Joseph Lekuton: A parable for Kenya

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Amir Sudjono

My name is Joseph, a Member of Parliament in Kenya.

Nama saya Joseph, seorang anggota parlemen Kenya.

Picture a Maasai village,

Bayangkanlah sebuah desa Masai.

and one evening,

Suatu malam, tentara pemerintah datang, mengepung desa

government soldiers come, surround the village

and ask each elder to bring one boy to school.

dan meminta setiap tetua mengirim seorang pemuda ke sekolah.

That's how I went to school --

Itulah bagaimana saya pergi bersekolah --

pretty much a government guy pointing a gun

ibarat pemerintah menodongkan senjata

and told my father, "You have to make a choice."

dan memberi tahu ayah saya, "Anda harus membuat pilihan."

I walked very comfortably to this missionary school,

Sehingga saya dengan sangat nyaman pergi ke sekolah misionaris

that was run by an American missionary.

yang dijalankan oleh misionaris Amerika ini,

The first thing the American missionary gave me was a candy.

dan hal pertama yang diberikan misionaris itu adalah sebuah permen.

I had never in my life ever tasted candy.

Saya belum pernah makan permen sebelumnya.

So I said to myself, with all these hundred other boys,

Sehingga saya berkata kepada diri saya, bersama ratusan pemuda lainnya,

this is where I belong.

inilah tempat saya sebenarnya --

(Laughter) I stayed.

(Tawa)

When everybody else was dropping out.

-- saat semua orang lain keluar dari sekolah.

My family moved; we're nomads.

Keluarga saya pindah. Kami hidup mengembara.

It was a boarding school, I was seven --

Setiap kali sekolah tutup -- ini adalah sekolah berasrama, usia saya tujuh tahun --

Every time it closed you had to travel to find them.

Anda harus berjalan sampai menemukannya.

40-50 miles, it doesn't matter.

50 mil, 40 mil, tidak masalah.

You slept in the bush, but you kept going.

Anda tidur di semak belukar, namun tetap berjalan.

And I stayed. I don't know why, but I did.

Dan saya tetap di sana. Saya tidak tahu alasannya, tapi saya tetap tinggal.

All of a sudden I passed the national examination,

Dan tiba-tiba saja, saya lulus ujian nasional,

found myself in a very beautiful high school in Kenya.

dan masuk ke sekolah menengah yang sangat indah di Kenya.

And I finished high school.

Saya menyelesaikan sekolah menengah. Waktu berlalu, saya bertemu seseorang

And just walking, I found a man

who gave me a full scholarship to the United States.

yang memberikan saya beasiswa penuh ke Amerika Serikat.

My mother still lived in a cow-dung hut,

Ibu saya masih tinggal di gubuk dengan kotoran sapi,

none of my brothers were going to school,

tidak ada saudara saya yang bersekolah

and this man told me, "Here, go."

dan orang ini memberi tahu saya, "Ini, pergilah."

I got a scholarship

Saya mendapat beasiswa di Universitas St. Lawrance, di bagian utara New York.

to St. Lawrence University, Upstate New York;

finished that.

Setelah lulus, saya melanjutkan ke Program Pascasarjana Harvard.

And after that I went to Harvard Graduate School;

finished that.

Saya lulus dan pernah bekerja di Washington DC.

Then I worked in DC a little bit:

I wrote a book for National Geographic and taught U.S. history.

Saya menulis buku untuk National Geographic, dan mengajar sejarah, sejarah Amerika.

And every time, I kept going back home,

Dan setiap kali saya pulang, saya

listening to their problems --

mendengarkan masalah dari orang-orang ini,

sick people, people with no water, all this stuff --

orang-orang sakit, yang tidak memiliki air, dan sejenisnya.

every time I go back to America,

Dan setiap kali saya kembali ke Amerika, saya tetap memikirkan mereka.

I kept thinking about them.

Then one day, an elder gave me a story that went like this:

Lalu suatu hari, seorang tetua menceritakan kisah ini.

long time ago, there was a big war between tribes.

Jaman dahulu, ada perang suku besar.

This specific tribe was really afraid of this other Luhya tribe.

Dan ada sebuah suku yang sangat takut dengan suku Luhya yang lain ini.

Every time, they sent scouts to make sure no one attacked them.

Setiap saat, mereka mengirim pengintai untuk meyakinkan tidak ada penyerang.

So one day, the scouts came running and told the villagers,

Suatu hari, seorang pengintai kembali dan berkata kepada para penduduk desa,

"The enemies are coming. Only half an hour away, they'll be here."

"Musuh datang, hanya setengah jam dari sini -- mereka akan segera tiba."

So people scrambled, took their things and ready to go, move out.

Sehingga orang-orang bergegas mengepak barang mereka dan bersiap-siap pergi.

But there were two men:

Namun ada dua pemuda,

one man was blind, one man had no legs

yang satu buta dan satunya lagi tidak memiliki kaki -- sejak lahir.

-- he was born like that.

The leader of the chiefs said, "No, sorry. We can't take you. You'll slow us down.

Kepala suku itu berkata, "Maaf, kami tidak dapat mengajak Anda. Anda akan memperlambat kami."

We have to flee our women and children, we have to run."

Kami harus menyelamatkan wanita dan anak-anak kami, kami harus berlari."

And they were left behind, waiting to die.

Dan mereka ditinggalkan, menunggu kematian.

But these two people worked something out.

Namun kedua orang ini berbuat sesuatu.

The blind man said, "Look, I'm a very strong man but I can't see."

