Michael Green: Why we should build wooden skyscrapers

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Muhammad Fathi Rayyan

This is my grandfather.

Inilah kakek saya.

And this is my son.

Dan inilah putra saya.

My grandfather taught me to work with wood

Kakek mengajarkan saya cara mengerjakan kayu

when I was a little boy,

saat saya masih kecil

and he also taught me the idea that

dan kakek juga mengajarkan bahwa

if you cut down a tree to turn it into something,

jika Anda menebang pohong lalu mengubahnya menjadi suatu benda,

honor that tree's life and make it as beautiful

hargailah kehidupan pohon itu dan ubahlah menjadi

as you possibly can.

seindah mungkin.

My little boy reminded me

Masa kecil saya mengingatkan saya

that for all the technology and all the toys in the world,

bahwa dari semua teknologi dan mainan di dunia,

sometimes just a small block of wood,

terkadang hanyalah sebalok kayu kecil.

if you stack it up tall,

Jika balok itu disusun sampai tinggi

actually is an incredibly inspiring thing.

maka akan menjadi hal yang sangat mengilhami.

These are my buildings.

Inilah gedung-gedung karya saya.

I build all around the world

Saya membangun gedung di seluruh dunia

out of our office in Vancouver and New York.

dari kantor saya di Vancouver dan New York.

And we build buildings of different sizes and styles

kami membangun gedung dengan berbagai jenis, ukuran,

and different materials, depending on where we are.

dan bahan baku tergantung di mana gedung itu.

But wood is the material that I love the most,

Namun kayu adalah bahan kesukaan saya

and I'm going to tell you the story about wood.

dan saya akan menceritakan kisah tentang kayu.

And part of the reason I love it is that every time

Sebagian alasan mengapa saya menyukai kayu adalah

people go into my buildings that are wood,

setiap kali orang masuk ke dalam gedung yang terbuat dari kayu,

I notice they react completely differently.

saya melihat reaksi mereka sangat berbeda.

I've never seen anybody walk into one of my buildings

Saya belum pernah melihat ada yang masuk ke dalam gedung

and hug a steel or a concrete column,

dan memeluk tiang baja atau semen,

but I've actually seen that happen in a wood building.

namun saya melihat ada orang memeluk tiang kayu.

I've actually seen how people touch the wood,

Saya melihat bagaimana orang-orang menyentuh kayu itu

and I think there's a reason for it.

dan saya rasa ada alasan di balik hal itu.

Just like snowflakes, no two pieces of wood

Sama seperti butiran salju, tidak ada dua balok kayu

can ever be the same anywhere on Earth.

yang persis sama di dunia ini.

That's a wonderful thing.

Itu adalah hal yang luar biasa.

I like to think that wood

Saya senang berpikir bahwa kayu

gives Mother Nature fingerprints in our buildings.

memberikan jejak alam pada gedung-gedung kita.

It's Mother Nature's fingerprints that make

Jejak alam inilah yang membuat gedung-gedung kita

our buildings connect us to nature in the built environment.

menghubungkan kita dengan alam di dalam gedung.

Now, I live in Vancouver, near a forest

Saya tinggal di Vancouver, di dekat hutan

that grows to 33 stories tall.

dengan pohon-pohon setinggi gedung 33 lantai.

Down the coast here in California, the redwood forest

Di dekat pantai Kalifornia ini, hutan redwood

grows to 40 stories tall.

tingginya setara gedung 40 lantai.

But the buildings that we think about in wood

Namun gedung-gedung kayu dalam pikiran kita

are only four stories tall in most places on Earth.

di banyak tempat hanya setinggi 4 lantai.

Even building codes actually limit the ability for us to build

Bahkan aturan pembangunan sebenarnya membatasi kemampuan kita

much taller than four stories in many places,

untuk membangun gedung yang lebih tinggi dari 4 lantai di banyak tempat

and that's true here in the United States.

termasuk di Amerika Serikat.

Now there are exceptions,

Namun ada pengecualian

but there needs to be some exceptions,

dan pengecualian itu harus ada,

and things are going to change, I'm hoping.

dan saya harap segalanya akan berubah.

