Jackie Tabick: The balancing act of compassion

Translator: Sabina Satriyani Puspita Reviewer: Zulfikar Yurnaidi

One of my favorite cartoon characters is Snoopy.

Salah satu tokoh kartun kesukaan saya adalah Snoopy.

I love the way he sits and lies on his kennel and contemplates the great things of life.

Saya suka caranya duduk dan berbaring di atas kandangnya sambil merenungkan hal-hal besar dalam hidup.

So when I thought about compassion,

Maka saat saya berpikir tentang belas kasih,

my mind immediately went to one of the cartoon strips,

saya langsung teringat dengan salah satu kartun stripnya

where he's lying there and he says,

di mana sambil berbaring, ia berkata,

"I really understand, and I really appreciate

"Aku sangat mengerti dan menghargai pendapat

how one should love one's neighbor as one love's oneself.

bahwa orang harus mencintai sesamanya seperti ia mencintai dirinya sendiri.

The only trouble is the people next door; I can't stand them."

Masalahnya satu, tetangga sebelah. Aku tidak tahan dengan mereka."

This, in a way, is one of the challenges

Inilah kurang lebih salah satu tantangan

of how to interpret a really good idea.

dalam menafsirkan sebuah gagasan yang sangat baik.

We all, I think, believe in compassion.

Menurut saya, kita semua percaya akan kekuatan belas kasih.

If you look at all the world religions, all the main world religions,

Jika Anda melihat semua agama besar di dunia,

you'll find within them some teaching concerning compassion.

Anda akan temukan sejumlah ajaran di dalamnya berbicara tentang belas kasih.

So in Judaism, we have, from our Torah,

Jadi dalam kitab Taurat ajaran Yudaisme tertulis

that you should love your neighbor as you love yourself.

bahwa kita harus mencintai sesama seperti kita mencintai diri kita sendiri.

And within Jewish teachings, the rabbinic teachings, we have Hillel,

Dalam ajaran Yahudi, ajaran para Rabi, terdapat Hillel

who taught that you shouldn't do to others what you don't like being done to yourself.

yang mengajarkan kita untuk tidak melakukan sesuatu yang tidak kita inginkan orang lain lakukan terhadap kita.

And all the main religions have similar teachings.

Dan semua agama besar memiliki ajaran serupa.

And again, within Judaism,

Kembali ke Yudaisme,

we have a teaching about God,

ada ajaran tentang Tuhan

who is called the compassionate one, Ha-rachaman.

sebagai Maha Pengasih, Ha-rachaman.

After all, how could the world exist without God being compassionate?

Lagipula, bagaimana bisa dunia tercipta tanpa Tuhan yang penuh kasih?

And we, as taught within the Torah that we are made in the image of God,

Dan seperti yang diajarkan dalam Kitab Taurat, kita diciptakan sesuai dengan citra Tuhan,

so we too have to be compassionate.

maka kita pun harus berbelas kasih.

But what does it mean? How does it impact on our everyday life?

Namun apa arti dari pernyataan ini? Apa pengaruhnya terhadap hidup kita sehari-hari?

Sometimes, of course, being compassionate

Tentunya, berbelas kasih terkadang

can produce feelings within us that are very difficult to control.

dapat menimbulkan berbagai perasaan yang sulit dikendalikan dalam diri kita.

I know there are many times when I've gone and conducted a funeral,

Beberapa kali saat saya pergi memimpin upacara pemakaman,

or when I have been sitting with the bereaved, or with people who are dying,

atau sedang duduk dengan orang yang sedang berduka atau sekarat,

and I am overwhelmed by the sadness, by the difficulty,

saya ikut terlarut dalam kesedihan, kesulitan,

the challenge that is there for the family, for the person.

serta tantangan yang dihadapi oleh keluarga atau orang itu.

And I'm touched, so that tears come to my eyes.

Dan saya tersentuh hingga meneteskan air mata.

