Ron McCallum: How technology allowed me to read

Translator: Muhammad Fathi Rayyan Reviewer: Aji Pribadi Henoch

When I was about three or four years old,

Ketika saya berumur sekitar tiga atau empat tahun,

I remember my mum reading a story to me

Saya ingat ibu saya bercerita kepada saya

and my two big brothers,

dan kedua kakak laki-laki saya,

and I remember putting up my hands

dan saya ingat meletakkan tangan saya

to feel the page of the book,

untuk merasakan halaman buku,

to feel the picture they were discussing.

untuk merasakan gambar yang mereka sedang bicarakan.

And my mum said, "Darling,

Dan ibu saya berkata, "Sayang,

remember that you can't see

ingatlah bahwa kamu tidak bisa melihat

and you can't feel the picture

dan kamu tidak dapat merasakan gambarnya

and you can't feel the print on the page."

dan kamu tidak dapat merasakan cetakan diatas halaman buku itu."

And I thought to myself,

Dan saya berkata pada diri saya,

"But that's what I want to do.

"Tapi itulah yang saya mau lakukan.

I love stories. I want to read."

Saya suka cerita. Saya ingin membaca."

Little did I know

Sedikit yang saya tahu

that I would be part of a technological revolution

bahwa saya akan menjadi bagian dari sebuah revolusi teknologi

that would make that dream come true.

yang akan membuat mimpi itu menjadi kenyataan.

I was born premature by about 10 weeks,

Saya lahir prematur sekitar 10 minggu,

which resulted in my blindness, some 64 years ago.

yang mengakibatkan kebutaan saya, 64 tahun yang lalu.

The condition is known as retrolental fibroplasia,

Kondisi ini dikenal sebagai "retrolental fibroplasia",

and it's now very rare in the developed world.

dan sekarang itu sangat jarang ada di negara maju.

Little did I know, lying curled up

Sedikit yang saya tahu, berbaring meringkuk

in my prim baby humidicrib in 1948

di tempat tidur khusus bayi yang baru lahir di tahun 1948

that I'd been born at the right place

bahwa saya telah lahir di tempat yang tepat

and the right time,

dan di waktu yang tepat,

that I was in a country where I could participate

bahwa saya berada di sebuah negara yang saya dapat berpartisipasi

in the technological revolution.

dalam revolusi teknoogi.

There are 37 million totally blind people on our planet,

Ada 37 juta orang buta di planet kita,

but those of us who've shared in the technological changes

tetapi kita yang telah berbagi dalam perubahan teknologi

mainly come from North America, Europe,

kebanyakannya berasal dari Amerika Utara, Eropa,

Japan and other developed parts of the world.

Jepang dan negara maju lainnya di dunia.

Computers have changed the lives of us all in this room

Komputer telah mengubah kehidupan kita semua di ruangan ini

and around the world,

dan di seluruh dunia,

but I think they've changed the lives

tapi saya pikir mereka telah mengubah kehidupan

of we blind people more than any other group.

orang buta seperti kami lebih dari kelompok lain.

And so I want to tell you about the interaction

Dan saya ingin memberitahu Anda tentang interaksi

between computer-based adaptive technology

antara teknologi adaptif berbasis komputer

and the many volunteers who helped me over the years

dan beberapa relawan yang membantu saya selama bertahun-tahun

to become the person I am today.

untuk menjadi orang yang seperti saya hari ini.

It's an interaction between volunteers,

Ini adalah interaksi diantara relawan,

passionate inventors and technology,

penemu bersemangat dan teknologi,

and it's a story that many other blind people could tell.

dan ini adalah cerita yang banyak diceritakan orang buta lainnya.

But let me tell you a bit about it today.

Tapi mari saya ceritakan sedikit tentang hal itu hari ini.

When I was five, I went to school and I learned braille.

Ketika saya berusia lima tahun, saya pergi ke sekolah dan saya belajar braille.

It's an ingenious system of six dots

Ini adalah sistem cerdas dari enam titik

that are punched into paper,

yang dibentuk ke kertas,

and I can feel them with my fingers.

dan saya bisa merasakannya dengan jari-jari saya.

In fact, I think they're putting up my grade six report.

Pada kenyataannya, saya kira mereka memasang rapor kelas enam saya.

I don't know where Julian Morrow got that from.

