Roxane Gay: Confessions of a bad feminist | TED

Translator: Laksmi Wijayanti Reviewer: Gabriela Gondokusumo

I am failing as a woman,

Saya gagal sebagai seorang perempuan.

I am failing as a feminist.

Saya gagal sebagai seorang feminis.

I have passionate opinions about gender equality,

Saya memiliki opini kuat akan kesetaraan gender,

but I worry that to freely accept the label of "feminist,"

tapi saya khawatir apabila saya menerima label "feminis" begitu saja

would not be fair to good feminists.

ini tidak adil bagi feminis yang baik.

I'm a feminist, but I'm a rather bad one.

Saya seorang feminis yang buruk.

Oh, so I call myself a Bad Feminist.

Jadi saya menyebut diri sendiri sebagai "Feminis yang Buruk."

Or at least, I wrote an essay,

Setidaknya, saya menulis sebuah esai,

and then I wrote a book called "Bad Feminist,"

kemudian saya menulis "Feminis yang Buruk,"

and then in interviews, people started calling me The Bad Feminist.

lalu dalam beberapa wawancara saya dijuluki "Feminis yang Buruk."

(Laughter)

(Tawa)

So, what started as a bit of an inside joke with myself

Jadi, yang awalnya merupakan lelucon pribadi

and a willful provocation,

dan provokasi yang disengaja,

has become a thing.

berubah menjadi sebuah isu.

Let me take a step back.

Coba saya runut kembali.

When I was younger,

Saat saya masih muda,

mostly in my teens and 20s,

kira-kira di usia remaja dan 20-an,

I had strange ideas about feminists

saya memiliki pandangan aneh terhadap para feminis

as hairy, angry, man-hating, sex-hating women --

seperti wanita berbulu, pemarah, pembenci lelaki dan pembenci seks —

as if those are bad things.

seakan itu sesuatu yang buruk.

(Laughter)

(Tawa)

These days, I look at how women are treated the world over,

Belakangan, saya melihat perlakuan terhadap wanita di seluruh dunia,

and anger, in particular, seems like a perfectly reasonable response.

dan reaksi yang paling masuk akal, secara spesifik, adalah kemarahan.

But back then,

Padahal dulu,

I worried about the tone people used

saya mengkhawatirkan reaksi orang

when suggesting I might be a feminist.

ketika saya memaparkan kemungkinan bahwa saya seorang feminis.

The feminist label was an accusation,

Cap feminisme adalah sebuah tuduhan,

it was an "F" word, and not a nice one.

Itu adalah istilah tabu yang sangatlah buruk.

I was labeled a woman who doesn't play by the rules,

Saya dianggap perempuan yang suka memberontak,

who expects too much,

yang berharap terlalu banyak,

who thinks far too highly of myself,

menganggap diri terlalu hebat,

by daring to believe I'm equal -- (Coughs) -- superior to a man.

berani berpikir bahwa saya setara — (Batuk) — lebih unggul dari lelaki.

You don't want to be that rebel woman,

Anda tak ingin menjadi pemberontak,

until you realize that you very much are that woman,

sampai Anda menyadari bahwa Anda memang pemberontak,

and cannot imagine being anyone else.

dan tak dapat membayangkan menjadi apapun selain itu.

As I got older, I began to accept

Semakin dewasa, saya mulai menerima

that I am, indeed, a feminist, and a proud one.

bahwa saya memang seorang feminis, dan saya bangga.

I hold certain truths to be self-evident:

Kebenaran yang saya yakini adalah hakiki:

Women are equal to men.

Perempuan setara dengan laki-laki.

We deserve equal pay for equal work.

Kita berhak dibayar sama untuk pekerjaan yang sama.

We have the right to move through the world as we choose,

Kita berhak menjalani hidup di dunia sesuai yang kita mau,

free from harassment or violence.

bebas dari pelecehan dan kekerasan.

We have the right to easy, affordable access to birth control,

Kita berhak mendapat akses layanan KB, dan pelayanan reproduksi

and reproductive services.

yang mudah dan murah.

We have the right to make choices about our bodies,

Kita berhak mengambil keputusan mengenai tubuh kita,

free from legislative oversight or evangelical doctrine.

bebas dari kesesatan pemerintah atau doktrin keagamaan.

We have the right to respect.