And the reason I think that way is that

Alasan saya berpikir seperti itu adalah

today half of us live in cities,

kini setengah dari kita tinggal di perkotaan

and that number is going to grow to 75 percent.

dan angka itu akan meningkat menjadi 75 persen.

Cities and density mean that our buildings

Perkotaan dan kepadatan berarti gedung-gedung kita

are going to continue to be big,

akan tetap berukuran besar

and I think there's a role for wood to play in cities.

dan saya rasa kayu dapat memainkan peranan di perkotaan

And I feel that way because three billion people

karena ada tiga miliar orang di dunia saat ini

in the world today, over the next 20 years,

yang memerlukan rumah baru

will need a new home.

dalam 20 tahun ke depan.

That's 40 percent of the world that are going to need

Jumlah itu sekitar 40 persen penduduk dunia yang akan memerlukan

gedung baru untuk mereka dalam 20 tahun ke depan.

a new building built for them in the next 20 years.

Now, one in three people living in cities today

Lalu satu dari tiga penduduk kota sekarang

actually live in a slum.

tinggal di daerah kumuh.

That's one billion people in the world live in slums.

Itu berarti sekitar 1 miliar orang tinggal di daerah kumuh.

A hundred million people in the world are homeless.

100 juta orang di dunia ini adalah tunawisma.

The scale of the challenge for architects

Tantangan bagi para arsitek

and for society to deal with in building

dan masyarakat dalam hal bangunan

is to find a solution to house these people.

adalah mencari jalan keluar untuk memberi rumah pada orang-orang ini.

But the challenge is, as we move to cities,

Namun tantangannya adalah, saat beralih ke perkotaan,

cities are built in these two materials,

kota dibangun dengan dua bahan baku,

steel and concrete, and they're great materials.

baja dan semen, dan bahan-bahan ini luar biasa.

They're the materials of the last century.

Inilah bahan baku dari abad yang lalu.

But they're also materials with very high energy

Namun bahan-bahan baku ini juga memerlukan banyak energi

and very high greenhouse gas emissions in their process.

dan menghasilkan banyak gas rumah kaca dalam pengolahannya.

Steel represents about three percent

Baja menjadi penyumbang 3 persen dari

of man's greenhouse gas emissions,

gas rumah kaca manusia,

and concrete is over five percent.

dan aspal menyumbang lebih dari 5 persen.

So if you think about that, eight percent

Jadi, jika Anda berpikir, 8 persen

of our contribution to greenhouse gases today

dari gas rumah kaca yang kita hasilkan saat ini

comes from those two materials alone.

berasal dari dua bahan ini saja.

We don't think about it a lot, and unfortunately,

Kita tidak banyak memikirkan hal ini, dan sayangnya

we actually don't even think about buildings, I think,

Sebenarnya saya rasa kita bahkan tidak memikikan tentang bangunan.

as much as we should.

dengan selayaknya.

This is a U.S. statistic about the impact of greenhouse gases.

Ini adalah data statistik Amerika tentang dampak gas rumah kaca.

Almost half of our greenhouse gases are related to the building industry,

Hampir setengah dari gas rumah kaca berhubungan dengan konstruksi banngunan,

and if we look at energy, it's the same story.

sama juga dengan energi.

You'll notice that transportation's sort of second down that list,

Anda akan menyadari bahwa transportasi adalah penyumbang terbesar kedua,

but that's the conversation we mostly hear about.

namun itulah hal yang paling sering kita dengar.

And although a lot of that is about energy,

Dan walaupun hal itu banyak berhubungan dengan energi,

it's also so much about carbon.

namun hal itu juga berhubungan dengan karbon.

The problem I see is that, ultimately,

Pada akhirnya, menurut saya masalahnya adalah

the clash of how we solve that problem

jalan keluar dari penyelesaian masalah

of serving those three billion people that need a home,

dalam menyediakan rumah bagi 3 miliar orang

and climate change, are a head-on collision

dan perubahan iklim akan bertabrakan

about to happen, or already happening.

atau bahkan telah bertabrakan.

