A life of purpose | Rick Warren

Translator: Hari Kristopo Reviewer: Sanni Manta

I'm often asked,

Saya sering ditanya,

"What surprised you about the book?"

Anda tahu, apa yang mengejutkan Anda tentang buku ini?

And I say, "That I got to write it."

Dan Saya berkata, bahwa Saya harus menulisnya.

I would have never imagined that.

Saya tidak pernah membayangkan bahwa,

Not in my wildest dreams did I think --

tidak pernah dalam mimpi terliar saya, saya kira--

I don't even consider myself to be an author.

Saya bahkan tidak pernah mempertimbangkan diri saya sebagai seorang pengarang.

And I'm often asked,

Dan saya sering ditanya,

"Why do you think so many people have read this?

Mengapa begitu banyak orang telah membaca buku ini?

This thing's selling still about a million copies a month."

Buku ini masih terjual sekitar 1 juta kopi per bulan.

And I think it's because spiritual emptiness

Dan Saya kira hal ini karena adanya kekosongan rohani

is a universal disease.

yang merupakan suatu penyakit yang universal.

I think inside at some point, we put our heads down on the pillow and we go,

Saya kira dalam satu titik, kita hanya menaruh kepala kita di atas bantal dan kita tidur,

"There's got to be more to life than this."

"Pasti terdapat sesuatu yang lebih daripada kehidupan ini"

Get up in the morning, go to work, come home and watch TV,

Bangun di pagi hari, berangkat bekerja, pulang ke rumah dan menonton TV,

go to bed, get up in the morning, go to work, come home, watch TV, go to bed,

tidur, bangun di pagi hari, berangkat bekerja, pulang ke rumah, menonton TV, tidur,

go to parties on weekends.

berangkat ke pesta pada akhir pekan.

A lot of people say, "I'm living." No, you're not living -- that's just existing.

banyak orang berkata, "Saya hidup." Tidak, Anda tidak hidup -- Anda hanya ada.

Hanya ada.

Just existing.

I really think that there's this inner desire.

Saya sungguh berpikir bahwa ada hasrat yang mendalam ini.

I do believe what Chris said; I believe that you're not an accident.

Saya percaya dengan apa yang dikatakan Chris. Saya percaya bahwa Anda bukanlah kecelakaan.

Your parents may not have planned you, but I believe God did.

Orang tua anda mungkin tidak merencanakan kelahiran anda, namun Saya percaya Tuhan merencanakan anda.

I think there are accidental parents; there's no doubt about that.

Saya kira ada orangtua yang muncul karena kesalahan, tidak ada keraguan mengenai hal ini.

I don't think there are accidental kids.

Saya tidak pernah berpikir bahwa ada anak yang muncul karena kesalahan.

And I think you matter.

Dan Saya berpikir bahwa Anda berharga.

I think you matter to God; I think you matter to history;

Saya berpikir bahwa Anda berharga untuk Tuhan. Saya berpikir bahwa Anda berharga untuk sejarah.

I think you matter to this universe.

Saya berpikir bahwa Anda berharga untuk alam semesta ini.

And I think that the difference

Dan Saya berpikir bahwa ada perbedaan antara

between what I call the survival level of living, the success level of living,

Apa yang Saya sebut sebagai bertahan hidup dalam kehidupan, suatu tingkat sukses dalam kehidupan

and the significance level of living is:

dan suatu tingkat penting dalam kehidupan adalah,

Do you figure out, "What on Earth am I here for?"

apakah anda tahu, untuk apakah anda hadir di dunia?

I meet a lot of people who are very smart,

Saya bertemu banyak orang yang sangat cerdas,

and say, "But why can't I figure out my problems?"

dan berkata, "Kenapa Saya tidak dapat memecahkan masalah Saya?"

And I meet a lot of people who are very successful,

Dan Saya bertemu banyak orang yang sangat sukses,

who say, "Why don't I feel more fulfilled?

yang berkata, "Kenapa Saya masih merasakan kekosongan dalam hidup Saya?

Why do I feel like a fake?

Kenapa Saya merasa palsu?

Why do I feel like I've got to pretend that I'm more than I really am?"

Kenapa Saya merasa bahwa

Saya harus berpura-pura bahwa Saya lebih daripada Saya yang sebenarnya?"

I think that comes down to this issue of meaning, of significance, of purpose.

Saya berpikir saya sampai pada inti pembahasan mengenai arti, betapa pentingnya, mengenai tujuan

I think it comes down to this issue of:

Saya berpikir bahwa Saya sampai pada pembahasan

"Why am I here? What am I here for? Where am I going?"

mengapa Saya berada disini? Untuk apa Saya berada disini? Kemana Saya akan pergi?

These are not religious issues.

Ini bukanlah hal-hal keagamaan --

They're human issues.

ini adalah masalah-masalah kemanusiaan.

I wanted to tell Michael before he spoke that I really appreciate what he does,

Saya ingin mengatakan kepada Michael sebelum dia berbicara

bahwa Saya sangat menghargai apa yang dia lakukan,

because it makes my life work a whole lot easier.

karena hal ini membuat kehidupan Saya menjadi lebih mudah.

As a pastor, I do see a lot of kooks.

Sebagai seorang pendeta, Saya melihat banyak orang aneh.

And I have learned that there are kooks in every area of life.

Dan Saya belajar bahwa banyak orang aneh di semua area kehidupan.

Religion doesn't have a monopoly on that,

Agama tidak memiliki

but there are plenty of religious kooks.

monopoli terhadap hal tersebut, namun banyak sekali orang-orang aneh yang beragama.

