How American and Chinese values shaped the coronavirus response | Huang Hung

Transcriber: Joseph Geni Reviewer: Camille Martínez

Translator: Sophia Budiman Reviewer: Reno Kanti Riananda

Helen Walters: Huang, it's so good to see you.

Helen Walters: Huang, senang bertemu Anda.

Terima kasih sudah bergabung. Bagaimana tahun 2020 Anda?

Thank you for joining us. How's your 2020 been?

Huang Hung: My 2020 started totally normal.

Huang Hung: Tahun 2020 saya semula sangat normal.

In January, I went to Paris,

Bulan Januari, saya pergi ke Paris,

did my interview for the fashion week there,

melakukan wawancara untuk fashion week,

came back to Beijing on January 22nd,

kembali ke Beijing tanggal 22 Januari,

and finding things a little bit tense

dan mendapati situasi agak menegang

because there were a lot of rumors.

karena ada banyak rumor.

Having lived through SARS,

Saya sudah bertahan hidup semasa SARS,

I wasn't that concerned.

jadi saya tidak terlalu cemas.

And on the 23rd, I had a friend of mine from New York come to my house

Tanggal 23, ada teman saya dari New York datang ke rumah saya,

who had a flu,

dia sedang flu,

and we had dinner together,

dan kami makan malam bersama,

and another friend who came,

lalu ada teman lain yang datang,

who left the next day for Australia for vacation on an airplane.

yang berangkat ke Australia dengan pesawat keesokan harinya untuk berlibur.

So we were not taking this terribly seriously

Jadi kami tidak menganggap ini terlalu serius

until there was a lockdown.

sampai terjadinya penguncian wilayah.

HW: And we've seen that echo around the world.

HW: Dengungan itu juga kami dengar di seluruh dunia.

I think still some people find it hard to understand the magnitude

Saya pikir beberapa orang kesulitan memahami

of some of the measures that China took.

besarnya tindakan yang diambil oleh Cina.

I mean -- what else are we missing about China's response in all of this?

Apa yang belum kami pahami tentang respons Cina terkait hal ini?

HH: You know, historically,

HH: Kita tahu, menurut sejarah,

we're just two very different countries

kita adalah dua negara yang sangat berbeda

in terms of culture and history.

baik secara budaya maupun sejarah.

I mean, these are two completely different human experiences for its people.

Ini adalah dua pengalaman yang sangat berlainan bagi masing-masing bangsa kita.

So, for China,

Jadi, bagi China,

when the lockdown happens,

ketika terjadi penguncian wilayah,

people are OK.

masyarakat baik-baik saja.

People are OK with it,

Orang-orang setuju saja, karena mereka menganggap

because they think that's what a good parent should do.

ini seperti tindakan yang harus dilakukan oleh orang tua yang baik.

You know, if a kid gets sick,

Seperti jika salah seorang anak jatuh sakit,

you put him in the other room,

Anda menempatkannya di ruang lain,

and you lock him up and make sure that the other kids don't get sick.

dan Anda menguncinya di sana untuk memastikan anak lainnya tidak tertular.

And they expect that out of the government.

Masyarakat mengharapkan hal seperti itu dari pemerintah.

But when it is outside of China, from America, it becomes a huge issue

Namun di luar Cina, di Amerika, ini menjadi isu yang sangat besar

of the right political thing to do

terkait apakah ini tindakan politik yang tepat,

and whether it's infringing on personal freedom.

atau apakah itu menyalahi kebebasan pribadi.

So the issues that you have to deal with in a democratic society

Jadi isu yang Anda hadapi dalam masyarakat demokratis

are issues that one does not have to deal with in China.

adalah isu yang sama sekali tidak perlu dihadapi di Cina.

I have to say that there's a word in Chinese

Saya perlu mengatakan bahwa ada sebuah istilah dalam bahasa Cina

that doesn't exist in any other language,

yang tidak terdapat di bahasa lain,

and the word is called "guāi."

kata itu adalah "guāi."

It is what you call a kid

Ini adalah panggilan bagi anak

who listens to his or her parents.

yang patuh mendengarkan orang tuanya.

Jadi saya rasa, sebagai sebuah bangsa, kami sangat "guāi".

So I think, as a people, we are very "guāi."

We have this sort of authoritarian figure

Kami memiliki semacam sosok otoriter

that Chinese always look up to,

yang selalu menjadi panutan bagi rakyat Cina,

and they do expect the government to actually take the actions,

dan mereka benar-benar mengharapkan pemerintah untuk bertindak,

and they will deal with it.

lalu mereka akan berusaha menjalaninya.

However much suffering there is,

Seberapa sulit pun,

they feel that, OK, if big brother says that this has to be done,

mereka berpikir, "OK, jika pemerintah berkata ini perlu dilakukan,

then it must be done.

maka ini harus dilakukan."

