Hans Rosling: The good news of the decade?

Translator: Wahyu Perdana Yudistiawan Reviewer: Antonius Yudi Sendjaja

We are here today

Kita hari ini berada di sini

because [the] United Nations

karena Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)

have defined goals

telah menetapkan target-target

for the progress of countries.

untuk mengukur kemajuan negara-negara.

They're called Millennium Development Goals.

Target ini dinamakan "Tujuan Pembangunan Milenium" (MDG)

And the reason I really like these goals

Dan alasan mengapa saya benar-benar suka dengan target-target ini

is that there are eight of them.

adalah bahwa terdapat delapan target.

And by specifying eight different goals,

Dan dengan menetapkan delapan target yang berbeda,

the United Nations has said

PBB secara tidak langsung berkata

that there are so many things needed

bahwa ada banyak sekali hal yang harus

to change in a country

berubah di sebuah negara supaya

in order to get the good life for people.

masyarakatnya mendapatkan hidup yang lebih baik.

Look here -- you have to end poverty,

Lihat di sini, anda harus mengakhiri kemiskinan,

education, gender,

pendidikan, gender,

child and maternal health,

kesehatan ibu dan anak,

control infections, protect the environment

pengendalian infeksi, perlindungan lingkungan

and get the good global links between nations

dan mencapai hubungan global yang baik antar negara

in every aspect

di setiap aspek

from aid to trade.

dari bantuan hingga perdagangan.

There's a second reason I like these development goals,

Ada alasan lain mengapa saya suka tujuan pembangunan ini,

and that is because each and every one is measured.

dan itu karena tiap-tiap tujuannya terukur.

Take child mortality;

Ambil contoh tingkat kematian balita.

the aim here is to reduce child mortality

Di sini tujuannya adalah untuk mengurangi tingkat kematian balita

by two-thirds,

sebanyak dua-pertiga.

from 1990 to 2015.

dari 1990 sampai 2015.

That's a four percent reduction per year --

Itu berarti empat persen penurunan per tahun.

and this, with measuring.

Dan hal ini terukur.

That's what makes the difference

Inilah yang membedakan

between political talking like this

antara janji-janji politik

and really going for the important thing,

dengan benar-benar melakukan sesuatu yang penting,

a better life for people.

hidup yang lebih baik bagi orang-orang.

And what I'm so happy about with this

Dan yang saya sangat senang tentang ini

is that we have already documented

adalah bahwa kita telah mendokumentasikan

that there are many countries

bahwa ada banyak negara-negara

in Asia, in the Middle East,

di Asia, di Timur-Tengah,

in Latin America and East Europe

di Amerika Latin, dan di Eropa Timur

that [are] reducing with this rate.

yang berkurang dengan tingkat yang sama.

And even mighty Brazil is going down with five percent per year,

Dan bahkan Brazil turun lima persen per tahun,

and Turkey with seven percent per year.

dan Turki tujuh persen per tahun.

So there's good news.

Jadi ada kabar baik.

But then I hear people saying, "There is no progress in Africa.

Tapi lalu saya mendengar orang-orang berkata, "Tidak ada kemajuan di Afrika.

And there's not even statistics on Africa

Dan bahkan tidak ada statistik tentang Afrika

to know what is happening."

untuk mengetahui apa yang terjadi."

I'll prove them wrong on both points.

Saya akan buktikan mereka salah dalam kedua hal itu.

Come with me to the wonderful world of statistics.

Marilah kita melihat dunia statistik yang memukau.

I bring you to the webpage, ChildMortality.org,

Saya bawa anda ke situs ini, ChildMortality.org,

where you can take deaths in children

di mana anda dapat melihat tingkat kematian

below five years of age for all countries --

balita (bawah lima tahun) di tiap-tiap negara.

it's done by U.N. specialists.

Ini dibuat oleh para ahli dari PBB.

And I will take Kenya as an example.

Dan saya akan ambil Kenya sebagai contoh.

Here you see the data.