There are secular kooks; there are smart kooks, dumb kooks.

Ada orang-orang aneh yang sekuler, orang-orang aneh yang pintar dan orang-orang aneh yang bodoh.

There are people -- a lady came up to me the other day,

Ada orang-orang -- seorang wanita datang ke Saya suatu hari,

and she had a white piece of paper -- Michael, you'll like this one --

dan dia memiliki satu lembar kertas putih -- Michael, Kamu akan menyukai hal ini --

dan dia berkata, "Apa yang Anda lihat didalamnya?"

and she said, "What do you see in it?"

Dan Saya melihatnya dan berkata "Oh, saya tidak melihat apapun."

And I looked at it and I said, "Oh, I don't see anything."

And she goes, "Well, I see Jesus," and started crying and left.

Dan dia berkata, "Baiklah, Saya melihat Yesus," dan mulai menangis dan pergi.

I'm going, "OK," you know? "Fine."

Saya berkata, OK, Anda tahu. Baiklah

(Laughter)

Um.

Good for you.

Baik untuk Anda.

When the book became the best-selling book in the world for the last three years,

Saat buku ini menjadi buku terlaris di dunia untuk tiga tahun terakhir ini,

Saya seperti memiliki krisis pribadi yang kecil.

I kind of had my little crisis.

And that was: What is the purpose of this?

Dan hal itu adalah, apa tujuan dari semua hal ini?

Because it brought in enormous amounts of money.

Karena hal ini membawa banyak sekali uang.

When you write the best-selling book in the world,

Saat anda menulis buku terlaris di dunia,

anda akan mendapat banyak sekali uang.

it's tons and tons of money.

And it brought in a lot of attention, neither of which I wanted.

Dan hal ini membawa banyak sekali perhatian, yang sebenarnya tidak saya inginkan.

When I started Saddleback Church, I was 25 years old.

Saat Saya memulai Gereja Saddleback, Saya berumur 25 tahun.

I started it with one other family in 1980.

Saya memulai dengan satu keluarga di tahun 1980.

And I decided that I was never going to go on TV,

Dan Saya memutuskan bahwa Saya tidak akan berkotbah di TV,

because I didn't want to be a celebrity.

karena Saya tidak mau menjadi selebritis,

I didn't want to be a, quote, "evangelist, televangelist" --

Saya tidak mau diberi julukan, "evangelis, televangelis" --

that's not my thing.

itu bukanlah Saya.

And all of the sudden, it brought a lot of money and a lot of attention.

Dan dalam suatu saat, hal ini membawa banyak uang dan perhatian.

I don't think --

Saya tidak berpikir --

now, this is a worldview,

sekarang, ini adalah pandangan terhadap dunia, dan Saya mengatakan kepada Anda, setiap orang memiliki pandangan terhadap dunia.

and I will tell you, everybody's got a worldview.

Everybody's betting their life on something.

Setiap orang mempertaruhkan hidupnya pada sesuatu.

You're betting your life on something,

Anda mempertaruhkan kehidupan anda pada sesuatu --

you just better know why you're betting what you're betting on.

sebaiknya Anda tahu mengapa Anda mempertaruhkan kepada apa yang Anda pertaruhkan sekarang.

So, everybody's betting their life on something.

Jadi, setiap orang mempertaruhkan kehidupan kita pada sesuatu,

And when I, you know, made a bet,

dan saat Saya, anda tahu, membuat pertaruhan, Saya percaya

I happened to believe that Jesus was who he said he was.

bahwa Yesus adalah seorang seperti yang Dia katakan.

And I believe in a pluralistic society,

Namun setiap orang mendapatkan -- dan Saya percaya pada masyarakat yang majemuk --

everybody's betting on something.

setiap orang mempertaruhkan kehidupannya pada sesuatu.

And when I started the church,

Dan saat Saya memulai suatu gereja,

you know, I had no plans to do what it's doing now.

Anda tahu, Saya tidak memiliki rencana untuk apa yang gereja ini lakukan sekarang.

And then when I wrote this book,

Dan kemudian Saya menulis buku ini,

and all of a sudden, it just took off,

dan dalam seketika hal ini

melambung,

and I started saying, now, what's the purpose of this?

kemudian Saya mulai berkata, apa tujuan dari semua ini?

Karena saat Saya mulai berkata,

Because as I started to say,

I don't think you're given money or fame

Saya tidak mengira bahwa anda diberikan uang atau ketenaran

for your own ego, ever.

untuk ego anda sendiri, tidak pernah.

Saya tidak percaya hal itu.

I just don't believe that.

And when you write a book that the first sentence of the book is,

Dan saat anda menulis buku itu, kalimat pertama dari buku itu adalah,

"It's not about you,"

"Ini tidak mengenai anda,"

kemudian, saat secara tiba-tiba

then, when all of a sudden it becomes the best-selling book in history,

buku itu menjadi buku terlaris dalam sejarah,

you've got to figure, well, I guess it's not about me.

anda harus mulai berpikir, baiklah, Saya berpikir bahwa ini bukanlah tentang Saya.

That's kind of a no-brainer.

Hal ini nampaknya cukup bodoh.

So, what is it for?

Jadi untuk apa hal ini?

And I began to think about what I call the "stewardship of affluence"

Dan Saya mulai berpikir mengenai sesuatu yang Saya sebut pertanggungjawaban kemakmuran

and the "stewardship of influence."

dan pertanggungjawaban pengaruh

So I believe, essentially, leadership is stewardship.

