Barry Schwartz: Using our practical wisdom

Translator: Usep Syaripudin Reviewer: Amir Sudjono

The first thing I want to do is say thank you to all of you.

Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih pada anda semua.

The second thing I want to do is introduce my co-author

Selanjutnya saya ingin memperkenalkan rekan saya sesama penulis

and dear friend and co-teacher.

rekan sesama guru.

Ken and I have been working together

Ken dan saya sudah bekerja sama

for almost 40 years.

selama hampir 40 tahun.

That's Ken Sharpe over there.

Teman saya, Ken Sharpe.

(Applause)

(Tepuk tangan)

So there is among many people --

Banyak sekali orang --

certainly me and most of the people I talk to --

termasuk saya dan kebanyakan orang yang saya temui --

a kind of collective dissatisfaction

merasakan adanya ketidakpuasan kolektif

with the way things are working,

terhadap cara bagaimana segala sesuatu berjalan,

with the way our institutions run.

cara bagaimana berbagai institusi berjalan.

Our kids' teachers seem to be failing them.

Guru anak-anak kita nampak tidak berhasil mendidik mereka.

Our doctors don't know who the hell we are,

Dokter tidak tahu siapa kita,

and they don't have enough time for us.

dan mereka tidak punya banyak waktu bagi kita.

We certainly can't trust the bankers,

Kita tidak dapat mempercayai para bankir,

and we certainly can't trust the brokers.

dan kita juga tidak dapat mempercayai para pialang.

They almost brought the entire financial system down.

Sebab merekalah yang hampir menghancurkan seluruh sistem keuangan kita.

And even as we do our own work,

Dan bahkan ketika kita mengerjakan pekerjaan sendiri,

all too often,

terlalu sering,

we find ourselves having to choose

kita menemukan diri kita pada situasi harus memilih

between doing what we think is the right thing

antara melakukan apa yang menurut kita benar

and doing the expected thing,

atau melakukan apa yang diharuskan,

or the required thing,

atau sesuatu yang harus dilakukan,

or the profitable thing.

atau sesuatu yang menguntungkan.

So everywhere we look,

Kemanapun kita memandang,

pretty much across the board,

dimana-mana,

we worry that the people we depend on

kita merasa khawatir bahwa orang-orang yang menjadi tempat kita bergantung

don't really have our interests at heart.

tidak sungguh-sungguh sepenuh hati memperhatikan kepentingan kita.

Or if they do have our interests at heart,

Atau meski ketika mereka dengan sepenuh hati memperhatikan kepentingan kita,

we worry that they don't know us well enough

kita tetap khawatir jika mereka tidak benar-benar mengenal kita

to figure out what they need to do

hingga mereka tahu apa yang harus mereka lakukan

in order to allow us

agar kita merasa

to secure those interests.

aman dengan semua kepentingan kita.

They don't understand us.

Mereka tidak memahami kita.

They don't have the time to get to know us.

Mereka tak punya banyak waktu untuk mengenal kita.

There are two kinds of responses

Terdapat dua jenis respon

that we make

yang kita ambil

to this sort of general dissatisfaction.

terhadap ketidakpuasan general ini.

If things aren't going right,

Jika segala sesuatu berjalan tidak benar,

the first response is:

respon yang pertama adalah:

let's make more rules,

mari kita buat lebih banyak aturan,

let's set up a set

mari kita susun

of detailed procedures

prosedur yang lebih detil

to make sure that people will do the right thing.

guna menjamin bahwa orang-orang akan melakukan hal yang benar.

Give teachers scripts

Berikan guru skrip yang harus mereka ikuti

to follow in the classroom,

ketika mengajar di kelas,

so even if they don't know what they're doing

hingga jika mereka tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan,

and don't care about the welfare of our kids,

dan tak peduli dengan pendidikan anak-anak kita,

as long as they follow the scripts,

selama mereka mengukti skrip itu,

our kids will get educated.

maka anak kita akan tetap terdidik.

Give judges a list of mandatory sentences

Berikan para hakim daftar hukuman wajib

to impose for crimes,

yang harus diberikan pada berbagai macam kejahatan,

so that you don't need to rely

hingga mereka tidak harus bersandar pada

on judges using their judgment.

pengambilan keputusan yang menggunakan penilaian pribadi mereka.

Instead, all they have to do

Yang harus mereka lakukan adalah

is look up on the list

membuka daftar berbagai jenis hukuman

what kind of sentence goes with what kind of crime.

yang pantas untuk tiap jenis kejahatan.

Impose limits

Tetapkan batasan tentang apa yang perusahaan kartu kredit

on what credit card companies can charge in interest

akan bebankan pada kita sebagai bunga

and on what they can charge in fees.

atau sebagai biaya.

More and more rules

Semakin banyak aturan

to protect us

guna melindungi kita

against an indifferent, uncaring

dari berbagai macam institusi yang tak memiliki kepedulian

set of institutions we have to deal with.

yang harus kita hadapi.

Or -- or maybe and --

Atau - mungkin juga -- dan

in addition to rules,

selain aturan-aturan tersebut,

let's see if we can come up

mari kita lihat apakah kita mampu menyusun

with some really clever incentives

beberapa insentif cerdas

so that, even if the people we deal with

hingga, meski orang-orang yang kita hadapi

don't particularly want to serve our interests,

tidak mau memperhatikan kepentingan kita,

it is in their interest

tapi mereka memiliki kepentingan

to serve our interest --

untuk melayani kepentingan kita --

the magic incentives

insentif ajaib

that will get people to do the right thing

yang akan mendorong orang melakukan hal yang benar

even out of pure selfishness.

meski dengan keegoisan.

