How to speak up for yourself | Adam Galinsky

Translator: Mutiasani Dianmarti Kusuma Reviewer: Ranny Andayani

Speaking up is hard to do.

Angkat bicara tidak mudah dilakukan.

I understood the true meaning of this phrase exactly one month ago,

Saya menyadari makna kalimat ini tepat sebulan yang lalu,

when my wife and I became new parents.

saat mulai menjadi orang tua.

Saat yang menakjubkan.

It was an amazing moment.

It was exhilarating and elating,

Menggembirakan,

tapi juga mengkhawatirkan.

but it was also scary and terrifying.

And it got particularly terrifying when we got home from the hospital,

Kekhawatiran itu makin menjadi ketika kami pulang ke rumah dari rumah sakit,

and we were unsure

kami tak yakin

apakah bayi laki-laki kami mendapat nutrisi yang cukup dari ASI.

whether our little baby boy was getting enough nutrients from breastfeeding.

And we wanted to call our pediatrician,

Ingin rasanya menelepon dokter anak kami,

but we also didn't want to make a bad first impression

namun kami tak ingin memberi kesan buruk

or come across as a crazy, neurotic parent.

atau dianggap sebagai orang tua yang hilang akal.

Dengan pertimbangan itu,

So we worried.

And we waited.

kami pilih menunggu.

Saat tiba giliran konsultasi keesokan harinya,

When we got to the doctor's office the next day,

she immediately gave him formula because he was pretty dehydrated.

dokter anak ini memberikan susu formula karena bayi kami mengalami dehidrasi.

Our son is fine now,

Sekarang dia baik-baik saja,

and our doctor has reassured us we can always contact her.

dokter kami juga berkata bahwa dirinya bisa dihubungi kapanpun.

Saat itu,

But in that moment,

I should've spoken up, but I didn't.

seharusnya saya angkat bicara, tapi saya tidak.

But sometimes we speak up when we shouldn't,

Ada kalanya kita angkat bicara pada saat yang tidak seharusnya,

and I learned that over 10 years ago when I let my twin brother down.

saya menyadari ini saat membuat kembaran saya kecewa 10 tahun lalu.

My twin brother is a documentary filmmaker,

Dia pembuat film dokumenter,

and for one of his first films,

salah satu karyanya,

he got an offer from a distribution company.

ditawar oleh sebuah perusahaan distribusi.

He was excited,

Ia merasa senang,

and he was inclined to accept the offer.

dan hampir saja menerima tawaran itu.

But as a negotiations researcher,

Tapi sebagai peneliti di bidang negosiasi,

I insisted he make a counteroffer,

saya meyakinkannya untuk menaikkan tawaran,

and I helped him craft the perfect one.

dan membantu menuliskannya dengan sempurna.

And it was perfect --

Benar-benar sempurna --

it was perfectly insulting.

sangat menghina.

The company was so offended,

Perusahaan itu merasa tersinggung,

lalu membatalkan tawaran tersebut

they literally withdrew the offer

and my brother was left with nothing.

kembaran saya kehilangan segalanya.

And I've asked people all over the world about this dilemma of speaking up:

Saya bertanya pada orang-orang mengenai dilema angkat bicara ini:

when they can assert themselves,

saat berkata tegas,

when they can push their interests,

saat menyampaikan keinginan,

when they can express an opinion,

saat menyatakan pendapat,

saat bertanya dengan penuh ambisi.

when they can make an ambitious ask.

And the range of stories are varied and diverse,

Hasilnya bermacam-macam dan berbeda-beda,

namun ada kesamaan.

but they also make up a universal tapestry.

Can I correct my boss when they make a mistake?

Apa boleh mengoreksi kesalahan atasan?

Can I confront my coworker who keeps stepping on my toes?

Apa boleh menentang kolega yang suka menginjak-injak?

Can I challenge my friend's insensitive joke?

Apa boleh membalas gurauan yang seenaknya saja dilontarkan?

Can I tell the person I love the most my deepest insecurities?

Apa boleh kita menceritakan rasa ketidaknyamanan kepada orang tersayang?

And through these experiences, I've come to recognize

Melalui semua pertanyaan itu, saya menyadari

that each of us have something called a range of acceptable behavior.

bahwa masing-masing dari kita memiliki tolok ukur kewajaran dalam bertindak.

Now, sometimes we're too strong; we push ourselves too much.

Kadang kita berlebihan; terlalu memaksakan kehendak.

That's what happened with my brother.

Itu yang dialami kembaran saya.

