Renata Salecl: Our unhealthy obsession with choice

Translator: Audrey Tantri Reviewer: Andi Wahyuni

Saat saya mempersiapkan pembicaraan ini,

saya mencari beberapa kutipan yang dapat saya bagikan dengan kalian.

Berita baiknya adalah saya menemukan tiga kutipan yang sangat saya sukai,

When I was preparing for this talk,

pertama dari Samuel Johnson, yang berkata

I went to search for a couple of quotes

that I can share with you.

“Ketika membuat pilihan dalam hidupmu, janganlah lupa untuk tetap hidup,”

Good news: I found three

that I particularly liked,

the first by Samuel Johnson, who said,

kedua dari Aeschylus, yang mengingatkan kita bahwa

"When making your choice in life,

“kebahagiaan adalah suatu pilihan yang memerlukan usaha,”

do not forget to live,"

dan yang ketiga adalah dari Groucho Marx

the second by Aeschylus, who reminded us that

yang berkata, “Saya tidak akan memilih untuk tergolong dalam suatu kelompok

"happiness is a choice that requires effort,"

yang menginginkan saya sebagai anggotanya.”

and the third is one by Groucho Marx

who said, "I wouldn't want to choose to belong

Nah, berita buruknya adalah

Saya tidak tahu kutipan mana

to any club that would have me as a member."

yang harus saya pilih dan bagikan dengan kalian.

Kekhawatiran akan sebuah pilihan.

Now, bad news:

Di era pasca kapitalis sekarang,

I didn't know which one of these quotes

to choose and share with you.

pilihan, juga kebebasan individualis,

The sweet anxiety of choice.

serta konsep tentang penciptaan diri sendiri,

In today's times of post-industrial capitalism,

sudah diangkat menjadi suatu acuan.

choice, together with individual freedom

Karena itu, kita juga memiliki keyakinan

and the idea of self-making,

has been elevated to an ideal.

akan pengembangan diri yang tiada akhir.

Tapi, sisi buruk dari ideologi ini adalah

Now, together with this, we also have a belief

meningkatnya kekhawatiran,

in endless progress.

rasa bersalah,

But the underside of this ideology

perasaan bahwa diri sendiri tidak memadai,

has been an increase of anxiety,

perasaan bahwa kita gagal dalam pilihan kita.

feelings of guilt,

feelings of being inadequate,

Sayangnya, ideologi tentang pilihan individualis ini

feeling that we are failing in our choices.

menghalangi kita untuk berpikir mengenai perubahan sosial.

Sadly, this ideology of individual choice

Sepertinya, ideologi ini secara efisien berhasil menekan kita

has prevented us from thinking about social changes.

sebagai pemikir politik dan sosialis.

It appears that this ideology was actually

Daripada membuat kritik sosial,

kita lebih tertarik untuk mengkritik diri sendiri,

very efficient in pacifying us

as political and social thinkers.

terkadang sampai menghancurkan diri kita sendiri.

Instead of making social critiques,

Nah, bagaimana ideologi tentang pilihan tersebut

we are more and more engaging in self-critique,

masih sangatlah kuat,

sometimes to the point of self-destruction.

bahkan di antara orang-orang yang tidak mempunyai banyak hal untuk dipilih?

Now, how come that ideology of choice

Bagaimana orang-orang miskin sekalipun

is still so powerful,

even among people who have

sangat tidak asing dengan suatu pilihan,

not many things to choose among?

How come that even people who are poor

seperti pilihan rasional yang kita mengerti?

very much still identify with the idea of choice,

Ideologi tentang pilihan ini berhasil membuka pikiran kita

the kind of rational idea of choice

which we embrace?

untuk merenungkan masa depan

yang kita imajinasikan.

Now, the ideology of choice is very successful

Saya akan berikan contoh.

in opening for us a space to think

Teman saya, Manya,

saat masih menjadi mahasiswa di universitas di California,

about some imagined future.

mendapatkan penghasilan dari pekerjaannya di tempat agen mobil.

