Take "the Other" to lunch | Elizabeth Lesser

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Irma Amelia

This room may appear to be holding 600 people,

Ruang ini tampaknya

menampung 600 orang,

but there's actually so many more,

namun sebenarnya lebih banyak lagi,

because within each one of us, there is a multitude of personalities.

karena dalam setiap diri kita

terdapat banyak kepribadian.

I have two primary personalities

Saya memiliki dua kepribadian utama

that have been in conflict and conversation within me

yang telah berselisih dan bercakap-cakap di dalam diri saya

sejak saya masih kecil.

since I was a little girl.

I call them "the mystic" and "the warrior."

Saya menyebutnya "si mistis"

dan "si pejuang".

I was born into a family of politically active intellectual atheists.

Saya lahir di dalam keluarga

yang aktif secara politik,

para ateis cerdas.

There was this equation in my family that went something like this:

Ada rumus di dalam keluarga saya yang kira-kira seperti ini:

if you are intelligent,

Jika Anda cerdas,

you therefore are not spiritual.

maka Anda tidak beragama.

I was the freak of the family.

Saya adalah orang aneh di dalam keluarga.

I was this weird little kid

Sayalah anak kecil aneh ini

who wanted to have deep talks about the worlds that might exist

yang ingin bicara secara mendalam

tentang dunia yang mungkin ada

beyond the ones we perceive with our senses.

di luar dunia yang kita rasakan dengan indera kita.

I wanted to know

Saya ingin tahu

if what we human beings see and hear and think

jika apa yang dilihat, didengar,

dan dipikirkan oleh manusia

is a full and accurate picture of reality.

adalah gambaran utuh dan tepat

dari kenyataan.

So, looking for answers,

Jadi untuk mencari jawabannya,

I went to Catholic mass; I tagged along with my neighbors.

saya mengikuti misa Katolik;

saya mengikuti tetangga saya,

I read Sartre and Socrates.

saya membaca Sartre dan Sokrates.

Lalu suatu hal yang luar biasa terjadi

And then a wonderful thing happened when I was in high school:

saat saya duduk di SMA:

gurus from the East started washing up on the shores of America.

Para guru dari Timur

mulai datang ke pantai-pantai Amerika.

(Laughter)

Dan saya berkata kepada diri sendiri,

And I said to myself, "I wanna get me one of them."

"Saya ingin belajar dengan salah satu dari mereka."

(Laughter)

Dan sejak saat itu,

And ever since, I've been walking the mystic path,

saya menjalani jalur mistis

trying to peer beyond what Albert Einstein called

mencoba untuk menatap melampaui

apa yang disebut Albert Einstein sebagai,

the "optical delusion" of everyday consciousness.

"khayalan optik

dari kesadaran sehari-hari".

So what did he mean by this?

Jadi apa yang dimaksud Beliau? Saya akan menunjukkannya.

I'll show you.

Take a breath right now of this clear air in this room.

Tariklah nafas dari udara bersih

di ruangan ini sekarang.

Now, see this strange,

Kini, lihatlah keanehan ini,

underwater-coral-reef-looking thing?

seperti terumbu karang

di bawah air?

It's actually a person's trachea.

Ini sebenarnya adalah batang tenggorok manusia.

And those colored globs are microbes

Dan gumpalan berwarna itu

adalah mikroba

that are actually swimming around in this room right now,

yang sebenarnya berenang-renang di ruangan ini

sekarang, di sekitar kita.

all around us.

If we're blind to this simple biology,

Jika kita buta akan biologi sederhana ini,

imagine what we're missing at the smallest subatomic level right now

bayangkan apa yang hilang

pada tingkat subatomik terkecil

dan pada tingkat kosmik terbesar saat ini.

and at the grandest cosmic levels.

My years as a mystic have made me question almost all my assumptions.

Tahun-tahun saya sebagai seorang yang mistis

telah membuat saya bertanya

tentang hampir semua anggapan saya.

They've made me a proud "I-don't-know-it-all."

Mereka membuat saya seorang yang bangga karena tidak tahu apa-apa.

Now, when the mystic part of me jabbers on and on like this,

Kini saat bagian mistis dari saya

terus mengoceh seperti ini,

the warrior rolls her eyes.

si prajurit memutar matanya.

She's concerned about what's happening in this world right now.

Dia memperhatikan

apa yang terjadi di dunia saat ini.

She's worried.