Di sini anda dapat lihat datanya.

Don't panic -- don't panic now, I'll help you through this.

Jangan panik. Jangan panik dulu. Saya akan bantu anda melihat ini.

It looks nasty, like in college

Ini terlihat ribet, seperti saat kuliah

when you didn't like statistics.

apalagi jika anda tidak suka statistik.

But first thing, when you see dots like this,

Tapi pertama-tama, jika anda melihat titik-titik seperti ini,

you have to ask yourself:

anda harus bertanya kepada diri anda sendiri:

from where do the data come?

dari mana datanya datang?

What is the origin of the data?

Apa sumber dari data ini?

Is it so that in Kenya,

Apakah di Kenya

there are doctors and other specialists

ada dokter dan spesialis lainnya

who write the death certificate at the death of the child

yang menulis akta kematian dari balita itu,

and it's sent to the statistical office?

dan lalu dikirim ke badan pusat statistik?

No -- low-income countries like Kenya

Tidak. Negara berpendapatan kecil seperti Kenya

still don't have that level of organization.

masih tidak punya organisasi semacam itu.

It exists, but it's not complete

Ada, tapi tidak lengkap,

because so many deaths occur in the home

karena begitu banyak kematian terjadi di rumah

with the family,

di dalam keluarga,

and it's not registered.

dan itu tidak terdaftar.

What we rely on is not an incomplete system.

Kita tidak bergantung kepada sistem yang tidak lengkap.

We have interviews, we have surveys.

Kita punya wawancara, kita punya survei.

And this is highly professional

Dan ini adalah pewawancara wanita

female interviewers

yang sangat profesional

who sit down for one hour with a woman

yang akan duduk selama satu jam bersama seorang wanita

and ask her about [her] birth history.

dan bertanya mengenai ceritanya dalam melahirkan.

How many children did you have?

Berapa anak yang anda miliki?

Are they alive?

Apakah mereka masih hidup?

If they died, at what age and what year?

Jika mereka meninggal, pada umur berapa dan tahun berapa?

And then this is done in a representative sample

Dan kemudian hal ini dilakukan dalam sampel yang mewakili

of thousands of women in the country

dari ribuan wanita di negara tersebut

and put together in what used to be called

untuk kemudian disatukan ke dalam apa yang dulu disebut

a demographic health survey report.

laporan survei demografi kesehatan.

But these surveys are costly,

Tapi survei-survei semacam ini sangatlah mahal,

so they can only be done [in] three- to five-year intervals.

sehingga hanya bisa dilakukan tiap tiga sampai lima tahun sekali.

But they have good quality.

Tapi kualitasnya bagus.

So this is a limitation.

Jadi terdapat limitasi.

And all these colored lines here are results;

Dan semua garis-garis berwarna ini adalah hasilnya;

each color is one survey.

setiap warna adalah satu survei.

But that's too complicated for today, so I'll simplify it for you,

Tapi itu terlalu rumit untuk hari ini, jadi saya sederhanakan untuk anda,

and I give you one average point for each survey.

dan saya berikan anda satu nilai rata-rata untuk tiap survei.

This was 1977, 1988,

Ini adalah 1977, 1988,

1992, '97

1992,'97

and 2002.

dan 2002.

And when the experts in the U.N.

Dan ketika ahli-ahli di PBB

have got these surveys in place in their database,

mendapatkan hasil survei ini di database mereka,

then they use advanced mathematical formulas

mereka lalu menggunakan rumus-rumus matematika yang canggih

to produce a trend line, and the trend line looks like this.

untuk menghasilkan garis trend, dan garis trend itu terlihat seperti ini.

See here -- it's the best fit they can get of this point.

Lihat ini. Ini adalah kurva yang paling cocok untuk titik-titik ini.

But watch out --

Tapi hati-hati.

they continue the line

Mereka meneruskan garisnya

beyond the last point

melewati titik terakhir

out into nothing.

keluar ke ruang hampa.