So we offer teachers bonuses

Jadi, kita menawarkan banyak bonus kepada guru,

if the kids they teach

jika siswa yang mereka ajar

score passing grades on these big test scores

mampu lulus ujian dengan meyakinkan

that are used to evaluate

yang biasa digunakan untuk mengevaluasi

the quality of school systems.

kualitas sistem sekolah kita.

Rules and incentives --

Aturan dan insentif --,

"sticks" and "carrots."

tongkat dan wortel.

We passed a bunch of rules

Kita menyusun begitu banyak aturan

to regulate the financial industry

untuk mengatur industri keuangan

in response to the recent collapse.

sebagai respon terhadap kejatuhan ekonomi saat ini.

There's the Dodd-Frank Act,

Ada yang namanya Dodd-Frank Act

there's the new Consumer Financial Protection Agency

ada pula the new Consumer Financial Protection Agency (Lembaga Perlindungan Konsumen Keuangan)

that is temporarily being headed through the backdoor

yang untuk sementara dipimpin oleh

by Elizabeth Warren.

Elizabeth Warren.

Maybe these rules

Mungkin aturan-aturan tersebut

will actually improve

akan dapat meningkatkan cara bagaimana

the way these financial services companies behave.

perusahaan layanan jasa keuangan berperilaku.

We'll see.

Mari kita lihat.

In addition, we are struggling

Selain itu, kita berjuang

to find some way to create incentives

untuk menemukan cara-cara penciptaan insentif

for people in the financial services industry

bagi orang-orang yang bekerja di industri keuangan

that will have them more interested

hingga mendorong mereka lebih tertarik

in serving the long-term interests

untuk melayani bunga jangka panjang

even of their own companies,

bahkan meski itu perusahaan mereka,

rather than securing short-term profits.

daripada mengambil keuntungan jangka pendek.

So if we find just the right incentives,

Jaid, jika kita mampu menemukan insentif yang tepat,

they'll do the right thing -- as I said -- selfishly,

mereka akan melakukan hal yang benar -- seperti saya bilang -- dengan egois

and if we come up with the right rules and regulations,

dan jika kita menetapkan aturan dan regulasi,

they won't drive us all over a cliff.

maka mereka tidak akan menjerumuskan kita.

And Ken [Sharpe] and I certainly know

Ken dan saya tahu bahwa

that you need to reign in the bankers.

anda harus mengalahkan para bankir.

If there is a lesson to be learned from the financial collapse

Jika ada pelajaran yang dapat dipelajari dari kebangkrutan sektor finansial,

it is that.

maka itulah pelajarannya.

But what we believe,

Namun kami meyakini,

and what we argue in the book,

dan apa yang kami ungkapkan dalam buku kami,

is that there is no set of rules,

adalah bahwa aturan tersebut tidak ada,

no matter how detailed,

sebagaimanapun detilnya,

no matter how specific,

sebagaimanapun spesifiknya,

no matter how carefully monitored

sebagaimanapun cermatnya pengawasan

and enforced,

dan penegakan,

there is no set of rules

tidak ada seperangkat aturan

that will get us what we need.

yang membantu kita memperoleh apa yang kita butuhkan.

Why? Because bankers are smart people.

Kenapa? Sebab para bankir adalah orang-orang cerdas.

And, like water,

Dan, seperti air,

they will find cracks

mereka akan merembas mencari celah

in any set of rules.

dari berbagai aturan yang ada.

You design a set of rules that will make sure

Anda merancang aturan yang akan menjamin bahwa

that the particular reason

alasan tertentu kenapa sistem keuangan

why the financial system "almost-collapse"

mengalami kebangkrutan

can't happen again.

tidak dapat terjadi lagi.

It is naive beyond description

Merupakan sesuatu yang naif

to think that having blocked

jika kita berpikir bahwa dengan memblok

this source of financial collapse,

sumber kebangkrutan keuangan ini, berarti kita telah berhasil

you have blocked all possible sources of financial collapse.

memblok semua kemungkinan sumber kebangkrutan keuangan.

So it's just a question of waiting for the next one

Sungguh mengherankan dan ajaib

and then marveling at how we could have been so stupid

bagaimana kita begitu bodohnya selama ini membiarkan

as not to protect ourselves against that.

diri kita untuk tidak melakukan perlindungan atas kondisi tersebut.

What we desperately need,

Apa yang sangat kita butuhkan,

beyond, or along with, better rules

selain aturan-aturan yang lebih baik

and reasonably smart incentives,

dan insentif yang lebih cerdas,

is we need virtue.

adalah kita butuh kebajikan,

We need character.

kita butuh karakter,

We need people who want to do the right thing.

kita butuh orang yang ingin melakukan sesuatu yang benar.

And in particular,

Dan secara khusus,

the virtue that we need most of all

kebajikan yang paling kita butuhkan

is the virtue that Aristotle called

adalah kebajikan yang oleh Aristotelese sebutkan sebagai

"practical wisdom."

kebajikan praktis.

Practical wisdom

Kebajikan praktis adalah

is the moral will

kemauan secara moral

to do the right thing

untuk melakukan hal yang benar

and the moral skill

serta keterampilan moral

to figure out what the right thing is.

untuk mencari tahu apakah yang benar itu.

So Aristotle was very interested in watching

Jadi, Aristoteles sangat tertarik untuk memperhatikan

how the craftsmen around him worked.

bagaimana para pengrajin yang bekerja disekeliling dia.