Even making an offer was outside his range of acceptable behavior.

Menaikkan tawaran baginya masuk ke dalam sikap tidak wajar.

But sometimes we're too weak.

Tapi kadang kita terlalu lemah.

That's what happened with my wife and I.

Itu yang dialami saya dan istri saya.

And this range of acceptable behaviors --

Mengenai ukuran kewajaran ini --

when we stay within our range, we're rewarded.

saat bertindak dalam batas wajar, kita dapat pujian.

When we step outside that range, we get punished in a variety of ways.

Ketika bertindak di luar batas wajar, kita dapat sanksi yang bermacam jenisnya.

We get dismissed or demeaned or even ostracized.

Dijauhi, dihujat, atau bahkan dikucilkan.

Atau gagal mendapat kenaikan gaji, jabatan atau kesepakatan bisnis.

Or we lose that raise or that promotion or that deal.

Now, the first thing we need to know is:

Hal pertama yang harus kita ketahui:

What is my range?

Apa ukuran kewajaran kita?

But the key thing is, our range isn't fixed;

Namun perlu diketahui, tolok ukur ini tidak selalu sama;

it's actually pretty dynamic.

sebenarnya cukup dinamis.

It expands and it narrows based on the context.

Berubah tergantung konteksnya.

And there's one thing that determines that range more than anything else,

Hal yang paling berpengaruh,

adalah kekuasaan.

and that's your power.

Your power determines your range.

Kekuasaan menentukan ukuran kewajaran.

What is power?

Apa itu kekuasaan?

Power comes in lots of forms.

Banyak bentuknya,

In negotiations, it comes in the form of alternatives.

Dalam sebuah negosiasi, kekuasaan dapat berbentuk alternatif.

So my brother had no alternatives;

Kembaran saya tidak memiliki alternatif;

he lacked power.

ia tak berkuasa.

Perusahaan itu memiliki alternatif;

The company had lots of alternatives;

they had power.

mereka berkuasa.

Menjadi orang baru di suatu negara, contohnya imigran,

Sometimes it's being new to a country, like an immigrant,

or new to an organization

orang baru di suatu organisasi

or new to an experience,

atau mendapat pengalaman baru,

like my wife and I as new parents.

seperti kami saat baru menjadi orang tua.

Sometimes it's at work,

Di dunia kerja,

where someone's the boss and someone's the subordinate.

antara atasan dan bawahan.

Sometimes it's in relationships,

Dalam hubungan antar manusia,

where one person's more invested than the other person.

saat seseorang memberi lebih daripada yang ia terima.

And the key thing is that when we have lots of power,

Pada intinya ketika berkuasa,

our range is very wide.

tolok ukurnya sangatlah luas.

We have a lot of leeway in how to behave.

Ada banyak pilihan.

But when we lack power, our range narrows.

Ketika tidak berkuasa, tolok ukur itu menyempit.

We have very little leeway.

Pilihan menjadi terbatas.

The problem is that when our range narrows,

Saat hal itu terjadi,

that produces something called the low-power double bind.

timbul situasi serba salah.

The low-power double bind happens

Serba salah ini muncul ketika

kalau tidak angkat bicara, tidak dihiraukan,

when, if we don't speak up, we go unnoticed,

but if we do speak up, we get punished.

kalau angkat bicara, terkena sanksi.

Now, many of you have heard the phrase the "double bind"

Seperti kita ketahui "serba salah"

dikaitkan dengan jenis kelamin.

and connected it with one thing, and that's gender.

Wanita yang tidak angkat bicara tidak dihiraukan,

The gender double bind is women who don't speak up go unnoticed,

and women who do speak up get punished.

sedangkan mereka yang angkat bicara, dicela.

Padahal sama halnya dengan pria, wanita juga perlu angkat bicara,

And the key thing is that women have the same need as men to speak up,

namun mereka memiliki hambatan.

but they have barriers to doing so.

Riset saya selama 20 tahun terakhir membuktikan bahwa

But what my research has shown over the last two decades

is that what looks like a gender difference

apa yang kita anggap perbedaan gender

bukan situasi serba salah yang dikarenakan gender,

is not really a gender double bind,

it's a really a low-power double bind.

melainkan serba salah karena tak berkuasa.

And what looks like a gender difference

Perbedaan gender ini

are really often just power differences in disguise.

merupakan bentuk perbedaan kekuasaan yang terselubung.