And that really defines China as a separate mentality,

Ini sangat menjelaskan mentalitas bangsa Cina yang sangat berbeda.

Chinese has a separate mentality,

Bangsa Cina memiliki mentalitas yang sangat berbeda jika dibandingkan

as, say, people in Europe and America.

dengan bangsa Eropa dan Amerika.

HW: Rasa tanggung jawab kolektif tersebut

HW: That sense of collective responsibility

sometimes feels a little absent from this culture.

kadang terasa agak alpa dalam budaya kami.

At the same time, there are, I think, valid concerns

Di saat yang sama menurut saya, ada kekhawatiran yang beralasan,

around surveillance and data privacy, things like that.

di seputar pengawasan dan data pribadi, hal-hal yang demikian.

What is the balance here,

Bagaimana menyeimbangkannya,

and what is the right trade-off between surveillance and freedom?

dan bagaimana memilih yang terbaik antara pengawasan dengan kebebasan?

HH: I think in the internet age,

HH: Saya pikir di era internet,

it is somewhere between China and the US.

jawabannya ada di antara cara Cina dan AS.

I think when you take individual freedom

Saya pikir jika Anda membenturkan kebebasan pribadi

versus collective safety,

dengan keselamatan bersama,

there has to be a balance somewhere there.

seharusnya ada keseimbangan di antaranya,

With surveillance, the head of Baidu, Robin Li, once said

Mengenai pengawasan, kepala Baidu, Robin Li, pernah berkata

the Chinese people are quite willing to give up certain individual rights

bahwa masyarakat Cina sangat bersedia merelakan hak pribadi tertentu

in exchange for convenience.

demi mendapatkan kenyamanan.

Actually, he was completely criticized on Chinese social media,

Sebenarnya, dia sangat dikritik di media sosial di Cina,

but I think he is right.

namun saya pikir dia benar.

Chinese people are willing to give up certain rights.

Masyarakat Cina bersedia merelakan hak-hak tertentu.

For example, we have ...

Contohnya,

sebagian besar masyarakat Cina sangat bangga pada sistem pembayaran mereka,

Chinese mostly are very proud of the payment system we have,

which is you can go anywhere just with your iPhone

di mana Anda bisa pergi ke mana pun hanya dengan ponsel Anda

and pay for everything,

dan bisa menggunakannya untuk membayar semuanya.

and all they do is face-scan.

Dan yang perlu mereka lakukan hanya memindai wajah.

I think that probably freaks Americans out.

Ini mungkin sangat menakutkan bagi orang Amerika.

You know, China right now, we're still under semi-lockdown,

Cina kini masih dalam kondisi penguncian wilayah sebagian.

so if you go anywhere, there's an app where you scan

jadi jika Anda akan pergi, ada sebuah aplikasi di mana Anda memindai

and you input your mobile phone number,

dan memasukkan nomor telepon genggam Anda,

and the app will tell the guard at the entrance of the mall, for example,

lalu aplikasi tersebut akan memberitahu penjaga di pintu masuk mal,

where you have been for the past 14 days.

di mana saja Anda telah berada selama 14 hari sebelumnya.

Now, when I told that to an American,

Saat hal tersebut saya katakan kepada orang Amerika,

she was horrified,

dia sangat ketakutan, dia akan menganggapnya sebagai

and she thought it was such an invasion of privacy.

sebuah pelanggaran privasi yang parah.

On the other hand,

Sebaliknya,

as someone who is Chinese

sebagai seorang berkebangsaan Cina yang

and has lived in China for the past 20 years,

sudah tinggal di Cina selama 20 tahun ini,

although I understand that American mentality,

walaupun saya mengerti mentalitas Amerika tersebut,

I still find I'm Chinese enough to think, "I don't mind this,

Saya masih cukup Tionghoa untuk berpikir, "Saya tak masalah dengan ini,

and I am better, I feel safer entering the mall

dan saya merasa lebih baik, lebih aman masuk ke dalam sebuah mal

because everybody has been scanned,"

karena semua orang di dalamnya sudah dipindai,"

whereas, I think individual freedom as an abstract concept

meski saya rasa kebebasan pribadi hanyalah sebuah konsep abstrak

in a pandemic like this

di masa pandemi seperti ini

is actually really meaningless.

bahkan sangat tidak berarti sebenarnya.

So I think the West really needs to move a step towards the East

Jadi saya pikir negara Barat perlu bergerak selangkah lebih ketimuran

and to think about the collective as a whole

dan berpikir tentang kepentingan bersama sebagai kesatuan

rather than only think about oneself as an individual.

daripada berpikir tentang diri sendiri sebagai masing-masing individu.

