I don't want children -- stop telling me I'll change my mind | Christen Reighter

Translator: Rizki Febriani Reviewer: Made Pramana

Saya menyadari peran yang diletakkan kepada saya sejak masih kecil.

Satu konsep tetap yang saya amati --

I recognized the roles that were placed on me very early.

hadir dalam bahasa kita, di media kita --

adalah bahwa perempuan tidak hanya harus memiliki anak-anak,

One persistent concept that I observed --

mereka seharusnya menginginkannya.

existing in our language, in our media --

was that women are not only supposed to have children,

Konsep ini ada di mana-mana.

Hal ini ada dalam cara orang dewasa berbicara kepada saya

they are supposed to want to.

ketika mereka bertanya dalam konteks “kapan”.

This existed everywhere.

It existed in the ways that adults spoke to me

“Kapan kamu menikah ...”

“Kapan kamu punya anak ...”

when they posed questions in the context of "when."

Dan harapan masa depan ini selalu ditanyakan kepada saya

"When you get married ..."

seperti bagian dari mimpi Amerika,

"When you have kids ..."

tapi bagi saya hal itu terasa seperti mimpi orang lain.

And these future musings were always presented to me

Kalian tahu, nilai yang selalu saya pahami tentang diri saya

like part of this American dream,

adalah saya tidak pernah ingin punya anak.

but it always felt to me like someone else's dream.

Dan saat masih kecil, ketika saya mencoba menjelaskan ini,

You see, a value that I have always understood about myself

ada ketidaksesuaian antara peran mereka dan nilai yang saya pegang,

was that I never wanted children.

And as a kid, when I would try to explain this,

mereka sering kali tertawa

dengan cara orang dewasa yang menertawakan keanehan anak kecil.

this disconnect between their roles and my values,

Mereka dengan yakin berkata,

they often laughed

“Kamu akan mengubah pikiranmu.”

in the way that adults do at the absurdities of children.

Orang-orang sudah mengatakan hal begini kepada saya seumur hidup saya.

And they would tell me knowingly,

Jika tidak, pembicaraan sopan akan berubah menjadi menyebalkan dengan cepat.

"You'll change your mind."

And people have been saying things like that to me my whole life.

“Apa suamimu tahu?”

Otherwise polite conversation can turn intrusive fast.

(Tertawa)

“Apa orang tuamu tahu?”

(Tertawa)

“Apa kamu tidak mau berkeluarga?”

"Does your husband know?"

(Laughter)

“Apa kamu tidak mau meninggalkan sesuatu?”

"Do your parents know?"

(Laughter)

Dan kalimat andalan mereka ketika membahas tidak ingin punya anak,

"Don't you want a family?"

"Don't you want to leave anything behind?"

“Itu egois.”

And the primary buzzword when discussing childlessness,

Ada banyak alasan kenapa perempuan

"That's selfish."

memilih untuk tidak menjadi ibu,

kebanyakan bukan karena memprioritaskan diri sendiri.

There are countless reasons a woman may have

Tapi tetap saja banyak orang menjelekkan perempuan yang seperti itu,

for choosing to abstain from motherhood,

the majority of them not self-prioritizing.

karena tidak satu pun alasan ini menjadi narasi sosial.

Ketika saya masih kecil dan belajar tentang keniscayaan maternal,

But it is still socially acceptable to publicly vilify women as such,

because none of these reasons have made it into the social narrative.

tidak pernah dijelaskan pada saya

kemiripan faktor-faktor ini yang dipertimbangkan oleh perempuan,

When I was little and learning about the inevitability of maternity,

seperti risiko menurunkan penyakit genetik,

it was never explained to me

the commonness of these factors that women consider,

bahaya akibat harus berhenti mengonsumsi obat yang menyelamatkan hidup

selama hamil,

kekhawatiran tentang kelebihan penduduk,

like the risk of passing on hereditary illness,

akses terhadap sumber daya,

the danger of having to stop life-saving medication

dan fakta bahwa ada 415.000 anak-anak

for the duration of your pregnancy,

concern about overpopulation,

your access to resources,

di sistem anak asuh di Amerika Serikat setiap waktu.