Oftentimes we see a difference between a man and a woman

Sering kali perbedaan antara pria dan wanita

atau pria dan wanita secara umumnya

or men and women,

and think, "Biological cause. There's something fundamentally different

kita anggap sebagai faktor biologis.

Ada perbedaan fundamental yang berkaitan dengan jenis kelamin.

about the sexes."

But in study after study,

Setelah menelusuri lebih lanjut,

saya menemukan penjelasan yang lebih tepat

I've found that a better explanation for many sex differences

is really power.

yaitu berujung pada kekuasaan.

And so it's the low-power double bind.

Perasaan serba salah yang berujung pada kekuasaan.

And the low-power double bind means that we have a narrow range,

Yang berarti menyempitnya jangkauan,

and we lack power.

tidak punya kuasa.

We have a narrow range,

Jangkauan kuasa sempit,

and our double bind is very large.

situasi serba salah yang makin menjadi.

So we need to find ways to expand our range.

Ukuran ini perlu diubah.

And over the last couple decades,

Selama berpuluh tahun belakangan,

my colleagues and I have found two things really matter.

saya dan rekan kerja menemukan dua hal penentu.

The first: you seem powerful in your own eyes.

Satu: Berkuasa di mata diri sendiri.

The second: you seem powerful in the eyes of others.

Dua: Berkuasa di mata orang lain.

When I feel powerful,

Saat saya merasa berkuasa,

saya percaya diri, tidak takut;

I feel confident, not fearful;

jangkauan saya melebar.

I expand my own range.

When other people see me as powerful,

Saat orang lain melihat saya berkuasa,

they grant me a wider range.

mereka memberi kebebasan lebih kepada saya.

Kita memerlukan cara untuk mengubah jangkauan kepercayaan diri.

So we need tools to expand our range of acceptable behavior.

And I'm going to give you a set of tools today.

Saya akan menunjukkan caranya hari ini.

Speaking up is risky,

Angkat bicara itu berisiko,

but these tools will lower your risk of speaking up.

tapi cara ini akan menurunkan risiko itu.

Cara pertama yang akan saya berikan berasal dari negosiasi

The first tool I'm going to give you got discovered in negotiations

in an important finding.

sebuah penemuan penting.

On average, women make less ambitious offers

Rata-rata, wanita mengajukan tawaran yang kurang ambisius

and get worse outcomes than men at the bargaining table.

dan hasilnya tidak sebagus pria.

But Hannah Riley Bowles and Emily Amanatullah have discovered

Hannah Riley Bowles dan Emily Amanatullah menemukan bahwa

there's one situation where women get the same outcomes as men

ada situasi di mana hasil yang dicapai wanita dan pria sama

dan sama-sama ambisius.

and are just as ambitious.

That's when they advocate for others.

Yaitu saat seorang wanita memberi saran kepada wanita lain.

When they advocate for others,

Saat itu,

they discover their own range and expand it in their own mind.

mereka menyadari jangkauan yang mereka miliki dan mengembangkannya.

They become more assertive.

Mereka jadi lebih meyakinkan.

This is sometimes called "the mama bear effect."

Hal ini disebut "efek ibu beruang".

Like a mama bear defending her cubs,

Seperti ibu beruang yang melindungi anaknya,

when we advocate for others, we can discover our own voice.

saat memberi saran kepada orang lain, kita dapat tersadar akan diri sendiri.

But sometimes, we have to advocate for ourselves.

Namun kadang kita perlu memberi saran pada diri sendiri.

How do we do that?

Bagaimana caranya?

One of the most important tools we have to advocate for ourselves

Satu hal yang paling penting ketika memberi saran pada diri sendiri

is something called perspective-taking.

adalah sudut pandang.

And perspective-taking is really simple:

Adalah hal yang sederhana:

melihat dunia dengan sudut pandang orang lain.

it's simply looking at the world through the eyes of another person.

Sudut pandang sangatlah penting untuk memperluas jangkauan kita.

It's one of the most important tools we have to expand our range.

When I take your perspective,

Dengan melihat dari sudut pandang Anda,

and I think about what you really want,

sambil memikirkan apa yang Anda mau,

semakin besar kesempatan saya untuk dapat apa yang saya mau dari Anda.

you're more likely to give me what I really want.

But here's the problem:

Hanya saja:

perspective-taking is hard to do.

melihat dari sudut pandang orang lain tak mudah dilakukan.

So let's do a little experiment.

Mari kita lakukan percobaan.

I want you all to hold your hand just like this:

Angkat tangan Anda seperti ini

your finger -- put it up.

telunjuk -- mengarah ke atas.