HW: The rise of antagonistic rhetoric between the US and China

HW: Meningkatnya retorika antagonis antara AS dan Cina

is obviously troubling,

jelas menggelisahkan,

and the thing is, the countries are interlinked

dan masalahnya, negara-negara saling terhubung

whether people understand global supply chains or not.

tanpa peduli apakah ada yang mengerti rantai suplai dunia atau tidak.

Where do you think we head next?

Menurut Anda, selanjutnya kita menuju ke arah mana?

HH: You know, this is the most horrifying thing that came out of this,

HH: Ini adalah hal paling mengerikan dari kejadian ini,

the kind of nationalistic sentiments on both sides in this pandemic.

adanya sentimen nasionalis pada masing- masing kubu di tengah pandemi ini.

Because I'm an optimist,

Karena saya adalah seseorang yang optimis,

I think what will come out of this

saya pikir apa yang akan terjadi setelah ini

is that both sides will realize that this is a fight

adalah kedua kubu akan menyadari bahwa ini adalah sebuah peperangan

that the entire human race has to do together and not apart.

yang harus dihadapi oleh seluruh umat manusia bersama, bukan sendiri-sendiri.

Despite the rhetoric,

Meskipun ada retorika itu, perekonomian dunia

the global economy has grown to such an integration

telah berkembang menjadi sangat terintegrasi

that decoupling will be extremely costly and painful

sehingga pemutusan hubungan akan sangat merugikan dan menyakitkan

baik untuk Amerika Serikat maupun Cina.

for both the United States and China.

HW: It's also been interesting to me

HW: Sangat menarik juga bagi saya melihat kritik membahana

to see the criticism that China has received quite vocally.

yang telah diterima oleh negara Cina.

For instance, they've been criticized for downplaying the death toll,

Misalnya, Cina telah dikritisi karena mengecilkan angka kematian,

arguably,

bisa dibilang begitu,

also for trying to demonize Dr. Li,

juga karena menjelekkan nama Dr. Li,

the Wuhan doctor who first raised the alarm about the coronavirus.

dokter dari Wuhan yang pertama kali memperingatkan tentang virus corona.

Saya baru melihat sebuah warta dalam "The New York Times"

I just saw a report in "The New York Times"

that Weibo users have been posting repeatedly on the last post of Dr. Li

bahwa pengguna Weibo telah berulang kali membagikan unggahan terakhir Dr. Li

dan menggunakannya sebagai semacam tugu peringatan yang hidup bagi beliau,

and using this as kind of a living memorial to him,

chatting to him.

mengobrol kepada beliau,

There's something like 870,000 comments and growing

Ada sekitar 870.000 komentar dan masih bertambah

on that last post.

pada unggahan terakhir tersebut.

Do you see a change in the media?

Apakah Anda melihat ada perubahan di media?

Apakah Anda melihat ada perubahan pendekatan terhadap kepemimpinan

Do you see a change in the approach to Chinese leadership

that actually could lead to China swinging perhaps more to the center,

yang sesungguhnya dapat membawa Cina lebih ke tengah, sama seperti

just as perhaps America needs to swing more towards a Chinese model?

pergeseran yang mungkin perlu Amerika lakukan untuk bergeser ke metode Cina?

HH: Unfortunately, not really,

HH: Sayangnya, tidak terlalu,

because I think there is a way

karena saya pikir ada sebuah cara tertentu

between authoritarian governments and its people to communicate.

antara pemerintahan otoriter dengan rakyatnya dalam berkomunikasi.

The night that Dr. Li died,

Malam ketika Dr. Li meninggal,

when it was announced that he died,

ketika kematian beliau diumumkan,

the Chinese social media just blew up.

media sosial di Cina meledak.

Even though he was unjustly treated as a whistleblower,

Meskipun beliau telah mendapat perlakuan tidak adil sebagai pelapor,

he still went to work in the hospital

beliau masih bekerja di rumah sakit

and tried to save lives as a doctor,

dan berusaha menyelamatkan banyak nyawa sebagai dokter,

and then he died

lalu beliau meninggal dunia

because he contracted the disease.

karena beliau terjangkit penyakit tersebut.

So there was anger, frustration,

Maka ada amarah, rasa frustrasi,

and all of that came out

dan semua itu muncul

in kind of commemorating a figure

dalam bentuk memperingati sosok

that they feel that the government had wronged.

yang mereka rasa telah diperlakukan secara tidak adil oleh pemerintah.

The verdict

Vonisnya

and sort of the official voice on:

dan pernyataan resmi tentang:

"Who is Dr. Li? Is he a good guy or a bad guy?"

"Siapakah Dr. Li? Apakah dia seseorang yang baik atau jahat?"

completely changed 180 degrees.

berubah total 180 derajat.

