Stanley McChrystal: Listen, learn ... then lead

Translator: Anggriawan Sugianto Reviewer: Amir Sudjono

Ten years ago, on a Tuesday morning,

10 tahun yang lalu, pada Selasa pagi,

I conducted a parachute jump at Fort Bragg, North Carolina.

Saya melakukan lompat parasut di Fort Bragg, North Carolina.

It was a routine training jump, like many more I'd done

Itu adalah pelatihan melompat yang rutin seperti banyak lagi yang saya lakukan

since I became a paratrooper

sejak saya menjadi seorang penerjun payung.

27 years before.

27 tahun sebelumnya.

We went down to the airfield early

Kami pergi ke lapangan udara pagi-pagi

because this is the Army and you always go early.

karena Angkatan Darat selalu pergi pagi-pagi.

You do some routine refresher training,

Anda melakukan beberapa latihan penyegaran rutin,

and then you go to put on your parachute and a buddy helps you.

lalu Anda pergi untuk memakai parasut Anda dan seorang teman membantu Anda.

And you put on the T-10 parachute.

Dan Anda memakai parasut T10.

And you're very careful how you put the straps,

Dan Anda sangat hati-hati dalam menempatkan tali,

particularly the leg straps because they go between your legs.

khususnya tali kaki karena diletakkan di antara kaki Anda.

And then you put on your reserve, and then you put on your heavy rucksack.

Lalu Anda memakai parasut cadangan Anda, lalu memakai ransel berat Anda.

And then a jumpmaster comes,

Lalu seorang instruktur datang,

and he's an experienced NCO in parachute operations.

dan dia seorang bintara berpengalaman dalam operasi parasut.

He checks you out, he grabs your adjusting straps

Dia memeriksa Anda, menyesuaikan tali Anda,

and he tightens everything

dan mengencangkan segalanya

so that your chest is crushed,

sehingga dada Anda rapat,

your shoulders are crushed down,

bahu Anda ditekan ke bawah,

and, of course, he's tightened so your voice goes up a couple octaves as well.

dan, tentu saja, dia mengencangkan suara Anda naik beberapa oktaf.

Then you sit down, and you wait a little while,

Lalu Anda duduk, dan Anda menunggu sebentar,

because this is the Army.

karena ini adalah Angkatan Darat.

Then you load the aircraft, and then you stand up and you get on,

Lalu Anda naik pesawat terbang, lalu Anda berdiri dan masuk,

and you kind of lumber to the aircraft like this, in a line of people,

dan Anda berbaris

and you sit down on canvas seats on either side of the aircraft.

dan Anda duduk di kursi kanvas di kedua sisi pesawat.

And you wait a little bit longer,

Dan Anda menunggu sedikit lebih lama,

because this is the Air Force teaching the Army how to wait.

karena ini caranya Angkatan Udara mengajari Angkatan Darat bagaimana menunggu.

Then you take off.

Lalu Anda lepas landas.

And it's painful enough now --

Dan itu cukup menyakitkan sekarang --

and I think it's designed this way --

dan saya pikir ini memang dirancang seperti itu --

it's painful enough so you want to jump.

cukup menyakitkan sehingga Anda ingin melompat.

You didn't really want to jump, but you want out.

Anda tidak sungguh-sungguh ingin melompat, tetapi Anda melompat.

So you get in the aircraft, you're flying along,

Jadi Anda ada di pesawat, Anda terbang,

and at 20 minutes out, these jumpmasters start giving you commands.

dan setelah 20 menit, instruktur mulai memberi Anda perintah.

They give 20 minutes -- that's a time warning.

Mereka memberikan 20 menit -- itu peringatan waktu.

You sit there, OK.

Anda duduk di sana, oke.

Then they give you 10 minutes.

Lalu mereka memberi Anda 10 menit.

And of course, you're responding with all of these.

Dan tentu saja, Anda menanggapinya.

And that's to boost everybody's confidence, to show that you're not scared.

