Does photographing a moment steal the experience from you? | Erin Sullivan

Translator: Joseph Geni Reviewer: Camille Martínez

Translator: Christine Deyani Reviewer: Nur Shabrina

What is the most beautiful place you have ever been?

Tempat terindah mana yang pernah Anda temui?

And when you were there, did you take a picture of it?

Lalu saat itu, apakah Anda memotretnya?

Here's a place that tops that list for me.

Tempat ini adalah daftar teratas bagi saya

This is Mesa Arch in Canyonlands National Park in Utah

Ini adalah Mesa Arch di Taman Nasional Canyonlands di Utah

at sunrise.

saat matahari terbit.

It's the traditional homeland of the Pueblo, Ute,

Ini tanah air tradisional dari masyarakat Pueblo, Ute,

Paiute and Navajo people,

Paiute, dan Navajo,

and when you are there,

dan ketika Anda berada di sana

it is absolutely stunning.

pemandangannya sungguh menakjubkan.

The sunrise illuminates the bottom of the arch orange,

Matahari terbit menerangi bagian bawah lengkungan oranye,

and then behind it you see the buttes and clouds and cliffs.

dan di belakangnya Anda dapat melihat bukit, awan, dan tebing.

But what you might not see from my photo here

Tetapi mungkin Anda tidak melihat dari foto saya

is the 30 people behind me who were also taking photos.

ada 30 orang di belakang saya yang juga memfoto.

And these are just the committed people, the sunrise people, right?

Dan ini hanya orang-orang tertentu, penikmat matahari terbit, benar?

So when you think about that,

Saat Anda memikirkannya,

there must be hundreds if not thousands of photos of Mesa Arch taken every week.

pasti ada ratusan bahkan ribuan foto Mesa Arch yang diambil setiap minggu.

I've been sharing my photography on Instagram for years,

Selama bertahun-tahun saya membagikan hasil foto saya di Instagram,

and it started to become really interesting and funny, even,

dan mulai menjadi amat menarik dan lucu,

just how many similar photos of the same places

banyak foto yang serupa dari tempat yang sama

I started to see online.

yang saya mulai lihat secara daring.

And I was participating in it.

Dan saya berperan di dalamnya.

So this made me wonder:

Saya pun bertanya-tanya:

Why are we taking photos in the first place?

Mengapa pula kita mengambil foto?

Sometimes, I visit a popular landmark --

Terkadang, saya mengunjungi objek wisata yang populer --

this one is Horseshoe Bend in Arizona --

ini Horseshoe Bend di Arizona --

and I see all the people with their phones and cameras out

dan saya melihat semua orang dengan ponsel dan kameranya

who snap a photo,

untuk mengambil foto,

just to turn and get back in the car or walk back to the trailhead.

berbalik dan kembali ke mobil atau berjalan kembali ke jalan setapak.

And sometimes it seems like we are missing the point

Dan terkadang kita seperti kehilangan poin

of going to this place to experience it for ourselves

dari pergi ke tempat ini untuk mengalaminya sendiri

or to see it with our own eyes.

atau ingin melihatnya dengan mata kepala sendiri.

When I'm behind the camera,

Ketika saya di balik kamera,

I notice the smallest details:

saya menyadari detail terkecil:

the layers of light in the mountains

lapisan-lapisan cahaya di pegunungan

as the light fades at the end of the day;

saat cahaya memudar di penghujung hari;

the shapes that nature so expertly makes,

bentuk-bentuk yang alam dengan ahli buat,

abstract and yet completely perfect.

abstrak, namun sepenuhnya sempurna.

I could go on and on here musing about the intricacies of this planet

Saya bisa terus-menerus merenungkan tentang seluk-beluk planet ini

and the way that it makes me feel.

dan bagaimana itu berdampak pada perasaan saya.

Photographing the beauty and complexity of this world

Memotret keindahan dan kompleksitas dunia

for me is like making a portrait of someone that I love.

bagi saya seperti memotret seseorang yang saya cintai.

