Holly Morris: Why stay in Chernobyl? Because it's home.

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Dewi Barnas

Three years ago, I was standing about a hundred yards

Tiga tahun yang lalu, saya berdiri sekitar 100 yard

from Chernobyl nuclear reactor number four.

dari reaktor nuklir Chernobyl nomor 4.

My Geiger counter dosimeter, which measures radiation,

Pencacah Geiger dosimeter saya, yang mengukur tingkat radiasi

was going berserk,

mengamuk

and the closer I got, the more frenetic it became,

dan semakin saya mendekat, semakin besar amukannya

and frantic. My God.

Astaga.

I was there covering the 25th anniversary

Saya di sana untuk meliput perayaan 25 tahun

of the world's worst nuclear accident,

bencana nuklir terburuk di dunia,

as you can see by the look on my face,

seperti yang dapat Anda lihat dari ekspresi wajah saya,

reluctantly so, but with good reason,

sebenarnya saya agak malas, namun ada alasannya,

because the nuclear fire that burned for 11 days

karena kebakaran dari reaktor nuklir selama 11 hari

back in 1986 released 400 times as much radiation

di tahun 1986 melepaskan radiasi 400 kali lebih besar

as the bomb dropped on Hiroshima,

dibandingkan bom atom di Hiroshima

and the sarcophagus, which is the covering

dan sarkofagus yang menutupi

over reactor number four,

reaktor nomor 4

which was hastily built 27 years ago,

yang dibangun dengan buru-buru 27 tahun lalu,

now sits cracked and rusted

kini retak dan berkarat

and leaking radiation.

serta membocorkan radiasi.

So I was filming.

Jadi saya sedang meliput acara tersebut.

I just wanted to get the job done

saya hanya ingin menyelesaikan pekerjaan itu

and get out of there fast.

dan segera pergi dari sana.

But then, I looked into the distance,

Namun lalu saya melihat ke kejauhan

and I saw some smoke coming from a farmhouse,

dan saya melihat asap dari sebuah peternakan,

and I'm thinking, who could be living here?

dan saya berpikir, siapa yang tinggal di sana?

I mean, after all, Chernobyl's soil, water and air,

Maksud saya, bagaimanapun, tanah, air, dan udara Chernobyl

are among the most highly contaminated on Earth,

adalah termasuk yang paling tercemar di Bumi,

and the reactor sits at the the center of

dan reaktor itu berdiri di tengah-tengah

a tightly regulated exclusion zone, or dead zone,

zona eksklusif yang dikontrol dengan ketat, atau zona mati,

and it's a nuclear police state, complete with border guards.

daerah terlarang yang dijaga oleh polisi dan juga penjaga perbatasan.

You have to have dosimeter at all times, clicking away,

Anda harus selalu menggunakan dosimeter setiap saat,

you have to have a government minder,

Anda harus mendapat persetujuan pemerintah

and there's draconian radiation rules

dan ada peraturan radiasi yang sangat ketat

and constant contamination monitoring.

dan pengamatan tingkat kontaminasi terus menerus.

The point being, no human being

Singkatnya, seharusnya tidak ada manusia

should be living anywhere near the dead zone.

yang tinggal di sekitar daerah mati itu.

But they are.

Namun ternyata ada.

It turns out an unlikely community

Ternyata ada komunitas tidak biasa yang terdiri atas sekitar

of some 200 people are living inside the zone.

200 orang yang tinggal di dalam daerah itu.

They're called self-settlers.

Mereka disebut para pendatang swadaya.

And almost all of them are women,

Dan hampir semuanya adalah wanita,

the men having shorter lifespans

karena harapan hidup laki-laki lebih pendek

in part due to overuse of alcohol, cigarettes,

sebagian karena kebanyakan merokok atau minum,

if not radiation.

jika bukan karena radiasi.

Hundreds of thousands of people were evacuated

Ratusan ribu orang telah dievakuasi

at the time of the accident,

pada saat bencana itu terjadi,

but not everybody accepted that fate.

namun tidak semua orang menerima nasib itu.