Jadi Saya percaya bahwa sesungguhnya kepemimpinan adalah pertanggungjawaban

That if you are a leader in any area --

Jika anda adalah pemimpin di bidang apapun --

in business, in politics, in sports, in art,

dalam bisnis, dalam politik, dalam olahraga, dalam seni,

in academics, in any area --

dalam bidang akademik, dalam bidang apapun --

you don't own it.

anda tidak memilikinya,

You are a steward of it.

anda adalah penanggungjawab untuk hal tersebut.

For instance, that's why I believe in protecting the environment.

Sebagai contoh, inilah mengapa Saya percaya terhadap perlindungan terhadap lingkungan.

This is not my planet.

Ini bukan planet Saya. Ini bukanlah milik Saya sebelum Saya dilahirkan.

It wasn't mine before I was born, it's not going to be mine after I die,

Dan tidak akan menjadi milik Saya setelah Saya meninggal.

I'm just here for 80 years and then that's it.

Saya hanya akan berada disini selama 80 tahun, dan Saya akan meninggal setelahnya.

I was debating the other day on a talk show,

Saya berdebat pada suatu hari dalam suatu temu wicara,

and the guy was challenging me and he'd go,

dan pria ini menantang Saya dan berkata,

"What's a pastor doing on protecting the environment?"

"Apa yang pendeta lakukan untuk melindungi lingkungan?"

And I asked this guy, I said, "Well, do you believe

Dan Saya bertanya pada pria ini, Saya berkata "Baiklah, apakah anda percaya

that human beings are responsible

bahwa manusia bertanggung jawab

to make the world a little bit better place for the next generation?

untuk membuat dunia, menjadi tempat yang sedikit lebih baik untuk generasi berikutnya?

Do you think we have a stewardship here, to take the environment seriously?"

Apakah anda berpikir bahwa kita disini bertanggungjawab,

untuk secara serius memikirkan lingkungan?"

And he said, "No."

Dan dia berkata, "Tidak".

I said, "Oh, you don't?"

Saya berkata, "Oh, anda tidak?" Saya berkata, "Biarkan Saya memperjelas hal ini.

I said, "Let me make this clear again:

Do you believe that as human beings -- I'm not talking about religion --

Apakah anda percaya sebagai manusia -- Saya tidak berkata mengenai agama --

do you believe that as human beings, it is our responsibility

apakah anda percaya, bahwa kita sebagai manusia memiliki tanggungjawab

to take care of this planet,

untuk memelihara planet ini dan membuatnya sedikit lebih baik untuk generasi yang selanjutnya?"

and make it just a little bit better for the next generation?"

Dan dia berkata "Tidak.

And he said, "No. Not any more than any other species."

Tidak lebih dari spesies yang lain."

When he said the word "species," he was revealing his worldview.

Saat dia berkata "spesies", dia mengungkapkan pandangannya terhadap dunia.

And he was saying,

Dan dia berkata, "Saya tidak lebih bertanggungjawab untuk memelihara lingkungan,

"I'm no more responsible to take care of this environment than a duck is."

dibandingkan seekor bebek."

Well now, I know a lot of times we act like ducks,

Baiklah sekarang, Saya tahu bahwa seringkali kita bertingkah seperti seekor bebek,

but you're not a duck.

namun anda bukanlah bebek.

You're not a duck.

Anda bukanlah bebek.

And you are responsible -- that's my worldview.

Dan anda bertanggungjawab -- itu adalah pandangan Saya terhadap dunia.

And so, you need to understand what your worldview is.

Jadi, anda perlu mengetahui seperti apa dunia anda, apa pandangan anda terhadap dunia.

The problem is most people never really think it through.

Masalahnya adalah, kebanyakan orang tidak memikirkannya secara seksama.

They never really ...

Mereka tidak pernah -- mereka tidak pernah

codify it or qualify it or quantify it,

menyusun undang-undang, mengkualifikasinya atau mengukurnya

and say, "This is what I believe in. This is why I believe what I believe."

dan berkata, "Ini adalah hal yang Saya percaya.

Ini adalah mengapa Saya percaya apa yang Saya percaya."

I don't personally have enough faith to be an atheist.

Saya secara pribadi tidak memiliki cukup iman untuk menjadi seorang atheis.

But you may, you may.

Namun anda dapat, anda dapat.

Your worldview, though, does determine everything else in your life,

Pandangan anda terhadap dunia, menentukan semua hal lain dalam kehidupan anda,

because it determines your decisions;

karena hal ini menentukan keputusan-keputusan anda,

it determines your relationships;

hal ini menentukan hubungan anda,

it determines your level of confidence.

hal ini menentukan tingkat kepercayaan anda.

It determines, really, everything in your life.

Hal ini benar-benar menentukan segala sesuatunya dalam kehidupan anda.

What we believe, obviously --

Apa yang kita percaya, sesungguhnya --

and you know this -- determines our behavior,

dan anda tahu ini -- menentukan semua perilaku kita,

and our behavior determines what we become in life.

dan perilaku kita menentukan akan menjadi apakah kita dalam kehidupan kita.

So all of this money started pouring in,

Jadi semua uang ini mulai mengalir,

and all of this fame started pouring in.

dan semua ketenaran ini mulai muncul,

And I'm going, what do I do with this?

dan Saya berpikir, apa yang harus Saya lakukan dengan ini semua?

My wife and I first made five decisions on what to do with the money.

Istri Saya dan Saya membuat lima keputusan mengenai apa yang akan kita lakukan terhadap uang tersebut.

