimana cara menangani mesin yang sangat rumit ini,

that does extraordinary kinds of information processing

yang mampu memproses berbagai macam informasi secara luar biasa,

and use our own minds to understand

dan menggunakan pikiran kita untuk memahami

this very complex brain that supports our own minds.

otak yang luar biasa rumit, yang menopang pikiran kita sendiri.

It's actually a kind of cruel trick of evolution

Sebenarnya ini semacam trik evolusi yang kejam,

that we simply don't have a brain

bahwa kita tidak memiliki otak yang terprogram cukup baik

that seems to be wired well enough to understand itself.

untuk dapat memahami otak itu sendiri.

In a sense, it actually makes you feel that

Dalam artian tertentu, ini membuat Anda merasa bahwa

when you're in the safe zone of studying behavior or cognition,

saat Anda mempelajari perilaku atau kesadaran, sesuatu yang berada dalam zona aman

something you can observe,

jangkauan pengamatan Anda,

that in a way feels more simplistic and reductionistic

itu akan terasa lebih sederhana dan mudah

than trying to engage this very complex, mysterious organ

daripada berusaha untuk memahami organ yang sangat kompleks dan misterius ini

that we're beginning to try to understand.

yang kita baru sedang mencoba untuk pahami.

Now, already in the case of the brain disorders

Nah, dalam kasus kelainan otak

that I've been talking to you about,

yang sedari tadi saya bicarakan,

depression, obsessive compulsive disorder,

depresi, gangguan obsesif kompulsif,

post-traumatic stress disorder,

PTSD (gangguan stress pasca-trauma),

while we don't have an in-depth understanding

meski kita belum memahami secara mendalam

of how they are abnormally processed

akan bagaimana mereka diproses secara abnormal,

or what the brain is doing in these illnesses,

atau apa yang dilakukan otak ketika seseorang menderita penyakit tersebut,

we have been able to already identify

kita telah mampu mengidentifikasi

some of the connectional differences, or some of the ways

beberapa perbedaan yang berhubungan, atau beberapa alternatif

in which the circuitry is different

perbedaan sirkuit yang terjadi

for people who have these disorders.

pada orang-orang yang memiliki kelainan ini.

We call this the human connectome,

Kami menyebutnya pemetaan manusia,

and you can think about the connectome

dan Anda bisa membayangkan pemetaan tersebut

sort of as the wiring diagram of the brain.

seperti diagram hubungan-hubungan yang ada di dalam otak.

You'll hear more about this in a few minutes.

Saya akan menceritakan lebih lanjut sebentar lagi.

The important piece here is that as you begin to look

Yang penting di sini adalah Anda mulai melihat

at people who have these disorders, the one in five of us

orang-orang dengan kelainan ini, satu di antara lima orang

who struggle in some way,

yang menderita kelainan ini,

you find that there's a lot of variation

Anda akan mendapati ada banyak ragam cara

in the way that the brain is wired,

otak kita terhubung,

but there are some predictable patterns, and those patterns

tapi ada pola yang bisa diprediksi, dan pola-pola tersebut

are risk factors for developing one of these disorders.

merupakan faktor-faktor yang menyebabkan salah satu dari kelainan-kelainan ini.

It's a little different than the way we think about brain disorders

Ini agak berbeda dari cara kita berpikir tentang kelainan otak

like Huntington's or Parkinson's or Alzheimer's disease

seperti penyakit Huntington atau Parkinson atau Alzheimer,

where you have a bombed-out part of your cortex.

dimana ada bagian yang rusak pada korteks Anda.

Here we're talking about traffic jams, or sometimes detours,

Gangguan-gangguan ini seperti kemacetan lalu lintas, atau kadang jalan memutar,

or sometimes problems with just the way that things are connected

atau kadang karena ada masalah dalam hubungan yang terjadi dalam otak

and the way that the brain functions.

dan dengan fungsi otak.

You could, if you want, compare this to,

Kalau mau, Anda dapat membandingkannya dengan

on the one hand, a myocardial infarction, a heart attack,

infarksi myokardial -- serangan jantung di satu sisi,

where you have dead tissue in the heart,

dimana ada jaringan mati di dalam jantung Anda,

versus an arrhythmia, where the organ simply isn't functioning

atau aritmia, dimana jantung Anda tidak berfungsi

because of the communication problems within it.

karena ada masalah komunikasi di dalamnya.

Either one would kill you; in only one of them

Dua-duanya akan membunuh Anda; tapi hanya pada salah satu kasus

will you find a major lesion.

Anda akan mengalami luka yang parah.

As we think about this, probably it's better to actually go

Kalau kita berpikir mengenai hal ini, mungkin lebih baik

a little deeper into one particular disorder, and that would be schizophrenia,

bagi kita untuk melihat lebih jauh pada satu kelainan tertentu, yaitu skizofrenia,

because I think that's a good case

karena menurut saya ini merupakan contoh yang bagus

for helping to understand why thinking of this as a brain disorder matters.

untuk membantu kita memahami mengapa penting untuk melihatnya sebagai kelainan otak.

These are scans from Judy Rapoport and her colleagues

Ini adalah hasil pemindaian oleh Judy Rapoport dan kolega-koleganya

at the National Institute of Mental Health

di National Institute of Mental Health

in which they studied children with very early onset schizophrenia,

dimana mereka meneliti anak-anak yang menunjukkan gejala awal skizofrenia,

and you can see already in the top

dan Anda sudah bisa lihat di bagian atas

there's areas that are red or orange, yellow,

ada daerah-daerah dengan warna merah atau oranye, kuning,

are places where there's less gray matter,

dimana tidak terdapat gray matter sebanyak seperti pada daerah lainnya,

and as they followed them over five years,

dan setelah lima tahun lebih,

comparing them to age match controls,

membandingkannya dengan kondisi anak-anak lain seusia mereka,

you can see that, particularly in areas like

Anda bisa melihat bahwa, terutama di area seperti

the dorsolateral prefrontal cortex

korteks dorsolateral prefrontal

or the superior temporal gyrus, there's a profound loss of gray matter.

atau gyrus superior temporal, gray matter yang tersisa sangat sedikit.