And yet, if I just allowed myself to be overwhelmed by these feelings,

Namun jika saya membiarkan diri terbawa oleh perasaan ini,

I wouldn't be doing my job --

saya tidak akan bisa melakukan kewajiban saya,

because I have to actually be there for them

sebab saya harus betul-betul ada untuk mereka

and make sure that rituals happen, that practicalities are seen to.

dan memastikan keberjalanan adat agama dan prakteknya.

And yet, on the other hand, if I didn't feel this compassion,

Meskipun demikian, di sisi lain, kalau saya tidak berbelas kasih,

then I feel that it would be time for me to hang up my robe

saya rasa sudah waktunya bagi saya untuk menggantungkan jubah

and give up being a rabbi.

dan mengundurkan diri sebagai rabi.

And these same feelings are there for all of us as we face the world.

Perasaan-perasaan inilah yang muncul setiap saat kita berhadapan dengan realita.

Who cannot be touched by compassion

Siapa yang tidak dapat tersentuh oleh belas kasih,

when we see the terrible horrors of the results of war,

saat kita melihat hal-hal mengerikan yang diakibatkan perang,

or famine, or earthquakes, or tsunamis?

atau bencana kelaparan, gempa, dan tsunami?

I know some people who say

Saya tahu sejumlah orang akan berkata

"Well, you know there's just so much out there -- I can't do anything,

"Terlalu banyak bencana di luar sana. Aku takkan bisa berbuat apa-apa.

I'm not going to even begin to try."

Aku bahkan tidak akan mulai mencobanya."

And there are some charity workers who call this compassion fatigue.

Beberapa pekerja sosial menyebut ini sebagai kelelahan belas kasih.

There are others who feel they can't confront compassion anymore,

Lainnya berpikir mereka tidak dapat mengatasi lagi perasaan belas kasih ini,

and so they turn off the television and don't watch.

hingga televisi pun mereka matikan dan berhenti menonton.

In Judaism, though, we tend to always say, there has to be a middle way.

Tetapi dalam Yudaisme, kita cenderung mengatakan pasti ada jalan tengahnya.

You have to, of course, be aware of the needs of others,

Tentunya, Anda perlu menyadari pentingnya hidup bersama,

but you have to be aware in such a way that you can carry on with your life

namun Anda harus menyadarinya sedemikian rupa sehingga Anda dapat menjalani hidup Anda

and be of help to people.

dan tetap membantu meringankan beban orang.

So part of compassion has to be an understanding of what makes people tick.

Jadi, pemahaman atas apa yang membuat orang tersinggung harus menjadi bagian dari belas kasih.

And, of course, you can't do that unless you understand yourself a bit more.

Tentunya Anda tidak dapat berbuat demikian tanpa pemahaman atas diri sendiri.

And there's a lovely rabbinic interpretation of the beginnings of creation,

Ada sebuah penafsiran Rabi yang indah tentang awal mula penciptaan

which says that when God created the world,

yakni dikatakan bahwa saat Tuhan menciptakan dunia,

God thought that it would be best to create the world

Tuhan berpikir bahwa cara terbaik untuk menciptakan dunia

only with the divine attribute of justice.

hanyalah dengan keadilan yang ilahi.

Because, after all, God is just.

Karena memang Tuhan itu Maha Adil.

Therefore, there should be justice throughout the world.

Maka, keadilan harus ada di seluruh dunia.

And then God looked to the future and realized,

Lalu Tuhan melihat masa depan dan menyadari bahwa

if the world was created just with justice, the world couldn't exist.

jika dunia hanya diciptakan dengan keadilan, maka dunia takkan bisa bertahan.

So, God thought, "Nope, I'm going to create the world just with compassion."

Tuhan lalu berpikir, "Tidak, Aku akan menciptakan dunia hanya dengan belas kasih."

And then God looked to the future and realized that,

Lalu Tuhan melihat masa depan dan menyadari bahwa,

in fact, if the world were just filled with compassion,

sebetulnya, jika dunia hanya penuh dengan belas kasih,

there would be anarchy and chaos.

akan terjadi kekacauan dan anarki.

