Why societies collapse | Jared Diamond

Translator: Abdi Christia Reviewer: Amir Sudjono

I think all of us have been interested, at one time or another,

Saya pikir kita semua pernah tertarik pada

in the romantic mysteries of all those societies that collapsed,

misteri romantis dari peradaban-peradaban yang sudah punah,

such as the classic Maya in the Yucatan, the Easter Islanders,

seperti Maya dan Yucatan klasik, Pulau Paskah,

the Anasazi, Fertile Crescent society, Angor Wat, Great Zimbabwe

Anasazi, peradaban Bulan Sabit Subur, Angkor Wat, Zimbabwe Agung

and so on. And within the last decade or two,

dan seterusnya. Dalam satu atau dua dekade terakhir,

archaeologists have shown us that there were environmental problems

arkeolog telah menunjukkan bahwa ada masalah lingkungan

underlying many of these past collapses.

yang mendasari keruntuhan-keruntuhan di masa lalu itu.

But there were also plenty of places in the world

Tapi juga ada banyak tempat di dunia

where societies have been developing for thousands of years

di mana peradaban telah berkembang selama ribuan tahun

without any sign of a major collapse,

tanpa gejala-gejala keruntuhan yang nyata,

such as Japan, Java, Tonga and Tikopea. So evidently, societies

seperti Jepang, Jawa, Tonga, dan Tikopea. Ternyata, peradaban

in some areas are more fragile than in other areas.

di beberapa tempat lebih rapuh dari tempat lainnya.

How can we understand what makes some societies more fragile

Bagaimana cara mengerti apa yang membuat peradaban lebih rapuh

than other societies? The problem is obviously relevant

dari peradaban lainnya? Masalah ini jelas sekali sangat relevan

to our situation today, because today as well, there are

dengan situasi kita sekarang, sebab bahkan sekarang ada

some societies that have already collapsed, such as Somalia

beberapa peradaban yang sudah runtuh, seperti Somalia

and Rwanda and the former Yugoslavia. There are also

dan Rwanda dan bekas Yugoslavia. Ada juga

societies today that may be close to collapse, such as Nepal, Indonesia and Columbia.

peradaban yang mungkin dekat keruntuhan, seperti Nepal, Indonesia dan Kolombia.

What about ourselves?

Bagaimana dengan kita sendiri?

What is there that we can learn from the past that would help us avoid

Pelajaran apa yang dapat membantu kita menghindari

declining or collapsing in the way that so many past societies have?

kemunduran atau keruntuhan yang terjadi pada peradaban masa lalu?

Obviously the answer to this question is not going

Jelas sekali jawabannya bukanlah

to be a single factor. If anyone tells you that there is a single-factor

sebuah faktor tunggal. Bila seseorang mengatakan pada Anda bahwa

explanation for societal collapses, you know right away

penjelasan keruntuhan peradaban itu faktor tunggal, Anda segera tahu

that they're an idiot. This is a complex subject.

bahwa mereka adalah idiot. Ini adalah hal yang kompleks.

But how can we make sense out of the complexities of this subject?

Tapi bagaimana kita meraba-raba kompleksitas hal ini?

In analyzing societal collapses, I've arrived at a

Dalam menganalisis keruntuhan peradaban, saya sampai

five-point framework -- a checklist of things that I go through

pada kerangka lima titik: sebuah daftar hal-hal yang saya periksa

to try and understand collapses. And I'll illustrate that five-point

dan berusaha mengerti keruntuhan. Saya akan menggambarkan kerangka

framework by the extinction of the Greenland Norse society.

lima-titik itu melalui kepunahan peradaban Norse Greenland.

This is a European society with literate records,

Mereka termasuk peradaban Eropa yang punya catatan tertulis,

so we know a good deal about the people and their motivation.

jadi kita tahu banyak tentang masyarakat dan motivasi mereka.

In AD 984 Vikings went out to Greenland, settled Greenland,

Pada tahun 984 M orang Viking pergi ke Greenland, menetap di Greenland

and around 1450 they died out -- the society collapsed,

dan sekitar tahun 1450 mereka mati -- peradabannya runtuh,

and every one of them ended up dead.

semua orang di sana akhirnya mati.