And he was impressed

Dan dia sangat terkesan

at how they would improvise

dengan bagaimana mereka mengimprovisasikan

novel solutions to novel problems --

solusi baru untuk memecahkan masalah yang baru mereka temukan --

problems that they hadn't anticipated.

masalah yang mereka tidak antisipasi sebelumnya.

So one example is he sees these stonemasons

Salah satu contohnya adalah ketika dia melihat pengrajin batu

working on the Isle of Lesbos,

yang bekerja di Pulau Lesbos,

and they need to measure out

dan mereka harus mengukur

round columns.

luas lingkaran.

Well if you think about it,

Jika anda merenungkannya,

it's really hard to measure out round columns using a ruler.

sulit sekali mengukur lingkaran-lingkaran dengan menggunakan penggaris.

So what do they do?

Lalu apa yang mereka lakukan?

They fashion a novel solution to the problem.

Mereka menerapkan solusi baru yang sederhana untuk memecahkan masalah tersebut.

They created a ruler that bends,

Mereka membuat penggaris yang bisa melengkung,

what we would call these days a tape measure --

apa yang hari ini kita sebut dengan meteran --

a flexible rule,

meteran yang fleksibel,

a rule that bends.

meteran yang dapat melengkung.

And Aristotle said,

Dan Aristoteles berkata,

"Hah, they appreciated that sometimes

haaa, mereka menemukan bahwa kadang

to design rounded columns,

untuk mendesain sebuah lingkaran,

you need to bend the rule."

mereka harus membengkokan meteran.

And Aristotle said

Aristoteles berkata

often in dealing with other people,

sering ketika kita berhadapan dengan orang-orang,

we need to bend the rules.

kita harus membelokan berbagai aturan.

Dealing with other people

Berhadapan dengan orang lain

demands a kind of flexibility

menuntut adanya fleksibilitas

that no set of rules can encompass.

yang tak satu pun aturan memilikinya.

Wise people know when and how

Orang yang bijak mengetahui kapan dan bagaimana

to bend the rules.

membelokan aturan.

Wise people know how to improvise.

Orang bijak tahu bagaimana berimprovisasi.

The way my co-author , Ken, and I talk about it,

Cara bagaimana saya dan rekan penulis saya, Ken, membahas hal ini,

they are kind of like jazz musicians.

mereka seperti musisi jazz;

The rules are like the notes on the page,

aturan-aturan ibaratnya notasi nada yang ada pada papan nada,

and that gets you started,

dan anda bermain musik mengikuti nada tersebut,

but then you dance around the notes on the page,

namun kemudian anda memodifikasi notasi tersebut,

coming up with just the right combination

melakukan kombinasi nada

for this particular moment

agar sesuai dengan momen tertentu

with this particular set of fellow players.

dan menyelaraskan dengan pemain musik yang lain.

So for Aristotle,

Jadi, bagi Aristoteles,

the kind

pembelokan

of rule-bending,

aturan,

rule exception-finding and improvisation

pengecualian dalam aturan dan improvisasi

that you see in skilled craftsmen

seperti yang anda lihat pada para pengrajin

is exactly what you need

adalah apa yang sesunguhnya anda butuhkan

to be a skilled moral craftsman.

agar menjadi seorang pengrajin moral yang terampil.

And in interactions with people,

Dan pada interaksi dengan banyak orang,

almost all the time,

hampir setiap saat,

it is this kind of flexibility that is required.

jenis fleksibilitas inilah yang dibutuhkan.

A wise person knows when to bend the rules.

Seorang bijak mengetahui kapan harus membelokan aturan.

A wise person knows when to improvise.

Seorang bijak mengetahui kapan harus berimprovisasi.

And most important,

Dan yang paling penting,

a wise person does this improvising and rule-bending

seorang bijak melakukan improvisasi dan pembelokan aturan

in the service of the right aims.

dengan tujuan yang benar.

If you are a rule-bender and an improviser

Jika anda seorang pembelok aturan dan senang melakukan improvisasi

mostly to serve yourself,

yang tujuan utamanya untuk kepentingan anda sendiri,

what you get is ruthless manipulation of other people.

maka apa yang akan anda dapatkan adalah kejahatan tanpa belas kasihan terhadap orang lain.

So it matters that you do this wise practice

Makanya, sangat penting jika anda melakukan praktik bijak ini

in the service of others

dengan tujuan melayani orang lain

and not in the service of yourself.

bukan melayani kepentingan sendiri.

And so the will to do the right thing

Dan kemauan untuk melakukan hal yang benar

is just as important as the moral skill

sama pentingnya dengan keterampilan moral

of improvisation

improvisasi dan

and exception-finding.

pengecualian.

Together they comprise practical wisdom,

Secara bersamaan semua hal tersebut membentuk kebijakan praktis,

which Aristotle thought

yang oleh Aristoteles anggap sebagai

was the master virtue.

master kebijakan.

So I'll give you an example

Saya akan memberikan anda contoh

of wise practice in action.

tentang kebijakan praktis dalam penerapannya.

It's the case of Michael.

Ini adalah kisah seorang Michael.

Michael's a young guy.

Michael adalah seorang anak muda.

He had a pretty low-wage job.

Dia memiliki pekeraan dengan gaji yang rendah.

He was supporting his wife and a child,

Dia harus menghidupi isteri dan seorang anak,

and the child was going to parochial school.

dan anaknya tersebut belajar di sekolah paroki.

Then he lost his job.

Kemudian dia kehilangan pekerjaan.

He panicked

Dia panik dan bingung

about being able to support his family.

tentang bagaimana menghidupi keluarganya.