There had to be limits to all things.

Setiap hal memerlukan batasan.

The rabbis describe this as being like a king

Para rabi menggambarkan hal ini ibarat seorang raja

who has a beautiful, fragile glass bowl.

yang memiliki sebuah mangkuk kaca yang indah dan mudah pecah.

If you put too much cold water in, it will shatter.

Jika Anda terlalu banyak menuangkan air dingin, mangkuk akan pecah.

If you put boiling water in, it will shatter.

Jika Anda menuangkan air panas, mangkuk akan pecah.

What do you have to do? Put in a mixture of the two.

Apa yang harus Anda lakukan? Tuangkanlah air campuran dari keduanya.

And so God put both of these possibilities into the world.

Maka Tuhan pun memasukkan kedua kemungkinan ini ke dunia.

There is something more though that has to be there.

Namun ada hal lain yang juga harus ada di sana.

And that is the translation of the feelings

Yakni penafsiran perasaan-perasaan

that we may have about compassion

yang kita miliki tentang belas kasih,

into the wider world, into action.

ke dunia yang lebih luas, ke dalam perbuatan.

So, like Snoopy, we can't just lie there

Kita tidak bisa hanya berbaring seperti Snoopy,

and think great thoughts about our neighbors.

dan memikirkan hal-hal besar tentang tetangga kita.

We actually have to do something about it.

Kita perlu melakukan sesuatu.

And so there is also, within Judaism, this notion of love and kindness

Maka, juga dalam Yudaisme, ada sebuah gagasan tentang cinta dan kebaikan

that becomes very important: "chesed."

yang menjadi sangat penting. Chesed.

All these three things, then, have to be melded together.

Ketiga hal tersebut harus disatukan.

The idea of justice, which gives boundaries to our lives

Gagasan tentang keadilan, yang memberikan batas-batas dalam hidup kita

and gives us a feeling of what's right about life, what's right about living,

dan memberikan kita perasaan tentang apa yang benar dalam kehidupan, dalam menjalani hidup,

what should we be doing, social justice.

apa yang seharusnya kita lakukan, keadilan sosial.

There has to be a willingness to do good deeds,

Harus ada kerelaan dalam berbuat baik,

but not, of course, at the expense of our own sanity.

tetapi tentunya juga tidak dengan mengorbankan diri sendiri.

You know, there's no way that you can do anything for anyone

Anda tidak mungkin bisa berbuat apapun untuk orang lain,

if you overdo things.

jika Anda melakukannya secara berlebihan.

And balancing them all in the middle is this notion of compassion,

Menyeimbangkan kesemuanya, itulah gagasan dari belas kasih ini.

which has to be there, if you like, at our very roots.

Yang seharusnya sudah ada sejak kita lahir.

This idea of compassion comes to us

Gagasan belas kasih ini datang kepada kita

because we're made in the image of God,

karena kita diciptakan sesuai dengan citra Tuhan.

who is ultimately the compassionate one.

Yang Maha Pengasih.

What does this compassion entail?

Apakah yang diperlukan untuk dapat berbelas kasih?

It entails understanding the pain of the other.

Belas kasih memerlukan pengertian akan penderitaan orang lain.

But even more than that,

Namun lebih dari itu,

it means understanding one's connection to the whole of creation:

ini juga berarti pengertian akan keterkaitan seseorang dengan seluruh ciptaan,

understanding that one is part of that creation,

pengertian bahwa setiap orang adalah bagian dari penciptaan,

that there is a unity that underlies all that we see,

bahwa ada sebuah kesatuan di balik semua hal yang kita lihat,

all that we hear, all that we feel.

kita dengar, kita rasakan.

I call that unity God.

Saya menyebut kesatuan itu sebagai Tuhan.

And that unity is something that connects all of creation.

Kesatuan yang menghubungkan semua penciptaan.