And when I make a photograph,

Dan pada saat mengambil foto,

I have to think about what I want it to say.

saya harus memikirkan apa yang ingin saya sampaikan.

I have to ask myself what I want it to feel like.

Saya bertanya pada diri sendiri saya ingin foto ini terasa seperti apa.

When you're communicating through an image,

Saat Anda berbicara melalui suatu gambar,

every creative choice matters.

setiap pilihan kreatif itu penting.

Sometimes, I plan to share my images,

Kadang, saya berencana untuk membagikannya

and other times, I take them just for myself.

dan terkadang pula saya simpan untuk sendiri.

I currently host a video series on the future of the outdoors,

Saat ini saya menyelenggarakan video berseri masa depan alam terbuka,

and for one of the episodes we wanted to explore

dan untuk salah satu episodenya kami ingin menjelajahi

the relationship between photography and outdoor spaces.

hubungan antara fotografi dan alam luar.

I learned about the research of Kristin Diehl

Saya belajar dari penelitian Kristin Diehl

and her colleagues at USC,

dan rekan-rekannya di USC,

who studied photo-taking's effect on enjoyment levels.

yang mempelajari efek pengambilan foto dalam tingkat menikmati pemandangan.

They found that when we're behind the camera,

Mereka mengetahui kalau kita berada di balik kamera,

when we're the ones taking the picture,

saat kita yang mengambil gambar,

we enjoy our experiences more, not less.

kita lebih menikmatinya, bukan malah berkurang.

But it wasn't true all the time.

Tapi hal ini tidak selalu benar.

If the person took the photo solely with the intention of sharing it,

Jika seseorang memfoto dengan niat hanya untuk membagikannya,

there was no increase in enjoyment,

maka tidak ada kenikmatan yang meningkat,

because they didn't do it for themselves.

karena mereka tidak memfoto untuk diri sendiri.

So this points to an important distinction:

Hal ini menunjukkan perbedaan penting:

photography can enhance your experience

fotografi dapat meningkatkan pengalaman Anda

if it's done intentionally.

jika dilakukan dengan maksud tertentu.

The intention piece is what matters.

Bagian terpenting adalah niat.

As a photographer, I've really had to check myself on this.

Sebagai fotografer, saya harus benar-benar paham.

When does it help me to have my camera out,

Kapan saya harus mengeluarkan kamera

and when do I just need to put it away?

dan kapan saya harus menyimpannya?

On a trip to Alaska, I had the opportunity to photograph Alaskan brown bears.

Saat perjalanan ke Alaska, saya sempat memotret beruang coklat Alaska.

I was on a boat with four other photographers,

Saya berada di atas perahu bersama empat fotografer lain,

and we were all having our minds blown

dan kami semua terpana

at the same time

pada saat yang sama

in such close proximity to these animals.

karena begitu dekat dengan hewan-hewan ini.

It's an emotional experience.

Itu pengalaman yang tak terlupakan.

Being eye to eye with these bears gave me a feeling of connection

Berhadapan langsung dengan beruang ini memberi saya rasa terhubung

that transcends words,

yang melampaui kata-kata,

and having my camera with me in this case enhanced that.

dan dengan kamera saya pada momen itu meningkatkan rasa itu.

Kami menciptakannya secara independen tetapi juga tenggelam dalam momen itu,

We were all creating independently but also all completely in the moment,

both with nature and with each other.

baik dengan alam maupun dengan satu sama lain.

I so clearly remember

Saya ingat dengan jelas

capturing the water droplets and the motion as the bears swam

memotret tetesan air dan gerakan saat beruang berenang

and the cute cubs following their mothers.

dan anak-anak beruang lucu yang mengikuti ibunya.

That group and I will have that experience together

Kami mendapatkan pengalaman yang sama

and these images to look back on

dan memiliki gambar ini untuk dilihat

time and time again,

berkali-kali,

and photography is what enabled us to share this in the first place.

dan fotografilah yang memungkinkan kami untuk membagikan hal ini.