The women in the zone, now in their 70s and 80s,

Para wanita di daerah itu yang kini telah berusia 70 atau 80 tahun

are the last survivors of a group who defied authorities

adalah kelompok terakhir yang menentang pemerintah

and, it would seem, common sense,

dan sepertinya wajar bagi mereka

and returned to their ancestral homes inside the zone.

untuk kembali ke rumah leluhur mereka di dalam daerah terlarang ini.

They did so illegally.

Mereka melakukannya secara ilegal.

As one woman put it to a soldier

Saat seorang wanita hendak dievakuasi

who was trying to evacuate her for a second time,

oleh seorang tentara untuk kedua kalinya.

"Shoot me and dig the grave.

"Tembak saya dan galilah kuburan saya.

Otherwise, I'm going home."

Kalau tidak, saya akan pulang."

Now why would they return to such deadly soil?

Lalu mengapa mereka kembali ke tempat yang berbahaya itu,

I mean, were they unaware of the risks

maksud saya, apakah mereka tidak tahu resikonya

or crazy enough to ignore them, or both?

atau mereka cukup gila untuk mengabaikannya, atau keduanya?

The thing is, they see their lives

Masalahnya adalah mereka melihat kehidupan mereka

and the risks they run decidedly differently.

dan resiko yang mereka ambil dari sudut pandang yang berbeda.

Now around Chernobyl, there are scattered ghost villages,

Di sekitar Chernobyl, kini terdapat banyak desa hantu

eerily silent, strangely charming, bucolic,

yang sunyi, namun anehnya menawan,

totally contaminated.

dan benar-benar terkontaminasi.

Many were bulldozed under at the time of the accident,

Banyak desa diratakan pada saat bencana itu terjadi,

but a few are left like this,

namun ada beberapa yang ditinggalkan seperti ini,

kind of silent vestiges to the tragedy.

seperti saksi bisu dari tragedi itu.

Others have a few residents in them,

Beberapa desa itu masih ditinggali,

one or two "babushkas," or "babas,"

oleh satu atau dua "babushkas," atau "babas,"

which are the Russian and Ukrainian words for grandmother.

yang merupakan Bahasa Rusia dan Ukraina untuk nenek.

Another village might have six or seven residents.

Desa lainnya mungkin ditinggali 6 atau 7 orang.

So this is the strange demographic of the zone --

Jadi ada demografi yang aneh di daerah ini --

isolated alone together.

orang-orang yang terisolir, bersama-sama.

And when I made my way to that piping chimney

Dan saat saya berjalan menuju ke cerobong pipa itu,

I'd seen in the distance,

saya melihat Hanna Zavorotnya di kejauhan

I saw Hanna Zavorotnya, and I met her.

dan saya bertemu dengannya.

She's the self-declared mayor of Kapavati village,

Dia menobatkan dirinya sebagai walikota dari desa Kapavati,

population eight.

yang berpenduduk 8 orang.

(Laughter)

(Tertawa)

And she said to me, when I asked her the obvious,

Dan saat saya bertanya, dia berkata,

"Radiation doesn't scare me. Starvation does."

"Radiasi tidak membuat saya takut, justru saya takut akan kelaparan."

And you have to remember, these women have

Dan Anda harus ingat, para wanita ini

survived the worst atrocities of the 20th century.

telah berhasil selamat dari kekecaman terburuk di abad ke-20.

Stalin's enforced famines of the 1930s, the Holodomor,

Pemerintahan Stalin membawa kelaparan di tahun 1930-an,

killed millions of Ukrainians,

Holodomor membunuh jutaan warga Ukraina,

and they faced the Nazis in the '40s,

dan mereka berhadapan dengan Nazi di tahun 40-an

who came through slashing, burning, raping,

yang datang menebang, membakar, memperkosa,

and in fact many of these women

dan sebenarnya banyak dari para wanita ini

were shipped to Germany as forced labor.

yang dikirim ke Jerman untuk kerja paksa.

So when a couple decades into Soviet rule,

Lalu beberapa dasawarsa setelah pemerintahan Uni Soviet,

Chernobyl happened,

bencana Chernobyl terjadi,

they were unwilling to flee in the face of an enemy

mereka tidak mau melarikan diri saat berhadapan dengan musuh

that was invisible.

yang tidak terkalahkan.