And, of course, in the modern world, with the environmental movement,

Dan tentunya di dunia modern, dengan adanya gerakan lingkungan,

we're becoming even more aware of the connectivity of things,

kita menjadi semakin sadar akan keterkaitan hal-hal,

that something I do here actually does matter in Africa,

bahwa apa yang saya lakukan di sini sebenarnya berpengaruh bagi Afrika,

that if I use too much of my carbon allowance,

jika saya menggunakan terlalu banyak karbon,

it seems to be that we are causing

sepertinya kita dapat menyebabkan

a great lack of rain in central and eastern Africa.

sangat jarangnya air hujan di Afrika tengah dan timur.

So there is a connectivity,

Jadi terdapat keterkaitan.

and I have to understand that -- as part of the creation,

Dan saya harus dapat mengerti hal itu, sebagai bagian dari bagian ciptaan,

as part of me being made in the image of God.

sebagai bagian dari diri saya yang diciptakan sesuai dengan citra Tuhan.

And I have to understand that my needs

Dan saya harus mengerti bahwa kebutuhan saya

sometimes have to be sublimated to other needs.

terkadang harus dialihkan untuk kebutuhan lain.

This "18 minutes" business, I find quite fascinating.

Saya merasa ide ceramah 18 menit ini sangat menarik.

Because in Judaism, the number 18, in Hebrew letters,

Sebab dalam Yudaisme, kata atau nomer 18 dalam abjad Ibrani,

stands for life -- the word "life."

berarti "kehidupan".

So, in a sense, the 18 minutes is challenging me to say,

Jadi, dengan kata lain, 18 menit ini menantang saya untuk berkata

"In life, this is what's important in terms of compassion."

bahwa dalam hidup, hal inilah yang penting dalam berbelas kasih,

But, something else as well:

namun ada pula hal penting yang lain.

actually, 18 minutes is important.

Sebetulnya 18 menit itu penting.

Because at Passover, when we have to eat unleavened bread,

Sebab di hari Paskah Yahudi, saat kita harus memakan roti tanpa ragi,

the rabbis say, what is the difference between dough that is made into bread,

para rabi menyebutkan apa perbedaan antara adonan yang dibuat menjadi roti,

and dough that is made into unleavened bread, or "matzah"?

dan adonan yang dibuat untuk menjadi roti tanpa ragi, matzah.

And they say "It's 18 minutes."

Perbedaannya adalah 18 menit.

Because that's how long they say it takes for this dough to become leaven.

Karena itulah lama waktu yang diperlukan untuk membuat adonan menjadi ragi.

What does it mean, "dough becomes leaven"?

Apa arti dari adonan menjadi ragi?

It means it gets filled with hot air.

Itu berarti adonan dipenuhi dengan udara panas.

What's matzah? What's unleavened bread? You don't get it.

Apa itu matzah? Apa itu roti tanpa ragi? Anda tidak mengerti.

Symbolically, what the rabbis say is that at Passover,

Secara simbolis, para rabi ingin berkata bahwa saat Paskah Yahudi,

what we have to do is try to get rid of our hot air -- our pride,

kita harus mencoba untuk menghilangkan udara panas, kesombongan dalam diri kita,

our feeling that we are the most important people in the whole entire world,

perasaan bahwa kitalah orang terpenting di seluruh dunia,

and that everything should revolve round us.

dan segalanya harus berputar di sekitar kita.

So we try and get rid of those,

Maka kita perlu mencoba untuk menyingkirkan hal-hal itu,

and so doing, try to get rid of the habits, the emotions, the ideas

dalam melakukannya, cobalah untuk hilangkan kebiasaan, emosi, serta pikiran

that enslave us, that make our eyes closed, give us tunnel vision

yang memperbudak kita, menutup mata kita, memberikan kegelapan

so we don't see the needs of others --

sehingga kita tidak bisa melihat kebutuhan akan orang lain,

and free ourselves and free ourselves from that.

bebaskanlah diri kita dari semua itu.

And that too is a basis for having compassion,

Hal tersebut juga merupakan dasar untuk memiliki belas kasih,

for understanding our place in the world.

untuk mengerti kedudukan kita di dunia.