That challenge means that we have to start thinking in new ways,

Tantangan itu berarti kita harus mulai berpikir dengan cara yang baru,

and I think wood is going to be part of that solution,

dan saya rasa kayu akan menjadi bagian dari jalan keluar itu

and I'm going to tell you the story of why.

dan saya akan menjelaskan alasannya.

As an architect, wood is the only material,

Sebagai arsitek, kayu adalah satu-satunya bahan

big material, that I can build with

yang dapat digunakan untuk bangunan

that's already grown by the power of the sun.

yang tumbuh dengan cahaya matahari.

When a tree grows in the forest and gives off oxygen

Saat pohon tumbuh di hutan, pohon itu memberikan oksigen

and soaks up carbon dioxide,

dan membersihkan karbon dioksida,

and it dies and it falls to the forest floor,

pohon itu mati dan tumbang di dasar hutan

it gives that carbon dioxide back to the atmosphere or into the ground.

dan melepaskan karbon dioksida kembali ke tanah atau udara.

If it burns in a forest fire, it's going to give that carbon

Jika pohon itu terbakar karbon itu juga akan dilepaskan

back to the atmosphere as well.

kembali ke udara.

But if you take that wood and you put it into a building

Namun jika kayunya diambil dan digunakan untuk membangun

or into a piece of furniture or into that wooden toy,

atau dibuat menjadi perabotan atau mainan kayu

it actually has an amazing capacity

hal itu akan menjadi hal yang luar biasa

to store the carbon and provide us with a sequestration.

bagi kita sebagai cara untuk tetap menyimpan karbon itu.

One cubic meter of wood will store

Satu meter kubik kayu dapat menyimpan

one tonne of carbon dioxide.

satu ton karbon dioksida.

Now our two solutions to climate are obviously

Kini dua jalan keluar bagi perubahan iklim sudah jelas adalah

to reduce our emissions and find storage.

mengurangi buangan dan mencari tempat menyimpan karbon.

Wood is the only major material building material

Kayu adalah satu-satunya bahan bangunan utama

yang dapat melakukan kedua hal itu.

I can build with that actually does both those two things.

So I believe that we have

Jadi saya percaya kita memiliki

an ethic that the Earth grows our food,

etika bahwa tanah menyediakan makanan kita

and we need to move to an ethic in this century

dan kita harus beralih menjadi etika abad ini

that the Earth should grow our homes.

yaitu tanah menumbuhkan rumah kita.

Now, how are we going to do that

Kini bagaimana kita melakukannya

when we're urbanizing at this rate

dengan laju perpindahan penduduk ke kota seperti ini

and we think about wood buildings only at four stories?

dan dengan bangunan kayu yang tingginya hanya 4 lantai?

We need to reduce the concrete and steel and we need

Kita harus mengurangi penggunaan semen dan baja sekaligus

to grow bigger, and what we've been working on

menjadi lebih besar, dan kini kami sedang mengerjakan

bangunan kayu setinggi 30 lantai.

is 30-story tall buildings made of wood.

We've been engineering them with an engineer

Kami merekayasa kayu itu bersama seorang insinyur

named Eric Karsh who works with me on it,

bernama Eric Karsh yang bekerja bersama saya

and we've been doing this new work because

dan kami mengerjakan hal baru ini karena

there are new wood products out there for us to use,

ada produk kayu baru yang dapat kami gunakan

and we call them mass timber panels.

dan kami menyebutnya panel kayu massal.

These are panels made with young trees,

Panel ini dibuat dari kayu pohon-pohon muda,

small growth trees, small pieces of wood

pohon-pohon kecil, kayu-kayu kecil

glued together to make panels that are enormous:

yang dilekatkan untuk membuat panel raksasa

eight feet wide, 64 feet long, and of various thicknesses.

dengan lebar 8 kaki, panjang 64 kaki, dan ketebalan yang berbeda-beda.

The way I describe this best, I've found, is to say

Cara paling tepat untuk menggambarkan hal ini adalah

that we're all used to two-by-four construction

kita semua menggunakan konstruksi 2 kali 4

saat hal itu dikaitkan dengan kayu.

when we think about wood.

Itulah yang menjadi kesimpulan orang-orang.

That's what people jump to as a conclusion.