And it's important, if you try to model this,

Dan sangat penting, apabila Anda mencoba menggambarkan situasi ini,

you can think about normal development

bayangkan garis normal perkembangan otak

as a loss of cortical mass, loss of cortical gray matter,

adalah hilangnya massa kortikal, hilangnya gray matter kortikal,

dan yang terjadi pada skizofrenia adalah Anda kehilangan lebih banyak massa daripada normalnya,

and what's happening in schizophrenia is that you overshoot that mark,

and at some point, when you overshoot,

Dan pada satu ketika, saat ini terjadi,

you cross a threshold, and it's that threshold

Anda melampaui batas dimana

where we say, this is a person who has this disease,

kita bisa mengatakan bahwa orang ini menderita penyakit tertentu,

because they have the behavioral symptoms

karena mereka menunjukkan gejala-gejala

of hallucinations and delusions.

perilaku halusinasi dan delusi.

That's something we can observe.

Ini adalah sesuatu yang bisa kita amati.

But look at this closely and you can see that actually they've crossed a different threshold.

Amati lebih seksama, dan Anda dapat melihat bahwa sebenarnya mereka melewati batas yang berbeda.

They've crossed a brain threshold much earlier,

Otak mereka telah melampaui batas jauh sebelumnya,

that perhaps not at age 22 or 20,

mungkin bukan di usia 22 atau 20,

but even by age 15 or 16 you can begin to see

tapi bahkan pada usia 15 atau 16, Anda mulai dapat melihat

the trajectory for development is quite different

bahwa alur perkembangan mereka cukup berbeda

at the level of the brain, not at the level of behavior.

di dalam otak mereka, bukan pada perilaku mereka.

Why does this matter? Well first because,

Mengapa ini penting? Pertama-tama, karena

for brain disorders, behavior is the last thing to change.

perilaku adalah hal terakhir yang berubah pada kasus kelainan otak,

We know that for Alzheimer's, for Parkinson's, for Huntington's.

Kita tahu begitulah adanya pada penderita penyakit Alzheimer, Parkinson, dan Huntington.

There are changes in the brain a decade or more

Terjadi perubahan di dalam otak selama satu dekade atau lebih

before you see the first signs of a behavioral change.

sebelum kita bisa melihat gejala awal perubahan perilaku.

The tools that we have now allow us to detect

Peralatan yang kita miliki sekarang mengizinkan kita untuk mendeteksi

these brain changes much earlier, long before the symptoms emerge.

perubahan yang terjadi di dalam otak jauh sebelum gejala-gejalanya muncul.

But most important, go back to where we started.

Tapi yang paling penting, mari kembali lagi ke poin pertama kita.

The good-news stories in medicine

Kabar baik di bidang medis

are early detection, early intervention.

adalah pendeteksian dan intervensi dini.

If we waited until the heart attack,

Apabila kita menunggu serangan jantung terjadi,

we would be sacrificing 1.1 million lives

kita akan mengorbankan 1,1 juta jiwa

every year in this country to heart disease.

yang meninggal karena serangan jantung setiap tahun di AS.

That is precisely what we do today

Dan persis itulah yang kita lakukan sekarang

when we decide that everybody with one of these brain disorders,

saat kita memutuskan bahwa setiap orang yang mengalami salah satu kelainan otak ini,

brain circuit disorders, has a behavioral disorder.

kelainan sirkuit otak, memiliki kelainan perilaku.

We wait until the behavior becomes manifest.

Kita menunggu gejala perilakunya menjadi nyata.

That's not early detection. That's not early intervention.

Itu bukan pendeteksian dini, maupun intervensi dini.

Now to be clear, we're not quite ready to do this.

Nah, biar saya perjelas lagi: Kita belum cukup siap untuk melakukannya.

We don't have all the facts. We don't actually even know

Kita belum punya semua faktanya. Kita bahkan belum sepenuhnya tahu

what the tools will be,

peralatan apa yang akan dibutuhkan,

nor what to precisely look for in every case to be able

dan kita belum tahu apa persisnya yang harus kita temukan di setiap kasus

to get there before the behavior emerges as different.

untuk menanggulanginya sebelum perubahan perilaku terjadi.

But this tells us how we need to think about it,

Namun ini memberitahu kita bagaimana kita harus memikirkannya,

and where we need to go.

dan mengarahkan kita.

Are we going to be there soon?

Apakah kita dapat melakukannya?

I think that this is something that will happen

Menurut saya akan ada terobosan baru

over the course of the next few years, but I'd like to finish

dalam beberapa tahun ke depan, tapi saya ingin mengakhiri paparan ini

with a quote about trying to predict how this will happen

dengan sebuah kutipan mengenai bagaimana terobosan tersebut akan terjadi,

by somebody who's thought a lot about changes

dari seseorang yang banyak berpikir mengenai perubahan,

in concepts and changes in technology.

baik perubahan konsep maupun teknologi.

"We always overestimate the change that will occur

"Kita selalu berlebihan dalam memprediksi perubahan yang akan terjadi

in the next two years and underestimate

dalam dua tahun ke depan, dan meremehkan

the change that will occur in the next 10." -- Bill Gates.

perubahan yang akan terjadi 10 tahun ke depan." -- Bill Gates.

Thanks very much.

Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)