Dia khawatir.

She says, "Excuse me, I'm pissed off,

Dia berkata, "Maaf, saya kesal,

and I know a few things,

dan saya tahu beberapa hal,

and we better get busy about them right now."

dan sebaiknya kita mulai sibuk mengurusinya sekarang."

I've spent my life as a warrior,

Saya menghabiskan waktu saya sebagai prajurit,

working for women's issues,

bekerja pada isu-isu tentang wanita,

bekerja pada kampanye politik,

working on political campaigns,

being an activist for the environment.

menjadi aktivis lingkungan hidup.

Dan ini bisa terlihat seperti tidak masuk akal,

And it can be sort of crazymaking,

housing both the mystic and the warrior in one body.

memiliki sisi mistis dan prajurit

dalam satu tubuh.

I've always been attracted to those rare people

Saya selalu tertarik

pada orang yang jarang ditemukan

who pull that off,

yang melakukan semua itu,

who devote their lives to humanity

yang mengabdikan hidupnya pada kemanusiaan

with the grit of the warrior and the grace of the mystic --

dengan keberanian seorang prajurit

dan keanggunan seorang mistis --

orang-orang seperti Martin Luther King Jr.

people like Martin Luther King, Jr.,

yang menulis, "Aku tidak dapat menjadi

who wrote, "I can never be what I ought to be

siapa aku seharusnya,

sampai engkau menjadi

until you are what you ought to be."

siapa engkau seharusnya."

"This," he wrote, "is the interrelated structure of reality."

Dia menulis, "ini adalah struktur yang saling berhubungan

dari kenyataan."

Then Mother Teresa, another mystic warrior, who said,

Lalu Bunda Teresa, prajurit mistis lainnya

yang berkata, "Masalah di dunia ini

"The problem with the world is that we draw the circle of our family

adalah kita menggambar lingkaran keluarga kita

too small."

terlalu kecil."

And Nelson Mandela, who lives by the African concept of "ubuntu,"

Dan Nelson Mandela,

yang hidup dengan konsep Afrika

mengenai ubuntu,

which means "I need you in order to be me,

yang berarti "aku memerlukanmu

untuk menjadi diriku sendiri,

and you need me in order to be you."

dan engkau memerlukanku untuk menjadi dirimu."

Now, we all love to trot out these three mystic warriors

Kita semua suka mengeluarkan dengan cepat

ketiga prajurit mistis ini

seolah-oleh prajurit ini terlahir

as if they were born with a "saint" gene.

dengan gen orang suci.

But we all actually have the same capacity that they do.

Namun kita semua sebenarnya memiliki

kemampuan yang sama seperti mereka,

And we need to do their work now.

dan kita harus melakukan

karya mereka sekarang.

I'm deeply disturbed

Saya sangat terganggu

by the ways in which all of our cultures are demonizing "the other,"

dengan cara di mana semua budaya kita

menganggap buruk budaya lain

by the voice we're giving to the most divisive among us.

dengan suara yang kita berikan

yang paling memecah belah kita.

Listen to these titles of some of the best-selling books

Dengarkan judul-judul

beberapa buku terlaris ini

from both sides of the political divide

dari segala sisi perpecahan politik

here in the US:

di Amerika Serikat.

"Liberalism is a Mental Disorder,"

"Liberalisme adalah Gangguan Mental",

"Rush Limbaugh is a Big Fat Idiot,"

"Rush Limbaugh adalah Seorang Idiot Bertubuh Besar",

"Pinheads and Patriots,"

"Orang Bodoh dan Pahlawan",

"Arguing with Idiots."

"Berdebat dengan Idiot".

They're supposedly tongue-in-cheek,

Itu seharusnya hanya lelucon,

but they're actually dangerous.

namun sebenarnya berbahaya.

Now here's a title that may sound familiar,

Ini adalah judul yang terdengar akrab

but whose author may surprise you:

namun nama pengarangnya mungkin mengejutkan Anda:

"Four and a Half Years of Struggle Against Lies,

"Empat setengah tahun Berjuang

Melawan Kebohongan, Kebodohan,

Stupidity and Cowardice."

dan Ketakutan."

Who wrote that?

Siapa yang menulisnya?

That was Adolf Hitler's first title for "Mein Kampf" -- "My Struggle" --

Itu adalah judul pertama dari buku Adolf Hitler

"Mein Kampf" -- "Perjuanganku" --

the book that launched the Nazi Party.

buku yang mendirikan Partai Nazi.

