How Your Sense of Smell Helps You Savor Flavor | Body Stuff with Dr. Jen Gunter | TED

In a recent survey,

Translator: Ayu Maryam Reviewer: Made Pramana

Dalam survei terbaru,

a majority of respondents picked their sense of smell

mayoritas responden memilih indra penciuman

as the one they'd be most willing to give up

sebagai indra yang paling rela dikorbankan

among the traditional five senses.

di antara kelima panca indra yang mereka miliki.

But if you love food,

Tapi jika Anda suka makanan,

you should be giving your nose much more credit.

Anda harus lebih memuliakan hidung Anda.

Because it’s actually our sense of smell

Karena indra penciumlah

that plays a huge role in our ability to process flavor.

yang memainkan peranan penting dalam kemampuan kita untuk mengecap rasa.

[Body Stuff with Dr. Jen Gunter]

[Body Stuff oleh Dr. Jen Gunter]

First, let's talk about how smell works,

Pertama, mari kita bahas cara bau bekerja,

from coffee to stinky trash.

mulai dari kopi sampai sampah berbau busuk.

The substances around us give off volatiles,

Benda di sekitar kita mengeluarkan zat yang mudah menguap,

which you can think of as tiny smell molecules.

yang bisa dikatakan sebagai sebagai molekul aroma yang kecil.

We breathe in these smell molecules,

Kita menghirup molekul aroma tersebut,

which then stimulate the olfactory sensory neurons

yang kemudian menstimulasi neuron sensoris penciuman

that sit high in the nose.

yang ada di hidung bagian atas.

Each of these neurons contains an odor receptor on its surface.

Tiap neuron mengandung reseptor bau di permukaannya.

Once the odor receptors are triggered by these smell molecules,

Ketika reseptor bau dirangsang oleh molekul-molekul ini,

the neurons send information about them to the brain.

neuron kemudian mengirimkan informasi tersebut ke otak.

Here's what I think is so cool.

Inilah yang menurut saya sangat keren.

The brain not only categorizes that information as a particular odor,

Otak tidak hanya mengategorikan informasi tersebut sebagai aroma tertentu,

it may also begin to associate feelings,

tetapi juga mulai mengasosiasikan perasaan,

like pleasure or disgust and other moods and emotions with that odor

seperti rasa senang atau jijik dan suasana atau emosi lain

terkait aroma tersebut untuk acuan di masa mendatang.

for future reference.

For example, you sniff bacon, you eat it,

Misalnya, Anda mencium daging babi asap, lalu memakannya,

your taste buds get salt,

kemudian indra perasa merasakan garam,

and then your body gets a whack of fat,

dan tubuh Anda merasakan sensasi lemak,

which is an energy source.

yang merupakan sumber energi.

So the brain loves it and attaches a positive label to it.

Maka otak menyukainya dan memberi label positif terhadap makanan tersebut.

The next time you smell bacon,

Ketika Anda mencium aroma daging babi asap berikutnya,

a sensation associated with pleasure arises.

sensasi terkait perasaan senang akan muncul.

Now, there are a lot of smells out there,

Ada berbagai macam bau di luar sana,

more than our 400 or so odor receptors can detect.

sekitar 400 reseptor bau yang kita punya dapat mendeteksinya.

But people with a healthy working sense of smell

Namun, orang yang memiliki indra penciuman yang prima

have odor receptors that can combine

memiliki reseptor bau yang dapat bekerja

to detect anywhere between 10,000

untuk mendeteksi antara 10.000

to more than a trillion different odors.

hingga lebih dari satu triliun macam bau.

Now, taste is completely different.

Cita rasa sangatlah berbeda.

It comes from taste receptors on our tongues and in our mouths.

Rasa diterima oleh reseptor rasa pada lidah dan mulut kita.

Taste is limited to the basics: salty, sweet, bitter, sour

Cita rasa terbatas pada rasa asin, manis, pahit, asam,

and, somewhat controversially, umami or savory.

dan terkadang, umami atau gurih.

You can taste without smell,

Anda bisa mengecap rasa tanpa aroma,

but anyone with a stuffy nose can attest

tetapi siapa pun yang tersumbat hidungnya akan mengatakan

that's a pretty bland experience.

bahwa itu adalah pengalaman yang cukup hambar.

That's because when we eat, for example, chewing pizza,

Hal itu disebabkan karena ketika makan, misalnya mengunyah pizza,

the pizza releases volatiles that travel from our mouths and throat

pizza mengeluarkan molekul aroma yang naik dari mulut dan tenggorokan

up through the nasal passage.

menuju saluran hidung.

There, olfactory neurons get all the complex smells from the pizza

Di hidung, neuron penciuman memperoleh seluruh aroma pizza yang kompleks

and send that information to the brain.

dan mengirim informasi tersebut ke otak.

The smell and taste work together to help us enjoy food.

Aroma dan cita rasa bekerja sama agar kita dapat menikmati makanan.

When our nose isn't working properly and food seems flavorless,

Ketika hidung tidak bekerja dengan baik dan makanan terasa hambar,

it's because we're only tasting those basic tastes

itu disebakan karena kita hanya merasakan cita rasa dasar

without any of the complex odors detected through smell.

tanpa aroma kompleks yang terdeteksi melalui indra penciuman.

So the next time you savor an amazing flavor,

Jadi kalau nanti Anda merasakan cita rasa yang luar biasa,

thank your nose.

syukuri hidung Anda.

Our sense of smell is what brings nuance to what we eat.

Indra penciuman kita yang membawa nuansa pada apa yang kita makan.