Dan itu untuk meningkatkan kepercayaan diri setiap orang, untuk menunjukkan bahwa Anda tidak takut.

Then they give you, "Get ready."

Lalu, mereka memberi aba-aba, "siap!"

Then they go, "Outboard personnel, stand up."

Lalu, "Prajurit luar, berdiri!"

If you're an outboard personnel, now you stand up.

Jika Anda seorang prajurit luar, sekarang Anda berdiri.

If you're an inboard personnel, stand up.

Jika Anda seorang prajurit dalam, berdiri.

And then you hook up, and you hook up your static line.

Lalu Anda mengaitkan barisan statis Anda.

And at that point, you think, "Hey, guess what?

Dan pada titik itu, Anda berpikir, "Coba tebak?

I'm probably going to jump.

Saya mungkin akan melompat.

There's no way to get out of this at this point."

Tidak ada cara untuk keluar pada saat ini."

You go through some additional checks, and then they open the door.

Anda melalui beberapa pemeriksaan tambahan, lalu mereka membuka pintu.

And this was that Tuesday morning in September,

Hari itu Selasa pagi di bulan September,

and it was pretty nice outside.

cuaca di luar cukup bagus.

So nice air comes flowing in.

Jadi udara yang bagus mengalir masuk.

The jumpmasters start to check the door.

Instruktur mulai memeriksa pintu.

And then when it's time to go,

Lalu saatnya pergi,

a green light goes and the jumpmaster goes, "Go."

lampu hijau menyala, dan instruktur memberi aba-aba, "Lompat!"

The first guy goes, and you're just in line,

Orang pertama melompat, dan Anda di belakangnya,

and you just kind of lumber to the door.

dan Anda berjalan dengan susah payah ke pintu.

Jump is a misnomer; you fall.

Melompat adalah istilah yang tidak cocok, Anda jatuh.

You fall outside the door,

Anda jatuh keluar pintu,

you're caught in the slipstream.

Anda terperangkap dalam aliran angin dari mesin jet.

The first thing you do is lock into a tight body position --

Hal pertama yang Anda lakukan adalah mengunci pada posisi tubuh dengan ketat --

head down in your chest, your arms extended,

tundukkan kepala ke dada Anda, lengan Anda diluruskan,

put over your reserve parachute.

pegang parasut cadangan Anda.

You do that because, 27 years before,

Anda melakukannya karena, 27 tahun yang lalu,

an airborne sergeant had taught me to do that.

seorang sersan udara telah mengajarkan saya hal itu.

I have no idea whether it makes any difference,

Saya tidak tahu apakah hal itu membuat perbedaan,

but he seemed to make sense,

tapi dia tampaknya masuk akal,

and I wasn't going to test the hypothesis that he'd be wrong.

dan saya tidak akan menguji hipotesis bahwa ia salah.

And then you wait for the opening shock

Lalu Anda menunggu kejutan pembukaan

for your parachute to open.

saat parasut Anda terbuka.

If you don't get an opening shock, you don't get a parachute --

Jika Anda tidak mendapatkan kejutan pembukaan, Anda tidak dapat parasut --

you've got a whole new problem set.

Anda mendapatkan sejumlah masalah.

But typically you do; typically it opens.

Tapi biasanya Anda dapat, biasanya parasut terbuka.

And of course, if your leg straps aren't set right,

Dan tentu saja, jika tali kaki Anda tidak diatur dengan tepat,

at that point you get another little thrill.

pada saat itu Anda mendapat sedikit kesenangan lainnya.

Boom.

Boom.

So then you look around,

Anda lihat sekeliling,

you're under a canopy and you say, "This is good."

akademi Anda berkata, "Ini bagus."

Now you prepare for the inevitable.

Sekarang Anda mempersiapkan diri untuk yang tidak terelakkan.

You are going to hit the ground.

Anda akan membentur tanah.

You can't delay that much.

Anda tidak dapat menundanya lama-lama.