We said, "First, we're not going to use it on ourselves."

Kita berkata, "Pertama,

Kita tidak akan menggunakannya untuk diri kita sendiri."

I didn't go out and buy a bigger house.

Saya tidak pergi dan membeli rumah yang lebih besar.

I don't own a guesthouse.

Saya tidak memiliki sebuah wisma tamu.

I still drive the same four year-old Ford that I've driven.

Saya masih mengendarai mobil Ford berumur empat tahun yang sama dan selalu Saya gunakan.

We just said, we're not going to use it on us.

Kami hanya mengatakan, kami tidak akan menggunakannya untuk kepentingan kami.

The second thing was,

Hal yang kedua adalah,

I stopped taking a salary from the church that I pastor.

Saya berhenti mengambil gaji dari gereja sebagai seorang pendeta.

Third thing is, I added up all that the church had paid me

Hal yang ketiga adalah,Saya menjumlahkan apa yang telah gereja bayarkan kepada Saya selama 25 tahun terakhir ini,

over the last 25 years, and I gave it back.

dan Saya memberikannya kembali.

And I gave it back because I didn't want anybody thinking

Dan Saya memberikannya kembali, karena Saya tidak mau semua orang berpikir

that I do what I do for money -- I don't.

bahwa yang Saya lakukan, Saya lakukan hanya untuk uang -- Saya tidak.

In fact, personally, I've never met

Dan faktanya adalah, Saya tidak pernah bertemu

a priest or a pastor or a minister who does it for money.

seorang pendeta atau Pastur atau Pelayan Tuhan yang melakukannya untuk uang

I know that's the stereotype; I've never met one of them.

Saya tahu bahwa hal itu adalah suatu ciri khas. Saya tidak pernah bertemu dengan seseorang yang seperti itu.

Believe me, there's a whole lot easier ways to make money.

Percayalah pada Saya, banyak cara yang lebih mudah untuk menghasilkan uang.

Pastors are like on 24 hours-a-day call, they're like doctors.

Pendeta seperti seseorang yang harus siap dipanggil dan bekerja 24 jam. Mereka seperti dokter.

I left late today -- I'd hoped to be here yesterday --

Saya pergi terlambat kemarin. Saya berharap Saya dapat berada disini hari ini,

because my father-in-law is in his last, probably, 48 hours

karena ayah mertua Saya sedang menghadapi masa-masa terakhirnya, mungkin, dalam waktu 48 jam

before he dies of cancer.

sebelum dia meninggal karena kanker.

And I'm watching a guy who's lived his life --

Dan Saya memandang seorang pria yang menjalani kehidupannya --

he's now in his mid-80s -- and he's dying with peace.

sekarang dia berumur sekitar 80-an tahun --

dan dia meninggal dalam damai. Anda tahu, ujian mengenai pandangan anda terhadap dunia

You know, the test of your worldview is not how you act in the good times.

bukanlah bagaimana saat anda bersikap di saat-saat yang baik.

The test of your worldview is how you act at the funeral.

Ujian mengenai pandangan anda terhadap dunia adalah bagaimana anda bersikap saat anda berada di suatu pemakaman.

And having been through literally hundreds if not thousands of funerals,

Dan telah melewati mungkin ratusan atau ribuan pemakaman,

it makes a difference.

hal itu membuat suatu perbedaan.

It makes a difference what you believe.

Hal itu membuat perbedaan terhadap apa yang anda percaya.

So, we gave it all back,

Jadi, kami memberikannya semua kembali,

and then we set up three foundations,

dan kami membangun tiga yayasan,

working on some of the major problems of the world:

yang bekerja dalam tiga masalah utama dunia:

illiteracy, poverty, pandemic diseases -- particularly HIV/AIDS --

buta huruf, kelaparan dan penyakit-penyakit pandemik -- terutama HIV/AIDS --

and set up these three foundations, and put the money into that.

kami membangun tiga yayasan ini

dan menaruh uang yang kami dapatkan dalam yayasan ini.

The last thing we did is we became what I call "reverse tithers."

Hal terakhir yang kami lakukan adalah kami menjadi sesuatu yang Saya beri nama "pemberi persembahan terbalik".

And that is, when my wife and I got married 30 years ago,

Dan hal ini kami lakukan, saat Saya dan istri Saya menikah

30 tahun yang lalu,

we started tithing.

kami mulai memberikan persembahan.

Now, that's a principle in the Bible

Sekarang, itu adalah prinsip dari alkitab

that says give 10 percent of what you get back to charity,

yang berkata berikanlah 10% dari apa yang kau dapat sebagai persembahan,

give it away to help other people.

berikanlah untuk membantu orang lain.

So, we started doing that, and each year we would raise our tithe one percent.

Jadi kami mulai melakukan itu, dan tiap tahun kami menaikkannya 1%.

So, our first year of marriage we went to 11 percent,

Jadi pada tahun pertama perkawinan kami, kami mempersembahkan 11 %,

second year we went to 12 percent,

di tahun kedua kami menaikkannya hingga 12%,

and the third year we went to 13 percent,

dan pada tahun ketiga kami menaikkannnya hingga 13%,

and on and on and on.

dan menaikkannya lagi dan lagi. Mengapa Saya melakukan hal itu?

Why did I do that?

Because every time I give,

Karena setiap saat Saya memberi,

it breaks the grip of materialism in my life.

hal itu membebaskan diri Saya dari materialisme dalam kehidupan Saya.