So they returned to their villages

Jadi mereka kembali ke desa mereka

and are told they're going to get sick and die soon,

dan diberi tahu bahwa mereka akan segera sakit dan meninggal,

but five happy years, their logic goes,

namun lima tahun yang berbahagia kemudian, logika mereka berkata

is better than 10 stuck in a high rise

ini lebih baik diaripada apartemen 10 lantai

on the outskirts of Kiev,

di pinggiran Kiev,

separated from the graves of their mothers

terpisah dari makam Ibu,

and fathers and babies,

Ayah, dan anak-anak mereka,

the whisper of stork wings on a spring afternoon.

bisikan sayap bangau di sore musim semi.

For them, environmental contamination

Bagi mereka, pencemaran lingkungan

may not be the worst sort of devastation.

mungkin bukan suatu bencana yang paling buruk.

It turns out this holds true

Hal ini ternyata juga benar

for other species as well.

bagi spesies lainnya.

Wild boar, lynx, moose, they've all returned

Babi liar, lynx, rusa, semuanya telah kembali

to the region in force,

ke daerah ini,

the very real, very negative effects of radiation

dampak radiasi yang paling nyata dan buruk

being trumped by the upside of a mass exodus

dikalahkan oleh arus balik masal para

of humans.

pengungsi.

The dead zone, it turns out, is full of life.

Zona mati ternyata penuh dengan kehidupan.

And there is a kind of heroic resilience,

Dan ada semacam daya tahan yang heroik,

a kind of plain-spoken pragmatism to those

semacam pragmatisme yang dibicarakan dengan jelas

who start their day at 5 a.m.

bagi mereka yang memulai hari pada jam 5 pagi

pulling water from a well

mengambil air dari sumur

and end it at midnight

dan mengakhiri harinya pada tengah malam

poised to beat a bucket with a stick

bersiap dengan timba dan tongkat

and scare off wild boar that might mess with their potatoes,

untuk mengusir babi liar yang dapat menghancurkan kentang mereka,

their only company a bit of homemade moonshine vodka.

hanya ditemani vodka moonshine buatan sendiri.

And there's a patina of simple defiance among them.

Dan ada semacam sikap menantang di antara mereka,

"They told us our legs would hurt, and they do. So what?"

"Mereka berkata kaki kami akan sakit, dan kami kaki memang sakit. Lalu?"

I mean, what about their health?

Maksud saya, bagaimana dengan kesehatan mereka?

The benefits of hardy, physical living,

Manfaat dari kehidupan fisik yang keras

but an environment made toxic

namun dengan lingkungan yang beracun

by a complicated, little-understood enemy, radiation.

karena mush yang kompleks dan kurang dipahami: radiasi.

It's incredibly difficult to parse.

Benar-benar sulit untuk dimengerti.

Health studies from the region

Kajian kesehatan dari daerah itu

are conflicting and fraught.

sangat banyak dan penuh pertentangan.

The World Health Organization

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

puts the number of Chernobyl-related deaths

mengatakan korban tewas dari bencana Chernobyl

at 4,000, eventually.

akhirnya akan mencapai 4.000 orang.

Greenpeace and other organizations

Greenpeace dan organisasi-organisasi lainnya

put that number in the tens of thousands.

menyebutkan jumlah korban tewasnya mencapai puluhan ribu orang.

Now everybody agrees that thyroid cancers

Kini semua orang setuju bahwa jumlah kanker tiroid

are sky high, and that Chernobyl evacuees

sangat tinggi, dan para pengungsi Chernobyl

suffer the trauma of relocated peoples everywhere:

menderita trauma yang dialami para pengungsi dimanapun:

higher levels of anxiety, depression, alcoholism,

tingkat kecemasan yang tinggi, depresi, kecanduan alkohol,

unemployment and, importantly,

pengangguran, dan yang lebih penting lagi

disrupted social networks.

gangguan hubungan sosial.

Now, like many of you,

Kini, seperti banyak dari Anda,

I have moved maybe 20, 25 times in my life.

saya telah pindah sekitar 20 hingga 25 kali dalam hidup saya.