And you really can't decide where you hit very much,

Dan Anda benar-benar tidak bisa memutuskan di mana Anda akan mendarat,

because they pretend you can steer,

karena mereka berpura-pura Anda bisa mengarahkan,

but you're being delivered.

tapi Anda sedang diantar.

So you look around, where you're going to land,

Jadi Anda melihat sekeliling, di mana Anda akan mendarat,

you try to make yourself ready.

Anda mempersiapkan diri Anda.

And then as you get close, you lower your rucksack below you on a lowering line,

Saat Anda sudah dekat, Anda menurunkan ransel Anda,

so that it's not on you when you land,

jadi ransel itu tidak bersama Anda saat Anda mendarat,

and you prepare to do a parachute-landing fall.

dan Anda bersiap untuk jatuh dengan parasut.

Now the Army teaches you

Angkatan Darat mengajari Anda

to do five points of performance --

untuk melakukan 5 poin performa pendaratan --

the toes of your feet,

jari kaki Anda,

your calves, your thighs,

betis Anda, paha Anda,

your buttocks and your push-up muscles.

pantat Anda, dan otot-otot Anda.

It's this elegant little land, twist and roll.

Cara yang elegan: mendarat, berputar dan jungkir balik.

And that's not going to hurt.

Dan hal itu tidak akan menyakiti Anda.

In 30-some years of jumping, I never did one.

Dalam 30an tahun melompat, saya tidak pernah melakukannya.

(Laughter)

(Tertawa)

I always landed like a watermelon out of a third floor window.

Saya selalu mendarat seperti semangka jatuh dari jendela lantai tiga.

(Laughter)

(Tertawa)

And as soon as I hit,

Dan sesegera saya membentur tanah,

the first thing I did is I'd see if I'd broken anything that I needed.

hal pertama yang saya lakukan adalah melihat apakah saya merusakkan sesuatu yang saya butuhkan.

I'd shake my head,

Saya menggelengkan kepala,

and I'd ask myself the eternal question:

dan bertanya pada diri sendiri:

"Why didn't I go into banking?"

"Mengapa saya tidak pergi ke perbankan?"

(Laughter)

(Tertawa)

And I'd look around,

Dan saya melihat ke sekeliling,

and then I'd see another paratrooper,

lalu saya lihat penerjun payung lainnya,

a young guy or girl,

laki-laki atau perempuan muda,

and they'd have pulled out their M4 carbine

dan mereka telah menarik karbin M-4 mereka

and they'd be picking up their equipment.

dan mereka mengambil peralatan mereka.

They'd be doing everything

Mereka akan melakukan segala sesuatu

that we had taught them.

yang telah kita ajarkan kepada mereka.

And I realized

Dan saya menyadari

that, if they had to go into combat,

bahwa, jika mereka harus pergi ke dalam pertempuran,

they would do what we had taught them and they would follow leaders.

mereka akan melakukan apa yang telah kita ajarkan dan mereka akan mengikuti pimpinan.

And I realized that, if they came out of combat,

Dan saya menyadari bahwa, jika mereka keluar dari pertempuran,

it would be because we led them well.

itu karena kita memimpin mereka dengan baik.

And I was hooked again on the importance of what I did.

Dan saya dikaitkan lagi dengan pentingnya apa yang saya lakukan.

So now I do that Tuesday morning jump,

Jadi sekarang saya melakukan lompatan Selasa pagi itu,

but it's not any jump --

tapi bukan lompatan apapun --

that was September 11th, 2001.

itu 11 September 2001.

And when we took off from the airfield, America was at peace.

Ketika kami berangkat dari lapangan udara, Amerika sedang damai.

When we landed on the drop-zone, everything had changed.

Ketika kita mendarat di zona pendaratan, semuanya telah berubah.