Si orang buta berkata, "Saya sangat kuat, namun tidak dapat melihat."

The man with no legs says, "I can see as far as the end of the world,

Si orang tanpa kaki berkata, "Saya dapat melihat hingga ke ujung dunia,

but I can't save myself from a cat, or whatever animals."

namun saya tidak dapat melawan seekor kucing, atau hewan apapun."

The blind man went down on his knees like this,

Lalu si orang buta berlutut seperti ini,

and told the man with no legs to go over his back, and stood up.

dan menyuruh si orang tanpa kaki untuk naik ke punggungnya dan berdiri.

The man on top can see, the blind man can walk.

Orang di atas dapat melihat, si orang buta dapat berjalan.

Dan orang-orang ini berjalan, mengikuti jejak kaki para penduduk desa,

These guys took off, followed the footsteps of the villagers

sampai mereka menemukan dan mendahului mereka.

until they found and passed them.

So, this was told to me in a setup of elders.

Kisah ini diceritakan oleh sekumpulan tetua.

And it's a really poor area.

Dan ini benar-benar daerah miskin, saya berasal dari Kenya Utara --

I represent Northern Kenya:

the most nomadic, remote areas you can even find.

paling banyak penduduk pengembara, tempat paling terpencil.

And that man told me, "So, here you are.

Dan orang itu memberi tahu saya, "Jadi, inilah diri Anda,

You've got a good education from America, you have a good life in America;

Anda memperoleh pendidikan bagus dari Amerika,

Anda memiliki hidup yang baik di Amerika, apa yang akan Anda lakukan untuk kami?

what are you going to do for us?

We want you to be our eyes, we'll give you the legs.

Saya ingin Anda menjadi mata kami, kami akan memberikan kaki kami.

We'll walk you, you lead us."

Kami akan berjalan, pimpinlah kami."

The opportunity came. I was always thinking about that:

Jadi kesempatan itu datang dan saya berpikir tentang hal itu

"What can I do to help my people?

apa yang dapat saya lakukan untuk menolong mereka.

Every time you go to an area where for 43 years of independence,

Setiap kali Anda pergi ke daerah yang telah merdeka selama 43 tahun

we still don't have basic health facilities.

namun tidak memiliki fasilitas kesehatan paling dasar.

A man has to be transported in a wheelbarrow 30 km for a hospital.

Seseorang harus diangkut dengan gerobak

sejauh 20, 30 kilometer ke rumah sakit. Tidak ada air minum bersih.

No clean drinking water.

Jadi saya berkata, "Saya akan mengabdikan hidup saya.

So I said, "I'm going to dedicate myself.

I'm leaving America.

Saya akan meninggalkan Amerika. Saya akan maju dalam pemilu."

I'm going to run for office."

Last June, I moved from America,

Sehingga Juli lalu -- saya pindah dari Amerika pada bulan Juni, maju di bulan Juli dan menang.

ran in July election and won.

And I came for them,

Dan saya datang untuk mereka, itulah tujuan saya.

and that's my goal.

Right now I have in place, for the last nine months,

Dan saat ini, saya telah merencanakan dalam sembilan bulan terakhir,

sebuah rencana bahwa dalam lima tahun, setiap pengembara memiliki air minum bersih.

a plan that in five years,

every nomad will have clean drinking water.

We're building dispensaries across that constituency.

Kami membuat apotek pada setiap daerah pemilihan.

I'm asking my friends from America to help

Saya meminta bantuan seorang teman dari Amerika

untu membawa perawat dan dokter untuk membantu kita.

with bringing nurses or doctors to help us out.

I'm trying to improve infrastructure.

Saya mencoba meningkatkan prasarana yang ada.

I'm using the knowledge I received from the United States

Saya menggunakan pengetahuan yang saya terima dari Amerika

dan dari masyarakat saya untuk memajukan mereka.

and from my community

to move them forward.

Saya mencoba mengembangkan solusi lokal bagi masalah-masalah kami.

I'm trying to develop homegrown solutions to our issues

because people from outside can come and help us,

Karena kami tahu dan menyadari bahwa orang luar dapat datang dan menolong kami,

but if we don't help ourselves, there's nothing to do.

namun jika kami tidak menolong diri kami sendiri, tidak ada yang dapat kami lakukan.

My plan right now

Dan rencana saya kini, sambil melanjutkan untuk mengenalkan para siswa dari berbagai bidang --

as I continue with introducing students to different fields --

some become doctors, some lawyers --

beberapa menjadi dokter, pengacara --

we want to produce a comprehensive group of people,

kami ingin menghasilkan sekelompok orang, siswa

students who can come back and help us see a community grow

yang dapat kembali dan membantu kami membangun masyarakat

that is in the middle of a huge economic recession.

yang berada di tengah resesi ekonomi besar.

As I continue to be a Member of Parliament

Sehingga saat saya melanjutkan menjadi anggota parlemen,

and as I continue listening to all of you talking about botany,

saat saya melanjutkan mendengarkan semua orang berbicara tentang pertanian,

health, democracy, new inventions,

kesehatan, demokrasi, penemuan-penemuan baru.

I'm hoping that one day in my own little community --

Saya berharap suatu hari, di dalam komunitas kecil saya --

which is 26,000 square km,

yang luas daerahnya 26.000 kilometer persegi,

maybe five times Rhode Island --

mungkin lima kali luas dari Rhode Island, tanpa jalanan --

with no roads,

we'll be able to become a model to help others develop.

kami akan dapat menjadi model untuk menolong orang lain berkembang.

Thank you very much.

Terima kasih banyak.

(Applause)