Let me give you an example.

My friend Manya,

when she was a student at university in California,

Ketika Manya melayani pelanggan, dia akan bertanya

was earning money

mengenai gaya hidup pelanggannya,

by working for a car dealer.

berapa banyak uang yang ingin dikeluarkan,

Now, Manya, when she encountered

berapa banyak anak yang dimiliki,

the typical customer, would debate with him

dan apa keperluan membeli mobil tersebut.

about his lifestyle,

Hingga mereka sepakat mengenai mobil yang cocok untuk pelanggan tersebut.

how much he wants to spend,

how many children he has,

Nah, sebelum pelanggannya pulang dan mempertimbangkan lebih jauh,

what does he need the car for?

They would usually come to a good conclusion

what would be a perfect car.

Manya berkata padanya,

“Mobil yang kamu beli sekarang sempurna,

Now, before Manya's customer would go home

and think things through,

tapi dalam beberapa tahun nanti,

saat anak-anakmu sudah tidak di rumah,

she would say to him,

"The car that you are buying now is perfect,

saat kamu memiliki uang yang lebih,

mobil yang lain itu akan lebih cocok.

but in a few year's time,

when your kids will be already out of the house,

Tapi, yang kamu beli sekarang sudah bagus.”

when you will have a little bit more money,

Nah, mayoritas dari pelanggan Manya yang kembali keesokan harinya

that other car will be ideal.

membeli mobil yang lain itu,

But what you are buying now is great."

mobil yang mereka tidak perlu,

Now, the majority of Manya's customers

yang harganya terlalu mahal.

who came back the next day

bought that other car,

Manya sangat sukses menjual mobil

the car they did not need,

sehingga dia beralih menjual pesawat.

the car that cost far too much money.

(Tertawa)

Now, Manya became so successful in selling cars

Pengetahuannya yang luas tentang psikologi manusia

that soon she moved on to selling airplanes.

(Laughter)

mempersiapkan Manya untuk pekerjaannya sekarang, yaitu seorang psikoanalis.

And knowing so much about the psychology of people

Nah, mengapa pelanggan Manya sangat irasional?

prepared her well for her current job,

which is that of a psychoanalyst.

Kesuksesan Manya adalah

menciptakan gambaran bagi mereka

Now, why were Manya's customers so irrational?

tentang masa depan yang sempurna,

Manya's success was that she was able

gambaran saat mereka sudah lebih sukses dan bebas,

to open in their heads an image

of an idealized future,

dan bagi mereka, memilih mobil lain itu

an image of themselves

terasa seperti menggapai gambaran sempurna

when they are already more successful, freer,

yang seakan-akan sudah dilihat oleh Manya.

and for them, choosing that other car

was as if they are coming closer to this ideal

Sesungguhnya, kita jarang membuat pilihan yang rasional.

in which it was as if Manya already saw them.

Pilihan dipengaruhi oleh alam tidak sadar kita,

Now, we rarely make really totally rational choices.

oleh komunitas kita.

Seringkali kita memilih

dengan menebak, apa yang akan orang lain pikirkan tentang pilihan kita?

Choices are influenced by our unconscious,

by our community.

Kita juga membuat pilihan dengan melihat apa yang orang lain pilih.

We're often choosing

by guessing, what would other people

Kita menerka pilihan apa yang akan diterima oleh masyarakat luas?

think about our choice?

Also we are choosing

Karena itu, bahkan setelah kita membuat suatu pilihan,

by looking at what others are choosing.

We're also guessing what is socially acceptable choice.

seperti membeli mobil, terus-menerus membaca ulasan tentang mobil itu,

Now, because of this, we actually

sebenarnya kita ingin meyakinkan diri kita lagi bahwa pilihan itu tepat.

even after we have already chosen,

like bought a car,

endlessly read reviews about cars,

Nah, pilihan dapat memancing kekhawatiran.

as if we still want to convince ourselves

Pilihan berkaitan dengan risiko dan kerugian.

that we made the right choice.