The worst eras in human history,

Jaman terburuk dalam sejarah manusia,

whether in Cambodia or Germany or Rwanda --

baik di Kamboja atau Jerman

maupun Rwanda,

they start like this, with negative otherizing.

yang dimulai seperti ini, dengan pandangan buruk terhadap orang lain.

Lalu hal itu berubah

And then they morph into violent extremism.

menjadi ekstrimisme yang kejam.

This is why I'm launching a new initiative.

Inilah mengapa saya meluncurkan prakarsa baru.

And it's to help all of us, myself included,

Dan ini untuk membantu kita semua

termasuk saya

to counteract the tendency to otherize.

untuk melawan kecenderungan

menganggap orang berbeda.

And I realize we're all busy people,

Dan saya menyadari kita semua orang sibuk,

so don't worry, you can do this on a lunch break.

jadi jangan takut, Anda dapat melakukannya saat makan siang.

I'm calling my initiative "Take the Other to Lunch."

Saya menyebut prakarsa saya ini,

"Ajaklah orang lain makan siang."

If you are a Republican,

Jika Anda

pendukung Partai Republik

Anda bisa mengajak pendukung Partai Demokrat makan siang,

you can take a Democrat to lunch.

Or if you're a Democrat,

atau jika Anda pendukung partai Demokrat,

think of it as taking a Republican to lunch.

pertimbangkanlah

untuk mengajak pendukung Partai Republik makan siang.

Now, if the idea of taking any of these people to lunch

Jika ide mengajak orang-orang ini makan siang

makes you lose your appetite,

membuat Anda kehilangan selera makan,

(Laughter)

I suggest you start more local,

saya menyarankan mulailah dengan yang lebih lokal,

because there is no shortage of the other right in your own neighborhood:

karena tidak akan ada kekurangan "orang lain"

di lingkungan Anda.

maybe that person who worships at the mosque

Mungkin orang itu

yang bersembahyang di masjid,

or the church or the synagogue down the street;

atau di gereja atau sinagoga, di dekat Anda

or someone from the other side of the abortion conflict;

atau seseorang yang berbeda pendapat

tentang aborsi;

or maybe your brother-in-law who doesn't believe in global warming --

atau mungkin kakak ipar Anda

yang tidak percaya akan pemanasan global --

(Laughter)

anyone whose lifestyle may frighten you

siapapun yang gaya hidupnya menakutkan bagi Anda,

or whose point of view makes smoke come out of your ears.

atau yang pandangannya

membuat asap keluar dari telinga Anda.

A couple of weeks ago,

Beberapa minggu yang lalu,

I took a conservative Tea Party woman to lunch.

saya mengajak seorang wanita dari gerakan Tea Party Konservatif makan siang.

Now, on paper, she passed my "smoking ears" test:

Di atas kertas, dia lulus ujian telinga berasap saya.

(Laughter)

she's an activist from the Right,

Dia adalah aktivis sayap kanan,

and I'm an activist from the Left.

dan saya adalah aktivis sayap kiri.

We used some guidelines to keep our conversation elevated.

Dan kami menggunakan beberapa pedoman

untuk menjaga percakapan kami,

dan Anda dapat menggunakannya juga

And you can use them, too,

because I know you're all going to take an other to lunch.

karena saya tahu Anda akan

mengajak orang lain makan siang.

So first of all, decide on a goal:

Yang pertama, tentukan tujuan:

to get to know one person from a group you may have negatively stereotyped.

untuk mengenal orang

dari kelompok yang menurut pandangan Anda negatif.

And then, before you get together,

Lalu, sebelum pergi bersama

agree on some ground rules.

setujui beberapa aturan dasar.

My Tea Party lunch mate and I came up with these:

Saya dan teman makan siang saya

menyetujui hal ini:

Tidak mendesak, mempertahankan,

"Don't persuade, defend or interrupt;

atau menyela.

be curious, be conversational, be real;

Jadilah ingin tahu,

jadilah supel dan berdasarkan kenyataan.

and listen."

Dan dengarkan.

Dari sana kita menggali ke dalam.

From there, we dove in, and we used these questions:

Dan kita menggunakan pertanyaan ini:

"Share some of your life experiences with me --

Bagikan pengalaman hidup Anda bersama saya.

what issues deeply concern you?