Why did they all end up dead? Well, in my five-point framework,

Mengapa mereka semua mati? Baiklah, dalam kerangka lima titik saya,

the first item on the framework is to look for human impacts

hal pertama dalam kerangka itu adalah mencari pengaruh manusia

on the environment: people inadvertently destroying the resource

terhadap lingkungan: masyarakat secara tak sengaja menghancurkan basis

base on which they depend. And in the case of the Viking Norse,

sumber daya yang mereka butuhkan. Dalam kasus Viking Norse,

the Vikings inadvertently caused soil erosion and deforestation,

orang Viking tak sengaja menyebabkan erosi tanah dan penggundulan hutan,

which was a particular problem for them because

itu merupakan masalah bagi mereka

they required forests to make charcoal, to make iron.

sebab mereka butuh hutan untuk membuat arang, untuk melebur besi.

So they ended up an Iron Age European society, virtually

Maka peradaban Zaman Besi Eropa mereka berakhir

unable to make their own iron. A second item on my checklist is

sebab tak bisa lagi melebur besi. Hal kedua dalam daftar adalah

climate change. Climate can get warmer or colder or dryer or wetter.

perubahan iklim. Iklim dapat jadi lebih hangat atau dingin atau kering atau basah.

In the case of the Vikings -- in Greenland, the climate got colder

Dalam kasus Viking di Greenland, iklim jadi lebih dingin

in the late 1300s, and especially in the 1400s. But a cold climate

pada akhir 1300an, dan terutama pada 1400an. Tapi iklim dingin

isn't necessarily fatal, because the Inuit -- the Eskimos inhabiting

sebenarnya tidak fatal, sebab orang Inuit -- orang Eskimo

Greenland at the same time -- did better, rather than worse,

yang menempati Greenland pada waktu yang sama -- hidup lebih baik

with cold climates. So why didn't the Greenland Norse as well?

pada iklim dingin. Jadi mengapa Norse Greenland Norse tidak sebaik itu?

The third thing on my checklist is relations with neighboring

Hal ketiga dalam dafar saya adalah hubungan sekutu dengan tetangga

friendly societies that may prop up a society. And if that

yang dapat mendukung peradaban itu sendiri. Dan bila

friendly support is pulled away, that may make a society

dukungan sekutu itu hilang, hal ini dapat membuat peradaban tersebut

more likely to collapse. In the case of the Greenland Norse,

rentan terhadap keruntuhan. Dalam kasus Norse Greenland

they had trade with the mother country -- Norway --

mereka berdagang dengan negara induk, Norwegia,

and that trade dwindled: partly because Norway got weaker,

dan perdagangan itu melemah, sebagian karena Norwegia melemah,

partly because of sea ice between Greenland and Norway.

sebagian karena terbentuknya es di laut antara Greenland dan Norwegia.

The fourth item on my checklist is relations with hostile societies.

Hal keempat dalam daftar saya adalah hubungan permusuhan dengan tetangga.

In the case of Norse Greenland, the hostiles were the Inuit --

Dalam kasus Norse Greenland, musuhnya adalah suku Inuit,

the Eskimos sharing Greenland -- with whom the Norse

orang Eskimo yang berbagi Greenland dengan suku Norse

got off to bad relationships. And we know that the Inuit

hubungan mereka buruk. Kita tahu bahwa suku Inuit

killed the Norse and, probably of greater importance,

membunuh orang Norse, dan mungkin lebih penting lagi,

may have blocked access to the outer fjords, on which

memblokir akses ke fjord-fjord luar yang diandalkan

the Norse depended for seals at a critical time of the year.

orang Norse untuk mencari anjing laut pada waktu-waktu kritis.