and the fact that there are 415,000 children

Alasan seperti ini, dan banyak lainnya,

in the foster-care system in the United States at any given time.

dan fakta bahwa saya tidak ingin hal tersebut terjadi,

Reasons like these, many more,

membuat saya memilih

untuk menjadi steril melalui operasi.

and the fact that I don't like to leave things of this magnitude to chance,

Saya mulai mempelajarinya dengan semangat.

all informed my decision

Saya ingin benar-benar mengerti

seluruh hal yang akan terjadi ketika menjalani ligasi tuba,

to become surgically sterilized.

I began my research eagerly.

yaitu kata lain dari prosedur mengikat saluran tuba.

I wanted to fully understand

all that was going to come with undergoing a tubal ligation,

Saya ingin tahu prosedurnya dari awal sampai akhir,

tingkat kepuasan, risiko, statistik.

which is just another word for getting your tubes tied.

Awalnya, saya merasa berdaya.

I wanted to know approval to aftermath,

Kalian tahu, narasi yang selalu diajarkan pada saya,

satisfaction rates, risks, statistics.

saya pikir sangat langka bagi perempuan untuk tidak menginginkan anak,

And at first, I was empowered.

You see, the way the narrative has always been taught to me,

dan kemudian saya belajar satu dari lima perempuan Amerika

tidak akan pernah memiliki anak biologis --

I would have thought that women who didn't want children were so rare,

beberapa karena pilihan, beberapa karena nasib.

and then I learned one in five American women

(Tepuk tangan)

Tapi saya tidak sendirian.

won't be having a biological child --

some by choice, some by chance.

Tapi semakin saya membaca, semakin saya berkecil hati.

(Applause)

Saya membaca beberapa cerita perempuan,

But I was not alone.

yang berusaha mendapatkan prosedur ini.

But the more I read, the more disheartened I became.

Saya belajar bagaimana umumnya perempuan ini menghabiskan dana mereka

I read women's stories,

trying desperately to get this procedure.

mencoba ke lusinan dokter kandungan selama bertahun-tahun,

I learned how common it was for women to exhaust their finances

hanya untuk ditolak berkali-kali,

appealing to dozens of ob-gyns over many years,

seringkali dengan tidak hormat, sehingga mereka menyerah.

Para perempuan melaporkan kalau tenaga kesehatan sering merendahkan

only to be turned down so many times,

often with such blatant disrespect that they just gave up.

dan tidak menghargai motivasi mereka,

Women reported that medical practitioners were often condescending

dengan mendapatkan ucapan seperti,

“Kembalilah jika sudah menikah dan punya anak.”

and dismissive of their motivations,

Tapi perempuan yang sudah punya anak, yang menginginkan prosedur ini,

being told things like,

"Come back when you're married with a child."

dibilang mereka terlalu muda,

atau mereka belum punya cukup banyak anak,

But women who did have children, who went to go get this procedure,

yang sangat menarik,

were told they were too young,

karena syarat legal di negara bagian saya, untuk mendapatkan operasi ini,

or they didn't have enough children,

which is very interesting,

“berusia minimal 21 tahun,”

because the legal requirements in my state for getting this kind of surgery were,

“berpikiran sehat, dan melakukannya dengan kesadaran sendiri,”

dan “menjalani masa tunggu 30 hari.”

"Be at least 21 years old,"

Dan saya bingung ketika saya memenuhi semua persyaratan legal ini

"appear of sound mind, acting of your own accord,"

and "have a 30-day waiting period."

dan tetap menghadapi pertikaian di ruang periksa

And I was perplexed that I could meet all of these legal requirements

atas otonomi tubuh saya.

Dan itu menakutkan,

tapi saya sudah bertekad.

and still have to face a battle in the exam room

Saya ingat berdandan sangat profesional ke pemeriksaan pertama.

for my bodily autonomy.

And it was daunting,

(Tertawa)

but I was determined.