Pilihan sangat tidak bisa diprediksi.

Now, choices are anxiety-provoking.

Akibatnya,

masalah dengan masyarakat sekarang adalah mereka tidak memilih apa-apa.

They are linked to risks, losses.

They are highly unpredictable.

Beberapa waktu lalu, di acara pernikahan

Now, because of this,

people have now more and more problems

saya bertemu wanita muda yang cantik

that they are not choosing anything.

yang bercerita mengenai kekhawatirannya tentang pilihan.

Not long ago, I was at a wedding reception,

Dia bilang, ”Saya butuh waktu satu bulan untuk menentukan gaun yang saya pakai.”

and I met a young, beautiful woman

who immediately started telling me about her anxiety over choice.

Lalu dia berkata, “Berminggu-minggu saya mencari hotel untuk menginap satu malam.

She said to me, "I needed one month

to decide which dress to wear."

Dan sekarang, saya harus memilih seorang pendonor sperma.”

Then she said, "For weeks I was researching

(Tertawa)

which hotel to stay for this one night.

Saya melihat wanita ini dengan kaget.

And now, I need to choose a sperm donor."

“Pendonor sperma? Kenapa terburu-buru?”

(Laughter)

Dia berkata, “Akhir tahun ini, saya akan berusia 40 tahun,

I looked at this woman in shock.

dan selama ini, saya sangat buruk dalam memilih pria di kehidupan saya.”

"Sperm donor? What's the rush?"

She said, "I'm turning 40 at the end of this year,

Pilihan, karena berhubungan dengan risiko,

and I've been so bad in choosing men in my life."

dapat menimbulkan kekhawatiran,

seperti yang dikatakan oleh tokoh filsuf Denmark terkemuka, Søren Kierkegaard,

Now choice, because it's linked to risk,

bahwa kekhawatiran berkaitan dengan

is anxiety-provoking,

and it was already the famous

kemungkinan yang muncul dari suatu kemungkinan.

Danish philosopher Søren Kierkegaard

Sekarang kita berpikir bahwa kita dapat mencegah risiko-risiko ini.

who pointed out that anxiety

Kita punya analisis pasar,

is linked to the possibility of possibility.

proyeksi atas pendapatan yang akan datang,

Now, we think today that we can prevent these risks.

Bahkan dengan pasar, yang penuh peluang dan ketidakpastian,

We have endless market analysis,

kita beranggapan bahwa kita dapat memprediksi arahnya secara rasional.

projections of the future earnings.

Even with market, which is about chance,

Sesungguhnya, pilihan menjadi sangat traumatis.

randomness, we think we can predict rationally

Tahun lalu, teman saya, Bernard Harcourt

where it's going.

mengatur suatu acara di Universitas Chicago,

Now, chance is actually becoming very traumatic.

yaitu konferensi tentang peluang.

Last year, my friend Bernard Harcourt

Kami bersama-sama di panel,

at the University of Chicago organized an event,

dan sesaat sebelum mendistribusikan dokumen kami —

karena tidak tahu dokumen satu sama lain —

a conference on the idea of chance.

kami memutuskan untuk bergantung terhadap peluang.

He and I were together on the panel,

Jadi kami memberitahu para hadirin

and just before delivering our papers —

bahwa mereka akan mendengar dari dokumen yang acak,

we didn't know each other's papers —

we decided to take chance seriously.

gabungan dari dua dokumen yang isinya tidak kami ketahui satu sama lain.

So we informed our audience

that what they will just now hear

will be a random paper,

Nah, kami melangsungkan konferensi dengan sedemikian rupa.

a mixture of the two papers

which we didn't know what each was writing.

Bernard membaca paragraf pertamanya,

Saya baca paragraf pertama saya,

Now, we delivered the conference in such a way.

Bernard membaca paragraf keduanya,

Saya baca paragraf kedua saya,

Bernard read his first paragraph,

terus-menerus hingga selesai.