And then finally, the fifth item on my checklist is the political,

Lalu akhirnya, hal kelima dalam daftar saya adalah faktor politik,

economic, social and cultural factors in the society that make it

ekonomi, sosial, dan budaya yang membuat peradaban itu

more or less likely that the society will perceive and solve its

cenderung dapat atau tidak dapat melihat dan menyelesaikan

environmental problems. In the case of the Greenland Norse,

masalah lingkungannya. Dalam kasus Norse Greenland,

cultural factors that made it difficult for them

faktor budaya yang menyusahkan mereka

to solve their problems were: their commitments to a

menyelesaikan masalah lingkungannya adalah komitmen mereka

Christian society investing heavily in cathedrals; their being

terhadap peradaban Kristen yang berinvestasi banyak dalam membangun katedral,

a competitive-ranked chiefly society; and their scorn for the Inuit,

peradaban dengan kepala suku yang saling bersaing, dan kebencian mereka pada Inuit,

from whom they refused to learn. So that's how the five-part

mereka menolak belajar dari Inuit. Itulah bagaimana kerangka lima bagian

framework is relevant to the collapse and eventual extinction of the Greenland Norse.

relevan terhadap keruntuhan dan kepunahan Norse Greenland.

What about a society today?

Bagaimana dengan peradaban saat ini?

For the past five years, I've been taking my wife and kids to

Selama lima tahun terakhir, saya mengajak istri dan anak-anak ke

Southwestern Montana, where I worked as a teenager

barat daya Montana, di mana waktu remaja saya bekerja

on the hay harvest. And Montana, at first sight, seems

memanen jerami. Montana pada awalnya terlihat

like the most pristine environment in the United States.

seperti lingkungan yang paling alami di Amerika Serikat.

But scratch the surface, and Montana suffers from serious problems.

Tapi bila dilihat lebih dalam, Montana mengalami beberapa masalah serius.

Going through the same checklist: human environmental impacts?

Menggunakan daftar yang sama: dampak manusia pada lingkungan.

Yes, acute in Montana. Toxic problems from mine waste

Ya, akut di Montana. Masalah racun dari limbah tambang

have caused damage of billions of dollars.

telah menyebabkan kerusakan senilai milyaran dolar.

Problems from weeds, weed control, cost Montana nearly

Masalah gulma, pengendalian gulma, memberatkan Montana hampir

200 million dollars a year. Montana has lost agricultural areas

200 juta dolar setahun. Kehilangan tanah pertanian

from salinization, problems of forest management,

karena salinisasi (naiknya kadar garam), masalah manajemen hutan,

problems of forest fires. Second item on my checklist:

kebakaran hutan. Hal kedua di daftar saya:

climate change. Yes -- the climate in Montana is getting warmer

perubahan iklim. Ya -- iklim di Montana jadi makin hangat

and drier, but Montana agriculture depends especially on irrigation

dan makin kering, tapi pertanian Montana bergantung pada irigasi

from the snow pack, and as the snow is melting -- for example,

dari puncak salju, dan sekarang salju itu meleleh, contohnya,

as the glaciers in Glacier National Park are disappearing --

ketika glasier di Taman Nasional Glacier menghilang,

that's bad news for Montana irrigation agriculture.

itu kabar buruk bagi pertanian teririgasi di Montana.

Third thing on my checklist: relations with friendlies

Hal ketiga dalam daftar: hubungan sekutu

that can sustain the society. In Montana today, more than half of

yang dapat mendukung peradaban. Di Montana hari ini, lebih dari setengah

the income of Montana is not earned within Montana,

pendapatan daerah tidak bersumber dari dalam Montana,

but is derived from out of state: transfer payments from

tapi dari luar negara bagian: pembayaran transfer dari

social security, investments and so on --

keamanan sosial, investasi, dan lain-lain,

which makes Montana vulnerable to the rest of the United States.

menjadikan Montana rentan bila dibanding negara bagian lain di Amerika.

Fourth: relations with hostiles. Montanans have the same problems

Keempat: hubungan dengan musuh. Orang Montana punya masalah yang sama

as do all Americans, in being sensitive to problems

dengan orang Amerika lain yaitu sensitif terhadap masalah

created by hostiles overseas affecting our oil supplies,

dari negara asing yang tidak bersahabat, mempengaruhi pasokan minyak,

and terrorist attacks. And finally, last item on my checklist:

dan serangan teroris. Akhirnya, hal terakhir dalam daftar saya:

question of how political, economic, social, cultural attitudes

pertanyaan tentang politik, ekonomi, sosial, dan budaya

play into this. Montanans have long-held values, which today

yang berperan di sini. Orang Montana memegang nilai yang hari ini

seem to be getting in the way of their solving their own problems.

sepertinya menghalangi mereka dalam menyelesaikan masalah.

