The psychology of narcissism - W. Keith Campbell

Translator: Bias Ayu Reviewer: Maria Nainggolan

Way before the first selfie,

Jauh sebelum swafoto pertama,

the ancient Greeks and Romans had a myth

orang Yunani dan Roma kuno memiliki mitos

about someone a little too obsessed with his own image.

tentang seseorang yang terlalu terobsesi dengan bayangannya sendiri.

In one telling,

Dalam sebuah cerita,

Narcissus was a handsome guy wandering the world in search of someone to love.

Narcissus adalah pemuda tampan yang menjelajahi dunia untuk menemukan kekasih.

After rejecting a nymph named Echo,

Setelah menolak seorang dewi bernama Echo,

he caught a glimpse of his own reflection in a river,

dia melihat sekilas bayangannya di sungai,

and fell in love with it.

dan jatuh cinta dengannya.

Unable to tear himself away,

Tidak bisa melepaskan diri,

Narcissus drowned.

Narcissus tenggelam.

A flower marked the spot of where he died, and we call that flower the Narcissus.

Bunga tumbuh di tempat dia meninggal,

dan kita menyebutnya bunga Narcissus.

The myth captures the basic idea of narcissism,

Mitos ini menangkap ide dasar narsisme,

elevated and sometimes detrimental self-involvement.

keterlibatan diri yang ditinggikan dan kadang merugikan.

But it's not just a personality type that shows up in advice columns.

Tetapi ini bukan hanya tipe kepribadian yang muncul di artikel majalah.

It's actually a set of traits classified and studied by psychologists.

Sebenarnya ini adalah sekumpulan sifat yang digolongkan dan dipelajari psikolog.

The psychological definition of narcissism is an inflated, grandiose self-image.

Definisi narsisme dalam psikologi adalah citra diri yang terlalu tinggi dan muluk.

To varying degrees, narcissists think they're better looking,

Dalam tingkatan yang berbeda,

narsisis berpikir mereka lebih tampan,

smarter,

and more important than other people,

lebih pintar,

dan lebih penting dari orang lain,

and that they deserve special treatment.

dan mereka pantas mendapatkan perlakuan khusus.

Psychologists recognize two forms of narcissism as a personality trait:

Psikolog mengenali dua bentuk narsisme sebagai bentuk kepribadian:

grandiose and vulnerable narcissism.

narsisme grandiose dan vulnerable.

There's also narcissistic personality disorder,

Ada juga gangguan kepribadian narsistik,

a more extreme form, which we'll return to shortly.

bentuk yang lebih ekstrem, yang nanti akan kita bahas.

Grandiose narcissism is the most familiar kind,

Narsisme grandiose adalah jenis yang paling terkenal,

characterized by extroversion,

ditandai dengan ekstroversi,

dominance,

dominasi,

and attention seeking.

dan mencari perhatian.

Grandiose narcissists pursue attention and power,

Narsisis grandiose memburu perhatian dan kekuasan,

sometimes as politicians,

kadang sebagai politikus,

celebrities,

selebriti,

or cultural leaders.

atau pemimpin kebudayaan.

Of course, not everyone who pursues these positions of power is narcissistic.

Pastinya, tidak semua yang mengejar posisi kekuasaan ini adalah narsistik.

Many do it for very positive reasons,

Ada pula untuk alasan positif,

like reaching their full potential,

seperti mencapai potensi mereka,

or helping make people's lives better.

atau membantu hidup seseorang menjadi lebih baik.

But narcissistic individuals seek power

Tetapi orang narsistik mencari kekuasaan

for the status and attention that goes with it.

untuk status dan perhatian yang menyertainya.

Meanwhile, vulnerable narcissists can be quiet and reserved.

Sementara itu, narsisis vulnerable bisa lebih tenang dan pendiam.

They have a strong sense of entitlement,

Mereka memiliki rasa kepemilikan kuat,

but are easily threatened or slighted.

namun dengan mudah merasa terancam atau diremehkan.

In either case, the dark side of narcissism shows up over the long term.

Pada kedua kasus ini, sisi gelap narsisme muncul dalam jangka panjang.

Narcissists tend to act selfishly,

Narsisis cenderung bertindak egois,

so narcissistic leaders may make risky or unethical decisions,

sehingga pemimpin yang narsistik

bisa membuat keputusan yang berisiko atau tidak etis,

and narcissistic partners may be dishonest or unfaithful.

dan pasangan yang narsistik bisa saja tidak jujur atau tidak setia.

When their rosy view of themselves is challenged,

Saat pandangan optimistis di diri mereka tertantang,

they can become resentful and aggressive.

mereka bisa menjadi marah dan agresif.

It's like a disease where the sufferers feel pretty good,

Seperti penyakit yang penderitanya merasa sangat baik,

but the people around them suffer.

namun orang di sekelilingnya menderita.