And they estimated that in 2008,

Dan mereka memperkirakan bahwa, pada tahun 2008

Kenya had per child mortality of 128.

Kenya memiliki tingkat kematian balita sebesar 128.

And I was sad,

Dan saya sedih,

because we could see

karena kita dapat melihat

this reversal in Kenya

kenaikan ini di Kenya

with an increased child mortality in the 90s.

dengan kenaikan tingkat kematian balita di tahun 90an.

It was so tragic.

Itu sungguh tragis.

But in June, I got a mail in my inbox

Tapi Juni lalu saya mendapat sebuah surat

from Demographic Health Surveys,

dari Survei Demografi Kesehatan,

and it showed good news from Kenya.

dan di situ ada berita baik dari Kenya.

I was so happy.

Saya sungguh gembira.

This was the estimate of the new survey.

Ini adalah perkiraan dari survei terbaru.

Then it just took another three months

Lalu hanya tiga bulan kemudian

for [the] U.N. to get it into their server,

data itu masuk ke server PBB,

and on Friday we got the new trend line --

dan pada hari Jumat kita dapatkan garis trend yang baru.

it was down here.

Jadinya di bawah sini.

Isn't it nice -- isn't it nice, yeah?

Bagus kan? Bagus ya?

I was actually, on Friday, sitting in front of my computer,

Saya sebenarnya, hari Jumat itu, duduk di depan komputer saya,

and I saw the death rate fall

dan saya melihat jatuhnya tingkat kematian balita

from 128 to 84 just that morning.

dari 128 ke 84 baru pada saat pagi itu.

So we celebrated.

Jadi kita merayakannya.

But now, when you have this trend line,

Tapi sekarang, ketika kita punya garis trend ini,

how do we measure progress?

bagaimana kita mengukur kemajuan?

I'm going into some details here,

Saya akan masuk sedikit detil di sini,

because [the] U.N. do it like this.

karena PBB melakukannya seperti ini.

They start [in] 1990 -- they measure to 2009.

Mereka mulai dari 1990, lalu diukur sampai ke 2009.

They say, "0.9 percent, no progress."

Lalu mereka berkata, "0,9 persen, tidak ada kemajuan."

That's unfair.

Itu tidak adil.

As a professor, I think I have the right to propose something differently.

Sebagai seorang professor, saya rasa saya punya hak untuk mengusulkan sesuatu yang berbeda.

I would say, at least do this --

Saya rasa, paling tidak lakukan ini.

10 years is enough to follow the trend.

10 tahun cukup untuk mengikuti sebuah trend.

It's two surveys, and you can see what's happening now.

Ini dari dua survei, dan sekarang anda bisa lihat apa yang terjadi.

They have 2.4 percent.

Mereka punya 2,4 persen.

Had I been in the Ministry of Health in Kenya,

Jika saya jadi Menteri Kesehatan di Kenya,

I may have joined these two points.

saya akan hubungkan dua titik ini.

So what I'm telling you

Jadi apa yang saya katakan kepada anda

is that we know the child mortality.

adalah bahwa kita tahu tingkat kematian balita.

We have a decent trend.

Kita punya trend yang lumayan bagus.

It's coming into some tricky things then

Tapi kita sampai ke bagian yang agak rumit

when we are measuring MDGs.

ketika kita mengukur MDG (Tujuan Pembangunan Milenium).

And the reason here for Africa is especially important,

Dan alasannya di sini sangat penting untuk Afrika,

because '90s was a bad decade,

karena 90an adalah dekade yang buruk,

not only in Kenya, but across Africa.

bukan hanya di Kenya, tapi di seluruh Afrika.

The HIV epidemic peaked.

Wabah HIV memuncak.

There was resistance for the old malaria drugs, until we got the new drugs.

Ada resistensi terhadap obat malaria yang lama, sehingga harus menunggu obat baru.

We got, later, the mosquito netting.

Baru kemudian kita punya kelambu.