Long-held devotion to logging and to mines and to agriculture,

Pemujaan terhadap penebangan pohon dan pertambangan dan pertanian,

and to no government regulation; values that worked well

dan tak mau diatur oleh pemerintah. Nilai-nilai itu bekerja baik

in the past, but they don't seem to be working well today.

pada masa lalu, tapi saat ini sepertinya mereka tidak baik.

So, I'm looking at these issues of collapses

Jadi, saya melihat tentang keruntuhan

for a lot of past societies and for many present societies.

banyak peradaban lampau dan peradaban yang ada sekarang.

Are there any general conclusions that arise?

Apa ada kesimpulan umum yang muncul?

In a way, just like Tolstoy's statement about every unhappy marriage

Seperti pernyataan Tolstoy, bahwa setiap pernikahan tidak bahagia

being different, every collapsed or endangered society is different --

punya perbedaan, tiap peradaban yang kritis atau runtuh juga berbeda --

they all have different details. But nevertheless, there are certain

semua punya detil yang berbeda. Tapi bagaimanapun, ada beberapa

common threads that emerge from these comparisons

benang merah yang muncul dari perbandingan

of past societies that did or did not collapse

masyarakat lampau yang runtuh atau tidak runtuh

and threatened societies today. One interesting common thread

dan peradaban yang terancam saat ini. Satu kesamaan menarik

has to do with, in many cases, the rapidity of collapse

adalah, dalam banyak kasus, kecepatan runtuh

after a society reaches its peak. There are many societies

setelah peradaban mencapai puncaknya. Ada banyak peradaban

that don't wind down gradually, but they build up -- get richer

yang tidak runtuh pelan-pelan, tapi mereka tumbuh, tambah kaya

and more powerful -- and then within a short time, within a few decades

dan tambah kuat, lalu dalam waktu singkat, dalam beberapa dekade

after their peak, they collapse. For example,

setelah puncak mereka, mereka runtuh. Contohnya,

the classic lowland Maya of the Yucatan began to collapse in the

peradaban Maya klasik di Yucatan mulai runtuh pada

early 800s -- literally a few decades after the Maya were building

awal 800an, beberapa dekade setelah Maya membangun

their biggest monuments, and Maya population was greatest.

monumen terbesar mereka, dan populasi mereka paling besar saat itu.

Or again, the collapse of the Soviet Union took place

Atau lagi, runtuhnya Uni Soviet yang terjadi

within a couple of decades, maybe within a decade, of the time

dalam beberapa dekade, mungkin dalam satu dekade, sejak

when the Soviet Union was at its greatest power.

saat kekuatan Uni Soviet mencapai puncaknya.

An analogue would be the growth of bacteria in a petri dish.

Analognya adalah pertumbuhan bakteri dalam cawan petri.

These rapid collapses are especially likely where there's

Keruntuhan cepat ini sepertinya sangat mungkin terjadi ketika ada

a mismatch between available resources and resource consumption,

ketidaksesuaian antara ketersediaan dan konsumsi sumber daya,

or a mismatch between economic outlays and economic potential.

atau ketidaksesuaian antara perencanaan dan potensi ekonomi.

In a petri dish, bacteria grow. Say they double every generation,

Bakteri tumbuh dalam cawan petri. Mereka membelah jadi dua tiap generasi,

and five generations before the end the petri dish is 15/16ths empty,

lima generasi sebelum akhir cawan masih kosong 15/16,

and then the next generation's 3/4ths empty, and the next generation

generasi selanjutnya kosong 3/4, dan generasi berikutnya

half empty. Within one generation after the petri dish still

kosong setengah. Dalam satu generasi lagi sejak kosong setengah itu,

being half empty, it is full. There's no more food and the bacteria have collapsed.

cawan jadi penuh. Tidak ada lagi makanan dan bakterinya mati.

So, this is a frequent theme:

Jadi, merupakan hal umum bahwa peradaban runtuh

societies collapse very soon after reaching their peak in power.

segera setelah mencapai puncak kekuatan mereka.