And what we thought

Dan apa yang kami pikir

about the possibility of those young soldiers going into combat

tentang kemungkinan tentara-tentara muda pergi ke pertempuran

as being theoretical

sebagai sesuatu yang teoritis

was now very, very real --

sekarang menjadi sangat sangat nyata --

and leadership seemed important.

dan kepemimpinan tampak penting.

But things had changed;

Tapi banyak hal berubah --

I was a 46-year-old brigadier general.

saat itu saya brigadir jenderal berusia 46 tahun.

I'd been successful,

Saya sudah berhasil,

but things changed so much

tapi banyak hal berubah

that I was going to have to make some significant changes,

bahwa saya harus membuat beberapa perubahan signifikan --

and on that morning, I didn't know it.

dan pada pagi itu, saya tidak tahu.

I was raised with traditional stories of leadership:

Saya dibesarkan dengan cerita tradisional tentang kepemimpinan:

Robert E. Lee, John Buford at Gettysburg.

Robert E. Lee, John Buford di Gettysburg.

And I also was raised

Dan saya juga dibesarkan

with personal examples of leadership.

dengan contoh pribadi kepemimpinan.

This was my father in Vietnam.

Ini adalah ayah saya di Vietnam.

And I was raised to believe

Saya dibesarkan untuk percaya

that soldiers were strong and wise

bahwa tentara itu kuat, bijaksana,

and brave and faithful;

berani dan setia --

they didn't lie, cheat, steal

mereka tidak berbohong, menipu, mencuri,

or abandon their comrades.

atau meninggalkan rekan-rekan mereka.

And I still believe real leaders are like that.

Dan saya masih percaya para pemimpin sejati adalah seperti itu.

But in my first 25 years of career,

Tapi dalam 25 tahun pertama karir saya,

I had a bunch of different experiences.

saya memiliki banyak pengalaman berbeda.

One of my first battalion commanders,

Salah satu komandan batalyon pertama saya,

I worked in his battalion for 18 months

saya bekerja di batalyonnya selama 18 bulan

and the only conversation he ever had with Lt. McChrystal

dan satu-satunya percakapan yang pernah dimiliki dengan Lt. McChrystal

was at mile 18 of a 25-mile road march,

ada di mil 18 dari 25 mil pawai jalan,

and he chewed my ass for about 40 seconds.

dan

And I'm not sure that was real interaction.

Dan saya tidak yakin hal itu adalah interaksi nyata.

But then a couple of years later, when I was a company commander,

Tapi beberapa tahun kemudian, ketika saya menjadi komandan kompi,

I went out to the National Training Center.

saya pergi ke pusat pelatihan nasional.

And we did an operation,

Dan kami melakukan operasi,

and my company did a dawn attack --

dan kompi saya melakukan serangan fajar --

you know, the classic dawn attack:

Anda tahu, serangan fajar yang klasik:

you prepare all night, move to the line of departure.

Anda mempersiapkannya sepanjang malam, pergi ke garis keberangkatan.

And I had an armored organization at that point.

Dan saya punya pasukan bersenjata saat itu.

We move forward, and we get wiped out --

Kami bergerak maju, kami dikalahkan --

I mean, wiped out immediately.

Maksud saya, dikalahkan dengan segera.

The enemy didn't break a sweat doing it.

Musuh tidak berkeringat melakukannya.

And after the battle,

Dan setelah pertempuran,

they bring this mobile theater and they do what they call an "after action review"

mereka melakukan apa yang disebut dengan "tinjauan pasca aksi"

to teach you what you've done wrong.

untuk mengajari Anda apa yang lakukan dengan salah.

Sort of leadership by humiliation.

Semacam kepemimpinan dengan penghinaan.

They put a big screen up, and they take you through everything:

Mereka menempatkan layar besar dan membawa Anda melalui segala sesuatu.

"and then you didn't do this, and you didn't do this, etc."

"... Lalu Anda tidak melakukan ini, dan Anda tidak melakukan ini, dst."

I walked out feeling as low

Saya berjalan keluar merasa rendah

as a snake's belly in a wagon rut.

seperti perut ular dalam bekas roda.