And there was socio-economic problems,

Dan juga ada masalah-masalah sosio-ekonomi,

which are now being solved at a much better scale.

yang sekarang ditangani dengan skala yang jauh lebih baik.

So look at the average here --

Jadi lihat rata-ratanya di sini.

this is the average for all of sub-Saharan Africa.

Ini adalah rata-rata untuk seluruh Afrika sub-Sahara.

And [the] U.N. says

dan PBB berkata

it's a reduction with 1.8 percent.

ini adalah penurunan sebesar 1,8 persen.

Now this sounds a little theoretical,

Sekarang ini kedengaran sedikit teoritis,

but it's not so theoretical.

tapi ini tidak begitu adanya.

You know, these economists,

Anda tahu, ekonom-ekonom ini,

they love money, they want more and more of it, they want it to grow.

mereka suka uang, mereka mau lebih dan lebih lagi, dan mereka ingin itu untuk tumbuh.

So they calculate the percent annual growth rate of [the] economy.

Jadi mereka menghitung persentase tingkat pertumbuhan ekonomi per tahun.

We in public health, we hate child death,

Kami di kesehatan publik, tidak suka kematian balita,

so we want less and less and less of child deaths.

jadi kita mau lebih kecil dan lebih kecil lagi tingkat kematian balitanya.

So we calculate the percent reduction per year,

Jadi kita menghitung persentase tingkat penurunan per tahun.

but it's sort of the same percentage.

Tapi itu kurang lebih persentase yang sama.

If your economy grows with four percent,

Jika ekonomi anda bertumbuh empat persen,

you ought to reduce child mortality four percent;

anda seharusnya mengurangi tingkat kematian anak empat persen,

if it's used well and people are really involved

jika itu digunakan dengan baik dan orang-orang benar-benar terlibat

and can get the use of the resources in the way they want it.

dan dapat menggunakan sumber daya sebagaimana mereka pandang baik.

So is this fair now to measure this over 19 years?

Jadi apakah ini adil untuk mengukur ini dalam kurun 19 tahun?

An economist would never do that.

Seorang ekonom tidak akan melakukan itu.

I have just divided it into two periods.

Saya membaginya ke dalam dua periode.

In the 90s, only 1.2 percent,

Di 90an, hanya 1,2 persen,

only 1.2 percent.

hanya 1,2 persen.

Whereas now, second gear --

Dibandingkan sekarang, persneling kedua --

it's like Africa had first gear,

seperti Afrika yang masuk persneling pertama,

now they go into second gear.

sekarang mereka masuk persneling kedua.

But even this

Tapi bahkan ini pun,

is not a fair representation of Africa,

bukanlah representasi yang adil untuk Afrika,

because it's an average,

karena ini adalah rata-rata,

it's an average speed of reduction in Africa.

ini adalah kecepatan penurunan [kematian balita] di Afrika.

And look here when I take you into my bubble graphs.

Dan lihat di sini ketika saya membawa anda ke dalam grafik bulatan saya.

Still here,

Masih di sini,

child death per 1,000 on that axis.

tingkat kematian balita per 1.000 balita di sumbu itu.

Here we have [the] year.

Di sini kita punya tahun.

And I'm now giving you a wider picture than the MDG.

Dan saya sekarang akan memberikan anda gambaran yang lebih luas daripada MDG.

I start 50 years ago

Saya mulai 50 tahun yang lalu

when Africa celebrated independence in most countries.

ketika kebanyakan negara-negara di Afrika merdeka.

I give you Congo, which was high,

Di sini ada Kongo, yang tinggi,

Ghana -- lower. And Kenya -- even lower.

Ghana, lebih rendah, dan Kenya, bahkan lebih rendah lagi.

And what has happened over the years since then? Here we go.

Dan apa yang telah terjadi selama ini sejak saat itu? Mari kita mulai.

You can see, with independence, literacy improved

Anda dapat lihat, dengan kemerdekaan, buta huruf diberantas

and vaccinations started, smallpox was eradicated,

vaksinasi dimulai, cacar diberantas,

hygiene was improved, and things got better.

kebersihan ditingkatkan, dan semuanya jadi lebih baik.