Saya tidak tahu dari mana Julian Morrow mendapatkannya.

(Laughter)

(Tawa)

I was pretty good in reading,

Saya cukup baik dalam membaca

but religion and musical appreciation needed more work.

tapi untuk pelajaran agama dan apresiasi musik diperlukan kerja yang lebih.

(Laughter)

(Tawa)

When you leave the opera house,

Ketika Anda meninggalkan rumah opera,

you'll find there's braille signage in the lifts.

Anda akan menemukan ada simbol braille di lift.

Look for it. Have you noticed it?

Carilah. Apakah anda menyadarinya?

I do. I look for it all the time.

Saya menyadarinya. Saya mencarinya setiap waktu.

(Laughter)

(Tawa)

When I was at school,

Ketika saya berada di sekolah,

the books were transcribed by transcribers,

buku-buku ditranskripsi (ke braille) oleh transkriptor,

voluntary people who punched one dot at a time

Sukarelawan menebuk titik satu per satu

so I'd have volumes to read,

karena itu, saya ada banyak buku untuk dibaca,

and that had been going on, mainly by women,

dan itulah yang telah terjadi seterusnya, terutama oleh perempuan,

since the late 19th century in this country,

sejak akhir abad ke-19 di negara ini,

but it was the only way I could read.

tapi itu adalah satu-satunya cara agar saya bisa membaca.

When I was in high school,

Ketika saya berada di sekolah menengah,

I got my first Philips reel-to-reel tape recorder,

Saya mendapatkan alat perekam Philips pertama saya

and tape recorders became my sort of pre-computer

dan alat perekam menjadi semacam

medium of learning.

media pembelajaran saya sebelum komputer.

I could have family and friends read me material,

keluarga dan teman-teman saya bisa membacakan saya bahan bacaan,

and I could then read it back

dan kemudian saya bisa mengulang membacanya

as many times as I needed.

sebanyak yang saya perlu.

And it brought me into contact

Dan itu membawa saya ke dalam kontak

with volunteers and helpers.

dengan para relawan dan penolong.

For example, when I studied at graduate school

Sebagai contoh, ketika saya belajar di sekolah pascasarjana

at Queen's University in Canada,

di Queen's University di Kanada,

the prisoners at the Collins Bay jail agreed to help me.

para tahanan di penjara Collins Bay setuju untuk membantu saya.

I gave them a tape recorder, and they read into it.

Aku memberi mereka alat perekam, dan mereka membacakannya untuk saya.

As one of them said to me,

Sebagaimana salah satu dari mereka berkata kepada saya,

"Ron, we ain't going anywhere at the moment."

"Ron, kita tidak akan kemana mana saat ini."

(Laughter)

(Tawa)

But think of it. These men,

Tapi pikirkan itu. Para pria ini,

who hadn't had the educational opportunities I'd had,

yang tidak memiliki kesempatan pendidikan seperti yang saya miliki,

helped me gain post-graduate qualifications in law

membantu saya mendapatkan kualifikasi pascasarjana dalam hukum

by their dedicated help.

dengan bantuan dedikasi mereka.

Well, I went back and became an academic

Nah, saya kembali dan menjadi akademisi

at Melbourne's Monash University,

di Monash University Melbourne,

and for those 25 years,

dan selama 25 tahun itu,

tape recorders were everything to me.

alat perekam adalah segalanya bagi saya.

In fact, in my office in 1990,

Faktanya, di kantor saya pada tahun 1990,

I had 18 miles of tape.

Saya memiliki 18 mil pita rekaman.

Students, family and friends all read me material.

Para pelajar, keluarga dan kawan membacakannya untuk saya.

Mrs. Lois Doery,

Ny. Lois Doery,

whom I later came to call my surrogate mum,

yang kemudian saya memanggilnya ibu angkat saya,

read me many thousands of hours onto tape.

membacakan saya beberapa ribu jam ke dalam rekaman.

One of the reasons I agreed to give this talk today

Salah satu alasan saya setuju untuk memberi ceramah ini hari ini

was that I was hoping that Lois would be here

adalah karena saya berharap bahwa Lois akan berada di sini

so I could introduce you to her and publicly thank her.

jadi saya bisa memperkenalkannya dan berterima kasih padanya secara publik.

But sadly, her health hasn't permitted her to come today.