What it means to put it mathematically is that, if you're concerned

Secara matematis artinya adalah bila Anda punya perhatian

about a society today, you should be looking not at the value

pada peradaban saat ini, Anda perlu melihat bukan pada nilai

of the mathematical function -- the wealth itself -- but you should

fungsi matematis dari kekayaan, tapi Anda harus melihat

be looking at the first derivative and the second derivatives

turunan pertama dan turunan kedua fungsi itu.

of the function. That's one general theme. A second general theme

Tadi itu satu tema umum. Tema umum kedua adalah

is that there are many, often subtle environmental factors that make

ada banyak faktor lingkungan, seringkali tersembunyi, yang membuat

some societies more fragile than others. Many of those factors

beberapa peradaban lebih rapuh daripada lainnya, dan banyak faktor itu

are not well understood. For example, why is it that in the Pacific,

belum dipahami dengan baik. Contohnya, mengapa di kepulauan Pasifik,

of those hundreds of Pacific islands, why did Easter Island end up as

dari ratusan pulau kecil Pasifik, mengapa Pulau Paskah memiliki

the most devastating case of complete deforestation?

kasus penggundulan hutan yang paling parah?

It turns out that there were about nine different environmental

Ternyata ada sekitar 9 faktor lingkungan yang berbeda,

factors -- some, rather subtle ones -- that were working against

beberapa agak tersembunyi, yang merugikan penduduk Pulau Paskah

the Easter Islanders, and they involve fallout of volcanic tephra,

hal-hal itu mencakup jatuhnya debu volkanis,

latitude, rainfall. Perhaps the most subtle of them

ketinggian, curah hujan. Mungkin yang paling tersembunyi

is that it turns out that a major input of nutrients

adalah bahwa masukan nutrien utama

which protects island environments in the Pacific is from

yang melindungi lingkungan di Pasifik bersumber dari

the fallout of continental dust from central Asia.

jatuhnya debu benua dari Asia Tengah.

Easter, of all Pacific islands, has the least input of dust

Pulau Paskah di kepulauan Pasifik mendapat paling sedikit debu

from Asia restoring the fertility of its soils. But that's

dari Asia, yang menyuburkan kembali tanahnya. Hal itu

a factor that we didn't even appreciate until 1999.

adalah faktor yang belum kita kenali sebelum 1999.

So, some societies, for subtle environmental reasons,

Jadi, beberapa peradaban karena alasan lingkungan tertentu

are more fragile than others. And then finally,

jadi lebih rapuh daripada lainnya. Akhirnya,

another generalization. I'm now teaching a course

generalisasi lainnya. Saya mengajar kuliah

at UCLA, to UCLA undergraduates, on these collapses

di UCLA, pada mahasiswa S1 UCLA, tentang keruntuhan

of societies. What really bugs my UCLA undergraduate students is,

peradaban ini. Hal yang sangat menggelitik mahasiswa saya adalah,

how on earth did these societies not see what they were doing?

bagaimana mungkin mereka tidak sadar apa yang mereka lakukan?

How could the Easter Islanders have deforested their environment?

Bagaimana bisa penduduk Pulau Paskah menghabiskan hutan mereka?

What did they say when they were cutting down the last palm tree?

Apa yang mereka katakan ketika menebang pohon palem terakhir?

Didn't they see what they were doing? How could societies

Apa mereka tidak sadar yang mereka lakukan? Bagaimana peradaban bisa

not perceive their impacts on the environments and stop in time?

tidak menyadari dampak mereka terhadap lingkungan dan berhenti pada waktunya?

And I would expect that, if our human civilization carries on,

Saya menduga bila peradaban manusia terus berkembang,

then maybe in the next century people will be asking,

mungkin di abad mendatang orang-orang akan bertanya,

why on earth did these people today in the year 2003 not see

mengapa bisa orang-orang di tahun 2003 tidak melihat dengan jelas

the obvious things that they were doing and take corrective action?

hal-hal yang mereka lakukan dan memperbaikinya?