But then, in the '80s, watch out here.

Namun, ketika sampai ke tahun '80an, lihat di sini.

Congo got into civil war,

Kongo masuk dalam perang sipil,

and they leveled off here.

dan menjadi datar di sini.

Ghana got very ahead, fast.

Ghana jadi sangat cepat.

This was the backlash in Kenya, and Ghana bypassed,

Di sini Kenya naik, dan Ghana melewatinya,

but then Kenya and Ghana go down together --

tapi lalu Kenya dan Ghana turun bersama-sama --

still a standstill in Congo.

masih mandek di Kongo.

That's where we are today.

Dan ini adalah di mana kita berada sekarang.

You can see it doesn't make sense

Anda dapat lihat, tidaklah masuk akal

to make an average of this zero improvement

untuk merata-rata tingkat kemajuan yang nihil di sini

and this very fast improvement.

dengan tingkat kemajuan yang pesat di sini.

Time has come

Waktunya telah tiba

to stop thinking about sub-Saharan Africa as one place.

untuk berhenti menganggap Afrika sub-Sahara sebagai satu tempat.

Their countries are so different,

Negara-negaranya sangatlah berbeda,

and they merit to be recognized in the same way,

dan mereka layak untuk dikenal dengan cara yang sama,

as we don't talk about Europe as one place.

seperti kita tidak berbicara tentang Eropa sebagai satu tempat.

I can tell you that the economy in Greece and Sweden are very different --

Saya dapat katakan kepada anda bahwa ekonomi di Yunani dan Swedia sangatlah berbeda.

everyone knows that.

Semua orang tahu itu.

And they are judged, each country, on how they are doing.

Dan mereka dinilai, masing-masing negara, seberapa suksesnya mereka.

So let me show the wider picture.

Jadi mari saya berikan gambaran lebih luas.

My country, Sweden:

Negara saya, Swedia:

1800, we were up there.

1800, kita ada di atas sana.

What a strange personality disorder we must have,

Betapa anehnya kepribadian kita,

counting the children so meticulously in spite of a high child death rate.

menghitung jumlah anak sebegitu teliti meskipun tingkat kematian balita sebegitu tinggi.

It's very strange. It's sort of embarrassing.

Itu sangat aneh. Agak memalukan sebenarnya.

But we had that habit in Sweden, you know,

Tapi kita punya kebiasaan itu di Swedia, anda tahu,

that we counted all the child deaths,

kita menghitung semua kematian balita,

even if we didn't do anything about it.

walaupun kita tidak melakukan apa-apa.

And then, you see, these were famine years.

Dan anda tahu, ini adalah tahun-tahun paceklik.

These were bad years, and people got fed up with Sweden.

Ini adalah tahun-tahun yang buruk, dan orang-orang kesal dengan Swedia.

My ancestors moved to the United States.

Nenek moyang saya pindah ke Amerika Serikat.

And eventually, soon they started to get better and better here.

Dan akhirnya, kemudian hidup menjadi lebih baik dan lebih baik di sini.

And here we got better education, and we got health service,

Dan di sini kita punya pendidikan yang lebih baik, dan kita punya layanan kesehatan,

and child mortality came down.

dan tingkat kematian balita turun.

We never had a war; Sweden was in peace all this time.

Tidak pernah ada perang; Swedia selalu tentram selama ini.

But look, the rate of lowering

Tapi lihat, tingkat penurunan

in Sweden

di Swedia

was not fast.

tidaklah cepat.

Sweden achieved a low child mortality

Swedia mencapai tingkat kematian balita yang rendah

because we started early.

karena kita mulai duluan.

We had primary school actually

Pendidikan dasar sebenarnya

started in 1842.

baru dimulai pada tahun 1842.

And then you get that wonderful effect

Dan lalu anda dapatkan efek menakjubkan

when we got female literacy

ketika kita menerapkan pendidikan wanita

one generation later.

satu generasi berikutnya.