Tapi sayangnya, kesehatannya tidak mengizinkan dia untuk datang hari ini.

But I thank you here, Lois, from this platform.

Tetapi saya berterima kasih disini, Lois, dari panggung ini.

(Applause)

(Tepuk tangan)

I saw my first Apple computer in 1984,

Aku melihat komputer Apple pertama saya pada tahun 1984,

and I thought to myself,

dan saya berpikir sendiri,

"This thing's got a glass screen, not much use to me."

"Benda ini punya layar kaca, tidak begitu berguna untuk saya."

How very wrong I was.

Betapa sangat salahnya saya.

In 1987, in the month our eldest son Gerard was born,

Pada tahun 1987, di bulan ketika putra sulung kami Gerard lahir,

I got my first blind computer,

Aku mendapatkan komputer buta pertama saya,

and it's actually here.

dan itu sebenarnya di sini.

See it up there?

Apakah anda melihatnya di sana?

And you see it has no, what do you call it, no screen.

Dan Anda melihat ia tidak memiliki, bagaimana Anda menyebutnya, tidak ada layar.

(Laughter)

(Tawa)

It's a blind computer.

Ini adalah komputer buta.

(Laughter)

(Tawa)

It's a Keynote Gold 84k,

Ini adalah Keynote Gold 84k,

and the 84k stands for it had 84 kilobytes of memory.

dan 84k singkatan itu 84 kilobyte memori.

(Laughter)

(Tawa)

Don't laugh, it cost me 4,000 dollars at the time. (Laughter)

Jangan tertawa, harganya 4.000 dolar pada saat itu. (Tawa)

I think there's more memory in my watch.

Saya pikir ada lebih banyak memori di arloji saya.

It was invented by Russell Smith, a passionate inventor

Benda ini ditemukan oleh Russell Smith, seorang penemu yang semangat

in New Zealand who was trying to help blind people.

di Selandia Baru yang mencoba untuk membantu orang buta.

Sadly, he died in a light plane crash in 2005,

Sayangnya, dia meninggal dalam kecelakaan pesawat pada tahun 2005,

but his memory lives on in my heart.

tapi kenangannya hidup dalam hati saya.

It meant, for the first time,

Ini berarti, untuk pertama kalinya,

I could read back what I had typed into it.

Saya bisa membaca kembali apa yang telah saya ketik di dalamnya.

It had a speech synthesizer.

Ia memiliki penyintetis ucapan.

I'd written my first coauthored labor law book

Saya menulis buku hukum perburuhan pertama saya

on a typewriter in 1979 purely from memory.

pada mesin tik pada tahun 1979 murni dari memori.

This now allowed me to read back what I'd written

Sekarang ini memungkinkan saya untuk membaca kembali apa yang kutulis

and to enter the computer world,

dan untuk memasuki dunia komputer,

even with its 84k of memory.

bahkan hanya dengan memori sebesar 84k.

In 1974, the great Ray Kurzweil, the American inventor,

Pada tahun 1974, Ray Kurzweil yang terkenal, seorang penemu Amerika,

worked on building a machine that would scan books

bekerja membuat sebuah mesin yang akan memindai buku

and read them out in synthetic speech.

dan membacanya dalam ucapan sintetis.

Optical character recognition units then

Unit pengenalan karakter optik kemudian

only operated usually on one font,

hanya beroperasi biasanya pada satu font,

but by using charge-coupled device flatbed scanners

Tapi dengan menggunakan alat pemindai (scanner)

and speech synthesizers,

dan sintesa suara,

he developed a machine that could read any font.

ia mengembangkan sebuah mesin yang bisa membaca huruf dengan font apapun.

And his machine, which was as big as a washing machine,

Dan mesinnya, yang sebesar mesin cuci,

was launched on the 13th of January, 1976.

diluncurkan pada 13 Januari 1976.

I saw my first commercially available Kurzweil

Pertama kali aku melihat Kurzweil secara komersial

in March 1989, and it blew me away,

pada Maret 1989, Membuat saya seperti melayang

and in September 1989,

dan pada bulan September 1989,

the month that my associate professorship

bulan di mana jabatan profesor saya

at Monash University was announced,

di Universitas Monash diumumkan

the law school got one, and I could use it.

fakultas hukum mempunyainya, dan saya bisa menggunakannya.