And I saw my battalion commander, because I had let him down.

Dan saya mengunjungi komandan batalyon saya, karena saya membuatnya sedih.

And I went up to apologize to him,

Dan saya pergi meminta maaf kepadanya,

and he said, "Stanley, I thought you did great."

dan dia berkata, "Stanley, saya pikir kamu hebat."

And in one sentence,

Dan dalam satu kalimat,

he lifted me, put me back on my feet,

dia mengangkat saya, menempatkan saya kembali di kaki saya,

and taught me that leaders can let you fail

dan mengajari saya bahwa pemimpin dapat membiarkan Anda gagal

and yet not let you be a failure.

namun tidak membiarkan Anda menjadi kegagalan.

When 9/11 came,

Ketika 9/11 datang,

46-year-old Brig. Gen. McChrystal sees a whole new world.

Brigjen McChrystal yang berusia 46 tahun melihat sebuah dunia baru.

First, the things that are obvious, that you're familiar with:

Pertama, hal-hal yang jelas, yang Anda sudah terbiasa:

the environment changed --

lingkungan berubah --

the speed, the scrutiny,

kecepatan, pengawasan,

the sensitivity of everything now is so fast,

sensitivitas dan segala sesuatu saat ini begitu cepat,

sometimes it evolves faster

kadang-kadang berevolusi lebih cepat

than people have time to really reflect on it.

dari waktu yang dimiliki orang-orang untuk merefleksikannya.

But everything we do

Tetapi segala sesuatu yang kita lakukan

is in a different context.

ada di dalam konteks yang berbeda.

More importantly, the force that I led

Lebih penting lagi, pasukan yang saya pimpin

was spread over more than 20 countries.

tersebar di lebih dari 20 negara.

And instead of being able to get all the key leaders

Dan bukannya bisa menjangkau semua pimpinan kunci

for a decision together in a single room

untuk mengambil keputusan bersama di dalam ruangan

and look them in the eye and build their confidence

dan menatap mata mereka dan membangun kepercayaan diri

and get trust from them,

dan mendapatkan kepercayaan dari mereka,

I'm now leading a force that's dispersed,

sekarang saya memimpin sebuah kekuatan yang tersebar,

and I've got to use other techniques.

dan saya harus menggunakan teknik lain.

I've got to use video teleconferences, I've got to use chat,

Saya harus menggunakan telekonferensi video, saya harus chat,

I've got to use email, I've got to use phone calls --

saya harus menggunakan email, panggilan telefon --

I've got to use everything I can,

saya harus menggunakan semua yang saya bisa,

not just for communication,

tidak hanya untuk komunikasi,

but for leadership.

tetapi untuk kepemimpinan.

A 22-year-old individual

Seseorang berusia 22 tahun

operating alone,

beroperasi sendiri

thousands of miles from me,

ribuan mil jauhnya dari saya

has got to communicate to me with confidence.

harus berkomunikasi dengan saya dengan percaya diri.

I have to have trust in them and vice versa.

Saya harus percaya pada mereka dan sebaliknya.

And I also have to build their faith.

Dan saya juga harus membangun iman mereka.

And that's a new kind of leadership

Dan itulah jenis kepemimpinan yang baru

for me.

bagi saya.

We had one operation

Kami memiliki satu operasi

where we had to coordinate it from multiple locations.

di mana kami harus berkoordinasi dari berbagai lokasi.

An emerging opportunity came --

Sebuah kesempatan datang --

didn't have time to get everybody together.

tidak punya waktu untuk membuat semua orang bersama.

So we had to get complex intelligence together,

Jadi kami harus mendapatkan kecerdasaran yang rumit bersama,

we had to line up the ability to act.

kami harus menata kemampuan untuk bertindak.