One night, he drank a little too much,

Suatu malam, dia terlalu banyak minum, mabuk,

and he robbed a cab driver --

dan dia merampok seorang supir taksi --

stole 50 dollars.

mengambil uangnya sebesar $50.

He robbed him at gunpoint.

Dia merampok supir itu dengan menggunakan pistol.

It was a toy gun.

Pistol tersebut hanyalah pistol mainan.

He got caught. He got tried.

Dia tertangkap, lalu diadili

He got convicted.

dan dia dihukum.

The Pennsylvania sentencing guidelines

Menurut panduan hukuman negara bagian Pennsylvania,

required a minimum sentence for a crime like this

hukuman minimal untuk kejahatan seperti ini adalah

of two years, 24 months.

2 tahun, atau 24 bulan.

The judge on the case, Judge Lois Forer

Hakim pada kasus ini, Hakim Lois Forer

thought that this made no sense.

beranggapan bahwa ketentuan hukuman tersebut tak masuk akal.

He had never committed a crime before.

Michael tidak pernah melakukan kejahatan sebelumnya.

He was a responsible husband and father.

Dia seorang ayah dan suami yang bertanggungjawab.

He had been faced with desperate circumstances.

Dia berada pada situasi yang sangat sulit.

All this would do is wreck a family.

Hukuman seberat itu hanya akan menghancurkan sebuah keluarga.

And so she improvised a sentence -- 11 months,

Dan akhirnya hakim tersebut hanya menghukum Michael dengan hukuman 11 bulan.

and not only that,

Dan bukan hanya itu,

but release every day to go to work.

Michael diperbolehkan keluar setiap hari untuk bekerja.

Spend your night in jail, spend your day holding down a job.

Jadi, pada malam hari dia dipenjara, dan siang hari dia bekerja.

He did. He served out his sentence.

Dia menjalani hukuman itu.

He made restitution

Dia memperoleh pemulihan

and found himself a new job.

dan berhasil memperoleh pekerjaan.

And the family was united.

Keluarga tersebut tetap utuh.

And it seemed on the road

Dan nampaknya

to some sort of a decent life --

sebagai sebuah kisah hidup yang indah --

a happy ending to a story

sebuah kisah yang berakhir bahagia

involving wise improvisation

yang melibatkan improvisasi bijak

from a wise judge.

dari seorang hakim yang bijak.

But it turned out

Namun sang penuntut

the prosecutor was not happy

tidak senang dengan keputusan tersebut

that Judge Forer ignored the sentencing guidelines

yang menurutnya Hakim Forer telah mengabaikan panduan hukuman

and sort of invented her own,

dan mengambil keputusan hukuman berdasarkan hukumnya sendiri,

and so he appealed.

dan dia pun mengajukan banding.

And he asked for the mandatory minimum sentence

Dia menuntut agar Michael dihukum sesuai dengan ketentuan

for armed robbery.

hukuman minimal untuk tindakan perampokan.

He did after all have a toy gun.

Bahkan menurutnya, perampokan tersebut melibatkan senjata api; yang sebenarnya hanya mainan.

The mandatory minimum sentence for armed robbery

Hukuman wajib minimum untuk perampokan bersenjata adalah

is five years.

lima tahun penjara.

He won the appeal.

Dia berhasil memenangi tuntutan keberatannya.

Michael was sentenced to five years in prison.

Michael dihukum penjara 5 tahun.

Judge Forer had to follow the law.

Hakim Forer harus mengikuti aturan hukum.

And by the way, this appeal went through

Dan pengajuan banding tersebut dilakukan

after he had finished serving his sentence,

setelah Michael menghabiskan masa hukumannya,

so he was out and working at a job

ketika dia sudah bebas dan kembali bekerja

and taking care of his family

mengurus keluarganya

and he had to go back into jail.

dan akhirnya dia harus kembali ke penjara.

Judge Forer did what she was required to do,

Hakim Forer melakukan apa yang seharusnya dia lakukan,

and then she quit the bench.

hingga akhirnya dia mengundurkan diri.

And Michael disappeared.

Dan Michael menghilang.

So that is an example,

Ini adalah sebuah contoh tentang

both of wisdom in practice

kebijakan praktis dan

and the subversion of wisdom

kebijakan subversi yang taat pada hukum

by rules that are meant, of course, to make things better.

yang bertujuan, tentunya, untuk menjadikan segala hal lebih baik.

Now consider Ms. Dewey.

Sekarang, perhatikan contoh berikutnya, Ms. Dewey.

Ms. Dewey's a teacher in a Texas elementary school.

Ms. Dewey adalah seorang guru di sebuah Texas Elementary School.

She found herself listening to a consultant one day

Suatu hari dia menyimak pembicaraan seorang konsultan

who was trying to help teachers

yang akan membantu para guru

boost the test scores of the kids,

meningkatkan skor ujian siswa,

so that the school

hingga sekolah tersebut mampu mencapai status

would reach the elite category

sebagai sekolah elit berdasarkan

in percentage of kids passing big tests.

persentase angka kelulusan siswa pada ujian.

All these schools in Texas compete with one another

Semua sekolah di Texas saling bersaing satu sama lain

to achieve these milestones,

guna mencapai target tersebut,

and there are bonuses and various other treats

dan terdapat bonus serta berbagai macam hadiah

that come if you beat the other schools.

jika satu sekolah bisa mengalahkan sekolah lain.