Saya duduk tegak.

I remember I dressed so professionally to that first appointment.

Saya berbicara dengan jelas.

Saya ingin memberikan dokter itu semua bukti

(Laughter)

I sat up straight.

bahwa saya bukan sekadar tanggal lahir di berkas itu.

I spoke clearly.

I wanted to give that doctor every piece of evidence

Dan saya memastikan untuk menyebutkan hal seperti,

“saya baru saja bergelar sarjana

that I was not the date of birth in that file.

dan mendaftar ke program doktoral ini,

saya akan belajar hal ini.”

And I made sure to mention things like,

Dan “kekasih saya punya bisnis ini,”

"I just got my bachelor's degree

and I'm applying to these doctoral programs,

dan “saya sudah melakukan riset mengenai prosedur ini berbulan-bulan.

I'm going to study these things."

Saya mengerti semuanya, termasuk risikonya.”

And "my long-term partner has this kind of business,"

Karena saya ingin dokternya tahu bahwa ini bukan keinginan sesaat,

and "I've done research on this for months.

bukan keputusan reaksioner,

I understand everything about it, all the risks."

bukan tipikal perempuan umur 20-an yang ingin keluar dan berpesta

Because I needed the doctor to know that this was not a whim,

tanpa takut kehamilan tidak direncanakan,

(Tertawa)

not reactionary,

bahwa hal ini mendukung bagian integral dari diri saya.

not your 20-something looking to go out and party

without fear of getting knocked up ...

Saya memahami persetujuan tindakan medis,

(Laughter)

sehingga ekspektasi saya adalah diberitahu bagaimana semuanya dilakukan, tapi ...

that this supported something integral to who I was.

And I understand informed consent,

so I fully expected to be reeducated on how it all worked, but ...

Di satu titik, informasi yang diberikan kepada saya terkesan ada maksud tertentu,

ditambah dengan prasangka dan statistik yang berlebihan.

At one point, the information being given to me started to feel agenda'd,

Pertanyaannya mulai terasa seperti interogasi.

interlaced with bias and inflated statistics.

Awalnya mereka menanyakan pertanyaan

yang terkesan memahami situasi saya dengan baik,

The questions began to feel interrogative.

lalu kelihatannya mereka menanyakan sesuatu yang menjebak saya.

At first they were asking me questions

Saya merasa seperti saksi yang menjalani pemeriksaan silang.

that seemed to understand my situation better,

and then it seemed like they were asking questions to try to trip me up.

Dokter menanyakan tentang pasangan saya.

“Bagaimana perasaan dia tentang ini?”

I felt like I was on the witness stand, being cross-examined.

“Saya sudah bersama dengan satu laki-laki selama lima tahun,

The doctor asked me about my partner.

dan dia mendukung keputusan yang saya ambil untuk tubuh saya.”

"How does he or she feel about all of this?"

Dan dia bilang “bagaimana dengan masa depan,

"Well, I've been with the same man for five years,

jika kamu ganti pasangan?

Bagaimana jika orang itu ingin anak?”

and he fully supports any decision I make for my body."

Dan saya tidak tahu bagaimana harus bereaksi dengan pertanyaan itu,

And he said, "Well, what happens in the future,

if you change partners?

What happens when that person wants children?"

karena yang saya dengar

adalah dokter ini bilang bahwa saya harus menyampingkan semua yang saya percaya

And I didn't quite know how to react to that,

because what I was hearing

jika pasangan saya meminta anak.

was this doctor tell me that I'm supposed to disregard everything I believe

Jadi saya bilang padanya untuk tidak khawatir soal itu.

Sikap saya mengenai kehamilan selalu dibicarakan saat kencan pertama.

if a partner demands children.

(Tertawa)

So I told him not to worry about that.

My stance on childbearing has always been first date conversation.

(Sorakan)

(Tertawa)

(Laughter)

Dia meminta saya untuk mempertimbangkan

(Cheering)

(Laughter)

bagaimana “dalam 20 tahun, kamu akan menyesali ini” ...