He went from a doctor who misbehaved

Beliau berubah dari seorang dokter yang berlaku tidak pantas

to the hero who warned the people.

menjadi seorang pahlawan yang memperingatkan masyarakat.

So under authoritarian government,

Jadi pemerintahan otoriter

they still are very aware of public opinion,

tetap sangat peka terhadap opini publik,

but, on the other hand,

namun di sisi lain,

when people complain and when they commemorate Dr. Li,

ketika masyarakat menyampaikan keluhan dan ketika mereka mengenang Dr. Li,

do they really want to change the system?

apakah masyarakat sesungguhnya mau mengubah sistem yang ada?

And my answer is no,

Jawaban saya adalah tidak,

because they don't like that particular decision,

karena yang tidak disukai masyarakat adalah suatu keputusan tertentu,

but they don't want to change the system.

namun mereka tidak ingin mengubah sistem yang ada.

And one of the reasons is because

Dan salah satu alasannya adalah karena

they have never, ever known another system.

masyarakat tidak pernah mengetahui sistem lain sama sekali.

This is the system they know how to work.

Ini adalah sistem yang mereka tahu berhasil.

HW: What is wok-throwing, Huang?

HW: Apa arti "wok-throwing" (melempar-wajan), Huang?

HH: Oh, wok-throwing is when you blame somebody else.

HH: Oh, melempar-wajan adalah ketika seseorang menyalahkan orang lain.

Basically, someone who is responsible in a slang Chinese

Orang yang sebetulnya bertanggung jawab, dalam istilah populer Cina,

is someone who carries a black wok.

disebut sebagai seseorang yang membawa wajan hitam.

You are made to be the scapegoat for something that is bad.

Anda dijebak menjadi kambing hitam atas hal buruk yang terjadi.

So basically, Trump started calling it the "Chinese virus,"

Trump mulai menyebut "Virus Cina,"

the "Wuhan virus,"

"Virus Wuhan,"

and trying to blame the entire coronavirus pandemic

dan mencoba menyalahkan seluruh pandemi virus corona

pada orang Cina.

on the Chinese.

And then the Chinese, I think, threw the wok back at the Americans.

Kemudian orang Cina, saya pikir, melempar wajan tersebut kembali ke Amerika.

So it was a very funny joke on Chinese social media,

Jadi ini adalah sebuah lelucon lucu yang beredar di media sosial Cina,

that wok-throwing.

tentang melempar-wajan.

There's a wok-throwing gymnastics aerobics exercise video that went viral.

Ada sebuah video latihan senam aerobik melempar-wajan yang jadi viral.

HW: But tell us, Huang:

HW: Beri tahu kami, Huang:

You're also doing dances on TikTok, right?

Anda juga berjoget di TikTok, betul?

HH: Oh, of course.

HH: Oh, tentu.

I'm doing a lot of wok-throwing aerobics on TikTok.

Saya melakukan banyak senam aerobik melempar-wajan di TikTok

HW: I mean, a potential silver lining of all of this is that it has laid bare

HW: Hikmah yang mungkin dapat diambil dari semua ini adalah telah jelas terlihat

some of the inequities, inequalities in the system,

suatu ketidakadilan, ketidaksetaraan dalam sistem,

some of the broken structures that we have,

suatu kerusakan atas struktur yang kita miliki,

and if we're smart, we can rebuild better.

dan jika kita cukup pandai, kita dapat membangun yang lebih baik.

HH: Yes. I think one of the silver linings of this pandemic

HH: Ya, saya pikir salah satu hikmah dari pandemi ini

is that we do realize

adalah kita sungguh menyadari

that the human race has to do something together

bahwa umat manusia perlu melakukan sesuatu bersama-sama

rather than to be distinguished by our race, by the color of our skin

daripada membedakan ras satu sama lain, berdasarkan warna kulit kita

or by our nationality;

atau oleh kebangsaan kita;

that this virus obviously is not discriminating against anyone,

bahwa virus ini jelas tidak mendiskriminasi siapapun,

whether you are rich or poor,

entah Anda kaya atau miskin,

important or not important

penting atau tidak penting,

or whatever skin color or nationality you are.

atau memiliki warna kulit dan kebangsaan apa pun.

So it is a time to be together,

Jadi, ini adalah waktu untuk bersatu,

rather than to try to pull the world apart

bukan waktu untuk memecah-mecah dunia

and crawl back to our own nationalistic shells.

dan kembali ke tempurung nasionalistis masing-masing.

HW: It's a beautiful sentiment.

HW: Ini adalah sentimen yang indah.

Huang Hung, thank you so much for joining us from Beijing.

Huang Hung, terima kasih sudah bergabung dari Beijing.

Stay well, please.

Jaga kesehatan.

HH: Thank you, Helen, and you stay well as well.

HH: Terima kasih, Helen, jaga kesehatan Anda juga.