Taken to the extreme,

Dalam kasus ekstrem,

this behavior is classified as a psychological disorder

perilaku ini diklasifikasikan sebagai gangguan psikologis

called narcissistic personality disorder.

yang disebut gangguan kepribadian narsistik.

It affects one to two percent of the population,

Ini mempengaruhi 1-2% populasi,

more commonly men.

umumnya terjadi pada laki-laki.

It is also a diagnosis reserved for adults.

Ini merupakan diagnosis yang diperuntukkan untuk orang dewasa.

Young people, especially children, can be very self-centered,

Kaum muda, terutama anak-anak, bisa sangat egois,

but this might just be a normal part of development.

tetapi ini bisa jadi hanya bagian perkembangan yang normal.

The fifth edition of the American Psychiatric Association's

Edisi kelima dari

Manual Diagnostik dan Statistik Asosiasi Psikiatri Amerika

Diagnostic and Statistical Manual

describes several traits associated with narcissistic personality disorder.

menjelaskan beberapa sifat yang terkait dengan gangguan kepribadian narsistik.

They include a grandiose view of oneself,

Termasuk pandangan yang muluk tentang dirinya sendiri,

problems with empathy,

permasalahan dengan empati,

a sense of entitlement,

merasa berhak,

and a need for admiration or attention.

dan kebutuhan akan kekaguman atau perhatian.

What makes these trait a true personality disorder

Apa yang membuat sifat ini menjadi gangguan kepribadian

is that they take over people's lives and cause significant problems.

adalah mereka mengambil alih hak orang dan menyebabkan masalah yang signifikan.

Imagine that instead of caring for your spouse or children,

Bayangkan, bukannya peduli kepada pasangan atau anak-anakmu,

you used them as a source of attention or admiration.

kamu memanfaatkan mereka sebagai sumber perhatian dan kekaguman.

Or imagine that instead of seeking

Atau bayangkan bukannnya mencari

constructive feedback about your performance,

kritikan yang membangun tentang kinerja kamu,

you instead told everyone who tried to help you

kamu malah memberitahu semua yang mencoba membantu

that they were wrong.

bahwa mereka salah.

So what causes narcissism?

Jadi apa yang menyebabkan narsisme?

Twin studies show a strong genetic component,

Studi kembar menunjukkan komponen genetik yang kuat,

although we don't know which genes are involved.

meskipun kita tidak tahu gen mana yang terlibat.

But environment matters, too.

Tetapi lingkungan juga penting.

Parents who put their child on a pedestal

Orang tua yang terlalu memanjakan anaknya

can foster grandiose narcissism.

bisa menyebabkan perkembangan narsisme grandiose.

And cold, controlling parents can contribute to vulnerable narcissism.

Sedangkan orang tua yang dingin dan suka mengendalikan

menyebabkan narsisme vulnerable.

Narcissism also seems to be higher

Narsisme sering dijumpai

in cultures that value individuality and self-promotion.

dalam budaya yang menghargai individualitas dan promosi diri.

In the United States, for example,

Di Amerika Serikat, contohnya,

narcissism as a personality trait has been rising since the 1970s,

narsisme sebagai bentuk kepribadian telah meningkat sejak tahun 1970-an,

when the communal focus of the 60s

ketika fokus masyarakat tahun 60-an

gave way to the self-esteem movement

memberi jalan untuk gerakan menghargai diri sendiri

and a rise in materialism.

dan kebangkitan materialisme.

More recently, social media has multiplied the possibilities for self-promotion,

Baru-baru ini, media sosial telah melipatgandakan kesempatan promosi diri,

though it's worth noting

meskipun itu perlu diperhatikan

that there's no clear evidence that social media causes narcissism.

karena tidak ada bukti yang jelas bahwa media sosial menyebabkan narsisme.

Rather, it provides narcissists a means to seek social status and attention.

Sebaliknya, itu memberi narsisis sarana untuk mencari status dan perhatian sosial.

So can narcissists improve on those negative traits?

Jadi bisakah narsisis memperbaiki sifat-sifat negatif itu?

Yes!

Ya!

Anything that promotes honest reflection on their own behavior

Apa pun yang mendorong refleksi jujur ​​terhadap perilaku mereka sendiri

and caring for others,

dan peduli pada orang lain,

like psychotherapy or practicing compassion towards others, can be helpful.

seperti psikoterapi atau

menyebarkan kasih sayang terhadap orang lain, bisa membantu.

The difficulty is it can be challenging

Kesulitannya bisa jadi menantang

for people with narcissistic personality disorder

bagi orang dengan gangguan kepribadian narsistik

to keep working at self-betterment.

untuk terus memperbaiki diri.

For a narcissist, self-reflection is hard from an unflattering angle.

Bagi seorang narsisis,

refleksi diri itu sulit dari sudut yang tidak menyenangkan.