The language of lying — Noah Zandan

Bahasa kebohongan -- Noah Zandan

Translator: Bani Syahroni Reviewer: Dewi Barnas

"Sorry, my phone died."

"Maaf, ponselku mati."

"It's nothing. I'm fine."

"Oh, tidak apa. Aku baik-baik saja."

"These allegations are completely unfounded."

"Tuduhan itu sama sekali tak berdasar."

"The company was not aware of any wrongdoing."

"Perusahaan kami tidak melakukan kesalahan apa pun."

"Aku sayang kamu."

"I love you."

We hear anywhere from 10 to 200 lies a day,

Kita mendengar 10 hingga 200 kebohongan setiap hari

and we spent much of our history coming up with ways to detect them,

dan sepanjang sejarah, manusia mencari berbagai cara untuk mendeteksi kebohongan,

from medieval torture devices to polygraphs,

dari alat penyiksaan abad pertengahan hingga poligraf,

blood-pressure and breathing monitors, voice-stress analyzers,

melacak tekanan darah dan pernapasan, menganalisa tekanan suara

eye trackers, infrared brain scanners,

pelacak mata, alat pemindai infra merah untuk otak,

and even the 400-pound electroencephalogram.

dan bahkan electroencephalogram (EEG) seberat 181 kilogram.

But although such tools have worked under certain circumstances,

Tapi meskipun alat-alat tersebut berfungsi di kondisi tertentu

most can be fooled with enough preparation,

kebanyakan dapat diakali dengan persiapan yang cukup

dan tak satu pun yang dianggap cukup dapat dipercaya

and none are considered reliable enough to even be admissible in court.

untuk bisa diterima di pengadilan.

But, what if the problem is not with the techniques,

Tapi, bagaimana jika masalahnya bukan pada cara yang digunakan,

but the underlying assumption that lying spurs physiological changes?

tapi pada asumsi bahwa berbohong memicu perubahan fisik?

Bisakah kita ambil pendekatan lebih langsung

What if we took a more direct approach,

using communication science to analyze the lies themselves?

menggunakan ilmu komunikasi untuk menganalisa kebohongan itu sendiri?

On a psychological level, we lie partly to paint a better picture of ourselves,

Secara psikologis, kita berbohong untuk

membangun gambaran yang lebih bagus tentang diri kita,

connecting our fantasies to the person we wish we were

berharap diri kita mirip dengan orang yang kita harapkan

rather than the person we are.

dibanding diri kita yang sebenarnya.

But while our brain is busy dreaming, it's letting plenty of signals slip by.

Tapi ketika otak kita sibuk berkhayal, dia melewatkan beberapa isyarat.

Our conscious mind only controls about 5% of our cognitive function,

Pikiran sadar kita hanya mengendalikan sekitar 5% dari fungsi kognitif kita,

including communication,

termasuk komunikasi,

while the other 95% occurs beyond our awareness,

sementara 95% lainnya terjadi di luar kesadaran kita,

and according to the literature on reality monitoring,

dan menurut studi tentang pengamatan realitas,

stories based on imagined experiences

cerita berdasarkan pengalaman khayalan

are qualitatively different from those based on real experiences.

kualitasnya berbeda dari cerita yang berdasarkan pengalaman nyata.

This suggests that creating a false story about a personal topic takes work

Ini menunjukkan bahwa membuat cerita palsu tentang pengalaman pribadi

membutuhkan usaha dan menghasilkan pola berbeda dalam bahasa yang digunakan.

and results in a different pattern of language use.

A technology known as linguistic text analysis

Teknologi yang disebut analisis teks linguistik

has helped to identify four such common patterns

membantu mengidentifikasi 4 pola

in the subconscious language of deception.

dalam bahasa alam bawah sadar penipu.

Pertama, pembohong lebih sedikit menyebut diri sendiri saat berbohong.

First, liars reference themselves less, when making deceptive statements.

They write or talk more about others, often using the third person

Mereka berbicara tentang orang lain, biasanya dari sisi orang ketiga

to distance and disassociate themselves from their lie,

untuk menjauhkan dan memisahkan diri mereka dari kebohongan,

which sounds more false:

mana yang terdengar lebih palsu:

"Absolutely no party took place at this house,"

"Tentu saja tidak ada pesta di rumah ini,"

or "I didn't host a party here."

atau "Aku tidak mengadakan pesta di sini,"

Second, liars tend to be more negative,

Kedua, pembohong cenderung lebih negatif

because on a subconscious level, they feel guilty about lying.

karena di alam bawah sadarnya mereka merasa bersalah karena berbohong.

For example, a liar might say something like,

Misalnya, seorang pembohong mungkin bilang,

"Sorry, my stupid phone battery died. I hate that thing."

"Maaf, baterai ponsel bodohku mati. Aku benci benda ini."

Third, liars typically explain events in simple terms

Ketiga, pembohong menjelaskan kejadian dengan istilah sederhana

since our brains struggle to build a complex lie.

karena otak kita berjuang untuk membuat kebohongan yang rumit.

Judgment and evaluation

Penilaian dan evaluasi

are complex things for our brains to compute.

terlalu kompleks bagi otak kita.

As a U.S. President once famously insisted:

Seperti ucapan terkenal salah satu presiden AS:

"I did not have sexual relations with that woman."

"Saya tidak memiliki hubungan seksual dengan wanita itu."

And finally, even though liars keep descriptions simple,

Dan akhirnya, walaupun kebohongannya terbilang sederhana,

they tend to use longer and more convoluted sentence structure,

pembohong cenderung membuat kalimat panjang dan berbelit-belit,

inserting unnecessary words

memasukkan kata tidak perlu

and irrelevant but factual sounding details in order to pad the lie.

dan detail yang tidak ada hubungannya tapi terdengar nyata,

untuk menutupi kebohongan.