And I want you to draw a capital letter E on your forehead

Ukir huruf "E" kapital di dahi

secepat mungkin.

as quickly as possible.

Oke, ternyata mengukir huruf E bisa dilakukan dengan dua cara,

OK, it turns out that we can draw this E in one of two ways,

and this was originally designed as a test of perspective-taking.

tes ini memang untuk menguji kemampuan melihat dari sudut pandang lain.

I'm going to show you two pictures

Saya akan menampilkan dua foto

of someone with an E on their forehead --

seseorang dengan huruf E di dahinya --

my former student, Erika Hall.

mantan murid saya, Erika Hall.

And you can see over here,

Coba lihat di sini,

that's the correct E.

huruf E yang benar.

I drew the E so it looks like an E to another person.

Saya buat huruf E-nya tampak seperti E yang benar bagi orang lain.

Ini disebut sudut pandang huruf E

That's the perspective-taking E

because it looks like an E from someone else's vantage point.

karena tampak seperti E di mata orang lain.

But this E over here is the self-focused E.

Tapi E yang di sebelah sini adalah E kita sendiri.

We often get self-focused.

Kita sering memikirkan diri sendiri.

And we particularly get self-focused in a crisis.

Kita menjadi lebih fokus pada diri sendiri pada saat krisis.

Saya punya kisah mengenai krisis.

I want to tell you about a particular crisis.

A man walks into a bank in Watsonville, California.

Seorang pria mendatangi sebuah bank di Watsonville, California.

And he says, "Give me $2,000,

Ia berkata, "Serahkan $2000,

or I'm blowing the whole bank up with a bomb."

atau saya ledakkan tempat ini."

Now, the bank manager didn't give him the money.

Manajer bank tidak langsung menyerahkan uangnya.

Ia berpikir.

She took a step back.

She took his perspective,

Mencoba melihat dari

and she noticed something really important.

sudut pandang pria itu dan menyadari hal penting.

He asked for a specific amount of money.

Pria ini meminta jumlah uang yang spesifik.

So she said,

Manajer tersebut berkata,

"Why did you ask for $2,000?"

"Kenapa $2000?"

And he said, "My friend is going to be evicted

Pria itu menjawab, "Temanku akan diusir

unless I get him $2,000 immediately."

bila tak segera memberinya $2000."

And she said, "Oh! You don't want to rob the bank --

Lalu manajer itu berkata, "Oh! Anda tidak bermaksud merampok --

maksud Anda adalah pinjaman."

you want to take out a loan."

(Laughter)

(Tawa)

"Why don't you come back to my office,

"Ayo ikut ke ruangan saya,

saya akan tunjukkan caranya."

and we can have you fill out the paperwork."

(Tawa)

(Laughter)

Dengan melihat dari sudut pandang si pria sang manajer mampu meredakan ketegangan.

Now, her quick perspective-taking defused a volatile situation.

So when we take someone's perspective,

Dengan memahami sudut pandang orang lain,

it allows us to be ambitious and assertive, but still be likable.

kita tampil meyakinkan tapi tetap diterima pada saat yang sama.

Here's another way to be assertive but still be likable,

Cara lain agar tetap meyakinkan dan juga diterima,

and that is to signal flexibility.

adalah tunjukkan fleksibilitas.

Now, imagine you're a car salesperson, and you want to sell someone a car.

Bayangkan Anda sebagai penjual mobil dan Anda sedang menawari seorang pembeli.

You're going to more likely make the sale if you give them two options.

Peluang keberhasilan Anda membesar ketika Anda menawarkan 2 pilihan.

Misalnya, pilihan A:

Let's say option A:

$24,000 for this car and a five-year warranty.

harga $24.000 ditambah garansi 5 tahun.

Atau pilihan B:

Or option B:

$23,000 and a three-year warranty.

harga $23.000 ditambah garansi 3 tahun.

My research shows that when you give people a choice among options,

Penelitian saya menunjukkan bahwa bila seseorang ditawari beberapa pilihan,

it lowers their defenses,

pertahanan melemah,

and they're more likely to accept your offer.

kecenderungan menerima usulan meningkat.

And this doesn't just work with salespeople;

Ini tak hanya terjadi pada penjualan;

it works with parents.

tapi juga orang tua.

When my niece was four,

Saat berumur 4 tahun,

she resisted getting dressed and rejected everything.

ponakan saya menolak berpakaian, apapun itu.

Hingga akhirnya kakak saya memiliki sebuah ide.