Now there is, in Judaism, a gorgeous story

Dalam Yudaisme, ada sebuah cerita yang indah

of a rich man who sat in synagogue one day.

tentang seorang kaya yang pada suatu hari duduk di sinagoga.

And, as many people do, he was dozing off during the sermon.

Dan, seperti orang kebanyakan, ia tertidur saat khotbah.

And as he was dozing off, they were reading from the book of Leviticus in the Torah.

Saat ia tertidur, orang-orang sedang membaca kitab Imamat dalam kitab Taurat.

And they were saying that in the ancient times in the temple in Jerusalem,

Dan mereka berkata bahwa di masa kuno dalam rumah ibadah di Yerusalem,

the priests used to have bread,

para pendeta biasanya memiliki roti,

which they used to place into a special table in the temple in Jerusalem.

yang biasa mereka letakkan di atas meja khusus dalam rumah ibadah Yerusalem.

The man was asleep, but he heard the words bread, temple, God, and he woke up.

Pria itu tertidur, tapi ia mendengar kata-kata 'roti', 'rumah ibadah', 'Tuhan', dan ia pun terbangun.

He said, "God wants bread. That's it. God wants bread. I know what God wants."

Ia berkata,"Tuhan menginginkan roti. Itu dia. Tuhan menginginkan roti. Aku tahu apa yang Tuhan inginkan."

And he rushed home. And after the Sabbath, he made 12 loaves of bread,

Lalu ia berburu pulang. Dan setelah hari Sabat, ia membuat 12 loyang roti,

took them to the synagogue, went into the synagogue,

membawanya dan masuk ke sinagoga,

opened the ark and said, "God, I don't know why you want this bread, but here you are."

membuka tabut dan berkata, "Tuhan, aku tidak tahu mengapa Engkau menginginkan roti ini, tapi inilah dia."

And he put it in the ark with the scrolls of the Torah.

Lalu ia letakkan roti itu di dalam tabut dengan gulungan kitab Taurat.

Then he went home.

Kemudian ia pulang.

The cleaner came into the synagogue.

Petugas kebersihan memasuki sinagoga.

"Oh God, I'm in such trouble. I've got children to feed.

"Ya Tuhan, aku sedang dalam kesusahan. Aku harus memberi makan anak-anakku.

My wife's ill. I've got no money. What can I do?"

Istriku sakit. Aku tidak punya uang. Apa yang dapat kulakukan?"

He goes into the synagogue. "God, will you please help me?

Ia memasuki sinagog. "Sudikah Tuhan menolongku?"

Ah, what a wonderful smell."

Ah, betapa sedap aromanya."

He goes to the ark. He opens the ark.

Ia menuju ke arah tabut dan membukanya.

"There's bread! God, you've answered my plea. You've answered my question."

"Ada roti! Tuhan, Kau telah menjawab permohonan dan pertanyaanku."

Takes the bread and goes home.

Ia mengambil roti itu dan pulang.

Meanwhile, the rich man thinks to himself,

Sementara itu, orang kaya itu berpikir,

"I'm an idiot. God wants bread?

"Bodohnya aku. Tuhan menginginkan roti?

God, the one who rules the entire universe, wants my bread?"

Tuhan yang menguasai seluruh alam semesta menginginkan rotiku?"

He rushes to the synagogue. "I'll get it out of the ark before anybody finds it."

Ia berburu ke sinagoga. "Aku akan mengambil roti itu dari tabut sebelum ada yang menemukannya."

He goes in there, and it's not there.

Sampai di sana, roti itu sudah tidak ada.

And he says, "God, you really did want it. You wanted my bread.

Lalu ia berkata,"Tuhan, Kau sungguh menginginkannya. Kau menginginkan rotiku.

Next week, with raisins."

Minggu depan, dengan kismis, ya."

This went on for years.

Hal ini berlanjut bertahun-tahun.