Isu apa

yang membuat Anda khawatir?

And what have you always wanted to ask someone from the other side?"

Dan apa yang selalu ingin Anda tanyakan

kepada pihak lain?

My lunch partner and I came away with some really important insights,

Saya dan teman makan siang saya

pergi dengan beberapa wawasan yang sangat penting

dan saya akan membagikan satu wawasan itu kepada Anda.

and I'm going to share just one with you.

I think it has relevance to any problem between people anywhere.

Saya rasa hal ini sesuai

dengan masalah apapun

di antara orang-orang di mana saja.

I asked her why her side makes such outrageous allegations and lies

Saya bertanya mengapa pihaknya

membuat tuduhan keterlaluan

dan kebohongan tentang pihak saya.

about my side.

"What?" she wanted to know.

"Apa?" dia penasaran.

"Like, we're a bunch of elitist, morally corrupt terrorist-lovers."

"Seperti kami adalah sekelompok

orang elit,

pecinta teroris dengan moral yang rusak."

Well, she was shocked.

Dia sangat terkejut.

She thought my side beat up on her side way more often --

Dia berpikir pihak saya

lebih sering memukul pihak mereka

dengan mengatakan bahwa mereka tidak punya otak,

that we called them brainless, gun-toting racists.

orang rasis yang menenteng senjata.

And we both marveled at the labels

Dan kita semua kagum

pada label yang sesuai

that fit none of the people we actually know.

dengan tidak ada seorangpun

yang benar-benar kita ketahui.

And since we had established some trust,

Dan karena kami telah membangun kepercayaan,

we believed in each other's sincerity.

kami percaya pada ketulusan masing-masing.

We agreed we'd speak up in our own communities

Kami setuju untuk berbicara pada kelompok kami

when we witnessed the kind of "otherizing" talk

saat kami menyaksikan

pembicaraan yang menyudutkan orang yang berbeda

that can wound and fester into paranoia

yang dapat melukai

yang dapat memburuk menjadi paranoia

dan digunakan oleh orang-orang di luar

and then be used by those on the fringes

to incite.

untuk menghasut.

Di akhir makan siang kita,

By the end of our lunch, we acknowledged each other's openness.

kita mengakui keterbukaan masing-masing.

Neither of us had tried to change the other,

Tidak ada yang mencoba mengubah orang lain.

but we also hadn't pretended

Namun kita juga tidak berpura-pura

that our differences were just going to melt away

bahwa perbedaan kita akan segera hilang

after a lunch.

segera setelah makan.

Instead, we had taken first steps together,

Namun, kita telah mengambil

langkah pertama bersama-sama,

melewati tanggapan otomatis kita

past our knee-jerk reactions

menuju ke tempat ubuntu,

to the ubuntu place,

which is the only place

yaitu satu-satunya tempat

di mana jalan keluar

where solutions to our most intractable-seeming problems

pada masalah yang tampak paling sulit bagi kita

akan ditemukan.

will be found.

Siapa yang sebaiknya Anda ajak makan siang?

So who should you invite to lunch?

Next time you catch yourself in the act of otherizing,

Lain kali saat Anda merasa

sedang menganggap orang berbeda,

that'll be your clue.

itu mungkin akan menjadi petunjuk bagi Anda.

And what might happen at your lunch?

Dan apa yang terjadi saat makan siang Anda?

Will the heavens open

Akankah langit terbuka

and "We are the World" play over the restaurant sound system?

dan "We Are the World" dilantunkan sound system restoran itu?

Probably not.

Mungkin tidak.

Because ubuntu work is slow, and it's difficult.

Karena ubuntu sangat lambat

dan sulit.

It's two people dropping the pretense of being know-it-alls.

Ini adalah dua orang

menyisihkan kepura-puraan

untuk mengetahui segala hal.

It's two people, two warriors, dropping their weapons

Ini adalah dua orang,

dua prajurit,

meletakkan senjata mereka

and reaching toward each other.

dan saling menggapai satu sama lain.

Here's how the great Persian poet Rumi put it:

Beginilah Rumi, pujangga Persia yang hebat, menyebutnya:

"Di luar ide

"Out beyond ideas of wrong-doing and right-doing,

mengenai apa yang benar dan salah,

there is a field.

ada sebuah lapangan.

I'll meet you there."

Aku akan menemuimu di sana."

(Tepuk tangan)

(Applause)