Other times, I choose to leave the camera behind,

Terkadang, saya juga memilih untuk menyimpan kamera

and I think that choice ultimately improves both my experience

dan saya pikir pilihan itu dapat meningkatkan baik pengalaman saya

and my work.

maupun pekerjaan saya.

I recently flew to the South Pacific island of Tonga

Baru-baru ini saya pergi ke pulau Tonga Pasifik Selatan

to swim with humpback whales.

untuk berenang dengan paus bungkuk

I noticed myself feeling pressure

Saya merasakan adanya dorongan

and a certain obligation to take the camera with me,

dan semacam kewajiban untuk membawa kamera dengan saya,

when sometimes I just wanted the pure experience itself.

saat terkadang saya hanya ingin memperoleh pengalamannya.

And the experience is seriously amazing.

Dan pengalamannya sungguh luar biasa.

You're talking about being in the water

Bicara tentang berada di dalam air

with a curious baby animal the size of a station wagon

bersama dengan bayi hewan berukuran mobil berbasis sedan

while you are surrounded by particles that float around you like glitter,

sementara Anda dikelilingi oleh partikel melayang seperti kilauan,

and the mom swims gracefully below you.

dan ibunya berenang dengan anggun di bawah Anda.

There were times, obviously, when I did take my camera with me,

Jelas ada saatnya ketika saya membawa kamera,

and those were really amazing to capture as well.

dan pemandangannya sungguh menakjubkan untuk diabadikan.

But the setup is pretty big.

Namun alatnya cukup besar.

It's like this big box. This is what it looks like.

Seperti kotak besar ini. Seperti ini penampakannya.

And so this is between me and the whales,

Jadi ini di antara saya dan paus,

and at times that feels like a block between you and reality.

dan terkadang terasa seperti penghalang antara Anda dan kenyataan.

Is there a difference when it's just your phone?

Apakah ada perbedaan bila hanya dengan ponsel?

Last year, I went to Uluru in Central Australia,

Tahun lalu, saya pergi ke Uluru di Australia Tengah,

which is this massive rock that towers over the desert.

yang mana merupakan batu besar yang menjulang di atas gurun.

This is sacred land to Anangu,

Ini adalah tanah suci bagi Anangu,

who are the Aboriginal people from this area

yakni orang-orang Aborigin di daerah ini

and the traditional owners of the land.

dan pemilik tradisional tanah ini.

There are particular spots in Uluru that you cannot photograph professionally,

Ada tempat-tempat tertentu di Uluru yang tidak boleh difoto,

because they are culturally sensitive,

karena tempat ini sensitif dari segi budaya,

equivalent to sacred scripture to Anangu.

setara dengan kitab suci bagi Anangu.

So because of this, most of my photographs are from either far away, like this one,

Jadi, karena itu, kebanyakan foto saya diambil dari jauh, seperti yang satu ini,

or from specific angles in the park.

atau dari sudut tertentu di taman.

You could say that some of the most interesting and beautiful visuals in Uluru

Anda bisa katakan sebagian pemandangan yang menarik dan indah di Uluru

are located in these sensitive areas,

terletak di daerah sensitif ini,

but the request not to photograph them is an explicit and direct invitation

tetapi permohonan agar tidak memotretnya seperti cara berterus terang dan langsung

to learn more about the land, its importance and its people.

untuk mempelajari lebih lanjut mengenai tanah itu, makna penting, dan orangnya.

Isn't that what we should be doing anyway?

Bukankah itu yang seharusnya kita lakukan?

So my visit to Uluru quickly became not about me

Jadi maksud kunjungan saya ke Uluru langsung berubah, bukan lagi tentang saya

but about connecting with the place.

tetapi tentang berkenalan dengan tempat itu.

Ironically and unsurprisingly,

Tidak mengejutkan dan ironisnya,

I have found that presence and connection

saya telah menemukan keberadaan dan koneksi itu

also happens to make for more compelling images.

juga untuk membuat gambar yang lebih menarik.

We can probably all point to social media

Kita bisa menunjukannya ke media sosial

as being a good place to share the images from our travels and from our lives.

sebagai tempat bagus untuk berbagi foto dari perjalanan dan kehidupan kita.