But then my sister-in-law had a brilliant idea.

Bagaimana kalau saya tawari dia pilihan?

What if I gave my daughter a choice?

This shirt or that shirt? OK, that shirt.

Kaos yang ini atau itu? Oke, yang itu.

This pant or that pant? OK, that pant.

Celana yang ini atau itu? Oke, yang itu.

And it worked brilliantly.

Idenya berhasil.

She got dressed quickly and without resistance.

Ponakan saya tidak lagi menolak berpakaian.

When I've asked the question around the world

Ketika saya bertanya pada orang-orang

when people feel comfortable speaking up,

kapankah mereka berani angkat bicara?

the number one answer is:

jawaban yang muncul pertama:

"When I have social support in my audience; when I have allies."

"Saat mendapat dukungan pendengar; saat saya punya kawan."

Intinya, kita ingin punya kawan.

So we want to get allies on our side.

How do we do that?

Bagaimana caranya?

Well, one of the ways is be a mama bear.

Salah satunya dengan menjadi ibu beruang.

Ketika kita memberi anjuran,

When we advocate for others,

we expand our range in our own eyes and the eyes of others,

kita kembangkan jangkauan kita di hadapan diri sendiri dan orang lain,

dan juga memperoleh kawan.

but we also earn strong allies.

Another way we can earn strong allies, especially in high places,

Cara lain untuk mendapat dukungan, terlebih dari yang posisinya lebih tinggi,

is by asking other people for advice.

adalah dengan meminta nasihat.

When we ask others for advice, they like us because we flatter them,

Saat dimintai nasihat, orang jadi senang karena itu sama halnya dengan pujian,

and we're expressing humility.

dan penghormatan.

And this really works to solve another double bind.

Hal ini sangat manjur untuk mengatasi keserbasalahan.

And that's the self-promotion double bind.

Serba salah dalam hal mempromosikan diri sendiri.

The self-promotion double bind

Serba salah tipe ini terjadi

jika kita tidak mempromosikan pencapaian,

is that if we don't advertise our accomplishments,

no one notices.

tidak ada yang menyadari.

And if we do, we're not likable.

Tapi saat kita promosikan, tidak disukai.

But if we ask for advice about one of our accomplishments,

Namun jika kita minta nasihat tentang pencapaian kita,

we are able to be competent in their eyes but also be likeable.

kita tampak kompeten di mata orang lain dan juga disukai.

And this is so powerful

Ini benar-benar berguna

it even works when you see it coming.

apalagi saat Anda menyadarinya lebih awal.

There have been multiple times in life when I have been forewarned

Beberapa kali dalam hidup, saya mendapat peringatan di awal

that a low-power person has been given the advice to come ask me for advice.

bahwa orang-orang yang tak memiliki kuasa akan datang meminta nasihat kepada saya.

I want you to notice three things about this:

Saya ingin Anda menyadari tiga hal dari sini:

First, I knew they were going to come ask me for advice.

Pertama, saya tahu mereka akan datang untuk meminta nasihat.

Two, I've actually done research on the strategic benefits

Kedua, saya sudah melakukan riset tentang keuntungan dari

of asking for advice.

meminta nasihat.

And three, it still worked!

Yang ketiga, itu masih juga berhasil!

I took their perspective,

Melalui sudut pandang mereka,

I became more invested in their cause,

saya memberi mereka perhatian lebih,

saya lebih berkomitmen karena dimintai nasehat.

I became more committed to them because they asked for advice.

Now, another time we feel more confident speaking up

Contoh lain saat kita jadi lebih percaya diri untuk angkat bicara

is when we have expertise.

adalah saat memiliki keahlian.

Keahlian memberi kita kredibilitas.

Expertise gives us credibility.

When we have high power, we already have credibility.

Saat berkuasa, kita telah memiliki kredibilitas.

We only need good evidence.

Kita hanya butuh sedikit bukti.

When we lack power, we don't have the credibility.

Saat kita tidak berkuasa, Kita tidak berkrediblitas.

We need excellent evidence.

Kita butuh bukti yang kuat.

And one of the ways we can come across as an expert

Salah satu cara untuk menjadi orang ahli

adalah dengan menggunakan kegemaran.

is by tapping into our passion.

I want everyone in the next few days to go up to friend of theirs

Dalam waktu beberapa hari ke depan, coba temui teman-teman Anda

and just say to them,

katakan pada mereka,

"I want you to describe a passion of yours to me."

"Jelaskan kegemaranmu padaku".