Materialism is all about getting -- get, get, get, get all you can,

Materialisme adalah semuanya tentang mendapatkan -- mendapatkan, mendapatkan, mendapatkan, mendapatkan semua yang bisa anda dapat

can all you get, sit on the can and spoil the rest.

mendapatkan semua yang bisa anda dapat, menikmatinya dan membuang sisanya.

It's all about more, having more.

Ini semuanya mengenai mendapat lebih, memiliki lebih.

And we think that the good life is actually looking good --

Dan kita berpikir bahwa kehidupan yang baik adalah sesuatu yang nampak baik.

that's most important of all --

Itu hal yang paling penting dari semuanya -- nampak baik,

looking good, feeling good and having the goods.

merasa baik dan memiliki banyak barang.

But that's not the good life.

Namun itu bukanlah kehidupan yang baik.

I meet people all the time who have those, and they're not necessarily happy.

Saya bertemu banyak orang setiap waktu yang memiliki sikap seperti itu,

dan mereka tidak bahagia.

If money actually made you happy,

Jika uang membuat anda bahagia,

then the wealthiest people in the world would be the happiest.

maka orang terkaya di dunia akan menjadi orang yang paling bahagia.

And that I know, personally, I know, is not true.

Dan Saya tahu secara pribadi, bahwa hal tersebut tidak benar.

It's just not true.

Hal tersebut tidak benar.

So, the good life is not about looking good, feeling good or having the goods,

Jadi, kehidupan yang baik adalah bukan tentang nampak baik, merasa baik atau memiliki barang-barang,

it's about being good and doing good.

hal ini tidak mengenai menjadi baik dan melakukan kebaikan.

Giving your life away.

Berikanlah kehidupan anda.

Significance in life doesn't come from status,

Hal yang terutama dalam hidup tidak datang dari status,

because you can always find somebody who's got more than you.

karena anda akan menemukan orang yang memiliki lebih daripada anda.

It doesn't come from sex.

Hal ini tidak datang dari seks.

It doesn't come from salary.

Hal ini tidak datang dari gaji.

It comes from serving.

Hal ini datang dari melayani.

It is in giving our lives away that we find meaning,

Saat kita memberikan kehidupan kita, kita menemukan arti,

we find significance.

kita menemukan hal yang utama.

That's the way we were wired, I believe, by God.

Itulah bagaimana kita saling terhubung, Saya percaya, oleh Tuhan.

And so we began to give away,

Jadi kami mulai memberi,

and now after 30 years,

dan sekarang setelah 30 tahun,

my wife and I are reverse tithers -- we give away 90 percent and live on 10.

istri Saya dan Saya adalah pemberi persembahan terbalik -- kami memberikan 90% dan hidup dari 10%.

That, actually, was the easy part.

Sesungguhnya, itu adalah bagian yang mudah.

The hard part is, what do I do with all this attention?

Bagian yang sulit adalah, apa yang harus Saya lakukan dengan semua perhatian ini?

Because I started getting all kinds of invitations.

Karena Saya mulai mendapatkan berbagai macam undangan.

I just came off a nearly month-long speaking tour

Saya baru saja datang dari sekitar satu bulan menjadi pembicara keliling

on three different continents,

di tiga benua,

and I won't go into that,

dan Saya tidak akan membahas itu,

but it was an amazing thing.

namun itu adalah hal yang luar biasa.

And I'm going, what do I do with this notoriety

Dan Saya akan membahas, apa yang akan Saya lakukan dengan semua hal ini,

kemahsyuran yang telah dibawa oleh buku ini?

that the book has brought?

And, being a pastor, I started reading the Bible.

Dan karena Saya pendeta, Saya mulai membaca Alkitab.

There's a chapter in the Bible called Psalm 72,

Ada satu pasal di alkitab yang disebut Mazmur 72,

and it's Solomon's prayer for more influence.

Dan itu adalah Doa Salomo untuk mendapatkan lebih banyak pengaruh,

When you read this prayer,

Saat anda membaca doa ini,

it sounds incredibly selfish, self-centered.

Hal ini terdengar sangat egois dan terpusat pada diri sendiri.

hal ini berbunyi seperti,

He says, "God, I want you to make me famous."

dia berkata, "Tuhan, Saya ingin Engkau membuat Saya terkenal".

That's what he prays.

Itulah apa yang dia doakan.

He said, "I want you to make me famous.

Dia berkata, "Saya ingin Engkau memuat Saya terkenal

I want you to spread the fame of my name through every land,

Saya ingin Engkau menyebarkan kemashyuran Saya di semua pulau,

I want you to give me power.

Saya ingin Engkau memberikan Saya kekuatan,

Saya ingin Engkau membuat Saya terkenal.

I want you to make me famous, I want you to give me influence."

Saya ingin Engkau memberikan Saya pengaruh."

And it just sounds like the most egotistical request you could make,

Dan hal ini terdengar seperti permintaan yang paling egois yang dapat anda lakukan

jika anda ingin berdoa.

if you were going to pray.

Until you read the whole psalm, the whole chapter.

Sampai anda membaca seluruh pasal di mazmur ini.

And then he says, "So that the king ..." --

Dan kemudian berkata, " Sehingga raja" __

he was the king of Israel at that time, at its apex in power --

dia adalah raja Israel pada waktu itu dan berada di masa-masa puncaknya --

"... so that the king may care for the widow and orphan,

"sehingga raja dapat memperhatikan janda dan yatim,

support the oppressed, defend the defenseless, care for the sick,

menopang yang tertekan, mempertahankan yang lemah dan memperhatikan yang sakit,

assist the poor, speak up for the foreigner,

membantu yang miskin, berbicara untuk orang asing,

those in prison."

untuk mereka yang dipenjara."