It seems incredible in the past. In the future, it'll seem

Kesalahan masa lalu terlihat besar. Di masa depan kesalahan kita

incredible what we are doing today. And so I've been

sekarang juga akan terlihat besar. Jadi saya sudah

trying to develop a hierarchical set of considerations

mencoba mengembangkan set pertimbangan yang hirarkis

about why societies fail to solve their problems --

tentang mengapa peradaban gagal menyelesaikan masalah mereka.

why they fail to perceive the problems or, if they perceive them,

Mengapa mereka gagal melihat masalah, atau bila mereka melihatnya,

why they fail to tackle them. Or, if they tackle them,

mengapa gagal menanganinya? Atau bila gagal menanganinya,

why do they fail to succeed in solving them?

mengapa mereka gagal dalam usaha menangani masalah itu?

I'll just mention two generalizations in this area.

Saya akan memberi dua contoh generalisasi di bidang ini.

One blueprint for trouble, making collapse likely,

Satu hal yang akan jadi masalah, membuat keruntuhan jadi lebih mungkin,

is where there is a conflict of interest between the short-term

adalah di mana ada konflik antara kepentingan jangka pendek,

interest of the decision-making elites and the long-term

kepentingan elit pembuat keputusan, dan kepentingan jangka panjang

interest of the society as a whole, especially if the elites

masyarakat secara keseluruhan, terutama bila para elitnya

are able to insulate themselves from the consequences

dapat memisahkan diri mereka dari konsekuensi

of their actions. Where what's good in the short run for the elite

tindakan mereka. Di mana kepentingan jangka pendek para elit

is bad for the society as a whole, there's a real risk of the elite

berdampak buruk bagi masyarakat, ada resiko besar para elit

doing things that would bring the society down in the long run.

akan melakukan hal yang menyengsarakan masyarakat pada jangka panjang.

For example, among the Greenland Norse --

Contohnya, di antara Norse Greenland --

a competitive rank society -- what the chiefs really wanted

masyarakat yang kompetitif -- yang diinginkan kepala suku adalah

is more followers and more sheep and more resources

lebih banyak pengikut, domba, dan sumber daya

to outcompete the neighboring chiefs. And that led the chiefs

untuk mengalahkan kepala suku tetangga. Hal itu membuat kepala suku

to do what's called flogging the land: overstocking the land,

melakukan sesuatu yang disebut <i>flogging</i>: menggembalakan terlalu banyak ternak,

forcing tenant farmers into dependency. And that made

memaksa penyewa tanah untuk jadi tergantung. Hal itu membuat

the chiefs powerful in the short run,

dalam jangka pendek para kepala suku jadi kuat,

but led to the society's collapse in the long run.

tapi berujung runtuhnya masyarakat dalam jangka panjang.

Those same issues of conflicts of interest are acute

Isu konflik kepentingan yang sama adalah masalah akut

in the United States today. Especially because

di Amerika Serikat sekarang. Terutama karena

the decision makers in the United States are frequently

para pembuat keputusan di Amerika Serikat seringkali

able to insulate themselves from consequences

dapat memisahkan diri mereka dari konsekuensi

by living in gated compounds, by drinking bottled water

dengan cara tinggal di rumah berpagar tinggi, minum air dalam kemasan

and so on. And within the last couple of years,

dan sebagainya. Dalam beberapa tahun terakhir,

it's been obvious that the elite in the business world

jelas sekali kaum elit di dunia bisnis

correctly perceive that they can advance

memandang bahwa mereka dapat mengembangkan

their short-term interest by doing things that are

kepentingan jangka pendek mereka dengan melakukan hal-hal

good for them but bad for society as a whole,

yang baik bagi mereka tapi buruk bagi masyarakat,

such as draining a few billion dollars out of Enron

seperti menyedot beberapa miliar dolar dari Enron

and other businesses. They are quite correct

dan bisnis lain. Mereka cukup benar

that these things are good for them in the short term,

bahwa hal-hal itu baik bagi mereka dalam jangka pendek,

although bad for society in the long term.

meskipun buruk bagi masyarakat dalam jangka panjang.

So, that's one general conclusion about why societies

Jadi, satu kesimpulan umum tentang mengapa peradaban

make bad decisions: conflicts of interest.

mengambil keputusan buruk: konflik kepentingan.