Kita berhak dihormati.

There's more.

Terlebih lagi,

When we talk about the needs of women,

saat kita bicara soal kebutuhan perempuan,

we have to consider the other identities we inhabit.

kita harus mempertimbangkan identitas kita yang lain.

We are not just women.

Kita bukan sekadar perempuan.

We are people with different bodies,

Kita manusia dengan tubuh,

gender expressions, faiths, sexualities,

ekspresi gender, keyakinan, seksualitas,

class backgrounds, abilities, and so much more.

status sosial, kepandaian yang berbeda dan masih banyak lagi.

We need to take into account

Kita perlu mempertimbangkan

these differences and how they affect us,

perbedaan ini dan pengaruh mereka terhadap kita,

as much as we account for what we have in common.

sama seperti kita mempertimbangkan persamaan kita.

Without this kind of inclusion, our feminism is nothing.

Tanpa kesemua itu, feminisme kita tidak ada artinya.

I hold these truths to be self-evident, but let me be clear:

Saya meyakini kebenaran hakiki ini, tapi saya tekankan kembali:

I'm a mess.

Saya kacau.

I am full of contradictions.

Hidup saya penuh kontradiksi.

There are many ways in which I'm doing feminism wrong.

Banyak cara saya mempraktekkan feminisme yang salah.

I have another confession.

Saya punya pengakuan lain.

When I drive to work, I listen to thuggish rap at a very loud volume.

Saya mendengarkan rap preman keras-keras tengah menyetir ke kantor.

(Laughter)

(Tawa)

Even though the lyrics are degrading to women --

Meskipun lirik lagunya merendahkan perempuan —

these lyrics offend me to my core --

lirik ini sangat menghina jati diri saya —

the classic Yin Yang Twins song "Salt Shaker" --

tipikal lagu Yin Yang Twins: "Salt Shaker" —

it is amazing.

lagu ini keren.

(Laughter)

(Tawa)

"Make it work with your wet t-shirt.

"Lakukanlah dengan kaos basahmu.

Bitch, you gotta shake it 'til your camel starts to hurt!"

Wanita jalang, goyanglah sampai pantatmu sakit!"

(Laughter)

(Tawa)

Think about it.

Coba pikir.

(Laughter)

(Tawa)

Poetry, right?

Ini puisi, ya kan?

I am utterly mortified by my music choices.

Saya sungguh malu akan cita rasa saya dalam musik.

(Laughter)

(Tawa)

I firmly believe in man work,

Saya mempercayai pekerjaan pria,

which is anything I don't want to do, including --

yang sama sekali tak mau saya lakukan, termasuk —

(Laughter) --

(Tawa) —

all domestic tasks,

semua pekerjaan rumah,

but also: bug killing, trash removal, lawn care and vehicle maintenance.

juga: membunuh serangga, membuang sampah, merawat halaman dan mesin.

I want no part of any of that.

Saya tak mau terlibat sama sekali.

(Laughter)

(Tawa)

Pink is my favorite color.

Warna kesukaan saya adalah merah muda.

I enjoy fashion magazines and pretty things.

Saya menyukai majalah mode dan barang-barang cantik,

I watch "The Bachelor" and romantic comedies,

menonton "The Bachelor" & film komedi-romantis,

and I have absurd fantasies about fairy tales coming true.

dan memiliki fantasi absurd mengenai dongeng yang menjadi nyata.

Some of my transgressions are more flagrant.

Beberapa pelanggaran saya jauh lebih menyolok.

If a woman wants to take her husband's name,

Ketika seorang wanita mengganti nama keluarganya,

that is her choice, and it is not my place to judge.

itu adalah pilihannya, dan saya tak berhak menghakimi.

If a woman chooses to stay home to raise her children,

Ketika ia memutuskan untuk tinggal di rumah dan merawat anak,

I embrace that choice, too.

itu pun pilihannya.

The problem is not that she makes herself economically vulnerable in that choice;

Masalahnya bukan karena ia menjadi lemah secara finansial saat memutuskan demikian;

the problem is that our society is set up

tapi karena masyarakat kita tersistem

to make women economically vulnerable when they choose.

untuk melemahkan mereka secara finansial ketika mereka memilih.

Let's deal with that.

Mari kita lakukan sesuatu.