I read my first paragraph,

Kalian mungkin akan terkejut karena sebagian besar dari para pendengar

Bernard read his second paragraph,

I read my second paragraph,

in this way towards the end of our papers.

tidak berpikir bahwa mereka baru saja mendengarkan dokumen yang acak.

Now, you will be surprised

Mereka tidak percaya

that a majority of our audience

bahwa dua orang yang menjabat sebagai profesor

did not think that what they'd just listened to

was a completely random paper.

benar-benar bergantung pada peluang.

They couldn't believe that

Mereka berpikir bahwa kami menyiapkan dokumen bersama-sama dan hanya bercanda.

speaking from the position of authority

like two professors we were,

we would take chance seriously.

Sekarang kita hidup di zaman yang penuh dengan informasi,

They thought we prepared the papers together

big data,

and were just joking that it's random.

dan luasnya pengetahuan tentang raga kita.

Now, we live in times with a lot of information,

Kita memecahkan genom kita sendiri.

Kita mengerti tentang otak kita lebih dari sebelumnya.

big data,

a lot of knowledge about the insides of our bodies.

Herannya,

masyarakat memutuskan untuk tidak melihat dan mengakui kebenaran ini.

We decoded our genome.

We know about our brains more than before.

Rasa tidak ingin tahu dan penyangkalan semakin meningkat.

But surprisingly, people are more and more

turning a blind eye in front of this knowledge.

Sehubungan dengan krisis ekonomi saat ini,

Ignorance and denial are on the rise.

kita beranggapan bahwa kita akan bangkit lagi

dan semuanya akan kembali seperti semula,

Now, in regard to the current economic crisis,

tanpa perlu adanya perubahan politik dan sosial.

we think that we will just wake up again

Sehubungan dengan krisis ekologis,

kita berpikir bahwa tidak ada aksi yang harus dilakukan sekarang,

and everything will be the same as before,

and no political or social changes are needed.

atau orang lainlah yang harus bertindak lebih dulu.

In regard to ecological crisis,

Bahkan ketika krisis ekologis terjadi,

we think nothing needs to be done just now,

seperti bencana di Fukushima,

or others need to act before us.

masyarakat yang hidup di lingkungan yang sama,

Or even when ecological crisis already happens,

memiliki informasi yang sama,

sebagian dari mereka merasa khawatir akan radiasi

like a catastrophe in Fukushima,

often we have people living in the same environment

tapi, sebagian dari mereka hanya mengabaikannya.

with the same amount of information,

Nah, psikoanalis sangat mengerti

and half of them will be anxious about radiation

bahwa yang dimiliki oleh masyarakat sesungguhnya

and half of them will ignore it.

bukanlah hasrat akan pengetahuan,

melainkan hasrat untuk tidak ingin tahu.

Now, psychoanalysts know very well

Lalu, apa maksudnya?

that people surprisingly don't have

Ketika mengidap penyakit yang membahayakan,

passion for knowledge

but passion for ignorance.

sebagian besar dari mereka tidak ingin mengetahuinya.

Now, what does that mean?

Mereka lebih memilih untuk menyangkal penyakit tersebut,

Let's say when we are facing

a life-threatening illness,

maka jika mereka tidak bertanya, kita lebih baik tidak memberi tahu mereka.

a lot of people don't want to know that.

They'd rather prefer denying the illness,

Menariknya, penelitian menunjukkan bahwa terkadang mereka yang menyangkal,

which is why it's not so wise to inform them

hidup lebih lama dari mereka yang secara rasional memilih

if they don't ask.

Surprisingly, research shows that sometimes

untuk menjalani perawatan.

people who deny their illness

Tapi, rasa tidak ingin tahu ini

live longer than those who are rationally choosing

tidak bermanfaat bagi permasalahan sosial.

the best treatment.

Rasa tidak ingin tahu akan tujuan kita

Now, this ignorance, however,

dapat menyebabkan banyak kerugian sosial.

is not very helpful on the level of the social.

Selain menghadapi rasa tidak ingin tahu,

When we are ignorant about where we are heading,

kita juga berhadapan dengan semacam bentuk kejelasan.

a lot of social damage can be caused.