Home is a transient concept.

Rumah adalah sebuah konsepsi yang tidak tetap.

I have a deeper connection to my laptop

Saya memiliki hubungan yang lebih dalam dengan laptop saya

than any bit of soil.

dibandingkan tempat mana pun di dunia.

So it's hard for us to understand, but home

Jadi sulit bagi kita untuk memahami,

is the entire cosmos of the rural babushka,

namun bagi para babushka, rumah adalah seluruh semesta mereka

and connection to the land is palpable.

dan hubungan dengan tempat itu sangat nyata.

And perhaps because these Ukrainian women

Dan mungkin karena para wanita Ukraina ini

were schooled under the Soviets

bersekolah di zaman Uni Soviet

and versed in the Russian poets,

yang menerima ajaran pujangga Rusia,

aphorisms about these ideas

ada pepatah mengenai cara berpikir mereka

slip from their mouths all the time.

yang selalu mereka katakan.

"If you leave, you die."

"Jika Anda pergi, Anda akan mati."

"Those who left are worse off now.

"Mereka yang pergi keadaannya lebih buruk sekarang.

They are dying of sadness."

Mereka sekarat karena kesedihan mereka."

"Motherland is motherland. I will never leave."

"Tanah air adalah tanah air. Saya tidak akan pergi."

What sounds like faith, soft faith,

Apa yang terdengar seperti iman, keyakinan,

may actually be fact,

mungkin adalah kenyataan

because the surprising truth --

karena kenyataan yang mengejutkan --

I mean, there are no studies, but the truth seems to be

tidak ada yang mengkaji hal ini, namun sepertinya kenyataannya adalah

that these women who returned to their homes

para wanita yang kembali ke rumah mereka

and have lived on some of the most radioactive land

dan tinggal di tempat yang paling tercemar zat radioaktif

on Earth for the last 27 years,

di bumi dalam 27 tahun terakhir,

have actually outlived their counterparts

hidup lebih panjang dibandingkan mereka

who accepted relocation,

yang bersedia direlokasi,

by some estimates up to 10 years.

hingga kita-kira 10 tahun.

How could this be?

Bagaimana mungkin?

Here's a theory: Could it be

Inilah teorinya. Mungkinkah

that those ties to ancestral soil,

ikatan mereka pada tanah leluhur,

the soft variables reflected in their aphorisms,

variabel lunak yang tercermin dalam pepatah mereka,

actually affect longevity?

sebenarnya mempengaruhi usia?

The power of motherland

Kekuatan tanah air

so fundamental to that part of the world

begitu penting di bagian dunia ini

seems palliative.

sepertinya cukup lemah.

Home and community are forces

Rumah dan masyarakat adalah kekuatan

that rival even radiation.

yang bahkan menyangi radiasi.

Now radiation or not,

Baik dengan adanya radiasi atau tidak,

these women are at the end of their lives.

para wanita ini ada pada penghujung hidup mereka.

In the next decade, the zone's human residents will be gone,

Dalam dasawarsa berikutnya, semua penduduk di daerah ini akan hilang

and it will revert to a wild, radioactive place,

dan daerah iniakan kembali menjadi daerah liar yang tercemar radioaktif

full only of animals and occasionally

yang dipenuhi hewan dan kadang

daring, flummoxed scientists.

para ilmuwan yang tertantang.

But the spirit and existence of the babushkas,

Namun semagat dan keberadaan para babushka

whose numbers have been halved

yang jumlahnya kini tinggal setengah

in the three years I've known them,

dibandingkan 3 tahun lalu saat saya bertemu mereka,

will leave us with powerful new templates

akan meninggalkan cara pandang yang luar biasa bagi kita

to think about and grapple with,

untuk berpikir dan memahami

about the relative nature of risk,

tentang sifat relatif dari resiko,

about transformative connections to home,

tentang kekuatan dari hubungan dengan sebuah tempat yang disebut rumah,

and about the magnificent tonic

dan tentang obat penawar menakjubkan

of personal agency and self-determination.

berupa hubungan pribadi dan penentuan nasib sendiri.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)