For the first time, I could read what I wanted to read

Untuk pertama kalinya, saya bisa membaca apa yang saya ingin baca

by putting a book on the scanner.

dengan meletakkan sebuah buku pada alat pemindai.

I didn't have to be nice to people!

Aku tidak harus bersikap baik kepada orang-orang!

(Laughter)

(Tawa)

I no longer would be censored.

Saya tidak lagi akan disensor.

For example, I was too shy then,

Sebagai contoh, saya dulu sangat malu,

and I'm actually too shy now, to ask anybody

dan sebenarnya sampai sekarang, saya masih sangat malu, untuk meminta seseorang

to read me out loud sexually explicit material.

untuk membacakan saya bahan bacaan yang eksplisit secara seksual.

(Laughter)

(Tawa)

But, you know, I could pop a book on in the middle of the night, and --

Tapi, kau tahu, saya bisa mengambil sebuah buku di tengah malam, dan -

(Laughter) (Applause)

(Tawa) (Tepuk Tangan)

Now, the Kurzweil reader is simply

Sekarang, alat pembaca Kurzweil hanyalah

a program on my laptop.

sebuah program di laptop saya.

That's what it's shrunk to.

Begitulah bagaimana benda itu menyusut.

And now I can scan the latest novel

Dan sekarang saya dapat memindai novel terbaru

and not wait to get it into talking book libraries.

dan tidak sabar untuk mendapatkannya di perpustakaan buku berbicara.

I can keep up with my friends.

Saya bisa mengikuti perkembangan teman-teman saya.

There are many people who have helped me in my life,

Ada banyak orang yang telah membantu saya dalam hidup saya,

and many that I haven't met.

dan banyak yang saya belum pernah saya temui.

One is another American inventor Ted Henter.

Salah satunya adalah seorang lagi penemu Amerika, Ted Henter.

Ted was a motorcycle racer,

Ted adalah seorang pembalap sepeda motor,

but in 1978 he had a car accident and lost his sight,

tapi pada tahun 1978 ia mengalami kecelakaan mobil dan kehilangan penglihatannya,

which is devastating if you're trying to ride motorbikes.

yang sangat buruk jika Anda mencoba untuk naik sepeda motor.

He then turned to being a waterskier

Dia kemudian berubah menjadi pemain ski air

and was a champion disabled waterskier.

dan menjadi juara pemain ski air yang cacat.

But in 1989, he teamed up with Bill Joyce

Tetapi pada tahun 1989, ia bekerja sama dengan Bill Joyce

to develop a program that would read out

untuk mengembangkan program yang akan membacakan

what was on the computer screen

apa yang ada di layar komputer

from the Net or from what was on the computer.

dari internet atau dari apa yang ada pada komputer.

It's called JAWS, Job Access With Speech,

Hal ini disebut JAWS, pekerjaan akses dengan ucapan,

and it sounds like this.

dan kedengarannya seperti ini.

(JAWS speaking)

(JAWS berbicara)

Ron McCallum: Isn't that slow?

Ron McCallum: Bukankah itu lambat?

(Laughter)

(Tertawa)

You see, if I read like that, I'd fall asleep.

Anda lihat, jika saya membaca seperti itu, aku akan tertidur.

I slowed it down for you.

Saya melambatkannya untuk Anda.

I'm going to ask that we play it at the speed I read it.

Saya akan meminta kita untuk memutarnya di kecepatan seperti ketika saya membacanya.

Can we play that one?

Bisa kita putarkan satu?

(JAWS speaking)

(JAWS berbicara)

(Laughter)

(Tertawa)

RM: You know, when you're marking student essays,

RM: Kau tahu, ketika Anda sedang mengoreksi esai mahasiswa,

you want to get through them fairly quickly.

Anda ingin menyelesaikannya dengan cukup cepat.

(Laughter) (Applause)

(Tertawa) (Tepuk tangan)

This technology that fascinated me in 1987

Teknologi ini yang membuat saya terpesona pada tahun 1987

is now on my iPhone and on yours as well.

yang sekarang pada iPhone milik saya dan Anda juga.

But, you know, I find reading with machines

Tapi, Anda tahu, saya menemukan bahwa membaca dengan menggunakan mesin

a very lonely process.

adalah sebuah proses yang sangat sunyi.