Filsuf Perancis, Louis Althusser, menunjukkan bahwa

Now, on top of facing ignorance,

we are also facing today

ideologi berjalan dengan menciptakan sebuah kedok kejelasan.

some kind of an obviousness.

Now, it was French philosopher

Louis Althusser who pointed out

Sebelum kita melakukan kritik sosial,

that ideology functions in such a way

penting bagi kita untuk menyingkirkan kedok kejelasan tersebut

that it creates a veil of obviousness.

Before we do any social critique,

dan mempertimbangkan pemikiran kita lagi.

Jika kita kembali ke ideologi tentang pilihan yang rasional dan individualis

it is necessary really to lift that veil of obviousness

and to think through a little bit differently.

seperti yang kita ketahui,

kita harus keluar dari kedok kejelasan ini

If we go back to this ideology

of individual, rational choice

dan menerapkan pola pikir yang berbeda.

we often embrace,

Seringkali saya bertanya,

it's necessary precisely here

to lift this obviousness

mengapa kita masih mendukung konsep tentang penciptaan suatu pribadi

and to think a little bit differently.

yang dari awal merupakan tumpuan dari kapitalisme?

Now for me, a question often is

Mengapa kita berpikir bahwa kita adalah seorang pakar

why we still embrace this idea of a self-made man

atas hidup kita sehingga kita bisa membuat pilihan yang terbaik secara rasional,

on which capitalism relied from its beginning?

tanpa mengakui adanya kerugian dan risiko?

Why do we think that we are really such masters

of our lives that we can rationally

Terkadang saya sangat terkejut menyaksikan orang miskin

make the best ideal choices,

tidak setuju bahwa orang kaya harus lebih banyak membayar pajak.

that we don't accept losses and risks?

And for me, it's very shocking to see sometimes very poor people,

Seringkali mereka masih memiliki semacam “mental lotre”.

for example, not supporting the idea

Mungkin mereka berpikir bahwa mereka tidak akan bisa kaya

of the rich being taxed more.

Quite often here they still identify

tapi mungkin di masa depan,

anak mereka bisa menjadi seperti Bill Gates.

with a certain kind of a lottery mentality.

Dan siapa yang mau mengenakan pajak pada anaknya sendiri?

Okay, maybe they don't think that they will make it

Saya juga bertanya,

in the future, but maybe they think,

my son might become the next Bill Gates.

mengapa mereka yang tidak punya asuransi kesehatan

And who would want to tax one's son?

tidak mendukung akses pelayanan kesehatan universal?

Or, a question for me is also,

Terkadang mereka memilih untuk tidak menerimanya,

why would people who have no health insurance

padahal mereka tidak punya opsi untuk dipilih.

not embrace universal healthcare?

Tokoh terkemuka Margaret Thatcher berkata

Sometimes they don't embrace it,

again identifying with the idea of choice,

bahwa sesungguhnya komunitas itu tidak ada.

but they have nothing to choose from.

Nyatanya, yang ada hanyalah individual dan keluarganya masing-masing.

Now, Margaret Thatcher famously said

that there is nothing like a society.

Sayangnya, ideologi ini masih berjalan dengan sangat baik,

Society doesn't exist, it is only individuals

karena itulah orang miskin merasa malu akan kemiskinannya.

and their families.

Sadly, this ideology still functions very well,

Mungkin kita terus-menerus merasa bersalah

karena tidak membuat pilihan yang tepat,

which is why people who are poor might feel

maka dari itulah kita tidak berhasil.

ashamed for their poverty.

Kita khawatir diri kita tidak cukup baik.

We might endlessly feel guilty that we are

not making the right choices,

Maka kita bekerja keras,

and that's why we didn't succeed.

dengan panjangnya waktu kerja,

begitu pula waktu untuk membangun diri kita sendiri.

We are anxious that we are not good enough.