(Applause)

(Tepuk tangan)

I reject the mainstream feminism

Saya menolak feminisme mainstream

that has historically ignored or deflected the needs

yang di sejarah mengacuhkan atau mengingkari kebutuhan

of women of color, working-class women, queer women and transgender women,

wanita kulit berwarna, buruh wanita, wanita queer dan transgender.

in favor of supporting white, middle- and upper-class straight women.

dan mendahulukan wanita kulit putih, kelas menengah dan atas.

Listen, if that's good feminism -- I am a very bad feminist.

Kalau itu feminisme yang bagus — saya feminis yang sangat buruk.

(Laughter)

(Tawa)

There is also this:

Adapula hal ini:

As a feminist, I feel a lot of pressure.

Sebagai feminis, saya merasakan banyak tekanan.

We have this tendency to put visible feminists on a pedestal.

Kita memiliki kecenderungan untuk memajang feminis yang mencolok.

We expect them to pose perfectly.

Mereka diharapkan agar berpose sempurna.

When they disappoint us,

Ketika kita dikecewakan,

we gleefully knock them from the very pedestal we put them on.

kita menyingkirkan mereka dari tempat kita memajang mereka.

Like I said, I am a mess --

Sudah saya bilang, kan, saya ini kacau —

consider me knocked off that pedestal

anggaplah saya telah tersingkirkan

before you ever try to put me up there.

bahkan sebelum saya dipajang.

(Laughter)

(Tawa)

Too many women,

Terlalu banyak wanita,

particularly groundbreaking women and industry leaders,

terutama para pendobrak dan pemimpin industri

are afraid to be labeled as feminists.

yang takut dijuluki feminis.

They're afraid to stand up and say, "Yes, I am a feminist,"

Mereka takut membela diri dan berkata, "Ya, saya seorang feminis,"

for fear of what that label means,

karena mereka takut akan arti cap itu,

for fear of being unable to live up to unrealistic expectations.

mereka takut tak dapat mencapai harapan yang tak realistis.

Take, for example, Beyoncé, or as I call her, The Goddess.

Misalnya, Beyoncé, atau saya menjulukinya Sang Dewi.

(Laughter)

(Tawa)

She has emerged, in recent years, as a visible feminist.

Belakangan ini ia muncul sebagai pajangan feminis.

At the 2014 MTV Video Music Awards,

Dalam MTV Video Music Awards tahun 2014,

she performed in front of the word "feminist" 10 feet high.

ia bernyanyi di depan kata-kata "feminis" setinggi 10 kaki.

It was a glorious spectacle to see

Itu adalah pemandangan luar biasa,

this pop star openly embracing feminism

bahwa bintang pop ini mulai menerima feminisme

and letting young women and men know

dan memberitahu para pemuda/i

that being a feminist is something to celebrate.

bahwa menjadi seorang feminis perlu dirayakan.

As the moment faded, cultural critics began endlessly debating

Ketika momen tersebut memudar, kritikus budaya terus berdebat

whether or not Beyoncé was, indeed, a feminist.

mengenai apakah Beyoncé memang seorang feminis.

They graded her feminism,

Mereka menilai feminisme dalam dirinya,

instead of simply taking a grown, accomplished woman at her word.

bukannya sekadar menerima kata-kata wanita dewasa dengan pencapaiannya.

(Laughter)

(Tawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

We demand perfection from feminists,

Kita menuntut kesempurnaan para feminis

because we are still fighting for so much,

karena kita masih terus berjuang,

we want so much,

banyak sekali keinginan,

we need so damn much.

banyak sekali kebutuhan.

We go far beyond reasonable, constructive criticism,

Kritik kita tidak masuk akal dan tidak membangun.

to dissecting any given woman's feminism,

Kita membedah feminisme tiap wanita,

tearing it apart until there's nothing left.

melucutinya sampai tak bersisa.

We do not need to do that.

Kita tak perlu melakukan itu.

Bad feminism -- or really, more inclusive feminism -- is a starting point.

Feminisme yang buruk — atau feminisme inklusif — adalah titik awal.

But what happens next?

Tapi selanjutnya apa?

We go from acknowledging our imperfections to accountability,

Mulai dari mengakui ketaksempurnaan kita sampai ke tanggung jawab kita,

or walking the walk, and being a little bit brave.

atau menjalani langkah feminisme, dan menjadi lebih berani.