So here was the consultant's advice:

Berikut ini adalah saran dari konsultan tersebut:

first, don't waste your time on kids

pertama-tama, jangan buang-buang waktu

who are going to pass the test no matter what you do.

mengajar siswa yang akan mampu lulus ujian apapun yang anda lakukan.

Second, don't waste your time

Kedua, jangan buang-buang waktu mengajar siswa

on kids who can't pass the test

yang tidak akan lulus tes

no matter what you do.

apapun yang anda lakukan.

Third, don't waste your time

Ketiga, jangan buang-buang waktu mengajar siswa

on kids who moved into the district

yang pindah ke distrik ini telat

too late for their scores to be counted.

hingga skor mereka tidak terhitung.

Focus all of your time and attention

Tapi, fokuskanlah waktu dan perhatian

on the kids who are on the bubble,

pada siswa yang ada pada "bubble"

the so-called "bubble kids" --

yakni anak-anak yang disebut dengan "bubble kids" --

kids where your intervention

yakni anak-anak dimana sekiranya

can get them just maybe over the line

hasil pengajaran anda hanya akan menjadikan mereka sedikit saja

from failing to passing.

diatas garis antara gagal dan lulus.

So Ms. Dewey heard this,

Ms. Dewek mendengar ini,

and she shook her head in despair

dia menggelengkan kepala dengan penuh putus asa

while fellow teachers were sort of cheering each other on

ketika rekannya guru yang lain penuh senyum satu sama lain

and nodding approvingly.

dan setuju terhadap saran dari konsultan itu.

It's like they were about to go play a football game.

Seolah mereka sedang bersiap-siap melakukan pertandingan sepakbola.

For Ms. Dewey,

Bagi Ms. Dewey,

this isn't why she became a teacher.

ini bukanlah alasan kenapa dia bekerja jadi guru.

Now Ken and I are not naive,

Ken dan saya tidaklah naif,

and we understand that you need to have rules.

dan kami memahami bahwa anda harus memiliki aturan-aturan.

You need to have incentives.

Anda harus memiliki insentif.

People have to make a living.

Orang harus mencari penghidupan.

But the problem

Namun,

with relying on rules and incentives

masalah yang muncul ketika kita bersandar pada aturan dan insentif

is that they demoralize

adalah bahwa hal tersebut menjadi demoralisasi

professional activity,

aktifitas profesional.

and they demoralize professional activity

Hal tersebut mendemoralisasi aktifitas profesional

in two senses.

dalam dua hal.

First, they demoralize the people

Pertama, mendemoralisasi orang-orang

who are engaged in the activity.

yang terlibat dalam aktifitas tersebut.

Judge Forer quits,

Hakim Forer mengundurkan diri

and Ms. Dewey in completely disheartened.

dan Ms. Dewey sangat terkecewakan.

And second,

Kedua,

they demoralize the activity itself.

hal tersebut mendemoralisasikan aktifitas itu sendiri.

The very practice is demoralized,

Praktik utama aktifitas tersebut terdemoralisasikan

and the practitioners are demoralized.

dan begitu juga para praktisinya ikut terdemoralisasikan.

It creates people --

Hal inilah yang kemudian menciptakan orang-orang --

when you manipulate incentives to get people to do the right thing --

ketika anda menggunakan insentif untuk mendorong orang melakukan hal yang benar --

it creates people

menciptakan orang-orang

who are addicted to incentives.

yang tercandukan oleh insentif.

That is to say, it creates people

Yakni, menciptakan orang-orang

who only do things for incentives.

yang hanya melakukan sesuatu demi insentif.

Now the striking thing about this

Dan yang paling mengejutkan dari semua ini adalah bahwa

is that psychologists have known this

para psikolog telah mengetahui hal ini

for 30 years.

selama 30 tahun.

Psychologists have known

Para psikolog telah mengetahui

about the negative consequences of incentivizing everything

dampak negatif dari pemberian insentif atas segala hal

for 30 years.

selama 30 tahun.

We know that if you reward kids for drawing pictures,

Kita tahu bahwa jika anda memberikan hadiah kepada anak-anak atas gambar yang dibuatnya,

they stop caring about the drawing

maka mereka tidak akan lagi fokus pada kegiatan menggambarnya

and care only about the reward.

melainkan hanya pada hadiahnya.

If you reward kids for reading books,

Jika anda memberi hadiah pada anak karena mereka rajin membaca,

they stop caring about what's in the books

maka anak tidak akan lagi peduli dengan apa yang dibacanya,

and only care about how long they are.

melainkan hanya peduli pada seberapa lama mereka membacanya.

If you reward teachers for kids' test scores,

Jika anda memberikan hadiah pada guru karena nilai ujian siswa naik,

they stop caring about educating

maka mereka akan berhenti bekerja untuk mendidik,

and only care about test preparation.

melainkan hanya bekerja untuk mempersiapkan tes.

If you were to reward doctors

Jika anda menghadiahi para dokter

for doing more procedures --

karena memberikan pelayanan yang lebih --

which is the current system -- they would do more.

seperti pada sistem sekarang -- maka mereka akan melakukan lebih dari itu lagi.

If instead you reward doctors for doing fewer procedures,

Dan jika anda menghadiahi para dokter atas prosedur pelayanan yang kurang,

they will do fewer.

maka mereka pun akan semakin kurang dalam memberikan pelayanan.

What we want, of course,

Yang kita mau, tentunya, adalah

is doctors who do just the right amount of procedures

dokter yang melakukan prosedur pelayanan seperti seharusnya

and do the right amount for the right reason --

dan dengan cara dan alasan yang benar --

namely, to serve the welfare of their patients.

yakni, untuk melayani kesehatan para pasien.