Basically, he's talking about all the marginalized in society.

Pada dasarnya, dia berbicara mengenai semua yang terasingkan dari masyarakat.

And as I read that,

Dan saat Saya membaca itu,

I looked at it, and I thought, you know,

Saya melihatnya dan Saya berpikir, anda tahu,

what this is saying is that the purpose of influence is to speak up

apakah perkataan ini memiliki makna bahwa tujuan dari pengaruh adalah untuk berbicara

for those who have no influence.

untuk mereka yang tidak memiliki pengaruh.

The purpose of influence is not to build your ego.

Tujuan pengaruh adalah tidak membangun kepentingan anda sendiri,

Or your net worth.

atau membangun jejaring anda yang berharga.

And, by the way, your net worth is not the same thing as your self-worth.

Dan lagi pula, jejaring anda yang berharga bukanlah hal yang sama

dengan harga diri anda.

Your value is not based on your valuables.

Harga anda tidak berdasarkan hal-hal berharga yang anda miliki,

It's based on a whole different set of things.

harga anda berrdasarkan pada hal yang lain.

And so the purpose of influence is to speak up

Dan jadi tujuan dari pengaruh adalah untuk berbicara

for those who have no influence.

untuk mereka yang tidak memiliki pengaruh.

And I had to admit:

Dan Saya harus mengakui,

I can't think of the last time I thought of widows and orphans.

Saya lupa kapan Saya terakhir berpikir mengenai janda dan yatim.

They're not on my radar.

Mereka tidak berada dalam radar Saya.

I pastor a church in one of the most affluent areas of America --

Saya adalah seorang pendeta di salah satu daerah yang paling makmur di Amerika --

a bunch of gated communities.

Sekelompok komunitas yang kaya.

I have a church full of CEOs and scientists.

Saya memiliki sebuah gereja yang penuh dengan para CEO dan ilmuwan.

And I could go five years and never, ever see a homeless person.

Dan Saya bisa melihat lima tahun terakhir dan tidak pernah melihat seorang tunawisma.

They're just not in my pathway.

Mereka tidak berada di jalan Saya.

Now, they're 13 miles up the road in Santa Ana.

Sekarang mereka berada sekitar 13 mil sebelum Santa Ana.

So I had to say, ok,

Jadi Saya harus berkata, "OK,

I would use whatever affluence and whatever influence I've got

Saya akan menggunakan semua kemakmuran dan oengaruh yang Saya dapatkan

to help those who don't have either of those.

untuk membantu mereka yang tidak memiliki kedua hal itu."

You know, there's a story in the Bible about Moses,

Anda tahu, terdapat suatu cerita di alkitab mengenai Musa.

whether you believe it's true or not, it really doesn't matter to me.

Tidak peduli anda mempercayainya atau tidak --

hal ini tidak terlalu Saya pedulikan.

But Moses, if you saw the movie, "The Ten Commandments,"

Tapi Musa, jika anda melihat film, "The Ten Commandments,"

Moses goes out, and there's this burning bush, and God talks to him,

Musa pergi keluar dan terdapat semak yang terbakar ini, dan Tuhan berbicara kepadanya.

and God says, "Moses, what's in your hand?"

Dan Tuhan berkata, "Musa,

apakah yang terdapat di tanganmu?"

I think that's one of the most important questions you'll ever be asked:

Saya pikir itu adalah salah satu pertanyaan yang paling penting yang pernah ditanyakan kepada anda.

Apa yang berada di tangan anda?

What's in your hand?

Moses says, "It's a staff. It's a shepherd's staff."

Musa berkata, "Sebuah tongkat.

Sebuah tongkat penggembala."

And God says, "Throw it down."

Dan Tuhan berkata, "Lemparkanlah ke tanah."

And if you saw the movie, you know, he throws it down and it becomes a snake.

Dan jika anda melihat film ini, anda tahu, dia melemparkannya ke tanah dan tongkat itu berubah menjadi seekor ular.

And then God says, "Pick it up."

Kemudian Tuhan berkata, "Pungutlah."

And he picks it back up again,

Dan dia memungutnya kembali,

and it becomes a staff again.

dan ular itu kembali menjadi sebuah tongkat.

Now, I'm reading this thing, and I'm going, what is that all about?

Sekarang, Saya membaca hal ini, dan Saya berpikir, mengenai hal apakah ini semua?

OK. What's that all about? Well, I do know a couple of things.

OK. Mengenai apakah semua hal tersebut? Baiklah Saya tahu beberapa hal.

Number one, God never does a miracle to show off.

Yang pertama, Tuhan tidak pernah melakukan mukjizat hanya untuk pamer.

It's not just, "Wow, isn't that cool?"

Ini bukan hanya untuk menunjukkan, "Wow, bukanlah hal ini sangat keren?"

And, by the way, my God doesn't have to show up on cheese bread.

Dan lagipula, mengapa Tuhan tidak perlu muncul di kue keju.

You know, if God's going to show up, he's not going to show up on cheese bread.

Anda tahu, jika Tuhan ingin memunculkan diriNya

Dia tidak akan muncul di roti keju.

(Laughter)

(Tertawa)

OK? Saya hanya, inilah mengapa Saya suka terhadap apa yang Michael lakukan,

Ok? I just, this is why I love what Michael does,

because it's like, if he's debunking it, then I don't have to.

karena ini seperti, OK, jika dia membuktikan kepalsuan ini, maka Saya tidak perlu melakukannya lagi.