And the other generalization that I want to mention

Generalisasi lain yang mau saya singgung adalah

is that it's particularly hard for a society to make

bahwa sulit bagi masyarakat untuk membuat,

quote-unquote good decisions when there is a conflict involving

keputusan baik ketika ada konflik yang menyangkut

strongly held values that are good in many circumstances

nilai yang dipegang teguh, yang baik dalam banyak keadaan

but are poor in other circumstances. For example,

tapi buruk untuk keadaan lain. Contohnya,

the Greenland Norse, in this difficult environment,

Norse Greenland, di lingkungan yang sulit ini,

were held together for four-and-a-half centuries

diikat selama empat setengah abad

by their shared commitment to religion,

oleh komitmen terhadap agama yang sama

and by their strong social cohesion. But those two things --

dan oleh kohesi sosial mereka yang kuat. Tapi dua hal itu --

commitment to religion and strong social cohesion --

komitmen terhadap agama dan kohesi sosial yang kuat --

also made it difficult for them to change at the end

juga pada akhirnya membuat mereka sulit berubah

and to learn from the Inuit. Or today -- Australia.

dan belajar dari suku Inuit. Atau hari ini, Australia.

One of the things that enabled Australia to survive

Salah satu hal yang membuat Australia bertahan

in this remote outpost of European civilization

di tempat yang jauh dari peradaban Eropa

for 250 years has been their British identity.

selama 250 tahun adalah identitas Inggris mereka.

But today, their commitment to a British identity

Tapi sekarang, komitmen mereka terhadap identitas Inggris

is serving Australians poorly in their need to adapt

tidak berakibat baik dalam kebutuhan mereka beradaptasi

to their situation in Asia. So it's particularly difficult

terhadap situasi mereka di Asia. Jadi cukup sulit

to change course when the things that get you in trouble

untuk mengubah arah ketika hal-hal yang menyebabkan masalah

are the things that are also the source of your strength.

adalah hal yang sama yang memberi Anda kekuatan.

What's going to be the outcome today?

Lalu sekarang apa yang akan terjadi?

Well, all of us know the dozen sorts of ticking time bombs

Kita semua tahu ada lusinan bom waktu

going on in the modern world, time bombs that have fuses

yang berdetik di dunia modern. Bom waktu yang semuanya akan meledak

of a few decades to -- all of them, not more than 50 years,

dalam beberapa dekade mendatang, tak lebih dari 50 tahun,

and any one of which can do us in; the time bombs of water,

dan satu saja bisa membuat kita bermasalah. Bom waktu tentang air,

of soil, of climate change, invasive species,

tanah, perubahan iklim, spesies invasif,

the photosynthetic ceiling, population problems, toxics, etc., etc. --

mentoknya kemampuan fotosintesis, masalah populasi, racun, dan lain-lain --

listing about 12 of them. And while these time bombs --

saya mendaftar sekitar 12 masalah. Ketika bom-bom waktu ini --

none of them has a fuse beyond 50 years, and most of them

tak ada yang lebih lama dari 50 tahun, dan sebagian besar

have fuses of a few decades -- some of them, in some places,

akan meledak dalam beberapa dekade -- di sebagian tempat bom itu

have much shorter fuses. At the rate at which we're going now,

meledak jauh lebih cepat. Dengan laju yang kita miliki sekarang,

the Philippines will lose all its accessible loggable forest

Filipina akan kehabisan hutan yang bisa ditebang

within five years. And the Solomon Islands are only

dalam waktu lima tahun. Dan Pulau Solomon hanya punya

one year away from losing their loggable forest,

satu tahun lagi dari habisnya hutan yang dapat ditebang,

which is their major export. And that's going to be spectacular

dan itu ekspor utama mereka. Hal itu akan berdampak spektakuler

for the economy of the Solomons. People often ask me,

terhadap ekonomi orang Solomon. Orang sering bertanya,

Jared, what's the most important thing that we need to do

Jared, apa hal paling penting yang perlu kita lakukan

about the world's environmental problems?

tentang masalah lingkungan di dunia?

And my answer is, the most important thing we need to do

Jawaban saya adalah, hal paling penting yang perlu kita lakukan

is to forget about there being any single thing that is

adalah melupakan bahwa hanya ada satu hal

the most important thing we need to do.

yang paling penting untuk kita lakukan.