I grew up with family, friends, reading to me,

Saya dibesarkan dengan keluarga, teman-teman, membacakan untuk saya,

and I loved the warmth and the breath

dan saya mencintai kehangatan dan nafas

and the closeness of people reading.

dan kedekatan orang yang membaca.

Do you love being read to?

Apakah Anda suka dibacakan sesuatu?

And one of my most enduring memories

Dan salah satu kenangan yang paling abadi

is in 1999, Mary reading to me and the children

di tahun 1999, Maria membaca untuk saya dan anak-anak

down near Manly Beach

dekat dengan Pantai Manly

"Harry Potter and the Philosopher's Stone."

"Harry Potter dan Batu Bertuah."

Isn't that a great book?

Bukankah itu sebuah buku bagus?

I still love being close to someone reading to me.

Saya masih senang berdekatan dengan seseorang yang membaca untuk saya.

But I wouldn't give up the technology,

Tetapi saya tidak akan menyerah dengan teknologi,

because it's allowed me to lead a great life.

karena ini telah memungkinkan saya untuk menjalani kehidupan yang hebat.

Of course, talking books for the blind

Tentu saja, berbicara tentang buku untuk orang buta

predated all this technology.

mendahului semua teknologi ini.

After all, the long-playing record was developed

Setelah semua, rekaman yang diputar lama dikembangkan

in the early 1930s,

di awal 1930-an,

and now we put talking books on CDs

dan sekarang kita meletakkan buku yang bersuara di CD

using the digital access system known as DAISY.

menggunakan sistem digital akses yang dikenal sebagai DAISY.

But when I'm reading with synthetic voices,

Tetapi ketika saya membaca dengan suara sintetis,

I love to come home and read a racy novel

Saya suka pulang ke rumah dan membaca sebuah novel

with a real voice.

dengan suara yang nyata.

Now there are still barriers

Sekarang itu masih ada hambatan

in front of we people with disabilities.

di depan kami para penderita cacat.

Many websites we can't read using JAWS

Banyak situs web yang kami tidak bisa membacanya menggunakan JAWS

and the other technologies.

dan teknologi lainnya.

Websites are often very visual,

Situs web sering sangat visual,

and there are all these sorts of graphs

dan ada segala macam grafik ini

that aren't labeled and buttons that aren't labeled,

yang tidak diberi label dan tombol-tombol yang tidak berlabel,

and that's why the World Wide Web Consortium 3,

dan itulah mengapa Konsorsium World Wide Web 3,

known as W3C, has developed worldwide standards

dikenal sebagai W3C, telah mengembangkan standar di seluruh dunia

for the Internet.

untuk Internet.

And we want all Internet users or Internet site owners

Dan kami ingin semua pengguna Internet atau pemilik situs Internet

to make their sites compatible so that

untuk membuat situs mereka kompatibel sehingga

we persons without vision can have a level playing field.

kita orang yang tidak bisa melihat dapat mempunyai kesempatan yang sama.

There are other barriers brought about by our laws.

Ada hambatan lainnya yang dikarenakan hukum-hukum kita.

For example, Australia,

Sebagai contoh, Australia,

like about one third of the world's countries,

seperti sekitar sepertiga dari negara-negara di dunia,

has copyright exceptions which allow books to be brailled

memiliki pengecualian hak cipta yang memungkinkan buku-buku untuk dibuat menjadi braile

or read for we blind persons.

atau membaca untuk orang buta seperti kita.

But those books can't travel across borders.

Tapi buku-buku tersebut tidak berjalan melintasi perbatasan.

For example, in Spain, there are a 100,000

Sebagai contoh, di Spanyol, ada 100.000

accessible books in Spanish.

buku-buku yang dapat diakses dalam bahasa Spanyol.

In Argentina, there are 50,000.

Di Argentina, ada 50.000.

In no other Latin American country

Dan di negara Amerika Latin lainnya

are there more than a couple of thousand.

ada lebih dari beberapa ribu.

But it's not legal to transport the books

Tapi adalah tidak legal untuk mengirim buku

from Spain to Latin America.

dari Spanyol ke Amerika Latin.