He then asks me to consider

berharap tidak melakukannya.

how "in 20 years, you could really come to regret this" ...

Saya bilang padanya,

“Oke, jika suatu hari saya bangun

as though I hadn't.

I told him,

dan sadar, kamu tahu,

saya berharap mengambil keputusan berbeda dulu,

"OK, if I wake up one day

and realize, you know,

sebenarnya, saya hanya menyingkirkan satu jalan menjadi orang tua.

I wish I'd made a different decision back then,

Saya tidak pernah perlu biologi untuk membentuk keluarga.”

(Tepuk tangan)

the truth is, I'd only removed a single path to parenthood.

I never needed biology to form family anyway."

(Applause)

Dan saya lebih baik menghadapi hal itu kapan pun

dibandingkan suatu hari bangun,

dan sadar saya punya anak

And I would much rather deal with that any day

yang tidak benar-benar saya inginkan atau siap untuk merawatnya.

than deal with one day waking up,

realize I'd had a child

Karena pilihan ini hanya memengaruhi saya.

that I didn't really want or was prepared to care for.

Pilihan lainnya akan memengaruhi anak,

perkembangannya, kesejahteraannya --

Because one of these affects only me.

(Tepuk tangan)

The other affects a child,

dan manusia bukan untuk dipertaruhkan.

their development, their well-being --

(Applause)

Dia kemudian memberi tahu mengapa tidak ada yang menyetujui prosedur ini,

and human beings are not to be gambled with.

yang jelas bukan dia,

karena ada konsep bernama paternalisme medis,

He then tells me why no one was going to approve this procedure,

yang membuatnya dia, sebagai penyedia layanan kesehatan,

certainly not he,

because of a concept called medical paternalism,

untuk membuat keputusan untuk diri saya ...

which allows him, as my well-informed provider,

berdasarkan persepsinya mengenai kebutuhan terbaik saya,

terlepas dari apa yang saya, sebagai pasien, inginkan atau percaya.

to make decisions for me ...

Dia ambil kesempatan ini untuk keluar

based on his perception of my best interest,

dan mendiskusikan kasus saya dengan calon dokter bedah saya,

regardless of what I, as the patient, want or believe.

dan dari balik pintu, saya dengar dia menjelaskan diri saya seperti anak kecil.

He takes this opportunity to step out

and discuss my case with my potential surgeon,

and through the door, I hear him describe me as a little girl.

Saya sangat tersinggung.

Saya ingin membela diri.

Saya ingin menjelaskan secara eksplisit kepada keduanya

I was so offended.

cara mereka memperlakukan saya,

itu merendahkan dan seksis,

I wanted to defend myself.

I wanted to explicitly explain to each one of these providers

dan saya tidak perlu menerima.

how they were treating me,

Tapi saya menerimanya.

that it was belittling and sexist,

and I didn't have to take it.

Saya menelan setiap kata-kata tajam itu,

mengatupkan rahang, dan malah

But I did take it.

menjawab semua pertanyaan dan pernyataan merendahkan mereka.

I swallowed every sharp word in my throat,

clenched my jaw, and instead

Saya datang ke sini mencari objektivitas dan dukungan

answered each one of their condescending questions and statements.

tapi malah mendapatkan pengabaian dan pembungkaman,

I had come here looking for objectivity and support

dan saya benci diri saya.

Saya benci karena saya membiarkan orang merendahkan saya berkali-kali.

and instead I felt dismissed and silenced,

Tapi ini kesempatan saya satu-satunya.

and I hated myself for it.

I hated that I was letting people disrespect me repeatedly.

Itu adalah satu dari sekian banyak konsultasi yang harus saya datangi.

But this was my one shot.

Di satu titik, saya sudah menemui 5 atau 6 tenaga kesehatan di jam yang sama.

That was one of multiple consultations that I had to go to.

Pintu ruang pemeriksaan terasa seperti pintu mobil badut.

At one point, I had seen five or six medical professionals in the same hour.

Ada dokter utama,

ada koleganya,

direkturnya, oke.