Another President confronted with a scandal proclaimed:

Presiden lain membantah sebuah skandal dengan mengatakan:

"I can say, categorically, that this investigation indicates

"Saya harus bilang, secara pasti, investigasi ini mengindikasikan

that no one on the White House staff,

bahwa tidak ada staf Gedung Putih,

no one in this administration presently employed

tidak ada pegawai pemerintahan sekarang ini

was involved in this very bizarre incident."

yang terlibat dalam kejadian yang sangat aneh ini."

Let's apply linguistic analysis to some famous examples.

Mari kita lakukan analisis linguistik pada beberapa contoh terkenal.

Take seven-time Tour de France winner Lance Armstrong.

Misal pemenang Tour de France tujuh kali, Lance Armstrong.

When comparing a 2005 interview,

Kalau kita bandingkan wawancara tahun 2005

in which he had denied taking performance-enhancing drugs

ketika dia menyangkal meminum obat peningkat performa

to a 2013 interview, in which he admitted it,

dengan wawancara tahun 2013, dimana dia mengakuinya,

his use of personal pronouns increased by nearly 3/4.

penggunaan kata ganti pertama meningkat hampir 3/4.

Note the contrast between the following two quotes.

Perhatikan perbedaan dua kutipan berikut.

First: "Okay, you know, a guy in a French, in a Parisian laboratory

Pertama: "Oke, kau tahu, seseorang di laboratorium Paris, Perancis

opens up your sample, you know, Jean-Francis so-and-so, and he tests it.

membuka sample-mu, kau tahu, si Jean-Frances itu, dan dia mengujinya.

And then you get a phone call from a newspaper that says:

Dan kamu menerima telepon dari koran yang mengatakan:

'We found you to be positive six times for EPO."

"Kami menemukan Anda positif untuk EPO sebanyak enam kali."

Second: "I lost myself in all of that.

Kedua: "Aku khilaf ketika itu.

I'm sure there would be other people that couldn't handle it,

Aku yakin ada orang lain yang tidak bisa menanganinya,

but I certainly couldn't handle it,

tapi aku sudah pasti tidak bisa menanganinya

and I was used to controlling everything in my life.

dan aku terbiasa mengatur semua yang terjadi dalam hidupku.

I controlled every outcome in my life."

Aku mengatur semua yang terjadi dalam hidupku."

In his denial, Armstrong described a hypothetical situation

Ketika menyangkal, Armstrong mendeksripsikan situasi hipotesis

focused on someone else,

yang berfokus pada orang lain,

removing himself from the situation entirely.

mengeluarkan dirinya dari topik pembicaraan.

Dalam pengakuannya, dia bicara sebagai orang pertama

In his admission, he owns his statements,

delving into his personal emotions and motivations.

mengungkapkan perasaan dan motivasi pribadinya.

But the use of personal pronouns is just one indicator of deception.

Namun, penggunaan kata ganti pertama hanya salah satu indikator kebohongan.

Let's look at another example from former Senator

Mari kita lihat contoh lain dari mantan Anggota Dewan

and U.S. Presidential candidate John Edwards:

dan kandidat presiden Amerika John Edwards:

"Saya hanya tahu bahwa rupanya ayah sebenarnya sudah mengakui

"I only know that the apparent father has said publicly

that he is the father of the baby.

bahwa dia ayah dari bayi itu.

I also have not been engaged in any activity of any description

Saya juga tidak terlibat dalam aktivitas apapun yang sifatnya

that requested, agreed to, or supported payments of any kind

meminta, menyetujui, atau mendukung pembayaran dalam bentuk apapun

to the woman or to the apparent father of the baby."

kepada wanita itu atau ayah sebenarnya dari bayi itu.

Not only is that a pretty long-winded way to say, "The baby isn't mine,"

Tidak hanya itu kalimat yang sangat panjang untuk bilang, "Itu bukan bayiku,"

but Edwards never calls the other parties by name,

tapi Edwards tidak pernah menyebut nama pihak-pihak terkait

instead saying "that baby," "the woman," and "the apparent father."

dan malah menyebut "bayi itu," "wanita itu,", dan "ayah sebenarnya."

Now let's see what he had to say when later admitting paternity:

Sekarang, mari kita dengar apa katanya saat mengakui bayi itu:

"I am Quinn's father.

"Quinn adalah anak saya.

I will do everything in my power to provide her

Saya akan melakukan apapun untuk memberi

with the love and support she deserves."

cinta dan dukungan yang dia perlukan."

Pernyataannya pendek dan langsung,

The statement is short and direct,

calling the child by name and addressing his role in her life.

menyebut nama si anak dan perannya dalam kehidupan anaknya.

So how can you apply these lie-spotting techniques to your life?

Jadi bagaimana kamu bisa menggunakan teknik untuk mendeteksi kebohongan ini?

First, remember that many of the lies we encounter on a daily basis

Pertama, ingat bahwa banyak kebohongan yang kita dengar setiap hari

are far less serious that these examples, and may even be harmless.

tidak seserius masalah dalam contoh ini, bahkan mungkin tidak merugikan.

But it's still worthwhile to be aware of telltale clues,

Tapi lebih baik waspada dengan petunjuk kebohongan

like minimal self-references, negative language,

seperti penyebutan diri yang sedikit, bahasa yang negatif,

simple explanations and convoluted phrasing.

penjelasan sederhana dan frase yang berbelit-belit.

It just might help you avoid an overvalued stock,

Mungkin ini bisa membantumu menghindari saham yang over-value,

an ineffective product, or even a terrible relationship.

produk yang tidak efektif, atau bahkan hubungan yang buruk.