You have to realize that the investments we do in progress

Anda harus sadari bahwa investasi yang kita lakukan

are long-term investments.

adalah investasi jangka panjang.

It's not about just five years --

Ini bukan hanya lima tahun.

it's long-term investments.

Ini benar-benar investasi jangka panjang.

And Sweden never reached [the] Millennium Development Goal rate,

Dan Swedia tidak pernah mencapai target MDG (Tujuan Pembangunan Milenium),

3.1 percent when I calculated.

3,1 persen ketika saya hitung.

So we are off track -- that's what Sweden is.

Jadi kita keluar jalur. Ya, begitulah Swedia.

But you don't talk about it so much.

Tapi kita tidak bicarakan itu terlalu banyak.

We want others to be better than we were, and indeed, others have been better.

Kami mau orang lain lebih baik dibanding kami. Dan memang, yang lain lebih baik.

Let me show you Thailand,

Mari saya tunjukkan anda Thailand,

see what a success story, Thailand from the 1960s --

lihatlah sebuah cerita sukses, Thailand dari 1960an --

how they went down here

bagaimana mereka turun ke bawah sana

and reached almost the same child mortality levels as Sweden.

dan mencapai tingkat kematian balita yang hampir sama dengan Swedia.

And I'll give you another story -- Egypt,

Dan saya berikan anda sebuah cerita lain, Mesir,

the most hidden, glorious success in public health.

cerita sukses tentang kesehatan publik yang luar biasa namun tersembunyi.

Egypt was up here in 1960,

Mesir di atas sini tahun 1960,

higher than Congo.

lebih tinggi dibanding Kongo.

The Nile Delta was a misery for children

Delta Sungai Nil adalah penderitaan bagi anak-anak

with diarrheal disease

dengan penyakit diare

and malaria and a lot of problems.

dan malaria dan banyak masalah lainnya.

And then they got the Aswan Dam. They got electricity in their homes,

Dan lalu mereka bangun Bendungan Aswan. Mereka punya listrik di rumah.

they increased education

Mereka meningkatkan pendidikan.

and they got primary health care.

Dan mereka mendapatkan layanan kesehatan utama.

And down they went, you know.

Dan mereka turun, anda tahu.

And they got safer water, they eradicated malaria.

Dan mereka mendapatkan air bersih, mereka memberantas malaria.

And isn't it a success story.

Dan bukankah ini sebuah cerita sukses.

Millennium Development Goal rates for child mortality

Tingkat penurunan kematian balita dari Tujuan Pembangunan Milenium

is fully possible.

sangatlah mungkin.

And the good thing is

Dan berita baiknya adalah

that Ghana today is going with the same rate

bahwa Ghana sekarang ini turun dengan kecepatan

as Egypt did at its fastest.

yang sama seperti Mesir pada saat tercepatnya.

Kenya is now speeding up.

Kenya sekarang makin cepat.

Here we have a problem.

Di sini kita punya masalah.

We have a severe problem in countries which are at a standstill.

Kita punya masalah besar di negara-negara yang mandek.

Now, let me now bring you to a wider picture,

Sekarang, mari saya bawa anda ke gambaran yang lebih luas,

a wider picture of child mortality.

gambaran yang lebih luas tentang kematian balita.

I'm going to show you the relationship

Saya akan menunjukkan kepada anda hubungan

between child mortality on this axis here --

antara tingkat kematian balita di sumbu ini --

this axis here is child mortality --

sumbu ini di sini adalah tingkat kematian balita --

and here I have the family size.

dan di sini saya punya besarnya keluarga (jumlah anak).

The relationship between child mortality and family size.

Hubungan antara tingkat kematian balita dan besarnya keluarga.

One, two, three, four children per woman:

Satu, dua, tiga, empat anak per wanita.

six, seven, eight children per woman.

Enam, tujuh, delapan anak-anak per wanita.