If I listen to degrading music,

Kalau saya mendengarkan lagu yang merendahkan,

I am creating a demand for which artists are more than happy

saya menciptakan tuntutan yang dituruti oleh para artis dengan senang hati,

to contribute a limitless supply.

lewat stok yang tak terbatas.

These artists are not going to change

Mereka tak akan merubah cara mereka

how they talk about women in their songs

membicarakan para wanita di lagu

until we demand that change by affecting their bottom line.

sampai kita menuntut perubahan itu dengan mempengaruhi intinya.

Certainly, it is difficult.

Tentu ini tidak mudah.

Why must it be so catchy?

Mengapa lagu mereka menarik sekali?

(Laughter)

(Tawa)

It's hard to make the better choice,

Keputusan yang lebih baik itu sulit dibuat,

and it is so easy to justify a lesser one.

dan yang lebih buruk lebih mudah dibenarkan.

But --

Namun —

when I justify bad choices,

saat saya membenarkan keputusan buruk

I make it harder for women to achieve equality,

saya mempersulit para wanita meraih kesetaraan gender,

the equality that we all deserve,

kesetaraan yang layak kita dapat,

and I need to own that.

dan saya perlu itu.

I think of my nieces, ages three and four.

Saya memikirkan keponakan perempuan saya, umur tiga dan empat.

They are gorgeous and headstrong, brilliant girls,

Mereka gadis-gadis cantik dan keras kepala,

who are a whole lot of brave.

yang sangatlah berani.

I want them to thrive in a world where they are valued

Saya ingin mereka berhasil di dunia yang menghargai mereka

for the powerful creatures they are.

karena mereka makhluk yang kuat.

I think of them,

Saya memikirkan mereka,

and suddenly, the better choice becomes far easier to make.

dan seketika, membuat keputusan yang lebih baik terasa lebih mudah.

We can all make better choices.

Kita semua dapat melakukannya.

We can change the channel when a television show

Kita dapat mengganti saluran ketika acara televisinya

treats sexual violence against women like sport,

menyiarkan kekerasan pada wanita selayaknya olahraga,

Game of Thrones.

Game of Thrones.

We can change the radio station

Kita dapat mengganti stasiun radio

when we hear songs that treat women as nothing.

ketika mendengar lagu yang memperlakukan wanita seperti sampah.

We can spend our box office dollars elsewhere

Kita dapat menghabiskan uang nonton di tempat lain

when movies don't treat women

ketika film tak menganggap wanita

as anything more than decorative objects.

lebih dari sekedar hiasan.

We can stop supporting professional sports

Kita dapat berhenti mendukung olah raga

where the athletes treat their partners like punching bags.

ketika pasangan para atlet diperlakukan seperti kantong latihan.

(Applause)

(Tepuk tangan)

In other ways, men -- and especially straight white men --

Di sisi lain, pria — apalagi kulit putih yang heteroseksual —

can say, "No, I will not publish with your magazine,

dapat berkata, "Saya tak akan menulis untuk majalahmu,

or participate in your project, or otherwise work with you,

atau ikut serta dalam proyekmu, maupun bekerja denganmu,

until you include a fair number of women,

sampai kamu mengikutsertakan cukup banyak wanita,

both as participants and decision makers.

sebagai peserta dan pembuat keputusan.

I won't work with you until your publication,

Saya tak akan bekerjasama sampai majalahmu,

or your organization, is more inclusive of all kinds of difference."

atau organisasimu, lebih inklusif terhadap berbagai macam perbedaan."

Those of us who are underrepresented

Mereka yang kurang diwakilkan,

and invited to participate in such projects,

dan diundang untuk ikut dalam proyek serupa,

can also decline to be included

juga dapat menolak untuk diikutsertakan

until more of us are invited through the glass ceiling,

sampai ada lebih banyak wanita yang diundang sebagai penentu,

and we are tokens no more.

bukan sekadar bidak catur.

Without these efforts,

Tanpa usaha ini,

without taking these stands,

tanpa pembelaan diri,

our accomplishments are going to mean very little.

pencapaian kita hampir tak berarti.