Psychologists have known this for decades,

Psikolog mengetahui hal ini selama beberapa dekade,

and it's time for policymakers

dan sekarang waktunya bagi para pengambil kebijakan

to start paying attention

untuk mulai menaruh perhatian dan

and listen to psychologists a little bit,

mendengar apa kata para psikolog,

instead of economists.

bukan hanya mendengar apa kata para ahli ekonomi.

And it doesn't have to be this way.

Dan tak harus seperti ini jalannya,

We think, Ken and I, that there are real sources of hope.

Menurut saya dan Ken, sebenarnya terdapat sumber utama harapan.

We identify one set of people

Kami mengidentifikasi sekelompok orang

in all of these practices

pada semua praktik ini

who we call canny outlaws.

orang-orang yang kami sebut dengan penjahat cerdik.

These are people

Mereka adalah orang-orang

who, being forced to operate

yang, karena terdorong untuk bekerja pada sebuah sistem

in a system that demands rule-following

yang menuntut adanya ketaatan pada aturan

and creates incentives,

dan menciptakan insentif,

find away around the rules,

berhasil menemukan cara lain di sekitar aturan-aturan tersebut,

find a way to subvert the rules.

berhasil menemukan cara bagaimana mengingkari aturan-aturan tersebut.

So there are teachers who have these scripts to follow,

Mereka adalah para guru yang memiliki skrip untuk diikuti

and they know that if they follow these scripts, the kids will learn nothing.

dan mereka tahu bahwa jika mereka mengikuti skrip itu, maka siswa takkan mempelajari apa-apa.

And so what they do is they follow the scripts,

Lalu apa yang mereka lakukan adalah mereka mengikuti skrip itu,

but they follow the scripts at double-time

tapi mereka mengikuti skrip itu

and squirrel away little bits of extra time

dengan melakukan penambahan

during which they teach in the way

cara-cara mengajar yang mereka yakini

that they actually know is effective.

sebagai cara yang efektif.

So these are little ordinary, everyday heroes,

Jadi, terdapat pahlawan-pahlawan kecil dalam keseharian kita,

and they're incredibly admirable,

dan mereka sangat luar biasa mengagumkan,

but there's no way that they can sustain this kind of activity

namun mereka tak mampu mempertahankan akitiftas seperti ini

in the face of a system

pada sebuah sistem

that either roots them out

yang menyesatkan dan

or grinds them down.

menggelincirkan mereka keluar dari jalur yang seharusnya.

So canny outlaws are better than nothing,

Penjahat-penjahat kecil itu jelas lebih baik daripada tidak ada sama sekali

but it's hard to imagine any canny outlaw

namun sulit membayangkan bagaimana penjahat kecil

sustaining that for an indefinite period of time.

mampu bertahan dengan kinerja seperti itu pada periode waktu tertentu.

More hopeful

Harapan lainnya adalah

are people we call system-changers.

orang-orang yang kami sebut dengan perubah sistem.

These are people who are looking

Mereka adalah orang-orang yang bukan berhasrat untuk

not to dodge the system's rules and regulations,

mengelak dari aturan dan regulasi sistem,

but to transform the system,

melainkan melakukan transformasi pada sistem tersebut,

and we talk about several.

dan kami membahas beberapa diantara orang tersebut.

One in particular

Salah satunya adalah

is a judge named Robert Russell.

seorang hakim bernama Robert Russell.

And one day he was faced

Suatu hari dia dihadapkan pada kasus

with the case of Gary Pettengill.

Gary Pettengill.

Pettengill was a 23-year-old vet

Pettengil adalah seorang veteran berusia 23 tahun

who had planned to make the army a career,

yang memiliki rencana berkarir di militer,

but then he got a severe back injury in Iraq,

namun kemudian dia mengalami kecelakaan parah ketika di Irak,

and that forced him to take a medical discharge.

yang memaksa dia untuk mengundurkan diri karena alasan medis.

He was married, he had a third kid on the way,

Dia menikah, dan memiliki tiga orang anak,

he suffered from PTSD, in addition to the bad back,

dia menderita PTSD, selain karena kecelakaan pada bagian punggung

and recurrent nightmares,

dan mimpi buruk yang selalu terulang,

and he had started using marijuana

dia mulai menggunakan mariyuana

to ease some of the symptoms.

untuk meringankan gejala sakitnya.

He was only able to get part-time work because of his back,

Dia hanya mampu bekerja paruh waktu karena sakit pada punggungnya tersebut,

and so he was unable to earn enough to put food on the table

dan karena itu dia tak mampu memperoleh unag yang cukup untuk membeli makan

and take care of his family.

dan menghidupi keluarganya.

So he started selling marijuana.

Lalu dia mulai berjualan mariyuana.

He was busted in a drug sweep.

Dia tertangkap pada sebuah operasi obat-obatan terlarang.

His family was kicked out of their apartment,

Keluarganya diusir dari apartemen mereka,

and the welfare system

dan lembaga berwenang

was threatening to take away his kids.

mengancam akan mengambil alih pengasuhana anak-anaknya.

Under normal sentencing procedures,

Berdasarkan prosedur hukuman yang normal,

Judge Russell would have had little choice

Hakim Russel tak memiliki banyak pilihan

but to sentence Pettengill to serious jail-time

selain menghukum Pettengil dengan hukuman penjara serius

as a drug felon.

atas tindakan memperdagangkan narkoba.

But Judge Russell did have an alternative.

Namun, hakim Russel melakukan sebuah alternatif.

And that's because he was in a special court.