This is, once again, 1960 --

Ini, sekali lagi, tahun 1960,

50 years ago.

50 tahun yang lalu.

Each bubble is a country --

Setiap bulatan adalah negara.

the color, you can see, a continent.

Warnanya, dapat kalian lihat, adalah benua.

The dark blue here is sub-Saharan Africa.

Biru tua di sini adalah Afrika sub-Sahara.

And the size of the bubble is the population.

Dan ukuran bulatannya adalah populasi.

And these are

Dan ini adalah yang kita kenal

the so-called "developing" countries.

sebagai negara-negara berkembang.

They had high, or very high, child mortality

Mereka punya tingkat kematian balita yang tinggi, bahkan sangat tinggi

and family size, six to eight.

dan banyaknya anak, enam sampai delapan.

And the ones over there,

Dan yang di sebelah sini,

they were so-called Western countries.

mereka dikenal sebagai negara-negara Barat.

They had low child mortality

Mereka punya tingkat kematian balita yang rendah

and small families.

dan keluarga yang kecil.

What has happened?

Apa yang telah terjadi?

What I want you [to do] now is to see with your own eyes

Sekarang, apa yang saya mau anda lihat sendiri adalah

the relation between fall in child mortality

hubungan antara jatuhnya tingkat kematian balita

and decrease in family size.

dengan mengecilnya keluarga.

I just want not to have any room for doubt --

Saya harap tidak ada ruang.

you have to see that for yourself.

Anda harus melihat ini sendiri.

This is what happened. Now I start the world.

Inilah yang terjadi. Sekarang saya mulai dunia ini.

Here we come down with the eradication of

Di sini kita turun dengan pemberantasan

smallpox, better education,

cacar, pendidikan yang lebih baik,

health service.

pelayanan kesehatan.

It got down there -- China comes into the Western box here.

Turun ke sini -- Cina masuk ke dalam kotak Dunia Barat di sini.

And here Brazil is in the Western Box.

Dan di sini Brazil masuk ke dalam kotak Dunia Barat.

India is approaching. The first African countries coming into the Western box,

India mendekat. Negara-negara Afrika yang pertama mulai masuk ke dalam kotak Dunia Barat.

and we get a lot a new neighbors.

Dan kita punya banyak sekali tetangga-tetangga baru.

Welcome to a decent life.

Selamat datang ke dalam kehidupan yang lebih layak.

Come on. We want everyone down there.

Mari. Kita mau semuanya di bawah sini.

This is the vision we have, isn't it.

Ini adalah visi yang kita miliki, ya kan?

And look now, the first African countries here are coming in.

Dan lihatlah sekarang, negara-negara Afrika pertama mulai masuk.

There we are today.

Dan di sinilah kita berada sekarang.

There is no such thing

Tidak lagi ada yang namanya

as a "Western world" and "developing world."

"Dunia Barat" dan "Dunia Ketiga".

This is the report from [the] U.N.,

Ini adalah laporan dari PBB,

which came out on Friday.

yang keluar hari Jumat.

It's very good -- "Levels and Trends in Child Mortality" --

Ini sangat bagus -- "Tingkat dan Trend Kematian Balita" --

except this page.

kecuali halaman ini.

This page is very bad;

Halaman ini sungguh parah.

it's a categorization of countries.

Ini adalah kategorisasi dari negara-negara.

It labels "developing countries," -- I can read from the list here --

Ini judulnya "negara berkembang" -- saya baca dari daftar ini --

developing countries: Republic of Korea -- South Korea.

negara berkembang: Republik Korea Selatan.

Huh?

Apa?

They get Samsung, how can they be [a] developing country?

Mereka sudah ada Samsung, bagaimana mungkin mereka negara berkembang?

They have here Singapore.

Di sini juga ada Singapura.

They have the lowest child mortality in the world, Singapore.

Singapura punya tingkat kematian balita terkecil di dunia.

They bypassed Sweden five years ago,

Mereka melewati Swedia lima tahun lalu,

and they are labeled a developing country.

dan mereka dianggap sebagai negara berkembang.