Every week, the man would bring bread with raisins,

Setiap minggu, pria itu membawa roti kismis,

with all sorts of good things, put it into the ark.

beserta makanan enak lainnya, dan meletakkannya di dalam tabut.

Every week, the cleaner would come. "God you've answered my plea again."

Setiap minggu, penjaga kebersihan akan datang. "Tuhan, Kau menjawab permohonanku lagi."

Take the bread. Take it home.

Ia mengambil roti tersebut dan membawanya pulang.

Went on until a new rabbi came. Rabbis always spoil things.

Ini berlanjut terus sampai datangnya rabi baru. Rabi-rabi selalu datang merusak.

The rabbi came in and saw what was going on.

Rabi itu datang dan melihat apa yang sedang terjadi.

And he called the two of them to his office.

Lalu ia memanggil kedua orang itu ke kantornya.

And he said, you know, "This is what's happening."

Ia lalu berkata, "Seperti inilah yang terjadi."

And the rich man -- oh, dear -- crestfallen.

Pria kaya itu sunguh sangat kecewa.

"You mean God didn't want my bread?"

"Maksudmu Tuhan tidak menginginkan rotiku?"

And the poor man said, "And you mean God didn't answer my pleas?"

Pria miskin itu berkata, "Dan maksudmu Tuhan tidak menjawab permohonanku?"

And the rabbi said, "You've misunderstood me.

Rabi itu berkata, "Kalian tidak mengerti maksudku."

You've misunderstood totally," he said.

"Kalian betul-betul salah mengerti," katanya.

"Of course, what you are doing," he said to the rich man,

"Tentunya, apa yang Anda lakukan,"katanya kepada pria kaya,

"is answering God's plea that we should be compassionate.

"adalah menjawab permohonan Tuhan supaya kita berbelas kasih."

And God," he said to the poor man, "is answering your plea

"Dan Tuhan," katanya pada si miskin, "menjawab permohonanmu

that people should be compassionate and give."

supaya orang berbelas kasih dan memberi."

He looked at the rich man. He held the rich man's hands and said,

Ia memandangi pria kaya itu, memegang tangannya dan berkata,

"Don't you understand?" He said, "These are the hands of God."

"Tidakkah Anda mengerti?" katanya, "Inilah tangan-tangan Tuhan."

So that is the way I feel:

Maka itulah yang saya rasakan,

that I can only try to approach this notion of being compassionate,

saya hanya dapat mencoba untuk mendekati gagasan tentang berbelas kasih,

of understanding that there is a connectivity, that there is a unity in this world;

dengan mengerti bahwa ada keterkaitan dan kesatuan di dunia ini,

that I want to try and serve that unity,

di mana saya ingin mencoba melayani kesatuan ini,

and that I can try and do that by understanding, I hope,

dan saya berharap untuk dapat mencoba melakukannya dengan memahami,

trying to understand something of the pain of others;

mencoba memahami penderitaan orang lain,

but understanding that there are limits, that people have to bear responsibility

namun juga memahami bahwa batasan itu ada, bahwa setiap orang harus bertanggung jawab

for some of the problems that come upon them;

atas sejumlah masalah yang mereka hadapi sendiri,

and that I have to understand that there are limits to my energy,

dan saya harus mengerti bahwa tenaga saya terbatas

to the giving I can give.

untuk memberikan apa yang dapat saya beri.

I have to reevaluate them,

Saya harus mengevaluasi kembali,

try and separate out the material things

mencoba memisahkan hal-hal duniawi

and my emotions that may be enslaving me,

dan perasaan-perasaan yang mungkin memperbudak saya,

so that I can see the world clearly.

sehingga saya dapat melihat dunia dengan jelas.

And then I have to try to see in what ways

Lalu saya harus mencoba untuk melihat cara-cara apa

I can make these the hands of God.

yang dapat membuat kedua tangan ini menjadi tangan-tangan Tuhan.

And so try to bring compassion to life in this world.

Maka cobalah untuk membawa belas kasih ke dalam hidup kita di dunia ini.