The door to the exam room felt more like the door to a clown car.

Saya merasa seperti saya meminta mereka menginfeksi saya dengan cacar

There's my primary,

there's his colleague,

the director, OK.

dibandingkan, saya tidak tahu, mendapatkan kontrasepsi.

It felt like I was asking them to infect me with smallpox

Tapi saya tidak bimbang,

instead of, I don't know, obtain birth control.

dan saya gigih,

dan akhirnya saya meyakinkan salah satu dari mereka untuk melakukan prosedur.

But I didn't waver,

and I was persistent,

Bahkan ketika saya di ruangan, menandatangani formulir persetujuan

and I eventually convinced one of them to allow the procedure.

dan mendapatkan suntikan hormon dan menyelesaikan semuanya ...

And even as I am in the room, signing the consent forms

dokter saya menggelengkan kepala yang menunjukkan ketidaksetujuannya.

and getting the hormone shots and tying up loose ends ...

“Kamu akan berubah pikiran.”

my doctor is shaking his head in disapproval.

Saya tidak pernah mengerti

bagaimana kuatnya masyarakat bergantung pada peran ini

"You'll change your mind."

sampai saya mengalami ini.

I never really understood

Saya merasakan sendiri, berkali-kali,

how strongly this society clings to this role

until I went through this.

bagaimana orang, baik tenaga kesehatan,

I experienced firsthand, repeatedly,

kolega, orang asing,

how people, be it medical providers,

tidak bisa memisahkan diri saya sebagai perempuan

colleagues, strangers,

dan diri saya sebagai ibu.

were literally unable to separate me being a woman

Dan saya selalu percaya bahwa memiliki anak

adalah perpanjangan dari menjadi wanita, bukan definisinya.

from me being a mother.

And I've always believed that having children

Saya percaya nilai perempuan

tidak seharusnya ditentukan dari apakah mereka punya anak atau tidak,

was an extension of womanhood, not the definition.

karena itu menelanjangi mereka dari seluruh identitas mereka sebagai

I believe that a woman's value

should never be determined by whether or not she has a child,

orang dewasa untuk dirinya.

Perempuan memiliki kemampuan hebat untuk menciptakan kehidupan,

because that strips her of her entire identity

tapi ketika kita bilang itu adalah tujuannya,

as an adult unto herself.

Women have this amazing ability to create life,

itu sama seperti bilang keberadaannya adalah alat untuk mencapai sesuatu.

but when we say that that is her purpose,

that says that her entire existence is a means to an end.

Mudah untuk melupakan peran yang diletakkan masyarakat pada kita

lebih dari sekadar titel.

Bagaimana beban yang datang bersama mereka,

It's so easy to forget the roles that society places on us

tekanan untuk mengikuti standar ini ...

ketakutan yang menyertai bila mempertanyakannya,

are so much more than mere titles.

What about the weight that comes with them,

dan keinginan yang kita pinggirkan untuk menerimanya?

the pressure to conform to these standards ...

Ada banyak jalan menuju kebahagiaan dan kepuasan.

the fear associated with questioning them,

Bentuknya bisa jadi sangat berbeda,

and the desires that we cast aside to accept them?

tapi saya percaya bahwa setiap orang

There are many paths to happiness and fulfillment.

punya hak untuk menentukan yang terbaik bagi dirinya.

They all look very different,

but I believe that every one

Saya ingin perempuan tahu bahwa pilihanmu untuk mau atau tidak mau menjadi ibu

is paved with the right to self-determination.

I want women to know that your choice to embrace or forego motherhood

tidak ada kaitannya dengan hargamu atau identitasmu

sebagai pasangan, sebagai orang dewasa, atau sebagai perempuan ...

is not in any way tied to your worthiness or identity

dan pasti ada pilihan di balik maternitas,

as spouses, as adults, or as women ...

dan pilihan itu milikmu

milikmu seorang.

and there absolutely is a choice behind maternity,

Terima kasih.

(Tepuk tangan)

and it is yours

and yours alone.

Thank you.

(Applause)