They have here Qatar.

Di sini juga ada Qatar.

It's the richest country in the world with Al Jazeera.

Itu adalah negara terkaya di dunia, juga punya Al Jazeera.

How the heck could they be [a] developing country?

Bagaimana bisa mereka masuk ke negara berkembang?

This is crap.

Ini omong kosong.

(Applause)

(Tepuk tangan)

The rest here is good -- the rest is good.

Sisanya di sini bagus. Sisanya bagus.

We have to have a modern concept,

Kita harus mempunyai sebuah konsep modern,

which fits to the data.

yang cocok dengan data yang ada.

And we have to realize

Dan kita harus menyadari

that we are all going to into this, down to here.

bahwa kita semua akan menuju ke sini, ke bawah sini.

What is the importance now with the relations here.

Yang penting di sini adalah hubungan antara keduanya.

Look -- even if we look in Africa --

Lihat. Bahkan ketika kita melihat di Afrika.

these are the African countries.

Ini adalah negara-negara Afrika.

You can clearly see the relation with falling child mortality

Anda dapat melihat dengan jelas hubungan antara turunnya tingkat kematian balita

and decreasing family size,

dengan mengecilnya keluarga,

even within Africa.

bahkan di dalam Afrika.

It's very clear that this is what happens.

Sangatlah jelas inilah yang terjadi.

And a very important piece of research came out on Friday

Dan sebuah potongan yang sangat penting dari hasil riset keluar Jumat kemarin

from the Institute of Health Metrics and Evaluation in Seattle

dari Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan di Seattle

showing that almost 50 percent

menunjukkan bahwa hampir 50 persen

of the fall in child mortality

dari turunnya tingkat kematian balita

can be attributed to female education.

bisa dihubungkan ke pendidikan kepada wanita.

That is, when we get girls in school,

Yakni, jika kita menyekolahkan perempuan,

we'll get an impact 15 to 20 years later,

kita akan melihat dampaknya 15 sampai 20 tahun yang akan datang,

which is a secular trend which is very strong.

yang adalah sebuah trend sekuler yang sangat kuat.

That's why we must have that long-term perspective,

Maka dari itu kita harus memiliki perspektif jangka panjang,

but we must measure the impact

namun kita harus mengukur dampaknya

over 10-year periods.

tiap periode 10-tahun.

It's fully possible

Adalah sangat mungkin

to get child mortality down in all of these countries

untuk menurunkan tingkat kematian balita di negara-negara ini

and to get them down in the corner

dan untuk membawa mereka turun ke sudut ini

where we all would like to live together.

di mana kita semua ingin untuk hidup bersama.

And of course, lowering child mortality

Dan tentu saja, menurunkan tingkat kematian balita

is a matter of utmost importance

adalah masalah yang sungguh paling penting

from humanitarian aspects.

dari aspek kemanusiaan.

It's a decent life for children,

Ini adalah kehidupan yang layak untuk anak-anak

we are talking about.

yang kita bicarakan.

But it is also a strategic investment

Tapi itu juga adalah sebuah investasi strategis

in the future of all mankind,

untuk masa depan dari umat manusia,

because it's about the environment.

karena itu adalah mengenai lingkungan.

We will not be able to manage the environment

Kita tidak akan dapat mengelola lingkungan

and avoid the terrible climate crisis

dan menghindari krisis iklim yang buruk

if we don't stabilize the world population.

jika kita tidak mengendalikan populasi dunia.

Let's be clear about that.

Mari kita perjelas tentang itu.

And the way to do that,

Dan cara untuk melakukan hal itu,

that is to get child mortality down, get access to family planning

adalah untuk menurunkan tingkat kematian balita, mendapatkan akses kepada keluarga berencana

and behind that drive female education.

dan di balik itu semua adalah pendidikan wanita.

And that is fully possible. Let's do it.

Dan ini sangatlah mungkin. Mari kita melakukannya.

Thank you very much.

Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)