It was sensitive, we had to go up the chain of command,

Hal itu sensitif, kami harus naik ke rantai komando,

convince them that this was the right thing to do

meyakinkan mereka bahwa ini adalah hal yang benar untuk dilakukan,

and do all of this

dan melakukan ini semua

on electronic medium.

pada media elektronik.

We failed.

Kami gagal.

The mission didn't work.

Misi tidak berhasil.

And so now what we had to do

Dan sekarang apa yang harus kami lakukan,

is I had to reach out

saya harus menjangkau

to try to rebuild the trust of that force,

mencoba membangun kembali kepercayaan dari kekuatan itu,

rebuild their confidence --

membangun kembali kepercayaan diri mereka --

me and them, and them and me,

saya dan mereka, mereka dan saya,

and our seniors and us as a force --

serta senior kami dan kami sebagai suatu kekuatan --

all without the ability to put a hand on a shoulder.

semua tanpa kemampuan untuk meletakkan tangan di bahu.

Entirely new requirement.

Sepenuhnya persyaratan baru.

Also, the people had changed.

Juga, orang-orang telah berubah.

You probably think that the force that I led

Anda mungkin berpikira bahwa kekuatan yang saya pimpin

was all steely-eyed commandos with big knuckle fists

adalah semua komando bermata baja dengan tinju besar

carrying exotic weapons.

membawa senjata yang eksotis.

In reality,

Pada kenyataannya,

much of the force I led

kebanyakan kekuatan yang saya pimpin

looked exactly like you.

terlihat persis seperti Anda.

It was men, women, young, old --

Pria, wanita, muda, tua --

not just from military; from different organizations,

tidak hanya dari militer; dari berbagai organisasi,

many of them detailed to us just from a handshake.

kebanyakan dari mereka memberikan detail kepada kami hanya dari jabat tangan.

And so instead of giving orders,

Dan bukannya memberi perintah,

you're now building consensus

Anda sekarang membangun konsensus

and you're building a sense of shared purpose.

dan Anda sedang membangun rasa tujuan bersama.

Probably the biggest change

Mungkin perubahan terbesar

was understanding that the generational difference,

adalah memahami bahwa perbedaan generasi,

the ages, had changed so much.

usia, telah banyak berubah.

I went down to be with a Ranger platoon

Saya pergi bersama satu peleton Ranger

on an operation in Afghanistan,

dalam operasi di Afghanistan,

and on that operation,

dan pada operasi itu,

a sergeant in the platoon

seorang sersan di peleton

had lost about half his arm

telah kehilangan setengah lengannya

throwing a Taliban hand grenade

melempar granat Taliban

back at the enemy

kembali ke musuh

after it had landed in his fire team.

setelah granat itu mendarat di timnya.

We talked about the operation,

Kita berbicara tentang operasi,

and then at the end I did what I often do with a force like that.

lalu akhirnya saya melakukan apa yang sering saya lakukan dengan kekuatan seperti itu.

I asked, "Where were you on 9/11?"

Saya bertanya, "Di manakah Anda saat 9/11?"

And one young Ranger in the back --

Dan seorang Ranger muda di belakang --

his hair's tousled and his face is red and windblown

rambutnya acak-acakan dan wajahnya merah dan tertiup angin

from being in combat in the cold Afghan wind --

dari pertempuran di Afghanistan yang berangin dingin --

he said, "Sir, I was in the sixth grade."

dia berkata, "Pak, saya ada di kelas enam."

And it reminded me

Dan itu mengingatkan saya

that we're operating a force

bahwa kami sedang mengoperasikan kekuatan

that must have shared purpose

yang harus memiliki tujuan yang terbagi

and shared consciousness,

dan kesadaran yang terbagi,

and yet he has different experiences,

namun ia memiliki pengalaman yang berbeda,

in many cases a different vocabulary,

dalam banyak hal kosakata yang berbeda,

a completely different skill set

kemampuan yang sama sekali berbeda

in terms of digital media

dalam hal media digital

than I do and many of the other senior leaders.

daripada saya dan banyak pemimpin senior lainnya.