I've had people do this all over the world

Saya pernah meminta orang-orang melakukan hal ini

and I asked them,

lalu saya tanyai mereka,

"What did you notice about the other person

"Apa yang Anda sadari saat meminta orang

when they described their passion?"

menjelaskan kegemarannya?"

And the answers are always the same.

Jawabannya selalu sama.

"Their eyes lit up and got big."

"Matanya berbinar-binar dan besar."

"They smiled a big beaming smile."

"Mereka tersenyum lebar."

"They used their hands all over --

"Tangannya kemana-mana--

I had to duck because their hands were coming at me."

saya harus menghindar karena hampir kena saya."

"They talk quickly with a little higher pitch."

"Bicaranya cepat dengan nada yang agak tinggi."

(Tertawa)

(Laughter)

"Badannya condong seolah sedang bicara rahasia."

"They leaned in as if telling me a secret."

And then I said to them,

Lalu saya berkata,

"What happened to you as you listened to their passion?"

"Apa yang Anda rasakan saat mendengarkan mereka?"

They said, "My eyes lit up.

Mereka jawab, "Mata saya berbinar-binar.

I smiled.

Saya tersenyum.

I leaned in."

Saya mencondongkan diri."

When we tap into our passion,

Ketika kita membicarakan kegemaran,

we give ourselves the courage, in our own eyes, to speak up,

kita memberikan keberanian pada diri kita untuk angkat bicara,

but we also get the permission from others to speak up.

dan mendapat izin dari orang lain pada saat yang sama.

Tapping into our passion even works when we come across as too weak.

Ini juga berlaku saat kita merasa lemah.

Both men and women get punished at work when they shed tears.

Baik pria maupun wanita akan dicela kalau ketahuan menangis saat bekerja.

But Lizzie Wolf has shown that when we frame our strong emotions as passion,

Namun Lizzie Wolf membuktikan saat emosi diluapkan dalam bentuk kegemaran,

the condemnation of our crying disappears for both men and women.

tidak ada lagi celaan ketika menangis saat bekerja, baik itu pria maupun wanita.

I want to end with a few words from my late father

Saya ingin mengakhiri dengan beberapa kata dari almarhum ayah saya

yang ia ucapkan pada pernikahan kembaran saya.

that he spoke at my twin brother's wedding.

Here's a picture of us.

Ini foto kami.

My dad was a psychologist like me,

Ayah adalah seorang psikolog seperti saya,

but his real love and his real passion was cinema,

tapi kecintaan dan kegemarannya ada pada perfilman,

like my brother.

seperti kembaran saya.

And so he wrote a speech for my brother's wedding

Ia menulis pidato untuk acara pernikahan kembaran saya

about the roles we play in the human comedy.

tentang berperan dalam sebuah komedi.

And he said, "The lighter your touch,

Ia berkata ,"Semakin sedikit persiapan

the better you become at improving and enriching your performance.

semakin mudah untuk improvisasi dan memperkaya penampilan."

Mereka yang menghayati peran dan mencoba meningkatkan penampilannya

Those who embrace their roles and work to improve their performance

tumbuh, berubah, dan berkembang.

grow, change and expand the self.

Lakukan dengan baik,

Play it well,

and your days will be mostly joyful."

dan hari-harimu akan menyenangkan."

What my dad was saying

Maksud ayah saya adalah

is that we've all been assigned ranges and roles in this world.

kita semua memiliki peran masing-masing.

Ayah saya juga mengatakan bahwa inti pembicaraan ini:

But he was also saying the essence of this talk:

peran dan jangkauan akan selalu berkembang dan berubah.

those roles and ranges are constantly expanding and evolving.

So when a scene calls for it,

Saat dibutuhkan,

jadilah ibu beruang yang garang,

be a ferocious mama bear

and a humble advice seeker.

dan seorang pencari nasihat yang rendah hati.

Have excellent evidence and strong allies.

Miliki bukti dan dukungan yang kuat.

Be a passionate perspective taker.

Bersemangatlah melihat dari sudut pandang orang lain.

And if you use those tools --

Jika kita menggunakan cara-cara itu --

and each and every one of you can use these tools --

dan masing-masing dari kita bisa menggunakan cara itu --

kita kembangkan jangkauan atas perilaku yang bisa diterima

you will expand your range of acceptable behavior,

and your days will be mostly joyful.

dan hari-hari kita akan menyenangkan.

Terima kasih.

Thank you.

(Applause)

(Tepuk tangan)