Dan karena dia bekerja pada pengadilan khusus.

He was in a court called the Veterans' Court.

Dia bekerja pada pengadilan yang disebut dengan pengadilan veteran.

In the Veterans' Court --

Pada pengadilan veteran tersebut --

this was the first of its kind in the United States.

hal ini merupakan yang pertama di Amerika Serikat.

Judge Russell created the Veterans' Court.

Hakim Russel mendirikan pengadilan veteran tersebut.

It was a court only for veterans

Pengadilan tersebut khusus untuk para peteran

who had broken the law.

yang melanggar hukum.

And he had created it exactly because

Dan hakim Russel mendirikan pengadilan tersebut karena

mandatory sentencing laws

sistem penghukuman yang biasa

were taking the judgment out of judging.

melakukan penghakiman tidak sesuai dengan aturan hukum.

No one wanted non-violent offenders --

Tak seorang pun menginginkan agar penjahat tanpa kekerasan --

and especially non-violent offenders who were veterans to boot --

khususnya penjahat tanpa kekerasan yang juga seorang veteran --

to be thrown into prison.

harus dipenjara.

They wanted to do something about what we all know,

Mereka menginginkan sesuatu yang kita ketahui bersama,

namely the revolving door of the criminal justice system.

yakni perubahan pada sistem pengadilan kriminal.

And what the Veterans' Court did,

Dan apa yang pengadilan veteran lakukan,

was it treated each criminal as an individual,

adalah memperlakukan tiap pelaku kejahatan sebagai seorang individu,

tried to get inside their problems,

mencoba memahami masalah mereka secara lebih dalam,

tried to fashion responses to their crimes

mencoba memberikan respon berbeda terhadap tindak kejahatan mereka

that helped them to rehabilitate themselves,

yang membantu mereka merehabilitasi diri sendiri,

and didn't forget about them once the judgment was made.

dan tidak mengabaikan mereka ketika vonis hukuman sudah dijatuhkan.

Stayed with them, followed up on them,

Tetap bersama mereka, ikuti mereka,

made sure that they were sticking to whatever plan

pastikan bahwa mereka tetap pada apapun rencana

had been jointly developed

yang sudah disusun bersama

to get them over the hump.

untuk membantu mereka melewati masa-masa sulit.

There are now 22 cities

Saat ini ada 22 kota

that have Veterans' Courts like this.

yang memiliki pengadilan veteran seperti itu.

Why has the idea spread?

Kenapa ide seperti ini menyebar?

Well, one reason is

Satu alasannya adalah bahwa

that Judge Russell

Hakim Russell melihat ada

has now seen 108 vets

108 veteran

in his Veterans' Court

di pengadilan veteran yang dia kelola

as of February of this year,

pada bulan Februari tahun ini,

and out of 108,

dan dari 108 veteran tersebut,

guess how many have gone back through

tebak, berapa orang

the revolving door of justice

yang harus mendekam dalam

into prison.

penjara pengadilan biasa.

None. None.

Tak satu pun.

Anyone would glom onto

Orang bisa saja mengatakan bahwa

a criminal justice system

sistem pengadilan kriminal berada pada kondisi muram

that has this kind of a record.

jika melihat catatan rekor seperti ini.

So here's is a system-changer, and it seems to be catching.

Jadi, inilah yang disebut dengan perubah sistem, dan nampak sangat menarik.

There's a banker

Ada seorang bankir

who created a for-profit community bank

yang mendirikan sebuah bank rakyat yang berorientasi pada keuntungan

that encouraged bankers -- I know this is hard to believe --

yang mendorong pada bankir -- saya tahu sulit dipercaya emang --

encouraged bankers who worked there to do well

mendorong para bankir bekerja pada bank tersebut dengan sungguh-sungguh

by doing good for their low-income clients.

melakukan hal-hal yang baik demi melayani nasabah mereka yang berasal dari masyarakat kelas bawah.

The bank helped finance the rebuilding

Bank tersebut membantu sektor keuangan membangun kembali

of what was otherwise a dying community.

masyarakat yang sedang dalam kondisi sekarat.

Though their loan recipients were high-risk by ordinary standards,

Meski penerima pinjaman mereka adalah pinjaman beresiko tinggi,

the default rate was extremely low.

namun ratingnya sangat rendah.

The bank was profitable.

Bank tersebut berhasil meraih laba.

The bankers stayed with their loan recipients.

Para bankir tersebut tetap setia melayani nasabah pinjaman mereka.

They didn't make loans and then sell the loans.

Mereka tidak menyediakan dan menjual pinjaman.

They serviced the loans.

Melainkan, mereka memberikan layanan pinjaman.

They made sure that their loan recipients

Mereka memastikan bahwa penerima pinjmana mereka

were staying up with their payments.

tetap mampu melakukan pembayaran.

Banking hasn't always been

Dunia perbankan tidak pernah

the way we read about it now in the newspapers.

seperti ini jika kita membaca berita di media massa.

Even Goldman Sachs

Bahkan Goldman Sachs

once used to serve clients,

pernah melayani nasabah seperti itu,

before it turned into an institution

sebelum bank tersebut berubah menjadi lembaga

that serves only itself.

yang hanya mementingkan kepentingannya sendiri.

Banking wasn't always this way,

Perbankan tidak selalu seperti ini,

and it doesn't have to be this way.

dan tak harus seperti ini.