Two-by-four construction is sort of like the little

Konstruksi 2 kali 4 itu semacam 8 titik balik lego

eight-dot bricks of Lego that we all played with as kids,

yang menjadi mainan kita sewaktu kecil,

dan Anda dapat membuat banyak benda keren dari Lego

and you can make all kinds of cool things out of Lego

at that size, and out of two-by-fours.

dari ukuran dan dari 2 kali 4 itu.

But do remember when you were a kid,

Namun harap diingat bahwa Anda menyeleksi

and you kind of sifted through the pile in your basement,

tumpukan Lego di ruang bawah tanah

lalu Anda menemukan Lego besar dengan 24 titik

and you found that big 24-dot brick of Lego,

and you were kind of like,

dan Anda merasa seperti,

"Cool, this is awesome. I can build something really big,

"Wah hebat. Saya bisa membuat benda yang besar,

and this is going to be great."

benda yang luar biasa."

That's the change.

Di situlah perubahannya.

Mass timber panels are those 24-dot bricks.

Panel kayu massal itu seperti balok lego 24 titik

They're changing the scale of what we can do,

yang mengubah ukuran benda yang mungkin kita buat,

and what we've developed is something we call FFTT,

dan kami sedang mengembangkan apa yang disebut FFTT,

which is a Creative Commons solution

yaitu solusi bersama kreatif

to building a very flexible system

untuk membangun sistem bangunan yang sangat lentur

of building with these large panels where we tilt up

dengan panel-panel besar ini, di mana kami dapat memiringkan

six stories at a time if we want to.

hingga enam lantai sekaligus jika mau.

This animation shows you how the building goes together

Animasi ini menunjukkan bagaimana gedung ini dibangun

in a very simple way, but these buildings are available

dengan cara yang sangat sederhana, namun kini gedung ini

for architects and engineers now to build on

dapat dibangun oleh para insinyur dan arsitek

for different cultures in the world,

dari berbagai budaya yang ada di dunia,

different architectural styles and characters.

dengan gaya dan sifat arsitek yang berbeda-beda.

In order for us to build safely,

Untuk keamanan gedung,

we've engineered these buildings, actually,

kami merekayasa gedung ini

to work in a Vancouver context,

sesuai dengan karakter Vancouver

where we're a high seismic zone,

yang berada di daerah gempa,

even at 30 stories tall.

bahkan untuk gedung setinggi 30 lantai.

Now obviously, every time I bring this up,

Kini sudah pasti, setiap kali saya mengajukan hal ini

people even, you know, here at the conference, say,

orang-orang di dalam konferensi akan mengatakan,

"Are you serious? Thirty stories? How's that going to happen?"

"Anda serius? 30 lantai? Bagaimana mungkin?"

And there's a lot of really good questions that are asked

Dan ada banyak pertanyaan yang cukup bagus dan penting juga

and important questions that we spent quite a long time

di mana kami menghabiskan waktu cukup lama

working on the answers to as we put together

untuk mencari jawabannya saat kami mengumpulkan

our report and the peer reviewed report.

laporan dan juga laporan yang diulas.

I'm just going to focus on a few of them,

saya hanya akan membicarakan beberapa di antaranya

and let's start with fire, because I think fire

dan saya akan mulai dengan kebakaran karena

is probably the first one that you're all thinking about right now.

mungkin itulah hal pertama yang Anda pikirkan saat ini.

Cukup adil.

Fair enough.

And the way I describe it is this.

Dan cara saya menggambarkannya adalah

If I asked you to take a match and light it

jika saya meminta Anda menyalakan korek api

and hold up a log and try to get that log to go on fire,

sambil memegang balok kayu dan mencoba membakar balok itu,

it doesn't happen, right? We all know that.

balok itu tidak terbakar, bukan? Kita semua tahu.

But to build a fire, you kind of start with small pieces

Namun untuk membakar, Anda harus mulai dengan potongan kayu

of wood and you work your way up,

yang kecil yang menjadi semakin besar

and eventually you can add the log to the fire,

dan pada akhirnya Anda dapat membakar balok itu,

and when you do add the log to the fire, of course,

dan saat Anda membakar balok kayu itu, tentu saja balok itu terbakar

namun dengan lambat.

it burns, but it burns slowly.