There are hundreds of thousands of accessible books

Ada ratusan ribu buku-buku yang dapat diakses

in the United States, Britain, Canada, Australia, etc.,

di Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, dll.,

but they can't be transported to the 60 countries

tetapi mereka tidak dapat diangkut ke 60 negara

in our world where English is the first and the second language.

di dunia dimana bahasa Inggris adalah bahasa utama dan bahasa kedua.

And remember I was telling you about Harry Potter.

Dan ingat, saya tadi bercerita tentang Harry Potter.

Well, because we can't transport books across borders,

Nah, karena kita tidak bisa mengirim buku di melewati perbatasan,

there had to be separate versions read

harus ada versi terpisah

in all the different English-speaking countries:

di semua negara yang berbahasa Inggris:

Britain, United States, Canada, Australia,

Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia,

and New Zealand all had to have

dan Selandia Baru semua harus memiliki

separate readings of Harry Potter.

bacaan Harry Potter yang berbeda.

And that's why, next month in Morocco,

Dan itulah sebabnya, bulan depan di Maroko,

a meeting is taking place between all the countries.

sebuah pertemuan akan berlangsung diantara semua negara.

It's something that a group of countries

Ini adalah sesuatu yang sekelompok negara

and the World Blind Union are advocating,

dan Persatuan Orang Buta Dunia menganjurkan,

a cross-border treaty

sebuah perjanjian lintas-perbatasan

so that if books are available under a copyright exception

sehingga jika buku berada di bawah undang-undang pengecualian hak cipta

and the other country has a copyright exception,

dan negara lain mempunyai pengecualian hak cipta,

we can transport those books across borders

kita dapat mengirim buku-buku melewati perbatasan

and give life to people, particularly in developing countries,

dan memberikan kehidupan kepada orang-orang, terutama di negara-negara berkembang,

blind people who don't have the books to read.

dimana orang-orang buta tidak memiliki buku-buku untuk membaca.

I want that to happen.

Saya ingin itu terjadi.

(Applause)

(Tepuk tangan)

My life has been extraordinarily blessed

Hidup saya sangatlah diberkati

with marriage and children

dengan perkawinan dan anak-anak

and certainly interesting work to do,

dan tentu saja dengan pekerjaan menarik yang dilakukan,

whether it be at the University of Sydney Law School,

Apakah itu berada di fakultas hukum Universitas Sydney,

where I served a term as dean,

dimana saya menjabat Dekan selama setahun,

or now as I sit on the United Nations Committee

atau sekarang ketika saya duduk di Komite PBB

on the Rights of Persons with Disabilities, in Geneva.

pada hak-hak Penyandang Cacat di Jenewa.

I've indeed been a very fortunate human being.

Saya memang manusia yang sangat beruntung.

I wonder what the future will hold.

Saya bertanya-tanya apakah dimasa mendatang,

The technology will advance even further,

Teknologi akan maju lebih jauh lagi,

but I can still remember my mum saying, 60 years ago,

tapi saya masih ingat ibu saya berkata, 60 tahun yang lalu,

"Remember, darling,

"Ingat, sayang,

you'll never be able to read the print with your fingers."

kamu tidak pernah akan mampu membaca cetakan dengan jari-jari kamu."

I'm so glad that the interaction between braille transcribers,

Saya sangat senang bahwa interaksi antara transkriptor braille,

volunteer readers and passionate inventors,

pembaca relawan dan penemu yang bersemangat ,

has allowed this dream of reading to come true for me

telah memungkinkan mimpi membaca ini menjadi kenyataan bagi saya

and for blind people throughout the world.

dan untuk orang buta di seluruh dunia.

I'd like to thank my researcher Hannah Martin,

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada peneliti saya Hannah Martin,

who is my slide clicker, who clicks the slides,

yang menjadi menjadi penklik slide saya

and my wife, Professor Mary Crock, who's the light of my life,

dan istri saya, Profesor Mary Crock, yang menjadi penerang dalam hidup saya,

is coming on to collect me.

yang akan akan datang untuk memimpin saya pergi.

I want to thank her too.

Saya ingin berterima kasih padanya juga.

I think I have to say goodbye now.

Saya pikir saya harus mengucapkan selamat tinggal sekarang.

Bless you. Thank you very much.

Tuhan memberkatimu. Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Yay! (Applause)

Yay! (Tepuk tangan)

Okay. Okay. Okay. Okay. Okay. (Applause)

Oke. Oke. Oke. Oke. Oke. (Tepuk tangan)