So there are examples like this in medicine --

Juga terdapat contoh seperti pada dunia kesehatan --

doctors at Harvard

dokter-dokter di Harvard

who are trying to transform medical education,

sedang mencoba mentransformasikan pendidikan kedokteran,

so that you don't get a kind of ethical erosion

hingga anda tidak akan menemukan adanya erosi etika

and loss of empathy,

dan hilangnya empati,

which characterizes most medical students

yang menjadi ciri umum kebanyakan mahasiswa kedokteran

in the course of their medical training.

dalam hal pendidikan medis mereka.

And the way they do it is to give third-year medical students

Yang mereka lakukan adalah memberikan pasien kepada

patients who they follow for an entire year.

mahasiswa tingkat tiga jurusan kedokteran yang harus mereka awasi selama setahun penuh.

So the patients are not organ systems,

Pasien tersebut bukanlah sistem organ,

and they're not diseases;

juga bukan penyakit,

they're people, people with lives.

melainkan manusia, manusia hidup.

And in order to be an effective doctor,

Agar menjadi dokter yang efektif,

you need to treat people who have lives and not just disease.

anda harus merawat manusia yang bernyawa, yang sehat, bukan hanya tentang penyakit.

In addition to which there's an enormous amount of back and forth,

Selain itu,

mentoring of one student by another,

Harvard juga menyediakan program mentoring bagi siswa satu sama lain,

of all the students by the doctors,

mentoring mahasiswa kedokteran oleh para dokter,

and the result is a generation -- we hope -- of doctors

dan hasilnya adalah sebuah generasi -- tentunya kita berharap -- generasi dokter

who do have time for the people they treat.

yang memiliki banyak waktu untuk merawat pasien mereka.

We'll see.

Mari kita lihat seperti apa.

So there are lots of examples like this that we talk about.

Terdapat begitu banyak contoh seperti ini yang bisa kita bahas.

Each of them shows that it is possible

Tiap contoh tersebut menunjukan bahwa sangat mungkin bagi kita

to build on and nurture character

untuk membangun dan memelihara karakter

and keep a profession

dan menjaga profesi

true to its proper mission --

agar tetap sesuai dengan misi yang seharusnya --

what Aristotle would have called its proper telos.

apa yang Aristoteles sebut dengan telos (tujuan) yang seharusnya.

And Ken and I believe

Ken dan saya percaya

that this is what practitioners actually want.

bahwa inilah yang sesungguhnya diinginkan para praktisi.

People want to be allowed

Orang ingin diberikan keleluasaan agar

to be virtuous.

menjadi bijak.

They want to have permission to do the right thing.

Mereka ingin memperoleh kesempatan untuk melakukan hal yang benar.

They don't want to feel

Mereka tidak ingin merasakan

like they need to take a shower

seolah mereka sedang mandi

to get the moral grime off their bodies everyday

dimana mereka berusaha untuk membersihkan kotoran moral dari tubuh mereka

when they come home from work.

ketika mereka pulang kerja.

Aristotle thought that practical wisdom

Aristoteles beranggapan bahwa kebijakan praktis

was the key to happiness,

adalah kunci kebahagiaan,

and he was right.

dan dia benar.

There's now a lot of research being done in psychology

Begitu banyak riset dilakukan dibidang psikologi

on what makes people happy,

berkaitan tentang apa yang membuat orang bahagia,

and the two things that jump out in study after study --

dan dua hal muncul dari tiap studi tersebut --

I know this will come as a shock to all of you --

Saya tahu ini akan membuat anda terkejut --

the two things that matter most to happiness

dua hal yang sangat berharga bagi kebahagiaan

are love and work.

adalah cinta dan pekerjaan.

Love: managing successfully

Cinta: mengelola dengan baik

relations with the people who are close to you

hubungan dengan orang yang dekat dengan kita

and with the communities of which you are a part.

dan dengan masyarakat dimana kita berada.

Work: engaging in activities

Pekerjaan: terlibat dalam aktifitas

that are meaningful and satisfying.

yang bermakna dan memuaskan.

If you have that, good close relations with other people,

Jika anda memilikinya, hubungan baik yang dekat dengan orang lain,

work that's meaningful and fulfilling,

pekerjaan yang bermakna dan memuaskan,

you don't much need anything else.

maka anda tak butuh apa-apa lagi.

Well, to love well and to work well,

Untuk mencintai dan bekerja dengan baik,

you need wisdom.

anda membutuhkan kebijakan.

Rules and incentives don't tell you

Aturan dan insentif tidak menunjukan pada anda

how to be a good friend, how to be a good parent,

bagaimana menjadi teman yang baik, menjadi orang tua yang baik,

how to be a good spouse,

menjadi pasangan yang baik,

or how to be a good doctor or a good lawyer

atau menjadi dokter atau pengacara yang baik,

or a good teacher.

atau guru yang baik.

Rules and incentives

Aturan dan insentif

are no substitutes for wisdom.

bukanlah pengganti dari kebijakan.

Indeed, we argue,

Melainkan, menurut kami,

there is no substitute for wisdom.

tidak ada pengganti kebijakan itu.

And so practical wisdom

Kebijakan praktis

does not require

tak membutuhkan

heroic acts of self-sacrifice

tindakan heroik atau jagoan

on the part of practitioners.

pada diri para praktisi.

In giving us the will and the skill

Agar memiliki kemauan dan keterampilan

to do the right thing -- to do right by others --

untuk melakukan hal yang benar -- melakukan hal yang benar untuk orang lain --

practical wisdom also gives us

kebijakan praktis memberikan kita

the will and the skill

kemauan dan keterampilan

to do right by ourselves.

untuk melakukan yang benar untuk diri sendiri.

Thanks.

Terima kasih

(Applause)

Tepuk tangan