And yet, we need to have that shared sense.

Namun, kita perlu memiliki rasa berbagi itu.

It also produced something

Hal itu juga menghasilkan sesuatu

which I call an inversion of expertise,

yang saya sebut sebagai inversi keahlian,

because we had so many changes at the lower levels

karena kami memiliki banyak perubahan di tingkat yang lebih rendah

in technology and tactics and whatnot,

dalam teknologi dan taktik dan banyak lagi,

that suddenly the things that we grew up doing

yang tiba-tiba hal-hal yang kita lakukan

wasn't what the force was doing anymore.

bukan apa yang dilakukan lagi oleh pasukan.

So how does a leader

Jadi bagaimana seorang pemimpin

stay credible and legitimate

tetap kredibel dan sah

when they haven't done

ketika mereka tidak melakukan

what the people you're leading are doing?

apa yang dilakukan oleh orang-orang yang Anda pimpin?

And it's a brand new leadership challenge.

Dan itu tantangan kepemimpinan yang baru.

And it forced me to become a lot more transparent,

Dan itu memaksa saya untuk menjadi jauh lebih transparan,

a lot more willing to listen,

lebih banyak bersedia untuk mendengarkan,

a lot more willing to be reverse-mentored from lower.

lebih banyak bersedia untuk belajar dari yang lebih bawah.

And yet, again, you're not all in one room.

Namun, sekali lagi, Anda tidak berada di satu ruangan.

Then another thing.

Lalu hal lainnya.

There's an effect on you and on your leaders.

Ada pengaruh pada Anda dan pada pemimpin Anda.

There's an impact, it's cumulative.

Ada dampak yang kumulatif.

You don't reset, or recharge your battery every time.

Anda tidak me-reset, atau mengisi ulang baterai Anda setiap saat.

I stood in front of a screen one night in Iraq

Saya berdiri di depan layar suatu malam di Irak

with one of my senior officers

dengan salah satu pejabat senior saya

and we watched a firefight from one of our forces.

dan kami menonton tembak-tembakan dari salah satu pasukan kami.

And I remembered his son was in our force.

Dan saya teringat anaknya ada di pasukan kami.

And I said, "John, where's your son? And how is he?"

Dan saya berkata, "John, di mana anakmu? Dan bagaimana kabarnya?"

And he said, "Sir, he's fine. Thanks for asking."

Dan dia berkata, "Pak, dia baik-baik saja. Terima kasih telah menanyakannya."

I said, "Where is he now?"

Saya berkata, "Di mana dia sekarang?"

And he pointed at the screen, he said, "He's in that firefight."

Dan dia menunjuk pada layar, dia berkata, "Dia ada di pertempuran itu."

Think about watching your brother, father,

Pikirkanlah tentang menonton saudaramu, ayahmu,

daughter, son, wife

putrimu, putramu, istrimu

in a firefight in real time

dalam sebuah pertempuran

and you can't do anything about it.

dan Anda tidak bisa berbuat apa-apa.

Think about knowing that over time.

Pikirkanlah tentang mengetahu hal itu dari waktu ke waktu.

And it's a new cumulative pressure on leaders.

Dan itu tekanan kumulatif yang baru pada pemimpin.

And you have to watch and take care of each other.

Dan Anda harus menonton dan menjaga satu sama lain.

I probably learned the most about relationships.

Saya mungkin mempelajari tentang hubungan.

I learned they are the sinew

Saya belajar bahwa mereka

which hold the force together.

berjuang bersama.

I grew up much of my career in the Ranger regiment.

Saya bertumbuh dengan sebagian besar karir saya di resimen Ranger.

And every morning in the Ranger regiment,

Dan setiap pagi di resimen Ranger,

every Ranger -- and there are more than 2,000 of them --

setiap Ranger -- dan ada lebih dari 2000 orang --

says a six-stanza Ranger creed.

mengucapkan kredo enam bait Ranger.

