The paradox of value - Akshita Agarwal

Translator: Maria Nainggolan Reviewer: Bias Ayu

Imagine you're on a game show, and you can choose between two prizes:

Bayangkan kamu sedang berada dalam acara permainan dan dapat memilih antara

dua hadiah:

a diamond

sebuah berlian

or a bottle of water.

atau sebotol air.

It's an easy choice.

Pilihan yang mudah.

The diamonds are clearly more valuable.

Berlian tentunya lebih bernilai.

Sekarang, bayangkan kamu diberikan pilihan yang sama lagi,

Now imagine being given the same choice again,

only this time, you're not on a game show,

namun kali ini, bukan di acara permainan,

but dehydrated in the desert after wandering for days.

melainkan kamu sedang dehidrasi di padang gurun selama berhari-hari.

Do you choose differently?

Akankah kamu memilih kebalikannya?

Why? Aren't diamonds still more valuable?

Mengapa? Tidakkah berlian masih lebih bernilai?

This is the paradox of value,

Inilah paradoks nilai,

famously described by pioneering economist Adam Smith.

yang dijelaskan oleh ahli pelopor ekonomi Adam Smith

And what it tells us is that defining value is not as simple as it seems.

dan apa yang diberitahunya

adalah mendefinisikan nilai tidak segampang kelihatannya.

On the game show, you were thinking about each item's exchange value,

Pada acara permainan, kamu memikirkan nilai tukar setiap barang,

what you could obtain for them at a later time,

apa yang nantinya dapat kamu raih dari barang tersebut,

but in an emergency, like the desert scenario,

namun pada keadaan darurat, seperti skenario gurun pasir,

what matters far more is their use value,

yang lebih penting adalah nilai gunanya,

how helpful they are in your current situation.

betapa bergunanya barang tersebut di situasi kamu sekarang.

And because we only get to choose one of the options,

Dan karena kita hanya bisa memilih satu pilihan,

we also have to consider its opportunity cost,

kita juga harus mempertimbangkan biaya kesempatan,

or what we lose by giving up the other choice.

atau apa yang hilang dengan menyerahkan pilihan lain.

After all, it doesn't matter how much you could get from selling the diamond

Akhirnya, tidak masalah berapa banyak yang kamu dapat dari menjual berlian

if you never make it out of the desert.

jika kamu tidak dapat keluar dari gurun pasir.

Most modern economists deal with the paradox of value

Kebanyakan ahli ekonomi modern berurusan dengan paradoks nilai

by attempting to unify these considerations

dengan mencoba menyatukan pertimbangan-pertimbangan ini

di bawah konsep utilitas,

under the concept of utility,

seberapa besar sesuatu memuaskan keinginan atau kebutuhan seseorang.

how well something satisfies a person's wants or needs.

Utility can apply to anything from the basic need for food

Utilitas dapat diterapkan di berbagai hal dari kebutuhan makanan

to the pleasure of hearing a favorite song,

hingga kesenangan dari mendengar lagu favorit,

and will naturally vary for different people and circumstances.

dan secara alami berbeda-beda untuk setiap orang dan keadaan.

A market economy provides us with an easy way to track utility.

Sebuah pasar ekonomi menyediakan cara yang mudah untuk melihat utilitas.

Put simply, the utility something has to you

Mudahnya, utilitas sesuatu pada dirimu direfleksikan dengan

is reflected by how much you'd be willing to pay for it.

seberapa besar kamu bersedia membayar untuknya.

Now, imagine yourself back in the desert,

Sekarang, bayangkan kembali dirimu di gurun pasir,

only this time, you get offered a new diamond or a fresh bottle of water

namun kali ini, kamu ditawarkan berlian baru dan sebotol air segar

every five minutes.

setiap lima menit.

If you're like most people, you'll first choose enough water to last the trip,

Jika kamu seperti kebanyakan orang, kamu akan memilih air yang cukup

and then as many diamonds as you can carry.

dan banyak berlian yang dapat kamu bawa.

This is because of something called marginal utility,

Ini disebabkan oleh utilitas marjinal,

and it means that when you choose between diamonds and water,

dan ketika kamu memilih antara berlian dan air,

you compare utility obtained from every additional bottle of water

kamu membandingkan utilitas yang didapatkan dari setiap botol air tambahan

to every additional diamond.

dengan setiap berlian tambahan.

And you do this each time an offer is made.

Dan anda melakukan ini setiap saat penawaran dilakukan.

The first bottle of water is worth more to you than any amount of diamonds,

Botol air pertama lebih berharga bagimu daripada jumlah berlian manapun,

but eventually, you have all the water you need.

namun akhirnya, kamu akan mendapatkan air yang kamu butuhkan.

After a while, every additional bottle becomes a burden.

Setelah sekian lama, setiap botol tambahan menjadi sebuah beban.

That's when you begin to choose diamonds over water.

Itulah saat kamu mulai memilih berlian ketimbang air.

And it's not just necessities like water.

Dan berlian bukanlah kebutuhan seperti air.

When it comes to most things, the more of it you acquire,

Pada kebanyakan benda, semakin banyak yang kamu dapatkan,

the less useful or enjoyable every additional bit becomes.

semakin kurang berguna atau nikmat setiap tambahan dari sesuatu.

This is the law of diminishing marginal utility.

Inilah hukum pengurangan utilitas marjinal.

You might gladly buy two or three helpings of your favorite food,

Kamu mungkin senang membeli dua atau tiga porsi makanan favoritmu,

but the fourth would make you nauseated,

namun porsi yang keempat akan membuatmu mual,

and the hundredth would spoil before you could even get to it.

dan porsi keseratus akan basi sebelum kamu memakannya.

Or you could pay to see the same movie over and over until you got bored of it

Atau kamu mungkin membayar untuk menonton film yang sama hingga kamu bosan

or spent all of your money.

atau telah menghabiskan semua uangmu.

Either way, you'd eventually reach a point

Apapun itu, kamu telah mencapai sebuah titik

where the marginal utility for buying another movie ticket became zero.

yaitu utilitas marjinal untuk membeli tiket film lainnya

menjadi nol.

Utility applies not just to buying things, but to all our decisions.

Utilitas tidak hanya berlaku pada saat kamu membeli barang, melainkan semuanya.

And the intuitive way to maximize it and avoid diminishing returns

Dan cara intuitif untuk memaksimalkannya dan menghindari pengurangan

is to vary the way we spend our time and resources.

adalah dengan meragamkan cara kita menghabiskan waktu dan sumber kita.

After our basic needs are met,

Setelah kebutuhan dasar kita terpenuhi,

we'd theoretically decide to invest in choices

secara teori kita akan memutuskan menginvestasi

pada pilihan hingga ke titik mereka berguna atau menyenangkan

only to the point they're useful or enjoyable.

Of course, how effectively any of us manage to maximize utility in real life

Tentunya, seberapa efektif cara kita mengatur pemaksimalan utilitas

is another matter.

dalam kehidupan adalah hal lain.

But it helps to remember that the ultimate source of value comes from us,

Namun, ia membantu kita mengingat sumber nilai pokok datang dari kita,

the needs we share,

kebutuhan yang kita bagi,

the things we enjoy,

hal-hal yang kita nikmati,

and the choices we make.

dan pilihan yang kita buat.