But God -- my God -- doesn't show up on sprinkler images.

Namun Tuhan -- Tuhan Saya -- tidak perlu muncul di gambaran alat pemadam.

He's got a few more powerful ways than that to do whatever he wants to do.

Dia memiliki beberapa cara yang lebih berkuasa daripada itu

unuk melakukan apa yang ingin Dia lakukan.

But he doesn't do miracles just to show off.

Namun Dia melakukan mukjizat bukan hanya untuk pamer.

Second thing is, if God ever asks you a question,

Yang kedua adalah, Jika Tuhan menanyakan kepada anda suatu pertanyaan,

he already knows the answer.

Dia sudah tahu jawabannya.

Obviously, if he's God, then that would mean

Sudah jelas, jika Dia Tuhan, maka hal itu berarti

that when he asks the question, it's for your benefit, not his.

jika Dia menanyakan suatu pertanyaan kepada anda, itu adalah untuk kepentingan anda dan bukan untuk kepentinganNya.

So he's going, "What's in your hand?"

Jadi Dia berkata, "Apa yang ada di tanganmu?"

Now, what was in Moses' hand?

Sekarang, apa yang ada di tangan Musa?

Well, it was a shepherd's staff. Now, follow me on this.

Baiklah, itu adalah sebuah tongkat penggembala. Sekarang ikuti Saya.

This staff represented three things about Moses' life.

Tongkat ini mewakili tiga hal dalam hidup Musa.

First, it represented his identity; he was a shepherd.

Yang pertama, tongkat ini mewakili identitasnya.

Dia adalah seorang penggembala. Ini adalah lambang dari pekerjaannya.

It's the symbol of his own occupation:

I am a shepherd.

Saya adalah seorang penggembala. Itu adalah lambang dari identitasnya, karirnya, pekerjaannya.

It's a symbol of his identity, his career, his job.

Second, it's a symbol of not only his identity,

Yang kedua, hal ini adalah bukan hanya lambang untuk identitasnya,

it's a symbol of his income, because all of his assets are tied up in sheep.

hal ini adalah lambang dari pendapatannya, karena semua hal yang dia miliki tergantung pada domba-dombanya.

In those days, nobody had bank accounts, or American Express cards, or hedge funds.

Di hari-hari itu tidak satu orangpun yang memiliki rekening bank,

atau kartu American Express, atau perlindungan keuangan.

Your assets are tied up in your flocks.

Aset anda tergantung pada ternak anda.

So it's a symbol of his identity, and it's a symbol of his income.

Jadi hal ini adalah lambang dari identitasnya, dan lambang dari sumber pendapatannya.

And the third thing: it's a symbol of his influence.

Dan yang ketiga: hal ini adalah lambang dari pengaruhnya.

What do you do with a shepherd's staff?

Apa yang akan anda lakukan dengan tongkat penggembala?

Well, you know, you move sheep from point A to point B with it,

Baiklah, anda tahu, anda memindahkan domba dari titik A ke titik B dengan menggunakan tongkat itu,

by hook or by crook.

dengan kait atau tongkat.

You pull them or you poke them. One or the other.

Anda menarik mereka atau mendorong mereka, dengan salah satu cara ini.

So, he's saying,

Jadi Dia berkata,

"You're going to lay down your identity.

"Anda akan menaruh identitas anda.

What's in your hand?

Apa yang ada di tangan anda? Anda memiliki identitas, anda memiliki sumber pendapatan, anda memiliki pengaruh.

You've got identity, you've got income, you've got influence.

What's in your hand?"

Apa yang ada di tangan anda?"

And he's saying, "If you lay it down, I'll make it come alive.

Dan Dia berkata, jika anda menaruhnya, Aku akan membuatnya hidup.

I'll do some things you could never imagine possible."

Saya akan melakukan hal-hal yang anda pikir tidak mungkin."

And if you've watched that movie, "Ten Commandments,"

Dan jika anda melihat film, "Ten Commandments,"

all of those big miracles that happen in Egypt are done through this staff.

semua mukjizat besar yang terjadi di Mesir

dilakukan melalui tongkatnya.

Last year, I was invited to speak at the NBA All-Stars game.

Tahun lalu, Saya diundang untuk berbicara di pertandingan NBA-All Stars.

And so, I'm talking to the players,

Dan jadi, Saya berbicara kepada para pemain,

because most of the NBA teams, NFL teams and all the other teams

Karena sebagian besar tim NBA, tim NFL dan tim-tim lain

have done this 40 Days of Purpose, based on the book.

telah melakukan 40 hari dengan tujuan, berdasarkan buku ini.

And I asked them, I said, "What's in your hand?

Dan Saya bertanya kepada mereka, Saya berkata, "Apa yang ada di tangan anda?

So, what's in your hand?" I said, "It's a basketball.

Jadi, apa yang ada di tangan anda?" Saya berkata, "Itu adalah bola basket,

And that basketball represents your identity, who you are:

dan bola basket mewakili identitas anda, siapa sesungguhnya anda.

you're an NBA player.

Anda adalah pemain NBA. Bola itu mewakili sumber pendapatan anda.

It represents your income:

you're making a lot of money off that little ball.

Anda membuat banyak sekali uang dari bola kecil itu.

And it represents your influence.

Dan itu mewakili pengaruh anda.