You may know one line of it, it says,

Anda mungkin tahu satu barisnya, berbunyi,

"I'll never leave a fallen comrade to fall into the hands of the enemy."

"Saya tidak akan pernah meninggalkan kawan jatuh ke tangan musuh."

And it's not a mindless mantra,

Dan itu bukanlah mantra yang tidak dipikirkan,

and it's not a poem.

dan itu bukanlah puisi.

It's a promise.

Itu adalah janji.

Every Ranger promises every other Ranger,

Setiap Ranger berjanji kepada Ranger lainnya

"No matter what happens, no matter what it costs me,

apapun yang terjadi, tidak peduli apa yang harus dilakukan,

if you need me, I'm coming."

jika Anda butuh saya, saya akan datang.

And every Ranger gets that same promise

Dan setiap Ranger mendapatkan janji yang sama

from every other Ranger.

dari Ranger lainnya.

Think about it. It's extraordinarily powerful.

Pikirkanlah tentang hal ini. Ini sangat kuat.

It's probably more powerful than marriage vows.

Mungkin lebih kuat dari sumpah pernikahan.

And they've lived up to it, which gives it special power.

Dan mereka sudah hidup sampai itu, yang memberinya kekuatan khusus.

And so the organizational relationship that bonds them

Dan hubungan organisasi yang mengikat mereka

is just amazing.

begitu menakjubkan.

And I learned personal relationships

Dan saya belajar hubungan pribadi

were more important than ever.

lebih penting daripada sebelumnya.

We were in a difficult operation in Afghanistan in 2007,

Kami dalam operasi yang sulit di Afghanistan pada tahun 2007,

and an old friend of mine,

dan seorang teman lama saya,

that I had spent many years

yang bersamanya telah saya habiskan bertahun-tahun

at various points of my career with --

karier saya --

godfather to one of their kids --

ayah yang hebat dari anak-anak mereka --

he sent me a note, just in an envelope,

dia mengirimi saya catatan, hanya dalam amplop,

that had a quote from Sherman to Grant

yang memiliki kutipan dari Sherman untuk Grant

that said, "I knew if I ever got in a tight spot,

yang mengatakan, "Saya tahu kalau saya pernah punya tempat yang sulit,

that you would come, if alive."

yang engkau akan datang, jika hidup."

And having that kind of relationship, for me,

Dan memiliki hubungan seperti itu, bagi saya,

turned out to be critical at many points in my career.

ternyata menjadi penting pada beberapa poin dalam karir saya.

And I learned that you have to give that

Dan saya belajar bahwa Anda harus m

in this environment,

pada lingkungan ini,

because it's tough.

karena itu sulit.

That was my journey.

Itulah perjalanan saya.

I hope it's not over.

Saya harap belum berakhir.

I came to believe

Saya datang untuk percaya

that a leader isn't good because they're right;

bahwa seorang pemimpin tidaklah bagus karena mereka benar;

they're good because they're willing to learn and to trust.

mereka bagus karena mereka mau belajar dan percaya.

This isn't easy stuff.

Ini bukanlah hal yang mudah.

It's not like that electronic abs machine

Ini tidak seperti mesin elektronik pembentuk perut

where, 15 minutes a month, you get washboard abs.

yang mana, 15 menit tiap bulannya, Anda mendapatkan perut yang berbentuk.

(Laughter)

(Tertawa)

And it isn't always fair.

Dan ini tidaklah selalu adil.

You can get knocked down,

Anda bisa terjatuh,

and it hurts

dan itu menyakitkan

and it leaves scars.

dan meninggalkan bekas luka.

But if you're a leader,

Tapi jika Anda seorang pemimpin,

the people you've counted on

orang-orang yang Anda andalkan

will help you up.

akan mengangkat Anda.

And if you're a leader,

Dan jika Anda seorang pemimpin,

the people who count on you need you on your feet.

orang-orang yang mengandalkan Anda membutuhkan Anda.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)