We can commit these small acts of bravery

Kita melakukan sesuatu yang sedikit berani

and hope that our choices trickle upward to the people in power --

dan berharap pilihan kita mengguncang mereka di kursi penentu —

editors, movie and music producers,

editor, produser film dan musik,

CEOs, lawmakers --

CEO, pembuat kebijakan —

the people who can make bigger, braver choices

yang membuat sikap yang lebih berani & besar

to create lasting, meaningful change.

dan membuat perubahan yang berarti dan awet.

We can also boldly claim our feminism --

Kita pun dapat menegaskan pendirian feminisme kita —

good, bad, or anywhere in between.

baik, buruk, atau di tengah-tengah.

The last line of my book "Bad Feminist" says,

Baris terakhir di buku saya, "Feminis Buruk" berisi:

"I would rather be a bad feminist than no feminist at all."

"Lebih baik menjadi feminis buruk daripada tidak sama sekali."

This is true for so many reasons,

Karena berbagai alasan, ini benar sekali,

but first and foremost, I say this because once upon a time,

namun pertama-tama, saya berkata demikian karena dahulu kala,

my voice was stolen from me,

suara saya dicuri,

and feminism helped me to get my voice back.

dan feminisme membantu saya mengambilnya kembali.

There was an incident.

Ada sebuah insiden.

I call it an incident so I can carry the burden of what happened.

Saya menyebutnya demikian agar saya dapat terus membawa beban tersebut.

Some boys broke me,

Saya disakiti beberapa lelaki,

when I was so young, I did not know

ketika saya masih muda, saya tak tahu

what boys can do to break a girl.

bagaimana cara pria menyakiti seorang gadis.

They treated me like I was nothing.

Saya diperlakukan seperti sampah.

I began to believe I was nothing.

Saya mulai percaya bahwa saya sampah.

They stole my voice, and in the after,

Mereka mengambil suara saya, dan kemudian,

I did not dare to believe

saya tidak berani percaya

that anything I might say could matter.

bahwa apapun yang saya katakan berarti.

But --

Namun —

I had writing.

saya dapat menulis.

And there, I wrote myself back together.

Dan di sana, saya menulis diri saya kembali.

I wrote myself toward a stronger version of myself.

Saya menulis diri saya sebagai pribadi yang lebih kuat.

I read the words of women

Saya membaca kata-kata wanita

who might understand a story like mine,

yang mungkin mengerti kisah saya,

and women who looked like me,

dan yang tampak seperti saya,

and understood what it was like to move through the world with brown skin.

dan mengerti rasanya hidup di dunia dengan kulit gelap.

I read the words of women who showed me I was not nothing.

Dan kata-kata yang saya baca menunjukkan saya bukan sampah.

I learned to write like them,

Saya belajar menulis seperti mereka,

and then I learned to write as myself.

kemudian belajar menulis sebagai diri sendiri.

I found my voice again,

Suara saya kembali,

and I started to believe that my voice is powerful beyond measure.

dan saya mulai percaya bahwa suara saya berarti melebihi takaran yang ada.

Through writing and feminism,

Melalui tulisan dan feminisme,

I also found that if I was a little bit brave,

saya pun menyadari bahwa jika saya sedikit berani,

another woman might hear me and see me and recognize

wanita lain mungkin mendengar dan melihat saya dan menyadari

that none of us are the nothing the world tries to tell us we are.

bahwa tak satupun dari kita merupakan sampah seperti kata dunia.

In one hand,

Di satu sisi,

I hold the power to accomplish anything.

saya memegang kuasa untuk menggapai segalanya.

And in my other,

Dan di sisi lain,

I hold the humbling reality that I am just one woman.

saya memegang realita sederhana bahwa saya hanyalah seorang wanita.

I am a bad feminist,

Saya seorang feminis yang buruk,

I am a good woman,

Saya wanita yang baik,

I am trying to become better in how I think,

Saya berusaha untuk berpikir lebih baik,

and what I say, and what I do,

dan berkata dan berlaku lebih baik,

without abandoning everything that makes me human.

tanpa menelantarkan kemanusiaan saya.

I hope that we can all do the same.

Saya harap kita semua dapat melakukan hal serupa,

I hope that we can all be a little bit brave,

dan dapat menjadi sedikit lebih berani,

when we most need such bravery.

ketika kita paling memerlukannya.

(Applause)

(Tepuk tangan)