And even though you're only going to be in the NBA for a few years,

Dan walaupun anda akan berada di NBA hanya untuk beberapa tahun.

you're going to be an NBA player for the rest of your life.

anda akan menjadi pemain NBA untuk seumur hidup anda.

And that gives you enormous influence.

Dan hal itu memberikan anda pengaruh yang sangat besar.

So, what are you going to do with what you've been given?"

Jadi, apa yang akan anda lakukan dengan apa yang telah diberikan kepada anda?"

And I guess that's the main reason I came up here today,

Dan Saya kira alasan terpenting mengapa Saya berada disini hari ini,

to all of you very bright people at TED --

kepada anda semua orang cerdas di TED,

it is to say, "What's in your hand?"

adalah untuk berkata, "Apa yang ada di tangan anda?"

What do you have that you've been given?

Apakah yang anda miliki dan telah diberikan kepada anda?

Talent, background, education,

Bakat, latar belakang, pendidikan,

freedom, networks, opportunities,

kebebasan, jejaring, kesempatan,

wealth, ideas, creativity.

kemakmuran, ide-ide, kreatifitas.

What are you doing with what you've been given?

Apa yang akan anda lakukan

dengan apa yang telah diberikan kepada anda?

That, to me, is the primary question about life.

Hal itu menurut Saya, adalah pertanyaan yang paling penting mengenai kehidupan.

That, to me, is what being purpose-driven is all about.

Hal itu menurut Saya, adalah sesungguhnya inti dari hidup yang digerakkan oleh tujuan.

In the book, I talk about how you're wired to do certain things,

Dalam buku, Saya berbicara bahwa anda terkikat untuk melakukan sesuatu, anda dibentuk.

you're "SHAPED" with -- a little acrostic: Spiritual gifts, Heart,

Salib kecil ini membutuhkan bakat-bakat spiritual, hati

Ability, Personality and Experiences.

kemambuan, kepribadian dan pengalaman.

These things shape you.

Hal-hal ini membentuk anda

And if you want to know what you ought to be doing with your life,

Dan jika anda tahu apa yang akan anda lakukan dengan kehidupan anda,

anda perlu melihat kepada bentuk anda. Apa yang sesungguhnya harus Saya lakukan?

you need to look at your shape -- "What am I wired to do?"

Why would God wire you to do something and then not have you do it?

Mengapa Tuhan mengikat anda untuk melakukan sesuatu

dan apakah anda telah melakukannya?

If you're wired to be an anthropologist, you'll be an anthropologist.

Jika anda diharuskan menjadi seorang ahli antropologi, maka anda akan menjadi seorang ahli antropologi.

If you're wired to be an undersea explorer,

Jika anda diharuskan menjadi penjelajah laut dalam,

you'll be an undersea explorer.

maka anda akan menjadi penjelajah laut dalam.

If you're wired to make deals, you make deals.

Jika anda diharuskan untuk membuat kesepakatan, maka anda akan membuat kesepakatan.

If you're wired to paint, you paint.

Jika anda diharuskan untuk melukis, maka anda akan melukis.

Did you know that God smiles when you be you?

Tidakkah anda tahu bahwa Tuhan tersenyum saat anda menjadi seperti anda yang seharusnya?

When my little kids -- when my kids were little --

Saaat anak-anak Saya masih kecil --

they're all grown now, I have grandkids --

sekarang mereka telah tumbuh, sekarang Saya telah memiliki cucu --

I used to go in and sit on the side of their bed,

Saya biasanya masuk dan duduk di sisi ranjang mereka,

dan Saya biasanya melihat anak-anak Saya terlelap.

and I used to watch my kids sleep.

And I just watched their little bodies rise and lower, rise and lower.

Dan Saya hanya melihat tubuh mungil mereka naik dan turun.

menghirup dan menghembuskan nafas.

And I would look at them: "This is not an accident."

Saya melihat kepada mereka, dan berpikir hal ini bukanlah kecelakaan.

Rise and lower.

Menghirup dan menghembuskan nafas.

And I got joy out of just watching them sleep.

Dan Saya mendapatkan sukacita hanya dari melihat mereka tertidur.

Some people have the misguided idea that God only gets excited

Beberapa orang memiliki ide yang salah, bahwa Tuhan hanya disenangkan

when you're doing, quote, "spiritual things,"

saat anda melakukan, dalam tanda petik, "hal-hal yang spiritual",

like going to church or helping the poor,

seperti pergi ke gereja atau membantu yang miskin,

or, you know, confessing or doing something like that.

atau, anda tahu, melakukan pengakuan atau melakukan hal seperti itu.

The bottom line is, God gets pleasure watching you be you.

Pada dasarnya adalah, Tuhan bersukacita saat melihat anda menjadi anda yang seharusnya. Mengapa?

Why? He made you.

Dia membuat anda. Dan saat anda melakukan sesuai dengan tujuan anda dibuat,

And when you do what you were made to do,

he goes, "That's my boy! That's my girl!

Dia berkata, "Itulah anak laki-lakiku.

Itulah anak perempuanku.

You're using the talent and ability that I gave you."

Engkau menggunakan bakat dan kemampuan yang telah Kuberikan kepadamu."

So my advice to you is:

Jadi nasihat Saya kepada Anda semua adalah,

look at what's in your hand --

lihat apa yang ada di tangan Anda --

your identity, your influence, your income --

identitas Anda, pengaruh Anda, pendapatan Anda --

and say, "It's not about me.

dan katakan, "Ini semua bukan tentang Saya.

It's about making the world a better place."

Ini semua tentang bagaimana membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik."

Terimakasih.

Thank you.