Instead, there are a dozen things, any one of which could do us in.

Ada lusinan hal-hal yang perlu kita kerjakan.

And we've got to get them all right, because if we solve 11,

Kita perlu memperbaiki semuanya dengan baik, sebab bila kita menyelesaikan 11 masalah,

we fail to solve the 12th -- we're in trouble. For example,

dan gagal menyelesaikan yang ke-12, kita dalam masalah. Contohnya,

if we solve our problems of water and soil and population,

bila kita menyelesaikan masalah air, tanah, dan populasi,

but don't solve our problems of toxics, then we are in trouble.

tapi tidak menyelesaikan masalah racun, maka kita dalam masalah.

The fact is that our present course is a non-sustainable course,

Faktanya adalah jalur yang kita ambil sekarang ini tidak lestari,

which means, by definition, that it cannot be maintained.

yang secara harafiah artinya ini tidak bisa dipertahankan terus.

And the outcome is going to get resolved within a few decades.

Akibatnya akan terlihat dalam beberapa dekade.

That means that those of us in this room who are less than

Itu artinya kita yang di ruangan ini yang berumur kurang dari

50 or 60 years old will see how these paradoxes are resolved,

50 atau 60 tahun akan melihat bagaimana masalah ini diselesaikan,

and those of us who are over the age of 60 may not see

dan mereka yang lebih dari 60 mungkin tidak melihat

the resolution, but our children and grandchildren certainly will.

penyelesaiannya, tapi anak dan cucu kita akan melihatnya.

The resolution is going to achieve either of two forms:

Penyelesaiannya bisa mengambil dua bentuk:

either we will resolve these non-sustainable time-fuses

entah kita akan menjinakkan bom waktu ketidaklestarian ini

in pleasant ways of our own choice by taking remedial action,

melalui cara yang baik dan sadar dengan bertindak memperbaiki,

or else these conflicts are going to get settled

atau konflik ini akan diselesaikan

in unpleasant ways not of our choice -- namely, by war,

dengan cara tidak menyenangkan dan bukan pilihan kita -- misalnya, lewat perang,

disease or starvation. But what's for sure is that our

penyakit, atau kelaparan. Tapi yang pasti adalah bahwa

non-sustainable course will get resolved in one way or another

jalur ketidaklestarian kita ini akan diselesaikan dengan cara apapun

in a few decades. In other words, since the theme of this session

dalam beberapa dekade. Dengan kata lain, karena tema sesi ini

is choices, we have a choice. Does that mean that we should

adalah pilihan, kita punya pilihan. Apa itu berarti kita harus

get pessimistic and overwhelmed? I draw the reverse conclusion.

jadi pesimis dan terbebani? Saya mengambil kesimpulan sebaliknya.

The big problems facing the world today are not at all

Masalah besar yang dihadapi dunia sekarang ini bukanlah

things beyond our control. Our biggest threat is not an asteroid

hal-hal di luar kendali kita. Masalah terbesar kita bukanlah asteroid

about to crash into us, something we can do nothing about.

yang akan menabrak kita, sesuatu yang tak bisa kita cegah.

Instead, all the major threats facing us today are problems

Melainkan, semua ancaman besar itu adalah masalah

entirely of our own making. And since we made the problems,

yang kita buat sendiri. Dan karena kita yang membuat masalahnya,

we can also solve the problems. That then means that it's

kita juga bisa menyelesaikan masalah itu. Maka itu berarti

entirely in our power to deal with these problems.

penyelesaian masalah ini semua ada dalam kemampuan kita.

In particular, what can all of us do? For those of you

Khususnya, apa yang dapat kita lakukan? Bagi Anda

who are interested in these choices, there are lots of things

yang tertarik dengan pilihan-pilihan ini, ada banyak hal

you can do. There's a lot that we don't understand,

yang dapat Anda lakukan. Ada banyak hal yang tidak kita mengerti,

and that we need to understand. And there's a lot that

dan kita perlu mengerti itu. Ada banyak yang sudah kita mengerti

we already do understand, but aren't doing, and that

tapi kita belum melakukan apa-apa, dan hal-hal

we need to be doing. Thank you.

yang perlu kita lakukan. Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)