Well, mass timber panels, these new products

Lalu panel kayu massal yang kami gunakan ini

that we're using, are much like the log.

hampir sama seperti balok kayu.

It's hard to start them on fire, and when they do,

Panel ini sulit terbakar, dan jika terbakar

they actually burn extraordinarily predictably,

perilaku pembakarannya cukup dapat ditebak

and we can use fire science in order to predict

dan kita dapat menggunakan ilmu pembakaran untuk memperkirakannya

and make these buildings as safe as concrete

dan membuat gedung ini seaman gedung dari beton

and as safe as steel.

dan seaman gedung dari baja.

The next big issue, deforestation.

Masalah besar berikutnya, penggundulan hutan.

Eighteen percent of our contribution

Delapan belas persen dari kontribusi kita

to greenhouse gas emissions worldwide

pada buangan gas rumah kaca di seluruh dunia

is the result of deforestation.

adalah hasil dari penggundulan hutan.

The last thing we want to do is cut down trees.

Hal terakhir yang ingin kita lakukan adalah menebang pohon.

Or, the last thing we want to do is cut down the wrong trees.

Atau, menebang pohon yang salah.

There are models for sustainable forestry

Ada model yang dibuat untuk kehutanan berkesinambungan

that allow us to cut trees properly,

yang memungkinkan kita untuk menebang pohon dengan benar

and those are the only trees appropriate

dan hanya pada pohon yang sesuai

to use for these kinds of systems.

untuk digunakan dalam sistem ini.

Now I actually think that these ideas

Kini saya sebenarnya berpikir bahwa gagasan ini

will change the economics of deforestation.

akan mengubah ekonomi dari penggundulan hutan.

In countries with deforestation issues,

Di negara-negara yang menghadapi masalah penggundulan hutan,

we need to find a way to provide

kita harus meneukan cara untuk memberikan

better value for the forest

nilai lebih kepada hutan

and actually encourage people to make money

dan mendorong orang untuk menghasilkan uang

through very fast growth cycles --

dangan daur hidup yang sangat cepat --

10-, 12-, 15-year-old trees that make these products

Pohon berusia 10, 12, atau 15 tahun yang membuat produk ini

and allow us to build at this scale.

memungkinkan kita untuk menanam kembali pada ukuran ini.

We've calculated a 20-story building:

Kami menghitung bahwa untuk gedung 20 lantai,

We'll grow enough wood in North America every 13 minutes.

kayu yang digunakan dapat digantikan di Amerika Utara selama 13 menit.

That's how much it takes.

Itulah yang harus kita lakukan.

The carbon story here is a really good one.

Kisah karbon di sini adalah kisah yang bagus.

If we built a 20-story building out of cement and concrete,

Jika kita membangun gedung 20 kaki dari semen dan baja,

the process would result in the manufacturing

pembangunan ini memerlukan produksi semen

of that cement and 1,200 tonnes of carbon dioxide.

yang melepaskan 1.200 ton karbon dioksida.

If we did it in wood, in this solution,

Jika kita membangun dengan kayu,

we'd sequester about 3,100 tonnes,

kita menangkap sekitar 3.100 ton karbon dioksida,

for a net difference of 4,300 tonnes.

sehingga ada selisih bersih 4.300 ton

That's the equivalent of about 900 cars

Itu setara dengan 900 mobil

removed from the road in one year.

menghilang dari jalan raya selama 1 tahun.

Think back to that three billion people

Pikirkan kembali 3 miliar orang

that need a new home,

yang memerlukan rumah itu,

and maybe this is a contributor to reducing.

dan mungkin ini menjadi penyumbang untuk mengurangi gas rumah kaca.

We're at the beginning of a revolution, I hope,

Saya berharap kita berada pada awal revolusi

in the way we build, because this is the first new way

dalam cara kita membangun karena inilah cara baru pertama

untuk membangun gedung pencakar langit dalam 100 tahun ke depan atau lebih.

to build a skyscraper in probably 100 years or more.