We not only share pieces of the world that we have seen

Kita tidak hanya membagikan bagian dunia yang kita lihat saja

but also parts of our day-to-day experiences.

tetapi juga bagian dari pengalaman sehari-hari kita.

And if we're applying intentionality to the photos we take,

Dan jika kita menerapkan maksud dalam foto yang kita ambil,

then hopefully we're sharing intentionally too.

semoga kita tetap membagikan maksud kita juga.

For me, allowing people to see pieces of my story and my perspective online

Dengan membiarkan orang melihat potongan kisah dan sudut pandang saya secara daring

has reminded me that I'm not alone.

mengingatkan bahwa saya tidak sendirian.

It's helped me build support and community

Itu membantu membangun dukungan dan komunitas

to do the same for others.

melakukan hal sama untuk orang lain.

Let me be clear:

Mari saya perjelas:

I am not trying to discourage you from taking photos.

saya tidak bermaksud mengecilkan hati Anda dari mengambil foto.

Even if thousands of people have been to whatever exact location

Walaupun ribuan orang sudah pergi ke lokasi tertentu

and taken whatever exact photo,

dan memfoto apa pun,

I encourage you to get out and create too.

saya mengajak Anda untuk melakukannya juga.

The world needs every voice and perspective,

Dunia membutuhkan setiap suara dan sudut pandang,

and yours is included.

termasuk Anda.

But what I'm trying to show you is that the phone or camera

Akan tetapi, yang ingin saya coba sampaikan, ponsel atau kamera

doesn't have to stay out all the time.

tidak selalu harus dipegang untuk memfoto.

What I'm trying to encourage you to do

Apa yang saya ingin Anda lakukan

is to put it away, just for a moment --

adalah untuk menyimpannya, hanya sesaat -

a moment for you.

sesaat untuk Anda.

So let's go back to Mesa Arch,

Mari kita kembali ke Mesa Arch,

the way that the rock glows orange

bagaimana batu itu bersinar oranye

and the lovely layers of blue in the background.

dan lapisan biru indah di latar belakangnya.

What if the next time you were somewhere amazing,

Bagaimana jika suatu saat Anda berada di suatu tempat yang luar biasa,

you couldn't bring your camera or phone?

lalu Anda tidak dapat membawa kamera atau ponsel?

What if you were not allowed to take any pictures at all?

Bagaimana jika Anda tidak diizinkan untuk memfoto?

Would it feel like a limitation?

Apakah akan terasa seperti terbelenggu?

Or would it feel like a relief?

Atau akan terasa seperti melegakan?

So what can we do?

Lalu apa yang bisa kita lakukan?

Well, the next time you feel the impulse to take out your camera or phone,

Lain kali saat Anda merasakan dorongan untuk mengambil kamera atau ponsel Anda,

atau dalam kasus saya, setelah Anda sadari Anda sudah mengeluarkannya

or, in my case, once you realize you have already pulled it out --

(Laughter)

(Suara tawa)

First: stop.

Pertama: berhenti.

Pause.

Ambil jeda.

Take a deep breath.

Tarik napas dalam-dalam.

Look around. What do you notice?

Lihat sekeliling. Apa yang Anda lihat?

Are you experiencing this moment with someone else?

Apakah Anda merasakan momen ini dengan orang lain?

Remember that this moment only comes once.

Ingatlah bahwa momen ini hanya datang satu kali.

Photography can be part of a beautiful experience.

Fotografi bisa menjadi bagian dari pengalaman yang indah.

Just don't let it be a block between you and reality.

Hanya saja, jangan biarkan menjadi halangan antara Anda dan kenyataan.

Be intentional,

Pikirkanlah dengan baik,

and don't lose a beautiful, irreplaceable memory,

dan jangan kehilangan memori yang indah, tak tergantikan,

because you were too focused on getting the shot.

hanya karena Anda terlalu fokus untuk mendapatkan foto.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Suara tepuk tangan)