That's why we work very hard,

Saat kita khawatir tentang pilihan,

long hours at the workplace

terkadang kita terlalu mudah melepaskan kontrol akan pilihan tersebut.

and equally long hours on remaking ourselves.

Kita bergantung pada guru

Now, when we are anxious over choices,

yang mengajarkan kita,

konselor pengembangan diri,

sometimes we easily give our power of choice away.

atau kita menerima pemimpin totaliter

We identify with the guru

yang terkesan sangat yakin akan pilihan, seperti mereka lebih tahu.

who tells us what to do,

self-help therapist,

Orang sering menanyakan saya,

or we embrace a totalitarian leader

who appears to have no doubts about choices,

“Apa yang kamu dapatkan dari mempelajari pilihan?”

Ada satu pesan penting yang saya dapatkan.

who sort of knows.

Now, often people ask me,

Saat berpikir tentang pilihan,

"What did you learn by studying choice?"

Saya tidak lagi menganggap pilihan sesuatu yang terlalu serius dan personal.

And there is an important message that I did learn.

Pertama, saya sadar banyak pilihan yang saya buat

When thinking about choices,

tidaklah rasional.

I stopped taking choices too seriously, personally.

Mereka berkaitan dengan alam bawah sadar, terkaan tentang apa yang orang lain pilih,

First, I realized a lot of choice I make

atau apa pilihan yang diterima oleh masyarakat luas.

is not rational.

Saya juga setuju dengan gagasan

It's linked to my unconscious,

my guesses of what others are choosing,

bahwa kita harus melampaui pilihan individualis,

or what is a socially embraced choice.

bahwa mempertimbangkan pilihan sosial sangatlah penting,

I also embrace the idea

karena ideologi tentang pilihan individualis ini telah menekan

that we should go beyond

thinking about individual choices,

dan menghalangi kita untuk berpikir mengenai perubahan sosial.

that it's very important to rethink social choices,

Kita menggunakan banyak waktu memilih untuk diri kita sendiri

since this ideology of individual choice has pacified us.

dan jarang merenungkan

It really prevented us to think about social change.

pilihan bersama yang bisa kita buat.

Kita harus ingat bahwa pilihan akan selalu berhubungan dengan perubahan.

We spend so much time choosing things for ourselves

and barely reflect on

Kita bisa membuat perubahan individualis, begitu juga dengan perubahan sosial.

communal choices we can make.

Now, we should not forget that choice

Kita bisa memilih untuk mempunyai lebih banyak serigala.

is always linked to change.

We can make individual changes,

Kita bisa memilih untuk mengubah lingkungan kita

but we can make social changes.

agar kita memiliki lebih banyak lebah.

We can choose to have more wolves.

Kita bisa memilih lembaga peringkat kredit yang berbeda-beda.

We can choose to change our environment

Kita bisa memilih untuk mengontrol entitas

to have more bees.

daripada membiarkan entitas mengontrol kita.

We can choose to have different rating agencies.

Kita memiliki peluang untuk menciptakan perubahan.

We can choose to control corporations

Nah, saya memulai pembicaraan ini dengan kutipan dari Samuel Johnson,

instead of allowing corporations to control us.

yang berkata saat membuat pilihan dalam kehidupan, kita sendiri harus tetap hidup.

We have a possibility to make changes.

Now, I started with a quote from Samuel Johnson,

Akhirnya, kalian bisa lihat

bahwa saya memiliki pilihan

who said that when we make choice in life,

untuk memilih salah satu dari tiga kutipan yang ingin saya bagikan hari ini.

we shouldn't forget to live.

Finally, you can see

Saya memiliki pilihan,

I did have a choice

seperti halnya negara, dan sebagai masyarakat,

to choose one of the three quotes

with which I wanted to start my lecture.

kita memiliki pilihan untuk merenungkan kembali

komunitas seperti apa yang kita dambakan untuk masa depan kita.

I did have a choice,

Terima kasih.

such as nations, as people,

(Tepuk tangan)

we have choices too to rethink

in what kind of society we want to live in the future.

Thank you.

(Applause)