But the challenge is changing society's perception

Namun tantangannya adalah mengubah pandangan masyarakat

of possibility, and it's a huge challenge.

akan apa yang mungkin, yang sangat sulit.

The engineering is, truthfully, the easy part of this.

Rekayasa sebenarnya merupakan bagian yang mudah.

And the way I describe it is this.

Dan cara saya menggambarkan hal ini adalah,

The first skyscraper, technically --

secara teknis, gedung pencakar langit pertama --

and the definition of a skyscraper is 10 stories tall, believe it or not —

dan pengertian gedung pencakar langit, percaya atau tidak, adalah tingginya 10 lantai,

but the first skyscraper was this one in Chicago,

namun gedung pencakar langit pertama adalah gedung di Chicago ini

di mana orang-orang merasa takut untuk berjalan di bawah gedung ini.

and people were terrified to walk underneath this building.

But only four years after it was built,

Baru setelah 4 tahun setelah dibangun,

Gustave Eiffel was building the Eiffel Tower,

Gustave Eiffel membangun Menara Eiffel,

and as he built the Eiffel Tower,

dan saat dia membangun Menara Eiffel,

he changed the skylines of the cities of the world,

dia mengubah pemandangan di seluruh kota di dunia

changed and created a competition

dan menciptakan persaingan

between places like New York City and Chicago,

antara tempat seperti New York dan Chicago,

where developers started building bigger and bigger buildings

di mana para pengembang mulai membangun gedung yang semakin besar

dengan rekor yang semakin tinggi,

and pushing the envelope up higher and higher

with better and better engineering.

dengan rekayasa yang semakin baik.

We built this model in New York, actually,

Sebenarnya, kami membuat model ini di New York

as a theoretical model on the campus

sebagai model teori di kampus

of a technical university soon to come,

dari sebuah institut teknologi yang akan dibangun,

and the reason we picked this site

dan alasan mengapa kami memilih tempat ini

to just show you what these buildings may look like,

adalah untuk menunjukkan bagaimana bentuk gedung ini

because the exterior can change.

karena tampilan luarnya dapat berubah.

It's really just the structure that we're talking about.

Ini hanyalah struktur yang kita bicarakan.

The reason we picked it is because this is a technical university,

Alasan mengapa kami memilihnya adalah karena ini adalah institut teknologi

and I believe that wood is the most

dan saya yakin kayu adalah bahan baku

technologically advanced material I can build with.

yang paling canggih yang dapat saya bangun.

It just happens to be that Mother Nature holds the patent,

Hanya saja alam memegang hak patennya

and we don't really feel comfortable with it.

dan saya tidak terlalu senang akan hal itu.

But that's the way it should be,

Namun itulah kenyataannya

nature's fingerprints in the built environment.

jejak alam di dalam bangunan.

I'm looking for this opportunity

Saya mencari kesempatan

to create an Eiffel Tower moment, we call it.

untuk menciptakan momen Menara Eiffel baru.

Buildings are starting to go up around the world.

Gedung-gedung mulai bermunculan di seluruh dunia.

There's a building in London that's nine stories,

Ada gedung setinggi 9 lantai di London,

a new building that just finished in Australia

gedung baru yang baru selesai di Australia

that I believe is 10 or 11.

yang saya yakin setinggi 10 atau 11 lantai.

We're starting to push the height up of these wood buildings,

Kita mulai membuat bangunan kayu ini semakin tinggi

and we're hoping, and I'm hoping,

dan kita, saya berharap

that my hometown of Vancouver actually potentially

bahwa kampung halaman saya di Vancover berpotensi

announces the world's tallest at around 20 stories

memegang rekor dunia dengan gedung kayu setinggi sekitar 20 lantai

in the not-so-distant future.

dalam waktu yang tidak terlalu lama.

That Eiffel Tower moment will break the ceiling,

Momen Menara Eiffel itu akan menembus langit-langit

these arbitrary ceilings of height,

dari ketinggian

and allow wood buildings to join the competition.

dan memungkinkan bangunan kayu untuk bergabung dalam persaingain.

And I believe the race is ultimately on.

Dan saya yakin perlombaan itu akan terjadi.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)